Zero akhirnya mulai mencoba berlatih dengan mengikuti arahan yang sesuai pada lembar keempat kitabnya. Namun, saat Zero membaca dan memperhatikan gambar yang ada, ia memijat kedua alisnya. Sepertinya untuk jurus yang keempat ini jauh lebih rumit dari yang sebelumnya. Yah, wajar saja sebab semakin tinggi jurus yang akan dikuasai, maka tingkat kesulitannya akan bertambah pula. Tapi semua itu pasti akan menghasilkan jurus yang hebat dan kuat sesuai tingkat kesulitannya.Selama sepuluh menitan ini, Zero masih mencoba memahami setiap gerakan yang ada pada lembar keempat itu. Dan setelah ia merasa cukup mengingatnya barulah ia mempraktekkannya.Zero juga sempat berjalan bolak-balik melihat kembali kitabnya ketika ia lupa dengan gerakan selanjutnya. Sifat Zero yang pantang menyerah tidak akan mau berhenti berlatih sampai ia benar-benar bisa menguasai jurus barunya ini. Padahal, baru berlatih beberapa puluh menit saja tubuhnya sudah dibasahi oleh keringat.'Huft, gerakannya terlalu rumit,' Ze
Akhirnya mereka berempat menunggu datangnya para bandit itu tepat di depan gerbang masuk desa. Dan setelah lima menit kemudian para bandit itu pun tiba di depan gerbang masuk desa."Rupanya ada empat orang bodoh yang ingin menjadi pahlawan di sini, hahahaha!" Satu bandit mengejek Zero dan yang lainnya."Hahahaha...! Ayo, kita beri mereka pelajaran. Oh iya, tapi tunggu dulu. Jangan memberikan luka di bagian wajah pada dua wanita itu. Sepertinya mereka berdua akan sangat nikmat untuk menjadi teman tidurku nanti malam." Sepertinya orang ini adalah pemimpin kelompok bandit.Mendengar ucapan pemimpin bandit itu Hayabusa sangat marah. Dia lalu ingin segera maju menghajarnya. Namun ia ditahan oleh Hanabi dan Vivi. Sepertinya Vivi dan Hanabi sudah sepakat kalau akan menyuruh Zero lah yang menghadapi mereka semua seorang diri."Kalian jangan besar kepala. Kalian pikir, kalian mampu melawanku? Jangan bermimpi!" Zero juga sebenarnya merasa geram karena para bandit ini ingin menjadikan istri terci
Ketika Zero sedang bertarung, ternyata dari kejauhan ada satu orang yang memperhatikan jalannya pertarungan mereka. Orang itu adalah mata-mata yang dikirimkan oleh kelompok bandit lain, kelompok bandit Koruhegi.Sebenarnya dua kelompok bandit ini juga saling bermusuhan. Jika mereka saling bertemu makan akan ada pertarungan juga. Di dunia perbanditan, siapa yang paling kuat maka ialah yang akan ditakuti dan berkuasa. Dan kebetulan, dua kelompok bandit yang sedang mengincar desa Hanabi adalah dua kelompok bandit yang cukup terkenal akan kehebatannya.Mata-mata itu tidak langsung pergi dari sana. Ia masih terus memantau jalannya pertarungan antara Zero dan bos bandit tadi sampai ada salah satu dari mereka yang kalah. Itulah perintah dari bosnya.Saat ini, Zero nampaknya cukup terpojok. Zero terpojok karena ia menerima satu tebasan pedang dari musuhnya. Luka dari tebasan pedang itu mampu merubah warna kulit bagian lengan kiri Zero menjadi berwarna hitam pekat. Dan luka itu memiliki aura i
Mendengar ucapan dari Hayabusa, rasa khawatir langsung menyelimuti hati Vivi."Hah?! Apakah yang kau katakan itu benar?!" ucap Vivi."Iya, benar apa yang dikatakannya. Aku juga pernah mendengarnya." Hanabi menimpalinya."Lalu, apa yang harus kita lakukan?" tanya Vivi yang mulai terlihat panik."Sayang, tenanglah." Lalu Zero mengelus kepala Vivi guna menenangkannya."Tapi..., aku tidak mau terjadi sesuatu padamu. Kita harus segera mengobati lukamu ini." Dan Kedua mata Vivi mulai berkaca-kaca."Kalau begitu, apakah kalian berdua tahu bagaimana cara menyembuhkan lukaku ini?" tanya Zero pada Hayabusa dan Hanabi."Jujur saja, kalau tentang cara menyembuhkannya aku tidak tahu," jawab Hanabi seraya menunduk."Iya benar, aku juga tidak tahu bagaimana cara menyembuhkannya. Tapi, aku tahu siapa orang yang dapat menyembuhkannya. Ada Tabib hebat di desa kami," ujar Hayabusa."Kalau begitu, ayo kita cepat menemuinya." Vivi benar-benar semakin panik.Mereka bertiga kemudian bergegas pergi dari sana
