All Chapters of Antara Gairah dan Dendam Tuan Muda : Chapter 11 - Chapter 20
27 Chapters
Bab 11
"Apa kamu mau pergi lagi malam ini sayang? " Laura menghadang suaminya yang bersiap keluar dari kamarnya. "Bukan urusan kamu. "Balas Liam. "Tapi aku istrimu sayang, tidak salah kan kalau aku ingin tahu urusan kamu. " Ucap Laura masih berdiri menghadang Liam. "Heeh iya itu untuk istri orang lain, tidak berlaku untukmu. " Ucap Liam sinis. "Sayang kenapa kamu berubah seperti ini sayang? tolong katakan dan maafkan aku kalau aku punya salah kepadamu. " Pinta Laura memelas. "Kamu memang tidak salah, tapi ayahmu punya kesalahan besar yang tidak pernah termaafkan buatku, dan kamu harus ikut membayarnya. " Batin Liam sambil menatap tajam kepada perempuan yang baru dua hari di nikahi nya. "Kenapa kamu diam Liam? jawab pertanyaan ku. " Laura kembali meminta jawaban. Liam tetap diam tak menjawab pertanyaan Laura, namun menyingkirkan Laura darin hadapan nya "Minggir, jangan menghalangi jalanku. " Ucap Liam kemudian keluar dari kamarnya. Liam berjalan keluar kamar menuju sebuah kamar yang te
Read more
Bab 12
Laura berjalan tergesa sambil terus berbicara dengan seseorang di telephon. "Awww..."Hompir saja ponsel nya terlepas dari tangannya saat seseorang menabrak nya."Ada apa denganmu Laura , sampai harus terburu-buru seperti ini" Tanya lelaki yang tak lain adalah Liam suaminya. "Maaf maafkan aku sayang , aku tergesa-gesa ." jawab Laura ."Semua orang juga bisa melihat kalau kamu sedang tergesa-gesa, tapi bukan itu pertanyaanku, apa yang membuat kamu harus tergesa-gesa seperti ini?" sindir Liam sambil mengulangi pertanyaan nya." Aku harus ke rumah sakit sekarang sayang. " jawab Laura dengan mata berkaca-kaca. "Kamu sakit?" tanya Liam ."Tidak sayang bukan aku , tapi papaku mengalami kecelakaan dan sekarang sedang berada di rumah sakit umum. " Jawab Laura. "Ohh.. " Respon Liam kemudian terdiam. "Kalau begitu bolehkah aku pergi sekarang?" ucap Laura."Oke." jawab Liam cepat. "Apa kamu tidak ingin melihat keadaan papa juga sayang? " tanya Laura. "Ehhmm sepertinya tidak, aku lelah. " J
Read more
Bab 13
"Bagus, aku akan memberikannya pembayaran atas kerjamu kali ini. " Laura menyentuh pundak sang suami yang sedang berbicara dengan seseorang di telepon. "Siapa yang berbicara denganmu sayang? " "Ohh.. bukan siapa-siapa hanya seorang rekan bisnisku. " balas Liam. Laura menarik nafas panjang lalu membuangnya kasar melalui mulut nya. "Kalau kamu sedang ada urusan, tinggalkan saja aku di sini sendiri. " ucap Laura. "Tidak apa, aku sudah menyuruh orang ku untuk menghandel pekerjaan ku sementara. " Balas Liam. Laura tersenyum, kemudian berjalan menuju kursi tunggu., sementara Liam mengekori nya di belakang kemudian ikut duduk di samping Laura. "Dimana ibumu? apakah sudah pulang? " tanya Liam ketika melihat hanya tinggal Laura saja yang berada di sana. "Iya, aku memintanya untuk pulang, karena kulihat Mama Lucy terlihat sangat lelah. " balas Laura. "Hemm... " Liam tersenyum mendengar balasan Laura. "kenapa? apa ada yang lucu? " tanya Laura. "Aku hanya heran mendengar mu menyebut i
Read more
Bab 14
