All Chapters of PESONAMU MENJERATKU, TUAN CLEON!: Chapter 31 - Chapter 40
115 Chapters
31. KAIN HITAM BERENDA
Intan kembali terkekeh melihat ekspresi wajah Brian. "He-he-he."Terdengar lagi suara teriakan Clara dari dalam kamar. "Brian. Kamu bicara dengan siapa?!""Sst," Brian menempelkan jari telunjuknya ke bibir. "Jangan keras-keras, Clara mendengar!"Dengan wajah kesal, Intan memakai sepatu high heelsnya kemudian mengeluarkan kartu nama dari tas tangannya. "Simpan ini! Kamu boleh menghubungi ku sesuka hatimu." Brian menerima kartu nama yang diberikan Intan. "Aku nanti yang akan datang ke tempatmu.""Baiklah!" Intan merapikan rambut dan pakaiannya kemudian melenggang pergi meninggalkan Brian dengan terlebih dahulu mncium bibirnya sekilas. "Simpan baik-baik kain hitam berendaku. Jika kamu merindukan surga dunia milikku, kamu boleh menciumnya."Brian langsung tersadar begitu mendengar kain hitam berenda. "Astaga, aku lupa! Gawat! Gawat!" Brian segera menutup pintu apartemennya. "Jangan sampai Clara melihatnya."Terlambat, Brian terlambat! Begitu masuk ke dalam kamar, Clara sedang melangkahka
Read more
32. DI BAWAH GUYURAN HUJAN, AKU TURUN!
Cleon terperanjat kaget, bukan karena suara petir yang menggelegar dari atas langit atau cahaya kilat yang menyilaukan mata, tapi terperanjat kaget karena jeritan Melodi yang begitu memekakan telinga. "Kamu takut petir?" tanya Cleon dengan tubuh terhimpit di antara kursi dan tubuh Melodi.Terdengar lagi suara petir yang cukup kencang menggema di langit sehingga membuat Melodi semakin menyelusupkan kepalanya dalam dada bidang milik Cleon.Hujan di luar semakin deras, nampak cahaya kilat di langit saling menyambar dengan diakhiri suara menggelegar yang akan membuat siapapun takut untuk mendengarnya."Jangan takut," ucap Cleon menepuk punggung Melodi pelan untuk menenangkan.Detik berikutnya, Melodi tersadar kalau sekarang tubuhnya begitu erat menempel pada tubuh Cleon bahkan detak jantungnya pun terdengar begitu jelas di telinganya. "Maaf," ucap Melodi perlahan merenggangkan tubuhnya dari dada bidang Cleon."Jangan tak ...." belum Cleon menyelesaikan kalimatnya, terlihat kilatan cahaya
Read more
33. HAI, CANTIK!
Sepatu pantofel hitam yang dipakainya dengan setia melindungi kaki Melodi dari genangan air hujan yang telah bercampur tanah. Celana panjang serta kaos yang dipakainya telah basah kuyup begitu juga dengan rambut panjangnya. Sudah tidak terhitung berapa kali jumlahnya, Melodi menghapus air hujan dari wajah yang menghalangi penglihatannya, tapi kakinya tetap melangkah dengan semangat menyusuri trotoar."Jalan ini biasanya ramai dengan kendaraan, tapi sekarang kenapa sepi sekali? Apa karena sedang hujan sehingga orang jadi enggan untuk ke luar?" Hati Melodi bicara sendiri sambil melihat ke segala arah berharap bisa ketemu orang, tapi jangankan orang, satu hewan juga tidak ada satupun yang terlihat.Beberapa menit berjalan, terdengar suara bising kendaraan beroda dua dari arah belakang semakin datang mendekat. Melodi melihat ke belakang, nampak ada empat sepeda motor yang ditumpangi masing-masing dua orang lengkap dengan helm dan jas hujan.Melodi kembali melihat ke depan, kakinya melanju
