Semua Bab Selir Pangeran Murong : Bab 21 - Bab 30
200 Bab
SPM - Part 12b. Mulai Bergerak
Otak dari penyergapan itu masih bersembunyi di dalam kegelapan. Sedikit rumit untuk mengungkap apa motifnya. "Seharusnya mereka adalah suruhan Qing Feng, Yang Mulia." Ming Ye memberi pendapat.Pandangan mata Xuan Yuan menjadi rumit. Qing Feng memang musuh mereka. Beberapa bulan mereka bertempur di Medan perang.Namun, dia tidak bisa menyimpulkan bahwa pelaku penyergapan itu adalah Qing Feng. Apakah sesederhana itu? Masih ada banyak variabel. Musuh yang terlihat nyata, tidak lebih berbahaya dibanding musuh yang bersembunyi di dalam kegelapan.Dia bahkan harus memahami trik busuk semacam ini sejak kecil. Mana mungkin akan semudah itu mengecohnya. Xuan Yuan tidak berkata apapun."Bisa jadi, bukan," tukas Xue."Lalu siapa?" tanya Ming Ye tampak berpikir."Selidiki dengan akurat! Jangan ada celah sama sekali!" titah Xuan Yuan dingin. Ada beberapa tebakan di dalam benaknya, tapi dia tidak bisa sembarangan mengatakannya jika belum ada bukti.Ada enam negara di daratan ini. Selain Negara Qi
Baca selengkapnya
SPM - Part 13a. Paviliun Mei Hua
Kedatangan Shu Ling di Aula samping ini bisa dibilang memperbaiki suasana hati Xin Qian yang buruk karena sikap Yunxi yang selalu bersikap semena-mena padanya. Xin Qian menyukai karakter Shu Ling yang tulus.Saat ini, Shu Ling sedang merias rambut Xin Qian dengan jepit rambut dari emas bertahtakan permata warna biru senada dengan hanfu berbahan brukat warna biru berkualitas tinggi yang dipakainya. "Kulit Anda sangat halus, Nona. Latar belakang Anda pasti tidak kalah dengan para calon selir itu," puji Shu Ling.Meski masih sangat muda, Shu Ling sangat terampil melayani Xin Qian. Ini pasti pelayan terbaik, karena dipilih oleh pengawal pribadi Xuan Yuan untuk melayani dirinya. Paviliun Xing He adalah milik Pangeran Ketiga, tidak mungkin mengambil pelayan secara acak tanpa kualifikasi.Xin Qian tersenyum tipis mendengar pujian Shu Ling."Umurmu berapa?" tanyanya pelan. Meski begitu terampil, Xin Qian melihat gadis ini masih dibawah umur untuk bekerja, jika di zaman modern."Shu Ling suda
Baca selengkapnya
SPM - Part 13b. Paviliun Mei Hua
Menatap wajah polos Shu Ling yang begitu bersemangat menceritakan segala sesuatu tentang Paviliun Mei Hua, Xin Qian hanya bisa mendengus pelan. "Ayo pergi!" titahnya seraya berbalik."Eh? Nona, Nona.... Kenapa harus pergi? Bukannya Nona Xin Qian ingin melihat-lihat?" tanya Shu Ling polos. Dia mengejar langkah lebar Xin Qian yang terburu-buru untuk meninggalkan Paviliun Mei Hua.Aah, gadis ini benar-benar polos, atau pura-pura bodoh?Sudah tahu para calon selir itu menganggapnya musuh, masih berani mengajaknya ke tempat mereka. Bukankah ini namanya mengajaknya masuk ke sarang serigala?Xin Qian benar-benar tidak berdaya. Lain kali dia harus mengajari pelayan kecil ini supaya kelak tidak celaka karena kepolosannya.Benar, dia menyukai karakter Shu Ling yang polos, tapi dia tidak suka dengan orang bodoh.Huh....Gadis cantik itu terus melangkah tanpa memedulikan Shu Ling yang mengejar berusaha untuk menyejajari langkah Xin Qian sambil bertanya dengan begitu bodohnya."Nona, kenapa tiba-
Baca selengkapnya
SPM - Part 14a. Sebuah Harapan
Xin Qian berjalan sambil menggerutu. Pelayan kecilnya ini benar-benar polos. Dalam perjalanan kembali, Shu Ling masih saja bertanya pada Xin Qian kenapa majikannya itu tidak mau menerima undangan para calon selir. Xin Qian hampir mati dibuat kesal olehnya."Nona, kenapa Anda menolak undangan Nona Lin Wei?" tanya Shu Ling sembari berusaha mengejar langkah kaki Xin Qian yang jauh di depannya.Menurut Shu Ling, bersikap sedikit sombong pada mereka tidak masalah. Para calon selir itu tidak akan berani berbuat macam-macam kepada Xin Qian, jika tidak ingin membuat masalah dengan Xuan Yuan.Xin Qian hanya mendengus gemas dengan kepolosan gadis pelayan kecil ini."Mereka minta petunjuk dari Anda, bukankah mereka meninggikan Anda, Nona?" Shu Ling masih bertanya dengan bodohnya. Xin Qian menghela napas. Sepertinya, dia harus memberi petunjuk pada Shu Ling. Pelayan kecil ini kelak akan menjadi orangnya, setidaknya Shu Ling yang akan berada di dekatnya sampai Xin Qian menerima hadiah dari Kaisa
