Semua Bab PESONAMU MENJERATKU, TUAN CLEON!: Bab 21 - Bab 30
115 Bab
21. LUKA KARENA PENGKHIANATAN
Rio melihat Melodi diam terpaku. "Woi! Kok jadi bengong!""Jangan kebanyakan bengong! Nanti setan dengan senang hati masuk ke tubuh loe!" Lastri menepuk tangan Melodi."Nggak ada yang bengong!" jawab Melodi pura-pura.Rio melihat jam tangannya. "Sebentar lagi jam masuk. Gue cabut dulu ya!"Lastri mengernyitkan alisnya. "Kok cabut? Loe mau kabur?!""Yoi! Bye, see u again!" Rio segera pergi dengan terburu-buru.Lastri geleng-geleng kepala melihat punggung Rio semakin menjauh. "Dasar orang aneh! Sudah di dalam kelas, malah kabur!"Tidak lama datang guru pengajar, suasana yang riuh sekarang berganti menjadi hening. Semua murid mengikuti mata pelajaran yang sedang diterangkan guru mereka di depan.Waktu terus berjalan, satu per satu pelajaran telah terlewati. Jam pelajaran di hari itupun selesailah sudah. Semua murid bersuka cita menyambut suara bel yang meraung-raung menandakan jam pulang."Melodi," panggil Lastri sambil memasukkan semua bukunya ke dalam tas."Loe mau numpang pulang lagi?
Baca selengkapnya
22. BERTEMU DENGANNYA SELALU MEMBUAT CELAKA
Lastri dengan cepat segera turun dari atas sepeda motor. Napasnya hampir tercekik saking kagetnya dengan apa yang barusan terjadi. "Ya Tuhan. Ampuni dosaku," ucap Lastri di antara napasnya yang tersengal.Tidak jauh berbeda dengan Lastri, Melodi juga merasakan hal yang sama. Jantungnya berdetak sangat cepat disertai tangan yang gemetar luar biasa. "Ya Tuhan. Apa yang barusan terjadi?!"Lastri membuka helmnya, keringat langsung memenuhi seluruh keningnya. "Loe gila atau apa?! Bawa motor hampir membuat nyawa kita melayang! Gue masih pengen hidup!"Melodi turun dari sepeda motornya. "Gue juga kaget! Loe pikir gue pengen mati?" Melodi membuka helmnya. "Gila! Mobil siapa tadi hampir menabrak kita?!"Lastri langsung melihat sekelilingnya, tidak nampak ada orang, hanya terlihat mobil Fortuner hitam terparkir tidak jauh dari mereka. "Untung sepi!"Pintu mobil Fortuner terbuka, ke luar seseorang yang wajahnya sudah tidak asing lagi, langsung mendatangi Melodi dan Lastri. "Kalian tidak apa-apa?
Baca selengkapnya
23. MEMBUKA LUKA LAMA
Beberapa detik Cleon tertegun. Pandangannya tidak teralihkan dari wanita yang dulu pernah mengisi hari-harinya dengan penuh kegembiraan. Sampai saat di mana, dunianya yang indah berubah menjadi neraka. Pengkhianatan, ya pengkhianatan! Kembali terukir dipelupuk matanya, bagaimana Clara bercumbu rayu dengan temannya sendiri, Brian!Cleon langsung masuk ke dalam mobilnya, ketika Clara selesai menelepon dan membalikkan tubuhnya. Tanpa menunggu lama, bahkan seatbelt pun lupa dipasang, Cleon langsung menjalankan mobilnya pergi meninggalkan Clara yang masih berdiri."Sialan! Fuck! Brengsek!" Umpatan demi umpatan ke luar dari bibir Cleon, tangannya dengan kesal memukul setir untuk meluapkan segala amarahnya. Jalan raya begitu padat dengan kendaraan, tidak dihiraukan Cleon, mobil yang dilajukannya dengan mudah mendahului kendaraan lain sehingga banyak umpatan yang terlontar untuk dirinya. Cleon menuju ke apartemen David, sahabat sekaligus tangan kanannya yang selalu siap mendengarkan segala k
