All Chapters of Pendekar Pedang Terhebat: Chapter 31 - Chapter 40
165 Chapters
31. Wanita bertopeng
Zero melesat dengan cepat mengikuti arah yang dituju oleh pedang miliknya. Pedang yang terbang untuk mengejar orang itu, ternyata berhasil mengejarnya.Sring!Pedang aura harimau menebas orang itu dan setelahnya kembali ke genggaman Zero."Boleh juga, kau. Kalau kau ingin bertarung, hadapilah aku secara jantan. Jangan beraninya menyerang secara sembunyi-sembunyi." Zero langsung menggunakan jurus pertamanya dan menyerang orang itu.Namun orang itu ternyata memiliki sebilah pedang juga yang memiliki aura yang cukup kuat.Roar...!Pedang milik orang itu mengeluarkan aura serigala ketika ditebaskan.Melihat hal itu, Zero langsung menambah kewaspadaannya. Sebab, pedang yang digunakan oleh musuh kali ini terasa kuat. Itu terbukti ketika Zero mengadu serangan orang itu menggunakan jurus keduanya ternyata seimbang."Katakan padaku! Siapa kau sebenarnya? dan kenapa kau menyerangku secara tiba-tiba?" Zero masih mencoba mengajak bicara lawannya karena Zero sedari tadi tidak merasakan aura jahat d
Read more
32. Desa Gakure
Zero merasa bingung saat melihat ekspresi isterinya itu. Sepertinya Vivi kenal dengan wanita yang menyerang mereka."Vivi, apakah kau mengenalnya?" tanya Zero penasaran."Hem..., iya Sayang, tentu saja aku mengenalnya. Dia adalah salah satu prajurit berperang wanita di Istana. Tapi aku heran kenap ia berada di sini," jawab Vivi.Lalu Vivi menyuruh wanita itu melepaskan topengnya dan memperkenalkan dirinya kepada Zero."Maafkan atas kelancanganku, Tuan Zero. Namaku adalah Hanabi." Hanabi menundukkan tubuhnya guna memberi salam hormat terhadap Zero."Sudahlah. Aku tidak mau mempermasalahkan lebih lanjut. Yang telah terjadi, ya sudah biarkan saja. Tapi, aku ingin tahu tentang dirimu. Tadi kau mengatakan terang wilayah? Apa maksud dari ucapanmu itu?" tanya Zero.Kemudian Vivi dan Zero mengajak Hanabi untuk merawat lukanya terlebih dahulu di kereta kuda. Setelah itu barulah Hanabi diminta untuk menceritakan situasi dan kondisi yang ada di wilayah ini.Ternyata, Hanabi adalah utusan yang di
Read more
33. Berlatih
Hanabi maju dan berteriak demi menghentikan orang yang tiba-tiba menyerang Zero tadi."Hahaha...! Tenanglah, Hanabi. Aku hanya mengetes tamu kita." Lalu pria itu memasukkan kembali pedang ke sarungnya."Huft...! Kau ini yah, kebiasaan!" Hanabi menghela nafasnya.Zero yang melihat lawannya menyarungkan pedang, ia pun ikut menyarungkan pedangnya kembali. Zero melihat ke arah pria yang tadi menyerangnya dan menyeringai. Zero memang tidak merasakan adanya aura membunuh pada pria itu. Oleh sebab itulah Zero tidak menyerang balik. Zero juga tahu kalau pria itu memiliki hati yang baik.Kemudian karena merasa bersalah, Hanabi langsung membungkukkan tubuhnya di dihadapan Vivi."Maafkan temanku ini, Tuan Putri," ucap Hanabi."Hah?! Tu-tuan Putri?" Kedua mata temannya Hanabi itu langsung melotot."Hus, cepatlah! Jangan berlaku kurang ajar di hadapan Tuan Putri!" Hanabi menoleh dan berbisik kepada temannya itu."Ma-mafkan aku, Tuan Putri. Aku, Hayabusa siap menerima hukuman karena telah melakukan
Read more
34. Bandit mulai bergerak