"Papa.. syukurlah papa tidak kenapa kenapa, aku sangat khawatir pa. " Laura memeluk tubuh ayahnya yang masih terbaring lemah di ranjang ruangan VVIP rumah sakit. "Tenanglah sayang, kamu lihat sendiri kan kalau keadaan papa baik-baik saja, tidak ada yang perlu kamu khawatirkan putriku sayang. " balas Nicholas sambil membelai rambut pirang putri nya. "Aku sangat takut saat mendengar papa mengalami kecelakaan. " ucap Laura setelah menegakkan tubuh nya duduk di kursi di samping ranjang ayahnya. "Heh.. sudah sudah jangan khawatir papa baik-baik saja. " balas Nicholas Sanders. "Apa yang and rasakan sekarang tuan? " Liam ikut menyahut. "Masih sedikit pusing Liam, tapi aku sudah merasa jauh lebih baik. " balas Nicholas. "Syukur lah tuan. ""Ha.. ngomong-ngomong kenapa kamu masih memanggilku seperti itu Liam, aku ini adalah papa mertua mu. " ucap Nicholas sambil tersenyum. "Ehh.. iya Tuan.. ehh maksud saya papa. " ucap Liam terbata. Dalam hati Liam mengutuk karena harus menyebut manusi
Read more
Bab 15
"Jadi bagaimana hasil penyelidikan mu ? apa kamu sudah mendapatkan petunjuk tentang siapa yang sudah merusak rem mobil Nicholas Sanders. " tanya Liam kepada David orang kepercayaannya." saya sudah meminta rekaman CCTV dari rumah keluarga Sanders, sayangnya mereka mengatakan bahwa CCTV di halaman rumah tersebut sudah lama rusak. " balas David."Lalu? ""Tapi saya sudah memeriksa rekaman CCTV dari jalanan dan juga beberapa Tetangga yang tinggal di sekitar rumah keluarga Sanders, Tapi anehnya tidak ada satupun rekaman yang menunjukkan aktivitas yang mencurigakan, saya juga memperhatikan Siapa saja yang keluar masuk ke rumah tersebut, tapi saya tidak melihat orang asing yang masuk ke rumah itu." David menjelaskanLiam diam sambil menatap tajam David yang sedang bercerita kepada nya, sambil tangan nya bergerak memainkan pulpen dan mengetuk- ngetukkan di meja nya. "Jadi artinya orang dari dalam rumah itu sendiri yang sudah merusak rem mobil Nicholas Sanders. " Liam berpendapat. "Bisa di
Read more
Bab 16
"Apakah sudah masuk semua sayang? " tanya nyonya Lucy kepada sang putri yang sedang memasukkan semua pakaian suaminya ke dalam koper. "Sudah ma. " Balas Laura. "Pastikan jangan sampai ada yang tertinggal ya sweetie. " Ucap nyonya Lucy sambil menepuk pelan punggung Laura. "Iya ma. " balas Laura. "Terima kasih sayang, kamu sudah mau menjemput papa. " Nicholas Sanders yang sedari tadi duduk di ranjang menunggu anak dan istrinya mengemasi seluruh barangnya, bersuara. "Bukan apa-apa itu pa, yang jelas sekarang ini aku bahagia sekali karena akhirnya papa benar-benar pulih dan dokter sudah mengijinkan papa untuk pulang. " Balas Laura di ikuti senyuman tulus. "Betul kata putrimu, aku bahagia sekali kamu bisa keluar dari rumah sakit hari ini. " sahut nyonyah Lucy. Keluarga kecil itu saling menatap dan melempar senyum, mereka terlihat sangat bahagia, tidak tampak sama sekali bahwa sebenarnya ada orang yang sedang menyimpan dendam kepada mereka. "Selamat siang. " Suara tegas dari beberap
Read more
Bab 17
Drrrttt Drrrttt.. Liam melirik ke arah ponsel yang di letakkan nya di meja kerja nya, sebuah nama tertulis di layar nya yang berkedip-kedip. "Untuk apa dia menghubungiku. " Batin Liam enggan menerima panggilan tersebut. Drrrttt Drrrttt DrrrtttPonsel tersebut terus bergetar, rupanya sang penelpon memiliki sesuatu yang penting yang ingin fi sampai kan kepada Liam. "Angkat saja tuan, barangkali ada hal yang penting. " Ucap orang kepercayaan Liam yang masih berada di hadapan nya itu. "oke." Jawab Liam singkat sambil meraih ponsel tersebut. "Ada apa Laura? " tanya Liam tanpa mengucapkan salam pembukaan. "Sayang tolong papa. " ucap Laura dengan suara sengau seperti habis menangis. "Ada apa? kenapa dengan papamu? " tanya Liam. "Papa dibawa polisi. " Balas Laura. "Hah polisi? " Liam berpura-pura terkejut, padahal dirinya sedang tersenyum lebar saat ini. "Iya sayang, tolong papa , sekarang aku sedang berada di kantor polisi. " "Memangnya apa yang di lakukan oleh papamu sampai poli