Baca selengkapnya
24. DALAM PERUTKU INI, ANAKMU!
"Apa begini, caranya menyambut tamu yang baru datang?! Tidak sopan!" Intan malah jalan melenggang menjauhi David kemudian duduk di depan Cleon."Brengsek!" David menarik tangan Intan. "Pergi dari sini!""Lepaskan! Aku hanya mampir sebentar! Ada yang ingin aku katakan padamu!" jawab Intan menarik kembali tangannya. "Kasar sekali!""Jangan menguji kesabaranku!" Bentak David marah.Intan mendongak melihat David yang berdiri. "Aku hanya sebentar di sini!" "Tidak ada yang memintamu duduk! Pergi dari sini!" David menarik pergelangan tangan Intan dengan kasar."Lepaskan!" teriak Intan, menarik pergelangan tangannya dari cengkraman jari jemari David."Brengsek! Dasar wanita ja ...." David habis kesabaran. Tangannya siap melayang hendak menampar wajah Intan, tapi Cleon segera melarangnya. "David!"Tangan David berhenti di udara, melihat Cleon. "Untuk apa kamu membelanya?! Dia wanita tidak tahu diri!""Aku tahu!" Cleon bangun dari duduknya, berjalan mendekati Intan. "Berapa yang kamu inginka
Baca selengkapnya
25. MANTAN DARI MASA LALU DATANG BERKUNJUNG
Melihat perubahan ekspresi Cleon, David jadi penasaran. "Ada apa?!"Ponsel yang masih tersambung dengan sekretarisnya, langsung diputus sambungan secara sepihak oleh Cleon. "Woi! Ada apa bro?!" tanya David lagi.Cleon bukannya menjawab, malah menyandarkan tubuhnya ke sandaran sofa, menghisap kembali rokoknya kuat-kuat. Tatapannya melihat ke langit-langit. Wajah kusut semakin bertambah kusut.David bangun dari duduknya untuk mengambil kembali minuman yang telah kosong. Diambilnya beberapa botol minuman lalu diletakkan di atas meja, di depan mereka berdua."Wanita sialan itu, sekarang berada di kantor," ucap Cleon.David lagi meneguk minumannya, hampir tersedak begitu mendengar apa yang diucapkan Cleon. "What?!""She is crazy!""Punya nyawa berapa wanita itu, sampai berani datang menemuimu." David geleng-geleng kepala tidak percaya.Cleon tersenyum sinis. "Dia sedang membangunkan macan tidur.""Atau mungkin saja, dia datang untuk minta maaf?!" Cleon mengisi gelas kosongnya dengan wine
Baca selengkapnya
26. GAIRAH MEMBARA KEMBALI
Brian tahu, Intan memang sengaja melakukan hal itu. "Maaf Intan. Bisa kamu sedikit menggeser duduknya. Aku tidak bisa bergerak."Intan tidak menggubrisnya, malah dengan sengaja menyandarkan tubuhnya pada lengan kokoh Brian. "Kenapa? Dulu, kamu paling senang, jika aku bersandar padamu.""Itu dulu. Sekarang sudah berbeda," jawab Brian mencoba tetap tenang agar tidak terpancing. "Sekarang di antara kita tidak ada apa-apa.""Iya, aku lupa," ujar Intan, tapi tidak bergeser sedikitpun. "Jadi, sekarang kamu tinggal di mana?" tanya Brian mengalihkan pembicaraan, karena lengannya sudah merasakan daging empuk di depan dada Intan mulai bersandar pada lengannya."Sudah tidak tinggal di tempat dulu lagi. Sewa apartemen semakin naik setiap bulan, aku tidak sanggup untuk membayarnya.""Bukankah, kamu meninggalkan ku karena punya laki-laki yang lebih kaya dariku?!" Brian tersenyum kecut, teringat kejadian dulu Intan pergi demi pria yang lebih banyak uang.Intan menghela napas. "Tidak seperti itu Bri
Baca selengkapnya
27. PERMAINAN PANAS DI KAMAR MANDI
Dengan sepatu high heels yang menghiasi kaki jenjangnya, Clara menapaki lantai marmer menuju ke arah lift yang berada di sudut. Dilihatnya kiri dan kanan, tidak nampak seorangpun berada di sekitarnya. "Tumben sepi," gumamnya pelan, kemudian masuk ke dalam lift yang akan membawanya ke lantai di mana apartemennya berada.TING!Pintu lift terbuka, Clara langsung ke luar menuju ke arah pintu apartemennya. Suara sepatu high heelsnya begitu berirama setiap kali menyentuh lantai yang dingin.Clara berdiri sejenak di depan pintu, melihat jam yang melingkar di tangannya. "Lama juga aku pergi." Clara menghela napas, merapikan sedikit rambut dan pakaiannya lalu jari jemari lentiknya menekan beberapa sandi pada layar untuk membuka pintu apartemennya. KLIK!Pintu terbuka. Suhu ruangan yang dingin langsung menyentuh kulitnya begitu kaki jenjangnya masuk ke dalam apartemen kemudian Clara menutup kembali pintunya."Brian!" panggil Clara melangkahkan kakinya mencari kekasihnya. Tidak ada jawaban, s