Read more
34. TOLONG AKU!
"Gawat!" hati Melodi bicara sendiri, tangannya memegang erat payung yang akan dipakai untuk melindungi diri. Tatapannya jatuh pada kaki Kevin yang perlahan melangkah mendekat padanya.Kevin tersenyum. Jika meminta dengan cara kekerasan tidak bisa maka dipakai seribu cara dengan yang lebih lembut. "Ikutlah denganku.""Stop! Jangan mendekat!" Melodi mengacungkan payungnya pada Kevin. "Melangkah satu kali lagi. Gue jamin, payung ini akan melayang ke tubuh loe!""Wow! Takut! He-he." Kevin terkekeh meledek, jiwa laki-lakinya merasa tertantang melihat Melodi menatapnya dengan marah. "Aku suka macan betina, ganas dan liar. Pasti akan seru jika dibawa ke tempat tidurku."Semua anak buahnya yang ada di belakang Kevin tertawa bersama-sama. "Ha-ha-ha.""Sialan!" Melodi melihat kiri dan kanan, ternyata dirinya telah dikepung."Ayolah cantik, jangan membuang waktu dan tenagamu itu. Lebih baik kau pakai tenagamu itu untuk melayani ku," bujuk Kevin lalu tidak lama kemudian langsung menangkap pergela
Read more
35. PEMBAWA SIAL!
Semua orang tersentak kaget terutama Kevin karena senjata api sedang mengarah padanya. Melodi langsung menutup kedua telinga dan memejamkan matanya begitu mendengar suara peluru ke luar dari senjata api yang dipegang Cleon.Berapa detik kemudian, salah satu anak buah Kevin langsung pergi setelah tersadar dari keterkejutannya. Lalu diikuti satu per satu temannya yang lain, semuanya kabur ketakutan dengan membawa kebisingan dari knalpot masing-masing.Karyo segera naik ke atas sepeda motor Kevin. "Bos, cepat Bos! Kita cabut!""I-iya," jawab Kevin gugup langsung menyalakan sepeda motornya kemudian melaju sekencang-kencangnya membelah jalan raya meninggalkan Cleon.Setelah semua pergi, Melodi terkulai lemas. Tubuhnya langsung duduk di atas aspal yang basah. Tidak lama kemudian bulir-bulir air mata jatuh menyusuri pipinya. Kedua lututnya ditekuk untuk menopang tangan dan kepalanya yang menunduk. Cleon membalikkan tubuhnya melihat Melodi yang sedang terisak. Wajah dingin dan sangar seketik
Read more
36. GLADIS, SI GADIS SEKSI
Melodi hampir saja meloncat. "Aduh Ibu! Mengagetkan saja!""Dari tadi Ibu perhatikan kamu sibuk sekali. Sedang mencari apa?!" "Bagaimana ini?!" dalam hati, Melodi bicara sendiri. "Tidak mungkin aku bilang mencari obat penurun panas. Ibu pasti sangat khawatir memikirkan aku.""Ditanya malah bengong?!" tegur Ibu."Anu Bu, anu ...." Melodi bingung mencari alasan, tapi kemudian matanya melihat gunting yang ada di atas meja. "Aku mencari gunting." Melihat Melodi mengambil gunting, Ibu akhirnya masuk ke dalam kamar. "Ya sudah, Ibu mau istirahat."Melodi menghela napas lega. "Di mana sih obatnya?!" Semua isi di dalam laci dikeluarkan, tapi obat penurun panas tubuh tidak ditemukan. Akhirnya Melodi kembali ke kamar dengan tangan kosong. "Mungkin obatnya habis."Melodi merasakan tubuhnya semakin menghangat dan hidungnya mulai mampet. Diambilnya kaos kaki dari dalam lemari pakaiannya. "Ya Tuhan, tubuhku demam. Jangan sampai aku sakit."Malam terus bergulir, hujan begitu deras mengguyur bumi di
Read more
37. HARGA DIRI YANG TERKOYAK
Suara musik yang begitu kencang dari lantai bawah mengundang rasa penasaran Cleon untuk melihat. "Mau ke mana?" tanya David melihat sahabatnya berdiri dan merenggangkan ototnya.Cleon tidak menjawab, kaki panjangnya yang terbungkus sepatu pantofel hitam mengkilap perlahan melangkah menuju ujung pagar kaca yang menjadi pembatas antara lantai atas dan lantai bawah. Ya, karena posisinya sekarang berada di lantai dua, tempat vvip yang dikhususkan untuk orang-orang yang punya uang.Cleon berdiri menjulang tepat di depan pagar kaca transparan yang menjadi pembatas, satu tangan masuk ke dalam saku celananya dan satu tangan memegang gelas wine. Tatapannya begitu tajam bagai elang menembus cahaya lampu yang temaram memperhatikan setiap orang yang sedang berjingkrak ria ditempat yang telah dikhususkan di lantai bawah. "Hai."Cleon melihat ke samping kanan ketika telinganya mendengar suara wanita menyapa. "Tidak bergabung bersama mereka?" tanya dari bibir merah menyala tersenyum merekah."Mal
