Semua Bab SELINGKUH DENGAN TETANGGA: Bab 31 - Bab 39
39 Bab
Dua sisi yang berlawanan
_______"Aku,""Aku hanya tak ingin kau tahu penderitaanku, Kak!" Tutur Maheera serak seraya menatap suaminya nanar. "Aku mengidap penyakit ini sejak berumur lima tahun,""Lantas, kenapa kau sembunyikan ini, Maheera. Justru tindakanmu yang seperti ini membuat aku harus menanggung derita dua kali lipat!""Aku hanya ingin menikmati sisa hidupku untuk mengabdi pada sosok yang bernama suami, Kak. Setelah tidak mungkin pada kedua orang tua sebab mereka telah tiada," Maheera berucap lirih dengan tetap menatap suaminya nanar."Itu alasan selanjutnya kenapa aku ingin dinikahi kakak!" Tuturnya lagi dengan suara yang hampir tidak terdengar.Mendengar kalimat yang cukup menyayat, tak bisa Haris untuk tidak tersedu. Air matanya menitik kembali bersamaan dengan tangan yang merangkul tubuh Maheera. Padanya Haris memang belum ada cinta, sebab tak juga berhasil menggantikan sosok Aline. Hanya iba, serta rasa tanggung jawab yang membuat selama ini ia bersikap teramat lembut dan memperlakukan Maheera s
Baca selengkapnya
Siapa yang patut dibela
"Mas Romli?" Pekik Aline lantas bangun saat mendengar suara rintihan dari luar. Diiringi suara bugeman dan sumpah serapah seseorang. Ia membenarkan sesaat hijab yang acak-acakan usai menyingkapnya sebab Syahdan, serta mengancingkan atasan dasternya yang sudah Kumal dan robek di beberapa bagian. Melangkah cepat tanpa peduli putranya yang kembali merengek.Kriet!Pintu kayu yang sudah usang dibuka paksa, Aline mendongak untuk melihat apa yang telah menjadi sebab kericuhan."Mas Romli!"Kali ini tak hanya me-me-kik, tapi juga berlari tanpa menggunakan alas kaki. Ia biarkan kaki telanjangnya menerjang tanah kering saat melihat sosok suaminya telah terhuyung sebab kena amukan dua laki-laki yang tak asing lagi."Mas Yusra, Mas Yandi?""Apa yang kalian lakukan?" Aline menarik tangan suaminya untuk bangkit."Kenapa kalian siksa suamiku?""Dia tidak pantas dapat pembelaan, Aline!"
Baca selengkapnya
Dibalik perintah yang tak terbantahkan
______"Nek?""Iya, Sayang!" Mutmainah segera mengusap wajah dengan kasar serta menarik napas dalam-dalam. Detik sebelumnya, mulut bergincu merah itu telah refleks mengkhawatirkan sosok Aline. Yang, tentunya memang berasal dari hati kecilnya yang tak ia sadari."Maksud nenek tadi, bunda Khaila?" Gadis berusia delapan tahun itu menengadah disela tangannya menarik-narik sisi gamis yang Mutmainah kenakan. "Kalau begitu, antarkan Khaila ketemu Bunda, Nek!""Khaila rindu Bunda, Khaila ingin memeluk Bunda, Khaila juga ingin melihat Adek bayinya bunda!""Khai-""Sayang, Kan hari ulang tahun Khaila masih lama. Jadi, sekarang Khaila fokus saja belajar ya!" Tutur Mutmainah menenangkan. Wanita berusia paruh baya itu sedikit membungkuk serta tangannya mengusap pipi gembil Mikhaila. "Kenapa setiap Khaila ingin bertemu bunda, Nenek selalu bilang nanti pas ulang tahun. Ayah bilang nanti pas
Baca selengkapnya
Ternyata berada di tempat yang sama
________"Pak, Jang-""Jangan halangi papa, Ma!" Pinta Riswanto mengangkat tangan. "Tapi Mama takut terjadi sesuatu pada Papa!""Papa akan lebih sakit jika Aline tidak ditemukan, Ma. Jikapun mati, Papa akan merasa sangatlah bersalah dan tidak tenang di alam sana!" Ungkap Riswanto dengan suara serak disela ia harus menekan dada karena terbatuk-batuk."Papa jangan berfikir demikian. Papa pasti sehat, Papa pasti panjang umur." Bantah Iis dengan suara yang tak kalah serak serta air mata yang berderai. "Biar Mama yang cari Aline, Pa!""Mama lebih baik masak banyak untuk mempersiapkan kedatangan putri kita, Ma. Aline pasti sangatlah lapar, suaminya seorang pengangguran yang banyak hutang dan menuntut!"Kalimat pemungkas itu cukup membuat Iis terhenyak. Tangannya yang tengah menahan dada sang suami, ditarik paksa oleh Riswanto sehingga terlepas. Ia terkesima hingga tak sanggup untuk memb
Baca selengkapnya
Mencari Syurga di Dunia