Baca selengkapnya
28. GAIRAH MEMBUAT LUPA SEGALANYA
Suara gemericik air yang ke luar dari shower seakan ikut menjadi irama dalam mengiringi desahan yang tidak terkontrol meluncur dari bibir Intan yang sudah bengkak akibat lumatan dan pagutan yang telah mereka berdua lakukan. Intan memejamkan matanya, ketika Brian dengan sesuka hati memainkan kedua bukit kembarnya. Bagaimana dirinya tidak berhenti mendesah jika bagian atas dan bawahnya digempur terus menerus secara bersamaan. Andai Brian tidak memeluk pinggangnya dan menopang kakinya dengan kuat, sudah dipastikan tubuhnya akan ambruk, lemas tidak berdaya ketika puncak kepuasan telah diraihnya.Brian memeluk erat tubuh Intan agar tidak jatuh lemas ke bawah. Seutas senyum tersungging dibibirnya ketika telah berhasil memuaskan Intan. "Kamu puas?" bisiknya sedikit serak ditelinga Intan ketika menjeda sebentar permainannya untuk memberi ruang bagi Intan dalam menikmati puncak kepuasan nya. Intan merasakan kakinya lemas bagai agar-agar tak bertulang, tangannya memeluk tubuh Brian agar tidak
Baca selengkapnya
29. DIBALIK TIRAI
Brian memutar otak mencari alasan agar Clara tidak masuk ke kamar mandi. "Itu ....""Itu apa?" tanya Clara tidak mengerti. Brian pura-pura membetulkan bathrobe yang dipakainya untuk menghilangkan kegugupan. "Tidak, tidak apa-apa."Clara melihat Brian dengan wajah bingungnya. "Kalau kamu ingin mengatakan sesuatu, nanti saja. Aku ingin pipis! Dari tahun lalu aku sudah menahannya, kamu tadi lama sekali di kamar mandi. Entah apa yang kamu lakukan!" Clara mengomel, langkahnya kakinya berlanjut menuju ke pintu kamar mandi."Aduh, bagaimana ini?! Gawat! Gawat! Bisa mati aku!"" hati kecil Brian begitu cemas, wajahnya tegang melihat Clara dengan santainya membuka pintu kamar mandi.Sementara itu, Intan yang berada di dalam kamar mandi sedang menempelkan telinganya di daun pintu agar bisa mendengar dengan jelas apa yang terjadi di luar. "Gawat, gawat! Clara mau masuk ke sini! Bagaimana ini?!" Pintu kamar mandi terbuka, Clara melihat lantai kamar mandi basah dibeberapa bagian tempat. "Apa sih
Baca selengkapnya
30. YOU CRAZY
Intan mengangkat kedua alisnya, tersenyum kecut, tiba-tiba muncul ide gila dalam otaknya. Perlahan pintu yang terbuka sedikit, Intan buka dengan sangat hati-hati agar tidak menimbulkan suara. Brian menatap cemas apa yang sedang dilakukan Intan hingga tanpa sadar gerakan ritme yang sedang dilakukannya berhenti."Brian," panggil Clara lirih melihat pria yang berada di atasnya berhenti bergerak.Tatapan Brian beralih pada wajah Clara yang ada di bawah kungkungan tubuhnya yang kekar, apa yang dilakukan Intan mulai sedikit menghilangkan konsentrasinya. "Iya," jawab Brian melanjutkan kembali gerakan ritmenya menghentak tubuh Clara.Ada perasaan tidak suka dari Intan begitu mendengar Clara kembali mendesah manja keenakan di bawah tubuh Brian. "Sialan! Aku akan membuat si Clara tidak bisa mencapai puncaknya!" Melihat Clara sudah terbuai dengan segala kenikmatan surga dunia karena hentakan tubuh bagian bawahnya yang luar biasa, Brian kembali melihat Intan. Seketika matanya langsung melebar,
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
12
DMCA.com Protection Status