All Chapters of Terjebak Gairah Si Bos Mesum: Chapter 201 - Chapter 210
248 Chapters
Memberitahu Kebenarannya
“Cheryl!”Ketika Cheryl berharap yang datang itu adalah Revanno, tapi ternyata ia salah. Yang datang justru adalah Daniel. Jujur saja, Cheryl tidak begitu mengingat tentang pria bernama Daniel itu. Tapi yang ada dalam ingatannya saat ini adalah Daniel itu salah satu orang yang biasanya berada di klub bersama Revanno.“Sedang apa kamu di sini?” Daniel langsung bertanya ketus.Berbeda dengan Nathan yang masih bisa mengendalikan perasaan tidak sukanya. Daniel justru secara terang-terangan menunjukkan perasaan tidak sukanya itu di hadapan Cheryl secara langsung.Cheryl hanya bisa mengernyit. Ia merasa ada yang aneh dengan pertanyaan Daniel.“Kamu bilang sedang apa? Tentu saja untuk menemui Revanno. Aku tahu, kalau kalian ini teman-temannya Revanno. Dan pasti kalian juga tahu kalau aku ini tunangannya Revanno,” ujar Cheryl secara lantang.Daniel seketika langsung mengepalkan kedua tangannya. Cukup. Sudah cukup
Read more
Menjelang Hari Pernikahan
Starla menatap cincin yang melingkar di jari manisnya. Masih tidak menyangka kalau cincin itu benar-benar telah melekat di sana. Starla teringat saat Revanno bersama Ayah dan Kakeknya datang ke rumahnya untuk melakukan acara lamaran itu secara resmi. Ketika Papanya memberi izin Revanno untuk menikahinya. Dan rupanya Revanno tidak membuang-buang waktu. Pria itu menyiapkan semuanya dengan cepat. Setelah mengingat perjalanan yang Starla dan Revanno lewati, rasanya Starla ingin tertawa sekaligus menangis. Tertawa karena banyak hal lucu yang terjadi antaranya dan juga Revanno. Dan menangis karena ternyata dialah pria yang menjadikan Starla sebagai ratu dalam hidupnya, menangis bahagia tentu saja. Pria yang selama ini Starla anggap gila ternyata adalah pria yang akan menjadi pendamping hidupnya. Pria yang benar-benar memastikan segala kenyamanan dan kebutuhan Starla kelak terpenuhi dengan baik. Pria yang selalu Starla impikan untuk ia miliki selamanya. Dan ternyata Tuhan mewujudkannya.Ti
Read more
Berharap Yang Terakhir Kalinya
“Oh, iya. Undangan pernikahan kita juga sudah aku urus, Starla. Jadi besok kamu sudah bisa mengirim undangan itu ke teman-temanmu.” Kata Revanno saat mobilnya berhenti di sebuah lampu merah.“Aku nggak butuh undangan itu, Revanno,” sahut Starla yang langsung menatap Revanno.“Kenapa?” Pria itu bertanya bingung.“Em … ya, nggak butuh saja. Lagipula aku kan nggak punya banyak teman. Satu-satunya teman yang aku miliki hanya Vania. Dan aku rasa, Vania nggak butuh undangan itu untuk datang ke acara pernikahan kita,” jelas Starla.Revanno yang mendengarnya langsung mengulurkan tangan, dan mengusap-usap puncak kepala Starla. “Siapa bilang temanmu hanya Vania? Lalu Stevani, Nathan dan Daniel itu kamu anggap apa? Mereka juga teman-temanmu,” ujar Revanno masih mengusap puncak kepala Starla.Starla langsung tersenyum. “Ah, iya … aku lupa,” balasnya sambil meringis. “Kalau begitu undangan untuk mereka aku titipkan ke kamu saja.