Zero akhirnya mulai mencoba berlatih dengan mengikuti arahan yang sesuai pada lembar keempat kitabnya. Namun, saat Zero membaca dan memperhatikan gambar yang ada, ia memijat kedua alisnya. Sepertinya untuk jurus yang keempat ini jauh lebih rumit dari yang sebelumnya. Yah, wajar saja sebab semakin tinggi jurus yang akan dikuasai, maka tingkat kesulitannya akan bertambah pula. Tapi semua itu pasti akan menghasilkan jurus yang hebat dan kuat sesuai tingkat kesulitannya.Selama sepuluh menitan ini, Zero masih mencoba memahami setiap gerakan yang ada pada lembar keempat itu. Dan setelah ia merasa cukup mengingatnya barulah ia mempraktekkannya.Zero juga sempat berjalan bolak-balik melihat kembali kitabnya ketika ia lupa dengan gerakan selanjutnya. Sifat Zero yang pantang menyerah tidak akan mau berhenti berlatih sampai ia benar-benar bisa menguasai jurus barunya ini. Padahal, baru berlatih beberapa puluh menit saja tubuhnya sudah dibasahi oleh keringat.'Huft, gerakannya terlalu rumit,' Ze
Read more
35. Zero melawan bandit seorang diri
Akhirnya mereka berempat menunggu datangnya para bandit itu tepat di depan gerbang masuk desa. Dan setelah lima menit kemudian para bandit itu pun tiba di depan gerbang masuk desa."Rupanya ada empat orang bodoh yang ingin menjadi pahlawan di sini, hahahaha!" Satu bandit mengejek Zero dan yang lainnya."Hahahaha...! Ayo, kita beri mereka pelajaran. Oh iya, tapi tunggu dulu. Jangan memberikan luka di bagian wajah pada dua wanita itu. Sepertinya mereka berdua akan sangat nikmat untuk menjadi teman tidurku nanti malam." Sepertinya orang ini adalah pemimpin kelompok bandit.Mendengar ucapan pemimpin bandit itu Hayabusa sangat marah. Dia lalu ingin segera maju menghajarnya. Namun ia ditahan oleh Hanabi dan Vivi. Sepertinya Vivi dan Hanabi sudah sepakat kalau akan menyuruh Zero lah yang menghadapi mereka semua seorang diri."Kalian jangan besar kepala. Kalian pikir, kalian mampu melawanku? Jangan bermimpi!" Zero juga sebenarnya merasa geram karena para bandit ini ingin menjadikan istri terci
Read more
36. Jurus ketiga digunakan
Ketika Zero sedang bertarung, ternyata dari kejauhan ada satu orang yang memperhatikan jalannya pertarungan mereka. Orang itu adalah mata-mata yang dikirimkan oleh kelompok bandit lain, kelompok bandit Koruhegi.Sebenarnya dua kelompok bandit ini juga saling bermusuhan. Jika mereka saling bertemu makan akan ada pertarungan juga. Di dunia perbanditan, siapa yang paling kuat maka ialah yang akan ditakuti dan berkuasa. Dan kebetulan, dua kelompok bandit yang sedang mengincar desa Hanabi adalah dua kelompok bandit yang cukup terkenal akan kehebatannya.Mata-mata itu tidak langsung pergi dari sana. Ia masih terus memantau jalannya pertarungan antara Zero dan bos bandit tadi sampai ada salah satu dari mereka yang kalah. Itulah perintah dari bosnya.Saat ini, Zero nampaknya cukup terpojok. Zero terpojok karena ia menerima satu tebasan pedang dari musuhnya. Luka dari tebasan pedang itu mampu merubah warna kulit bagian lengan kiri Zero menjadi berwarna hitam pekat. Dan luka itu memiliki aura i
Read more
37. Menemui tabib
Mendengar ucapan dari Hayabusa, rasa khawatir langsung menyelimuti hati Vivi."Hah?! Apakah yang kau katakan itu benar?!" ucap Vivi."Iya, benar apa yang dikatakannya. Aku juga pernah mendengarnya." Hanabi menimpalinya."Lalu, apa yang harus kita lakukan?" tanya Vivi yang mulai terlihat panik."Sayang, tenanglah." Lalu Zero mengelus kepala Vivi guna menenangkannya."Tapi..., aku tidak mau terjadi sesuatu padamu. Kita harus segera mengobati lukamu ini." Dan Kedua mata Vivi mulai berkaca-kaca."Kalau begitu, apakah kalian berdua tahu bagaimana cara menyembuhkan lukaku ini?" tanya Zero pada Hayabusa dan Hanabi."Jujur saja, kalau tentang cara menyembuhkannya aku tidak tahu," jawab Hanabi seraya menunduk."Iya benar, aku juga tidak tahu bagaimana cara menyembuhkannya. Tapi, aku tahu siapa orang yang dapat menyembuhkannya. Ada Tabib hebat di desa kami," ujar Hayabusa."Kalau begitu, ayo kita cepat menemuinya." Vivi benar-benar semakin panik.Mereka bertiga kemudian bergegas pergi dari sana
