All Chapters of Terjebak Gairah Si Bos Mesum: Chapter 61 - Chapter 70
248 Chapters
Ketakutan Starla
Sejak kejadian siang tadi sampai saat ini Starla masih diam dan menolak untuk menceritakan apa yang ia rasakan kepada Revanno. Meskipun beberapa kali pria itu terus bertanya apa yang terjadi. Tapi tetap saja Starla masih enggan untuk berkata jujur.“Kamu yakin nggak apa-apa?” Revanno kembali menanyakan hal itu ke Starla.Saat ini mereka sedang berdiri di depan pintu apartemen Starla. “Aku nggak apa-apa.” Lagi-lagi hanya itu jawaban Starla. Wanita itu segera membuka pintu apartemennya lalu melangkah masuk. Namun, sebelum menutup pintu ia kembali bersuara. “Sepertinya malam ini aku butuh istirahat. Jadi kalau bisa aku mohon, jangan ganggu aku terlebih dahulu.”Revanno menaikkan sebelah alisnya. Kenapa sikap Starla jadi aneh sekali? Pikirnya dalam hati.“Baiklah. Kebetulan aku juga sudah ada janji dengan Daniel malam ini,” ucap Revanno berbohong.Memangnya sejak kapan Revanno pernah membuat janji dengan Daniel? Sejujurnya Revanno ingin menuntaskan hasrat yang sempat tertunda sejak pagi
Read more
Seperti Anjing Dan Kucing
Starla, Saga dan Revanno berjalan beriringan keluar dari gedung apartemen. Tentu saja di antara kedua pria itu tidak ada yang ingin mengalah dan menjauh dari Starla.“Lebih baik pakai mobilku saja,” ujar Revanno menawarkan.Saga menggeleng. “Pakai mobilku saja.”Revanno langsung mendengus. “Aku sedang berbicara dengan Starla. Bukan denganmu,” sungutnya lalu kembali menatap ke arah Starla. “Pakai mobilku saja ya.”“Yang lebih dulu ingin pergi sarapan dengan Starla itu aku. Sedangkan kamu hanyalah orang nggak di undang yang tiba-tiba saja ikut dan langsung mengekoriku dengan Starla!” Ketus Saga.Mendengar hal itu tentu saja langsung membuat Revanno merasa meradang. Revanno ingin sekali bisa segera membalas kekesalannya pada Saga. Revanno sungguh tidak sabar menunggu hari di mana ia bisa menghajar Saga tanpa ampun. Tapi tentunya tidak di depan Starla.“Apa kamu lupa? Aku ini Bosnya Starla. Jadi terserah aku. Di sini aku
Read more
Tidak Rela Membiarkan Starla Bersama Saga
Saat ini Revanno tengah duduk sendirian di dalam ruang kerjanya. Berkali-kali pria itu tampak menghela napas seraya memasang wajah yang kesal. Perasaan Revanno benar-benar terganggu sejak kejadian pagi tadi. Dan hal yang paling mengganggunya adalah ketika Saga mengatakan kalau pria itu akan menemani Starla seharian ini. Ck! Mengingat Saga justru semakin membuat Revanno bertambah kesal dan membuat pekerjaannya menjadi berantakkan. “Sial! Pria pengganggu itu apa nggak punya pekerjaan? Berani-beraninya dia ingin menemani Starla seharian ini. Memangnya dia siapa?” Revanno mendengus. “Berani sekali dia mengataiku jangan sok perhatian. Lalu yang dia lakukan itu apa? Kalau juga bukan sok perhatian?” Revanno terus bergumam sendirian di dalam ruangannya. “Aku nggak bisa diam saja. Aku nggak rela membiarkan Starla berdua dengan pria seperti dia.” Revanno langsung berdiri dari tempat duduknya, berniat untuk keluar ruangan dan pulang ke apartemen. Namun, saat langkahnya hendak mencapai pintu
Read more
Hari Keberuntungan Revanno
