Lahat ng Kabanata ng Menikahi Suami Palsu: Kabanata 21 - Kabanata 30
50 Kabanata
Bab 21
Atmosfer apartemen tak lagi menjadi tempat ternyaman bagi Wendy semenjak tahu kalau Bimo sudah berpaling. Bahu yang sebelumnya selalu menjadi tempat bersandar pun kini terasa asing di saat lelaki itu masih mendambakan perempuan pujaannya sendiri. Tak luput pula senyum juga sentuhan candu yang kini dirindukan Wendy juga turut lenyap tanpa bekas. Sekarang, bagi Bimo semuanya tentang Risya. Perempuan tak tahu diri itu nyatanya berhasil membangun tembok yang memisahkan Wendy dan Bimo. Ah, tidak! Justru Risya membuat lubang besar sehingga Wendy tak dapat merangkak untuk meraih perhatian sang suami lagi. Kini dia seperti sedang berada dalam kubangan besar yang akan selalu menyeret kembali ketika berhasil menapak satu tingkat lebih tinggi untuk menyadarkan bahwa Risya hanyalah masa lalu yang tak patut dikenang lagi. Selain itu, Wendy seakan termakan jebakan sendiri jika sejatinya manusia bisa menaruh sebuah rasa walau lidah berkata tidak. Sebesar apa pun pendirian Wendy untuk memfokuskan d
Magbasa pa
Bab 22
Beberapa hari setelah dirawat di rumah sakit, akhirnya Risya diperbolehkan pulang dengan arahan untuk kosumsi beberapa vitamin selama masa pemulihan termasuk kapsul memperlancar ASI. Usai melahirkan, produksi ASI Risya tidak seberapa banyak padahal hal tersebut sangat penting bagi bayi. Oleh karena itu, dokter yang menangani maupun perawat memberi saran kepada Risya untuk membeli pompa ASI. Gadis bergigi gingsul itu hanya melenggut mendengar penjelasan tenaga medis tersebut. Dalam hati, sebenarnya dia cukup stres akibat memikirkan sang suami yang tidak kunjung muncul untuk mendampingi. Dia sampai malu sendiri setiap kali dokter datang menanyakan keberadaan Hendra, malah Bimo yang datang sebagai tameng. Pastinya banyak spekulasi buruk yang menerpa orang-orang terhadap dirinya bukan?Sementara sang sous chef terpaksa meminta ijin lagi kepada atasan karena tak rela berpisah dengan pujaan hati. Bagai terbius akan kenangan yang enggan sirna, dia berkorban untuk mengurus semua administrasi
Magbasa pa
Bab 23 (21+)
"Mbak ... Mbak!" seru Astrid menepuk bahu kanan Wendy."Eh, i-iya, ada apa?" ucap Wendy gelagapan dan meneruskan menguleni adonan danish pastry--sejenis croissant berbentuk lingkaran atau pita yang berasal dari Denmark--yang sempat terhenti. Buru-buru dia menutup campuran tepung terigu, ragi, gula, margarin, hingga susu bubuk dengan serbet lembap untuk didiamkan selama satu jam. Astrid memicingkan mata, mengamati ekspresi wajah Wendy yang tak bersemangat seperti biasanya. Dia hendak meraba-raba apa yang sedang merisaukan benak perempuan cantik itu. Padahal kemarin, Wendy tampak biasa-biasa saja malah sempat bercanda dengan beberapa kru dapur yang kepergok menjalin cinta lokasi.Sementara yang diperhatikan justru salah tingkah, berpura-pura mencuci tangan di wastafel tanpa mengucapkan satu kata pun. Jargon yang biasanya diucapkan Wendy di pintu masuk dapur kini seolah tak berarti. Kepalanya dipenuhi ucapan Bimo tentang pernikahan kontrak yang tidak bisa mengubah perasaan lelaki itu pa
Magbasa pa
Bab 24