Read more
Hari Pernikahan
Pagi itu Revanno tampak gugup bukan main. Berulang kali ia melirik jam di pergelangan tangannya. Keringat terus mengalir tanpa henti. Ujung sepatunya ia ketuk cepat ke lantai dan terus begitu. Rasanya menunggu calon istrinya yang tak kunjung datang adalah hal tergugup yang pernah Revanno rasakan.Para tamu berdatangan, memasuki gedung gereja yang megah itu. Semua tampak sedang bahagia, kecuali Revanno yang masih gelisah sendiri.Upacara pemberkatan pengantin segera di mulai, Starla datang berbalut gaun pengantin yang mengguntai indah. Bahunya terbuka hingga menampilkan leher jenjangnya. Wajahnya tertutup veil, namun kecantikan selalu terpancar dari sana. Revanno berdecak, wanitanya benar-benar cantik saat ini.Setelah itu, kedua mempelai mengucapkan janji suci perkawinan agar selalu setia dalam ikatan suci itu. Suasana bahagia bercampur haru menjadi satu. Upacara pemberkatan berlangsung begitu hikmat dan mengena.Sore harinya, Revanno dan Starla sedang berada dalam perjalanan menuju
Read more
Waktunya Memakanmu, Sayang
“Berengsek! Aku benar-benar benci panggilan itu. Tapi aku sudah nggak bisa berbuat apa-apa lagi.”Saga tampak menggeram karena kesal. Sementara Revanno hanya mengulum senyum, menatap Saga yang masih tampak mengendalikan emosinya. Lalu, tak lama kemudian pria itu kembali menatap Revanno.“Oke. Terserah apapun hubungan kita. Yang jelas aku hanya ingin memperingatkan satu hal padamu,” ujar Saga bersungguh-sungguh.“Yups! Apa itu, Kakak ipar?” Revanno bertanya semangat.Saga kembali mengumpat saat Revanno memanggilnya dengan panggilan itu lagi. Ia mengacak rambut, sebelum kemudian menunjuk wajah Revanno dengan telunjuknya.“Ingat, Berengsek! Sekali saja kamu berani menyakiti Starla. Aku nggak akan pernah membiarkanmu kabur. Aku pasti akan mengejar dan membunuhmu pada hari itu juga,” ancam Saga serius.Ancaman yang cukup membuat tubuh Revanno menjadi tegang. Tapi bukankah Revanno sudah sering di ancam begitu oleh Saga?“Hm, kamu bisa percaya padaku. Aku nggak akan pernah menyakiti Starla,
Read more
Round Three?
Starla hanya mampu mendongakkan kepalanya ketika merasakan jari Revanno memenuhi pusat tubuhnya.Dengan seringai nakal, Revanno menggerakkan dengan sangat amat lambat. Hal ini tentu saja menyiksa Starla. Wanita itu sekuat tenaga menggigit bibir bawahnya. Tubuhnya terus bergoyang menahan gejolak gairah yang semakin membuncah. Rasanya Starla ingin sekali mengumpati Revanno yang keterlaluan sudah memperlakukannya seperti ini.“Revanno … l-lebih c-cepaaat ….” Rintih Starla dengan wajahnya yang tampak merah padam.Revanno tersenyum penuh kemenangan mendengar Starla yang memohon.“Sabar, Sayang,” bisik Revanno dengan suara berat yang seksi. Revanno meniup kedua puncak dada Starla hingga istrinya itu mendesah tidak karuan. Lalu mempercepat tempo gerakan jarinya. Wajah Starla benar-benar membuat Revanno tidak tahan.“Revanno!”Cairan hangat seketika membanjiri jemari Revanno sebelum mengali
Read more
Ini Di Depan Publik!
Matahari sudah menembus gorden kamar pengantin baru itu sejak tadi. Jam sudah menunjuk ke angka sepuluh. Namun, baik Revanno maupun Starla masih asik menikmati mimpi indah mereka. Atau mungkin masih merasa lelah?Perlahan Starla membuka matanya dan pemandangan indah hadir tepat di depan wajahnya. Revanno tertidur dengan pulas di sampingnya. Napas Revanno membuat Starla sedikit merasa geli dan berniat membangunkan pria itu.“Revanno, bangun,” panggil Starla sedikit bergerak. “Akkh!” Pekiknva tertahan ketika merasakan sakit di sekitar pangkal pahanya.Revanno bangun dengan mata yang terlihat masih mengantuk. la menoleh pada Starla, tersenyum dan mengecup pipi istrinya mesra.“Selamat pagi, istri. Ada apa?” Tanya Revanno sambil tersenyum.“Sepertinya kamu benar-benar berhasil membuatku nggak bisa berjalan, ya.” Starla merasa kesal. Dan Revanno justru merasa senang.“Sepertinya kita perlu melakukannya lagi pagi ini, Starla. Bagaimana?”Dengan cepat Starla mencubit kecil pinggang Revanno.