_______"Ibu?"Haris me-me-kik kala usai berbincang dengan perawat, malah mendapatkan Iis sudah berdiri di belakangnya. Laki-laki beralis tebal itu memiringkan tubuh dan mendongak ke belakang ibu mertuanya dan mendapatkan Yusra berdiri diujung lorong dengan menampakan senyuman hangat disertai anggukan kepala. Dengan ragu-ragu, sudut bibir Haris mengulas senyum membalas laki-laki bercambang tebal itu."Ibu kenapa ada disini? Siapa yang sakit?" Haris memberondong pertanyaan disela ia meraih tangan berbalut kain milik ibu mertuanya, mengecupnya penuh takdzim.Iis mengulas senyum disela wajahnya beraura mendung serta pelupuk mata yang tiada berhenti mengeluarkan air bening. "Kamu sendiri sedang apa disini, Haris?""Ibu sedang menunggu suami yang sedang ditangani!" Lanjutnya menjawab pertanyaan sang menantu yang sempat terjeda."Ayah Riswanto mengidap penyakit apa, Bu?" Bukan menjawab, Haris mal
Baca selengkapnya
Bukti Darah memang lebih kental
______"Mana jatah rokoknya?" Sebuah tangan menampan tepat di depan wajah yang sudah kuyu bersimbah keringat."Tahan dulu, Mas. Ini baru laku sepuluh ribu!""Alah, Kerja begitu saja tidak be-cus!"Pray!Meja tempat meletakkan kompor digebrak. Sehingga, wajan yang terletak di atasnya terlempar yang berakibat minyak panasnya berceceran kemana-mana."Mas, kamu itu bagaimana sih? Aku mati-matian untuk tidak membeli secuil pun makanan guna mengisi perut demi modal. Dengan pongahnya kamu tumpahkan?" Aline menatap nyalang suaminya uang sudah kesekian kali melakukan hal serupa. "O, kamu berani menyalahkan suamimu, Hah?" Bentak Romli yanh tidak terima dengan tak kalah sengit. "Seharusnya kamu yang benar menata barang-barang ini,""Dasar Oon!"Mendengar kalimat yang seumpama sebilah belati yang menusuk ulu hati. Aline memilih untuk diam dan melangk
Baca selengkapnya
Belanja untuk Sang Putri
______"Ada apa, Ris? Kenapa Risma pindah?" Mutmainah yang sedari tadi samar-samar menangkap pembicaraan Haris dan Risma di via telepon, menarik bokongnya dan mendekati sang putra. "Dan kenapa pula mesti mendadak?""Katanya, kedua orang tua Justin ingin ditemani putranya di akhir usia. Jadi, dia minta mereka tinggal di rumah yang berdekatan!" Sahut Haris memberikan penjelasan."Lo, terus rumah yang itu bagaimana?""Semula dia titipkan padaku, Bu. Setelahnya mungkin akan dijual, atau dijadikan rumah sewaan!"Mendengar penjelasan dari sang putra, Mutmainah menggedikan bahunya. "Ya, itu lebih baik sih. Kalau pemiliknya rukun!"" Daripada rumah kamu yang dibiarkan kosong molompong!" Mutmainah mencabik, kembali memalingkan wajahnya pada layar televisi tepat menayangkan film legend suara hati seorang istri."Kan itu rumah sejarah antara aku dan Aline, Bu. Jadi, canggung dijual jika
Baca selengkapnya
Belanja untuk Sang Putri
______"Ada apa, Ris? Kenapa Risma pindah?" Mutmainah yang sedari tadi samar-samar menangkap pembicaraan Haris dan Risma di via telepon, menarik bokongnya dan mendekati sang putra. "Dan kenapa pula mesti mendadak?""Katanya, kedua orang tua Justin ingin ditemani putranya di akhir usia. Jadi, dia minta mereka tinggal di rumah yang berdekatan!" Sahut Haris memberikan penjelasan."Lo, terus rumah yang itu bagaimana?""Semula dia titipkan padaku, Bu. Setelahnya mungkin akan dijual, atau dijadikan rumah sewaan!"Mendengar penjelasan dari sang putra, Mutmainah menggedikan bahunya. "Ya, itu lebih baik sih. Kalau pemiliknya rukun!"" Daripada rumah kamu yang dibiarkan kosong molompong!" Mutmainah mencabik, kembali memalingkan wajahnya pada layar televisi tepat menayangkan film legend suara hati seorang istri."Kan itu rumah sejarah antara aku dan Aline, Bu. Jadi, canggung dijual jika
Baca selengkapnya
Keputusan terkini
______Aline menunduk untuk menetralkan gelombang yang saling tabrak dibenaknya. Sesekali ia mengangkat wajah, menatap sosok Mikhaila yang terus memeluk Syahdan, juga Mutmainnah yang menatapnya tajam secara silih berganti. Sungguh, jika selama ini sering mendapatkan pilihan, pilihan sekaranglah yang paling sulit. Patuh demi buah hati, atau bertahan demi harga diri."Aku bisa membencimu hingga mengakar, tapi tidak untuk memutuskan tali darah antara anak dan ibu. "Ketus Mutmainah nyaris hilang kesabarannya yang memang tipis. "Maka dari itu, masih menahan diri aku mintai satu keputusan darimu, Aline!"Mata Mutmainnah yang tak lagi bening itu terus menatap sang menantu dengan penuh kobaran api di netranya. Sesekali ia meraup udara sebanyak-banyaknya serta membuang sangat kasar."Baiklah," Tutur Aline sambil menarik napas."Aku memilih Khailanya yang tinggal bersamaku!" Dengan satu tarikan napas, kalimat itu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status