Spanduk berwarna keemasan terpasang melintang di atas pintu masuk hotel D'amore. Rangkaian balon bercorak senada seperti silver, hitam, hingga emas tampak mengelilingi photo booth berlatar biru indigo yang disediakan pihak penyelenggara. Menyorot tulisan 'SELAMAT ULANG TAHUN D'AMORE!' dengan lampu spotlight mengisyaratkan penginapan bintang lima ini bersinar layaknya kerlip gemintang. Setidaknya, selama satu dekade penuh D'amore selalu konsisten menyenangkan hati para tamu yang menginap ataupun sekadar menggelar acara besar. Selain itu, tak luput pula beberapa karangan bunga dari perusahaan maupun pejabat setempat turut menghiasi halaman hotel.Sementara bagi karyawan, perhelatan akbar ini akan diwarnai perlombaan agar hubungan antara atasan dan bawahan semakin rekat. Ditambah acara makan bersama, menggelar tikar-tikar di pinggir pantai Sawangan yang diakhiri pesta lampion. Khusus tahun ini, perayaan itu dibarengi deepavali--festival cahaya--sebagai bentuk toleransi umat Hindu. Berbed
Magbasa pa
Bab 25
Gadis lencir itu berdiri di sana, melambaikan tangan bagai orang tanpa dosa menunjukkan diri di tempat yang seharusnya semua orang tak perlu tahu. Walau mengenakan masker dan kardigan ungu, Bimo hafal siapa sosok itu. Apalagi ada bayi berusia beberapa bulan tengah terlelap dalam gendongan bergambar beruang yang dibelikannya. Yang jadi pertanyaan dalam kepala Bimo adalah ada urusan apa Risya sampai jauh-jauh datang ke sini? Dia berpaling, mengawasi sekitar berharap istrinya tidak menangkap basah kedatangan gadis yang paling dibenci di dunia. Meski tidak menunggu di restoran melainkan di lobi hotel, tetap saja jantung Bimo berdetak tak karuan, takut Wendy mengamuk lagi seperti kemarin. Begitu Bimo datang, Risya langsung memeluk sang mantan hingga pemandangan itu sedikit menjadi atensi petugas resepsionis. Buru-buru sang sous chef melepaskan dekapan sehangat mentari itu lantas bertanya, "Kamu kok ada di sini?""Emang kenapa? Enggak boleh?" Risya melempar pertanyaan balik lalu melengkung
Magbasa pa
Bab 26
Wendy berjalan cepat menghampiri seorang perempuan berdandan nyentrik sedang duduk menyandarkan punggung ke kursi seraya melipat tangan di dada begitu angkuh. Di depannya, ada sepiring banana split mulai mencair, segelas mocktail mango splash masih utuh, dan ayam bakar Taliwang. Dalam hati, Wendy penasaran apakah hidangan dingin itu tidak bisa mendinginkan kepala tamu sampai-sampai matanya memancarkan laser merah ke semua orang? Barker yang menemani Wendy menemui tamu tersebut berbicara sopan menunjuk kepada sang pastry chef bahwa keluhannya akan ditampung. Lantas dia berpaling ke Wendy dan berkata, "Tadi ibu ini komplain kalau banana split kita ini ada helai rambut, Mbak Wen.""Kalau enggak percaya, lihat aja tuh!" tunjuk perempuan itu dengan dagu seakan jijik atas hidangan yang disajikan pihak hotel. "Katanya bintang lima, kok jorok? Mana minumannya juga enggak enak!"Sekuat tenaga Wendy menahan sabar untuk tidak menggampar wajah congkak tamunya dengan piring berbentuk lonjong. Dia
Magbasa pa
Bab 27
Bimo baru balik ke apartemen sekitar jam tujuh malam selepas mengantar Risya kembali ke hotel. Meski mengiring sang mantan sampai ke D'amore, dia tak ikut masuk ke dalam untuk berjaga-jaga jika ada seseorang memotret dirinya diam-diam. Walau hanya duduk berdua di pinggir pantai Mengiat sembari ditemani kelapa muda dan masakan laut seperti gurami bakar beserta sambalnya, tak melenyapkan senyum lebar di wajah berseri-seri Bimo. Terutama saat bertukar cerita di masa lampau, Bimo begitu antusias kala Risya mengajaknya kembali ke kehidupan mereka sebelum semua ini terjadi. Euforia yang ditimbulkan Risya mengakibatkan setiap darah mengalir di badan Bimo berdesir lebih cepat, menciptakan gejolak memenuhi diafragmanya. Semburat merah di pipi mewakili betapa hati lelaki itu mengalami musim semi tanpa henti. Bahkan senyum di bibirnya tak berhenti mengembang begitu saja. Risya dan kenangan indah mereka adalah hal yang tidak akan pernah dilewatkan Bimo seumur hidup. Mereka sudah terpatri dalam b