Read more
38. Mencari tanaman surga
Kenapa keberadaan tanaman surga itu dikatakan seperti berada di neraka? Jawabannya adalah karena tanaman surga hanya akan tumbuh di sarang harimau gunung. Dan sesuai namanya, sarang harimau, tentu saja di tempat itu terdapat banyak sekali harimau buas. Harimau gunung memiliki kebiasaan yang berbeda dengan harimau hutan. Biasanya, harimau hutan akan lebih senang menyendiri baik itu berburu ataupun tidur, kecuali harimau betina yang memiliki bayi. Harimau hutan yang memiliki bayi tidak akan tidur meninggalkan bayinya. Sedangkan harimau gunung, mereka justru hidup secara kelompok setiap harinya. Mau itu di siang hari, maupun pada malam hari mereka akan selalu berkelompok untuk tujuan saling melindungi.Di dalam perjalannya, Vivi dan Hayabusa berjalan sambil membahas strategi apa yang akan mereka lakukan nantinya saat menghadapi kawanan harimau nantinya. Hayabusa juga memberitahu kepada Vivi tentang harimau gunung lebih rinci. Kebetulan Hayabusa pernah mendengar cerita pengalaman ayahnya
Read more
39. Bertemu Harimau Gunung
Setelah beristirahat, Vivi dan Hayabusa melanjutkan perjalanan mereka. Dan tak terasa akhirnya mereka berdua sampai di dekat sarang harimau gunung.Baru saja Vivi dan Hayabusa sedang akan membaca situasi, mereka sudah dikejutkan dengan kemunculan beberapa ekor harimau hutan yang muncul dari semak-semak. Rupanya, sejak tadi mereka berdua memang sudah diintai. Namun ada kejadian aneh yang terjadi.Hayabusa pernah mendengar dari cerita seniornya tentang harimau hutan. Biasanya, para harimau hutan ini akan langsung menerkam saat ada manusia yang masuk ke dalam wilayah mereka. Karena bagi mereka, manusia adalah ancaman terbesar. Akan tetapi, kenapa kali ini Vivi dan Hayabusa tidak langsung diserang oleh para harimau ini? Harimau ini jumlahnya ada puluhan ekor. Mereka semua hanya keluar dari semak-semak dan menatap lekat-lekat pada Vivi dan juga Hayabusa. Para kawanan harimau ini berjalan kesana kemari untuk bersiaga."Tunggu, Hayabusa! Masukkan kembali pedangmu! Sepertinya mereka tidak ada
Read more
40. Bangsa manusia harimau
"Ada apa ini? Apakah di sini ada binatang buas lainnya selain kalian?" Vivi bertanya pada Tigre yang membelakanginya."Hergh...! Hergh...! Roar...! Haum...?" Terdengarlah suara auman harimau yang jauh lebih kuat dari Tigre.Brak!Tigre melompat untuk menyerang.Ternyata ada satu ekor harimau yang ukurannya jauh lebih besar dari Tigre. Namun ada keanehan, ternyata warna harimau itu berbeda dari yang lainnya. Harimau ini memiliki warna putih. Vivi dan Hayabusa sangat terkejut dan juga merasa takut saat melihat pertarungan kedua harimau yang sedang berlangsung saat ini. Kedua harimau itu saling mencakar dan menggigit satu sama lain."Tigre! Siapa dia? Apakah dia yang menjaga wilayah ini?" tanya Vivi berteriak.Dan ketika mendengar suara Vivi yang berteriak, Harimau putih itu menghentikan serangannya. Untuk beberapa saat. Lalu Tigre dan harimau putih itu berhenti bertarung. Sepertinya mereka ingin mendengarkan terlebih dahulu apa yang akan Vivi ucapkan."Hey, kau! Harimau putih! Jangan s
Read more
PREV
123456
...
17
DMCA.com Protection Status