Saga merasa di kejutkan oleh bunyi dering ponselnya yang tiba-tiba saja mengganggu acara berbincangnya dengan Starla. Karena tidak ingin merasa semakin terganggu, Saga pun akhirnya memilih untuk mengambil benda pipih yang ia letakkan di atas meja itu kemudian menjawab panggilannya. “Ya. Ada apa?” Tanya Saga begitu menempelkan ponsel itu ke telinganya. “.…“ Starla hanya bisa mengernyit sembari mengamati Saga yang mengusap wajahnya. Ekspresi pria itu tiba-tiba saja berubah setelah mendengar suara dari seberang teleponnya. “Baiklah. Aku akan kesana.” Saga lalu menutup panggilannya. Ia mendesah sambil menjatuhkan punggung ke sandaran sofa. “Kenapa?” Tanya Starla penasaran. “Ada masalah yang harus segera aku periksa. Tapi ….” Saga menatap Starla lekat. “Kalau aku pergi. Siapa yang akan menjagamu?” Ucapan Saga berhasil membuat Starla tertawa. Saga kenapa, sih? Kenapa harus sekhawatir itu pada dirinya? Memangnya i
Read more
Sebuah Kemajuan Hubungan
Ini hari libur dan Revanno baru ingat kalau Daniel mengundangnya untuk datang ke rumah barunya. Daniel mengatakan kalau orang tuanya selalu mendesak agar ia membeli rumah, supaya setelahnya ia bisa mendapatkan istri. Sementara Revanno hanya bisa tertawa ketika mengingat ucapan Daniel tersebut. Revanno sudah rapi dengan pakaian santainya. Dan karena ia tidak mempunyai pakaian di apartemen Starla, jadi begitu bangun tidur tadi ia harus kembali ke apartemennya untuk berganti pakaian. “Belum selesai?” Tanya Revanno saat memasuki kamar Starla. Wanita itu masih sibuk berdandan di depan kaca. “Sebentar lagi,” ujar Starla sambil mengaplikasikan maskara pada bulu matanya. “Ck! Nggak usah terlalu cantik!” Ketus Revanno. Dan hal itu justru berhasil membuat pipi Starla yang sudah di poles blush-on bertambah menjadi semakin memerah. Bagaimana bisa pria itu menyuruh Starla untuk tidak terlalu cantik? Sedangkan Revanno saat ini terli
Read more
Tamu Tak Di Undang
Starla mengerjap ketika sinar matahari mulai menembus jendela kamarnya. Melirik sekilas jam dinding yang sudah menunjukkan pukul enam pagi. Lalu pandangannya beralih ke sisi ranjangnya. Dimana Revanno masih terlelap dengan begitu pulasnya tanpa sehelai pakaian apapun. Hanya selimut yang menutup tubuh pria itu. Begitupun juga dengan tubuh Starla.“Eeuuugghh.” Starla meregangkan tubuhnya sejenak sebelum beranjak untuk membersihkan diri. Rasanya seluruh tubuhnya begitu remuk. Semalam Revanno benar-benar tidak memberinya ampun. Tapi meskipun begitu Starla tetap menikmati permainannya semalam. Bahkan permainannya semalam terasa begitu berbeda dari biasanya. Revanno yang biasanya mengutamakan nafsunya entah semalam hal itu tidak di rasakan oleh Starla sama sekali. Dan justru Starla merasa kalau permainan Revanno semalam benar-benar penuh dengan perasaan dan kasih sayang.Apa benar begitu?Starla segera melangkah menuju kamar mandi. Beberapa men
Read more
Menghabiskan Waktu Bersama Di Apartemen
“Ayolah, Revanno. Jangan munafik. Kamu sebut tanganku kotor, tapi nyatanya tangan kotorku ini bisa membuat sesuatu dari balik handukmu ini mengeras,” ujar Cheryl sengaja sambil melirik ke arah Starla. Cheryl lalu tersenyum ke arah Starla dan Revanno secara bergantian. Tangan Starla terkepal kuat seiring dengan tatapan yang Cheryl berikan. Wanita itu memang sengaja memancing emosinya. Tanpa mengatakan apapun Starla langsung masuk begitu saja ke dalam apartemennya. Melewati Revanno yang masih berdiri di tengah-tengah pintu. Cheryl berdecih. “Nggak sopan sekali sekretarismu.” “Jaga bicaramu!” Ketus Revanno. Ia melirik sekilas ke dalam lalu kembali menatap Cheryl yang tengah tersenyum di depannya. “Aku rasa kamu yang jauh lebih nggak sopan. Karena sejauh ini aku belum pernah menemui tamu berkelakuan busuk sepertimu.” “Revanno.” Cheryl hendak mendekati Revanno. Namun, dengan cepat pria itu menghindar. “Apa aku harus mengul