Read more
38. DIPUNGUT PRIA MESUM
David menatap nyalang, amarahnya memuncak, sudah habis kesabarannya menghadapi semua kegilaan Intan. Tanpa berpikir panjang, tangan besarnya melayang di udara.PLAAAK!Suara telapak tangan memecah kesunyian mendarat sempurna di wajah wanita yang telah menginjak harga dirinya sebagai seorang laki-laki.Tubuh seksi nan aduhai seketika itu juga langsung jatuh tersungkur ke lantai yang dingin. Rasa panas langsung menjalar di pipi kirinya disertai cairan asin warna merah yang ke luar dari sudut bibirnya. "Brengsek! Wanita gila!" David tidak puas hanya dengan menampar wajah Intan, detik itu pula dengan amarah yang meluap, David langsung berjongkok kemudian tanpa rasa belas kasihan, tangan besarnya langsung mencengkeram kuat mahkota kebanggaan Intan ke belakang sehingga wajahnya terdongak melihat padanya."Aaaw! Sakit!" Intan meringis, kedua tangannya menahan tangan David. "Lepaskan! Sakit!" Intan merasakan sakit luar biasa, kulit wajahnya ketarik ke belakang. Dengan mata merah menyala dan
Read more
39. IRI HATI YANG TERSELUBUNG
Melihat Vivi telah berhasil menundukkan David membuat Gladis semakin bersemangat untuk mendekati Cleon, suatu keberuntungan seumur hidup baginya jika bisa menundukkan pemilik VP Corp, selain hidupnya akan bergelimang harta juga akan mendapatkan paras nan rupawan yang sangat digilai banyak wanita.Cleon kembali meneguk wine dalam gelas miliknya sampai habis, mata elangnya terlihat sudah mulai memerah.Tanpa membuang kesempatan, jari jemari lentik Gladis dengan cekatan menuangkan wine ke dalam gelas Cleon. Bibir merahnya tak hentinya tersenyum setiap kali melihat Cleon."Thank you," ucap Cleon melihat gelas yang ada di tangannya telah terisi kembali.Sementara itu David dan Vivi telah tenggelam ke dalam dunianya, bahkan David sudah berani mencium pipi cabi seorang Vivi dengan tangan menjalar kemana-mana.Teman Gladis, Stefi rupanya diam-diam juga menyukai Cleon. "Sialan! Si Gladis dari tadi over akting di depan si Cleon. Gue muak melihatnya. Gue harus cari cara agar si Gladis menjauh da
Read more
40. SIAPA WANITA ITU?!
Melodi masih terbaring di atas tempat tidur. Tubuhnya masih terbungkus selimut tebal. Kepalanya terasa pening disertai hidung yang tersumbat. "Akhirnya flu menyerang gue." Dikuceknya hidung yang terasa mampet kemudian kening yang tertutup poni dipegang dengan telapak tangan mungilnya. "Lumayan hangat tubuh gue."Tidak lama kemudian terdengar suara Ibu Dewi memanggil. "Melodi! Apa kamu sudah bangun?! Melodi! Nak!"Melodi melihat ke arah jam weker tua yang ada di atas meja. "Ini masih pagi.""Melodi!" Ibu terdengar memanggil kembali dengan volume suara lebih tinggi."Aduh Ibu! Tidak bisa lihat anaknya santai sedikit!" Mau tidak mau, Melodi ke luar dari dalam selimut sambil menggerutu. "Iya Bu, aku sudah bangun!" jawab Melodi turun dari tempat tidur."Buka pintunya!" Ibu berteriak lebih kencang. "Cepat!"Melodi perlahan membuka pintu. "Ibu pagi-pagi sudah berisik! Suara Ibu seperti orang yang mau membangunkan warga satu kampung!""Dari tadi Ibu menunggumu di dapur ...," kalimat Ibu mengg
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status