Read more
Maldives
“Revanno, kita harus pulang terlebih dahulu. Aku belum menyiapkan pakaianku.”“Sudah aku atur semuanya, Sayang.” Revanno mengecup pipi Starla.Mereka berjalan beriringan, masuk ke dalam pesawat. Dua orang pramugari cantik menyambut mereka dengan ramah. Starla dapat melihat jelas, pramugari itu beberapa kali mencuri pandang ke arah Revanno. Dan ia sama sekali tidak menyukai itu.“Kita akan kemana?” Tanya Starla yang langsung memeluk pinggang Revanno manja.“Maldives.”Starla mengangguk. “Kita ingin honeymoon, kan? Bukan urusan pekerjaan?”Revanno terkekeh lalu menarik Starla ke pangkuannya. “Aku nggak punya pekerjaan apapun di sana.”“Tumben sekali,” cibir Starla.“Bisnisku sudah terlalu banyak, Starla. Kasihan mereka yang ingin membuka bisnis. Bisa-bisa bangkrut kalau bersaing denganku,” ujar Revanno dengan sombong.Starla memutar bola matanya dan berniat untuk bangkit. Namun, Revanno sudah lebih dulu menahan pinggangnya. Pria itu menatap Starla dalam. la menarik dagu Starla, hingga k
Read more
Sensasi Dari Madu Dingin
“Halo? Ini Revanno, kan?”Gleg!Ludah Revanno seolah menyangkut, dan butuh tenaga ekstra untuk menelannya.Dengan segera, Revanno menempelkan ponselnya ke telinga Starla.“Halo?” Kini Starla yang bersuara.“Starla? Itu tadi Revanno, kan?”Starla menahan tawa ketika mendengar sebuah suara dari seberang telepon. “Iya. Dia sedang berbicara dengan anak buahnya, Pa,” jawab Starla sambil tersenyum.Revanno menghela napas lega mendengar jawaban istrinya. Jantungnya masih berdegup kencang, mengingat betapa bodoh dirinya sampai membentak mertuanya sendiri. Tapi, masih tidak dapat di pungkiri bahwa Revanno memang merasa terganggu saat ini.Beberapa menit kemudian, Starla menyudahi pembicaraan dengan Papanya. Lalu ia meletakkan ponsel Revanno ke atas nakas.“Papa bilang apa?” Tanya Revanno penasaran. Terlebih saat beberapa kali tadi ia mendengar Starla dan Andra menyebut-nyebut namanya dalam perbincangan.“Katanya jangan terlalu giat membuat bayi,” jawab Starla santai.“Kamu yakin?” Revanno ter
Read more
Beberapa Bulan Berlalu
Beberapa bulan berlalu ….“Sepertinya nggak, Revanno.”“Lihat saja dulu.”Revanno dan Starla sudah seperti orang bodoh yang memperhatikan testpack. Starla belum datang bulan sampai sekarang. Ia sudah terlambat lebih dari satu minggu. Tapi Starla tidak ingin juga pergi untuk periksa. Wanita itu bilang mungkin saja ia tidak hamil. Namun, Revanno tetap memaksa untuk tes menggunakan testpack.Revanno yang pergi membeli testpack ke apotek karena Starla tidak ingin ikut.“Kamu tahu sendiri, jadwal datang bulanku itu memang suka terlambat,” ujar Starla. “Lihat saja dulu.” Revanno kembali membujuk.Starla tetap tidak mau melihat testpack-nya dan memilih memeluk Revanno. Starla sedang duduk di meja wastafel, kedua kaki dan tangannya memeluk Revanno. Sementara Revanno berdiri di antara kakinya. Revanno sendiri memegangi testpack dan memelototi benda itu, sambil menunggu.“Nggak, 'kan?” Tanya Starla pelan.“Iya, nggak,” jawab Revanno pelan.Starla mendesah. Revanno tahu istrinya juga kecewa.“
Read more
PREV
1
...
1920212223
...
25
DMCA.com Protection Status