Kenapa keberadaan tanaman surga itu dikatakan seperti berada di neraka? Jawabannya adalah karena tanaman surga hanya akan tumbuh di sarang harimau gunung. Dan sesuai namanya, sarang harimau, tentu saja di tempat itu terdapat banyak sekali harimau buas. Harimau gunung memiliki kebiasaan yang berbeda dengan harimau hutan. Biasanya, harimau hutan akan lebih senang menyendiri baik itu berburu ataupun tidur, kecuali harimau betina yang memiliki bayi. Harimau hutan yang memiliki bayi tidak akan tidur meninggalkan bayinya. Sedangkan harimau gunung, mereka justru hidup secara kelompok setiap harinya. Mau itu di siang hari, maupun pada malam hari mereka akan selalu berkelompok untuk tujuan saling melindungi.Di dalam perjalannya, Vivi dan Hayabusa berjalan sambil membahas strategi apa yang akan mereka lakukan nantinya saat menghadapi kawanan harimau nantinya. Hayabusa juga memberitahu kepada Vivi tentang harimau gunung lebih rinci. Kebetulan Hayabusa pernah mendengar cerita pengalaman ayahnya
Setelah beristirahat, Vivi dan Hayabusa melanjutkan perjalanan mereka. Dan tak terasa akhirnya mereka berdua sampai di dekat sarang harimau gunung.Baru saja Vivi dan Hayabusa sedang akan membaca situasi, mereka sudah dikejutkan dengan kemunculan beberapa ekor harimau hutan yang muncul dari semak-semak. Rupanya, sejak tadi mereka berdua memang sudah diintai. Namun ada kejadian aneh yang terjadi.Hayabusa pernah mendengar dari cerita seniornya tentang harimau hutan. Biasanya, para harimau hutan ini akan langsung menerkam saat ada manusia yang masuk ke dalam wilayah mereka. Karena bagi mereka, manusia adalah ancaman terbesar. Akan tetapi, kenapa kali ini Vivi dan Hayabusa tidak langsung diserang oleh para harimau ini? Harimau ini jumlahnya ada puluhan ekor. Mereka semua hanya keluar dari semak-semak dan menatap lekat-lekat pada Vivi dan juga Hayabusa. Para kawanan harimau ini berjalan kesana kemari untuk bersiaga."Tunggu, Hayabusa! Masukkan kembali pedangmu! Sepertinya mereka tidak ada
"Ada apa ini? Apakah di sini ada binatang buas lainnya selain kalian?" Vivi bertanya pada Tigre yang membelakanginya."Hergh...! Hergh...! Roar...! Haum...?" Terdengarlah suara auman harimau yang jauh lebih kuat dari Tigre.Brak!Tigre melompat untuk menyerang.Ternyata ada satu ekor harimau yang ukurannya jauh lebih besar dari Tigre. Namun ada keanehan, ternyata warna harimau itu berbeda dari yang lainnya. Harimau ini memiliki warna putih. Vivi dan Hayabusa sangat terkejut dan juga merasa takut saat melihat pertarungan kedua harimau yang sedang berlangsung saat ini. Kedua harimau itu saling mencakar dan menggigit satu sama lain."Tigre! Siapa dia? Apakah dia yang menjaga wilayah ini?" tanya Vivi berteriak.Dan ketika mendengar suara Vivi yang berteriak, Harimau putih itu menghentikan serangannya. Untuk beberapa saat. Lalu Tigre dan harimau putih itu berhenti bertarung. Sepertinya mereka ingin mendengarkan terlebih dahulu apa yang akan Vivi ucapkan."Hey, kau! Harimau putih! Jangan s
Vivi baru tahu kalau ternyata ia harus membuat kontrak terhadap harimau yang kini berwujud manusia itu. "Bagaimana caranya? Apakah itu sulit?" Kemudian Vivi bertanya kepada Tigre karena merasa penasaran.Vivi penasaran dengan bagaimana sensasi dan rasanya jika ia menyatu dengan bangsa manusia harimau ini.Sedangkan Hayabusa, entah kenapa sejak tadi ia terlihat menjadi orang yang tidak banyak bicara."Tidak, Tuan Putri. Untuk membuat kontrak ini sangat mudah. Cukup hanya dengan kita menyatukan satu tetes darah kita berdua, maka kontrak akan terjalin. Kalau begitu baiklah, aku akan memulainya sekarang." Kemudian Tigre menyayat tipis ujung jari telunjuknya menggunakan pedang milik Vivi kemudian ia melakukan hal yang sama terhadap ujung jari telunjuk Vivi. Lalu tercampurlah antara darah milik Vivi dan darah milik Tigre.Setelah kedua tetes darah itu bercampur, tubuh Vivi sempat terasa bergetar. Vivi merasakan adanya getaran aneh pada dirinya. Getaran itu terasa seperti ingin melemparkan d