Magbasa pa
Bab 28
Kristal bening masih mengalir deras walau otaknya memaksa untuk berhenti menangisi penderitaannya. Namun, sebagai perempuan punya hati nurani, Wendy merasa manusia paling menyedihkan di dunia. Dia hanya bisa terisak dalam diam dan merangkul kedua lutut membiarkan hangatnya senja mendekapnya sebentar. Matanya sudah bengkak seperti orang disengat puluhan lebah sampai-sampai untuk melihat sekitar pun terasa pedih, begitu pula hidung mancung Wendy yang terus mengeluarkan cairan bening hingga dua kotak tisu tak bisa mengeringkannya. Dia menengadah, memohon kepada semesta supaya rasa sakit ini segera sirna. Bisakah?Dia sudah tersandung karma. Terjebak dalam lubang besar yang tidak seorang pun bisa menariknya kembali. Wendy mengakui bahwa dirinya jatuh cinta pada lelaki yang salah. Mengira kalau perasaan semu itu hanya muncul sebatas kebiasaan satu rumah dengan Bimo ternyata makin lama makin nyata. Sekarang, dia terpaksa menelan pil pahit. Bimo tidak pernah ada rasa untuknya. Semua tentan
Magbasa pa
Bab 29
Seharian ini hotel D'amore disibukkan dengan beragam acara untuk memanjakan tamu pada perhelatan puncak hari ini. Yang menjadikannya unik adalah pesta lampion nanti malam sembari menikmati indahnya gemerlap langit di atas pantai Sawangan. Sekarang restoran indoor maupun outdoor dipadati perut-perut lapar butuh asupan energi yang tidak hanya memanjakan lidah tapi juga mata. Sementara dapur berubah menjadi tonggak tercapainya pesta besar tersebut di mana Bimo dan Chef Teguh menampilkan menu terbaru berkonsep gastronomi molekuler.Seperti yang diharapkan Bimo, idenya langsung mengundang rasa penasaran tamu VIP. Lihat saja mata-mata di sana terpukau atas atraksi chef Teguh mempresentasikan olahannya yang tidak bisa dibayangkan oleh orang awam. Sajian tersebut mampu mengacau penglihatan manusia. Ada batu hitam berukuran agak besar dari kerikil di atas cobek yang ternyata berisi baby potato dilapisi charcoal dan dicocol ke lilin. Tak disangka lilin tersebut mengandung butter yang di bawahny
Magbasa pa
Bab 30
Dia nyaris terlena dalam pagutan yang menyiratkan luapan emosi jikalau tidak disadarkan akan sikap labil Bimo. Didorong dada bidang Bimo hingga nyaris terjungkal sementara orang-orang memandangnya penuh tanda tanya. Ketut malah melongo bukan main seolah menjilat ludah setelah mencampakkan Wendy. Ditahan kepalan tangannya untuk tidak menghajar Bimo karena paham bahwa urusan mereka bukanlah sesuatu yang patut dicampuri. Sorot tajam Wendy mengarah ke arah wajah penuh kemurkaan itu, mengabaikan desas-desus yang mulai masuk ke telinga. Mereka menjadi atensi tapi merasa kalau dunia ini berhenti berputar menyisakan manusia sedang terjerembab masalah. Desiran angin yang menggoyangkan anak rambut Wendy tak lantas menguapkan betapa meradang hatinya mendapat perlakuan seperti itu. Andai tidak ada orang ketiga di antara mereka, mungkin wendy akan bersuka cita menerima cumbuan panas Bimo yang sudah menjadi candu untuknya. Ekor mata Wendy menangkap gadis berbaju toska dengan bayi dalam gendongan
Magbasa pa
PREV
12345
DMCA.com Protection Status