Read more
Termakan Ucapan Cheryl
Sejak Saga menerima panggilan penting dari anak buahnya, sampai hari ini ia masih terlihat sangat sibuk. Ia baru saja menyelesaikan urusan pekerjaannya. Dan saat ini Saga baru sempat makan siang sendirian di sebuah restoran yang terletak tidak jauh dari pusat kantornya. Ketika Saga tengah sibuk menyantap makanannya, tiba-tiba ia di kejutkan dengan kedatangan seseorang yang tak di undangnya sama sekali. “Hai, sepertinya kita pernah bertemu, ya?” Sapa orang tersebut. Ia berusaha terlihat ramah dan sok kenal sekali dengan Saga. Saga hanya melirik sekilas lalu memilih untuk melanjutkan acara makannya. “Sepertinya kamu nggak suka bertemu denganku,ya.” Saga kembali melirik orang tersebut. “Bisa jangan ganggu saya terlebih dahulu? Saya sedang makan!” Ketusnya dingin. Orang yang masih berdiri di depan meja Saga itu justru terkekeh. Dan tanpa meminta izin terlebih dahulu, ia langsung menarik kursi kosong yang ada di depan Saga dan ikut duduk di sana. “Baiklah. Aku bisa duduk dengan diam
Read more
Soal Perjodohan Lagi
“Revanno. Sudahlah. Hari sudah malam. Kita lanjutkan pekerjaannya besok saja.” Starla mendekati Revanno yang masih sibuk di meja kerjanya. Malam ini Starla dan Revanno masih berada di kantor, tepatnya di ruang kerja mereka. Pagi tadi Revanno baru saja menyetujui kerja sama dengan perusahaan baru yang cukup terkenal. Maka dari itu, malam ini Revanno memiliki beberapa tugas yang harus segera ia selesaikan. “Tanggung, Starla. Sedikit lagi.” Revanno masih terus fokus pada pekerjaannya. Diam-diam Starla mengamati Revanno yang tengah sibuk bekerja. Kalau di lihat-lihat pria bernama Revanno itu jauh lebih tampan dan manusiawi jika sedang fokus bekerja seperti saat ini. Wajahnya terlihat tenang dan serius. Tidak seperti biasanya yang mesum dan menyebalkan. “Tapi ini sudah malam. Kalau tahu akan seperti ini, lebih baik tadi aku pulang lebih dulu.” Starla kembali ke tempat duduknya. “Hm.” Revanno hanya bergumam. Starla memutar bola matanya. Pria itu selalu memaksanya untuk pulang bersama.
Read more
Di Dapur Atau Kamar?
Starla yang kebetulan belum tidur masih bisa mendengar dengan jelas suara pintu apartemennya yang terbuka. Apalagi saat ini ia masih menonton siaran televisi di ruang tengahnya. Kalau Starla baru tinggal di apartemennya beberapa hari mungkin ia akan langsung merasa ketakutan, karena mengira kalau yang datang itu maling atau sejenisnya. Tapi berhubung ia sudah hafal yang sering masuk ke apartemennya tanpa permisi itu siapa, jadi Starla memilih untuk tetap diam dan bersikap biasa saja.Dan benar dugannya, beberapa saat kemudian tubuh Revanno sudah muncul dari arah depan.“Kamu nggak lupa kan dimana letak kamarmu? Kenapa kamu selalu datang ke sini, sih?” Starla bertanya sewot.Ia melirik jam yang ada di atas nakas, sudah jam dua belas malam. Lalu pandangannya beralih lagi ke Revanno. Kemana saja pria itu tadi? Kenapa perginya hanya sebentar? Pertanyaan itu muncul dalam kepala Starla.“Aku lapar.” Revanno mendekati Starla dan langsung menjatuhkan tubuhnya di samping wanita itu.“Ya, lalu?
Read more
PREV
1
...
56789
...
25
DMCA.com Protection Status