Read more
Bab 18
"Ada apa denganmu Laura? " Tanya Liam kepada Laura yang sedang duduk terisak di sisi ranjangnya. Liam melihat tangan Laura yang masih memegang ponsel yang masih menyala, artinya dia baru berbicara dengan seseorang di telepon. "Papa.. " Ucap Laura kemudian menangis tidak melanjutkan kalimat nya. "Ada apa dengan papamu? " "Papa meninggal. " Jawab Laura semakin tersedu. "Hah Meninggal? " Liam tersentak dengan berita yang baru di dengarnya dari sang istri. "Iya.. Mama Lucy baru memberitahuku kalau papa meninggal di penjara? " Liam duduk di samping Laura, ada perasaan tidak tega melihat perempuan itu menangis, kemudian meraih Laura di pelukan nya. "Padahal tadi waktu aku meninggalkan nya , papa terlihat sangat baik, bahkan dokter juga mengatakan bahwa keadaan papa sudah sehat. " Ucap Laura dengan sedu sedan tangisan yang membuat hati Liam terenyuh. **********Liam berdiri di depan jasad lelaki yang paling di bencinya di dunia ini, sementara Laura tak henti menangisi kematian ayahn
Read more
Bab 19
"Jadi perempuan itu sudah tahu tentang Olivia, tapi kenapa dia tidak menghalangi pernikahan ku dengan Laura saat itu. " Batin Liam sambil menatap tajam Lucy yang berjalan menjauh darinya. "Aneh, kalau memang dia tahu tentang perselingkuhan antara suaminya dengan adikku, harusnya dia menolak aku menjadi menantu di keluarga ini, dan sepertinya tidak ada yang aneh dengan hubungan rumah tangga Nicholas dan Lucy, semuanya tampak baik-baik saja. " Liam terus membatin hal yang menurutnya tidak biasa tersebut. "Hiks.. Hiks... " Perhatian Liam beralih kepada sumber suara tangisan yang berasal dari dalam kamar Laura. Kepala Liam mendongak ke dalam kamar, dilihatnya perempuan cantik itu sedang duduk di tepi ranjang sambil tertunduk menangis. Liam melangkah masuk ke dalam kamar, kemudian menutup pintu kamar istrinya tersebut. Ada rasa iba melihat Laura yang terlihat begitu terpukul, dilihat dengan kasat mata saja jelas terlihat bahwa hati perempuan itu sedang hancur berkeping-keping. Liam
Read more
Bab 20
Laura benar-benar tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi pada Liam, baru semalam dirinya merasa telah di perlakukan sebagai ratu oleh suaminya, dan hampir saja dia percaya bahwa Liam benar-benar sudah kembali seperti Liam yang di kenalnya dulu. Namun kenyataan sama sekali berbeda dengan yang di harapkan nya, bahkan saat ini di mobil, Liam sama sekali tak mengucapkan sepatah kata pun. "Sayang, kalau memang aku bersalah kumohon maafkan aku. " Ucap Laura, kemudian meraih salah satu tangan Liam yang terletak di samping persneling mobil nya. "Hah? kenapa? " Liam terperanjat dari lamunannya, dan langsung menarik tangannya begitu menyadari Laura sedang menautkan jemarinya di tangan Liam. "Apakah aku melakukan kesalahan? " Tanya Laura lagi. "Ohh.. sudahlah aku sedang tidak ingin membahasnya sekarang. " Jawab Liam tanpa menoleh sama sekali ke arah Laura yang saat ini sedang menatap nya. "Tapi sayang... ""Cukup.. aku sudah bilang tidak ingin membahasnya. " Hampir saja air mata Laura
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status