Baca selengkapnya
SPM - Part 14b. Sebuah Harapan
"QianQian, aku tidak suka melihatmu bosan. Bersamaku, kamu harus merasa senang. Bisa tidak?" keluh Xuan Yuan saat mereka melangkah beriringan menyusuri jalan setapak.Pria ini benar-benar mendominasi. Bahkan dia tidak memberi kesempatan Xin Qian untuk menunjukkan rasa bosan. Sungguh menyebalkan."Jika bosan, tentu saja aku merasa tidak senang. Apa tidak boleh?" sahut Xin Qian cemberut."Kalau begitu, aku akan menghilangkan rasa bosanmu itu." Xuan Yuan berkata lembut.Xin Qian mendengus. Pria ini berkata begitu, seakan-akan sudah sangat memahami Xin Qian. Memangnya Xuan Yuan tahu apa yang disukainya?Dia sama sekali tidak tahu. Huh....Satu-satunya hal menarik hati Xin Qian saat ini adalah kembali ke zaman modern. Kendati demikian, Xin Qian tidak mengungkapkan keluhan. Dia berjalan mengikuti Xuan Yuan dengan patuh.Mereka tiba di sebuah tempat yang pepohonan di tempat itu semakin rapat. Lalu, ada sebuah bangunan yang hampir tertutupi tumbuhan. Sengaja dibiarkan seperti itu. Bangunan i
Baca selengkapnya
SPM - Part 15a. Racun Kutukan Serigala
Tirai malam yang berwarna hitam pekat, membungkus begitu sempurna saat matahari telah kembali ke peraduan. Hal yang paling tidak disukai Xin Qian di zaman kuno adalah kurangnya penerangan saat malam mulai datang.Di langit, bulan bersinar terang, tapi tak sepenuhnya berhasil mengusir kegelapan. Meski ada nyala lampion di setiap beberapa langkah yang menerangi Aula utama Paviliun Xing He, tapi untuk orang yang terbiasa dengan cahaya yang begitu berlimpah di zaman modern, tentu saja masih tidak cukup baginya. Sudah cukup lama Xin Qian berteleportasi di zaman kuno, tapi dia masih selalu saja mengeluh hal ini. Saat ini, Xuan Yuan mengajaknya makan malam bersama di aula utama. Ada nyala lilin besar berpendar di setiap sudut ruangan. Di tengah meja juga ada lilin yang menyala. Bisa dibilang ini adalah candle light dinner. Bukan sengaja disetting demikian, tapi karena keterbatasan penerangan. Sekarang jangan bertanya tentang lampu pijar apakah sudah ditemukan oleh Thomas Alva Edison atau
Baca selengkapnya
SPM - Part 15b. Racun Kutukan Serigala
Bukannya takut, Xin Qian malah semakin merangsek mendekat. Dia sangat khawatir dengan keadaan Xuan Yuan. Pria tampan ini adalah pelindungnya di tempat ini. Sampai dia mendapatkan hadiah dari Kaisar, Xuan Yuan tidak boleh mati. Jadi, Xin Qian harus menyelamatkannya."Kalau begitu izinkan aku memeriksa dulu!" Xin Qian mengikuti mereka."Apakah kamu tabib? Kami sudah memanggil Tabib Kekaisaran. Nona Xin Qian perlu repot-repot." Xue mencoba berkata lebih bijak. Kondisi Xuan Yuan saat ini tidak boleh diketahui orang luar. Mereka belum berhasil mengkonfirmasi latar belakang Xin Qian. Masih ada kecurigaan di dalam hati mereka. Akan berbahaya jika Xin Qian mengetahui kelemahan Pangeran Ketiga.Apalagi jika berita ini sampai menyebar keluar dari Istana Xi Wei. Entah apa yang akan dilakukan oleh mereka yang saat ini masih bersembunyi di dalam kegelapan."Tadi kalian bilang A Yuan terkena racun, aku sedikit tahu tentang berbagai jenis racun. Di Sekte Emei kami, Guru telah membekali kami---""Q
Baca selengkapnya
SPM - Part 16a. Operasi
Seorang pria berseragam tabib istana berjalan tergopoh-gopoh sambil menggendong kotak obat milikinya. Ming Ye yang mengiringi, terlihat sangat gusar. Pengawal pribadi Xuan Yuan itu berjalan dengan langkah lebar menuju ruangan pribadi majikannya di Paviliun Xing He. Hatinya sungguh resah.Ming Ye berkata pada Tabib Yang bahwa Pangeran Ketiga sakit mendadak. Berita ini tidak boleh menyebar luas, karena takut terjadi hal-hal tidak diinginkan.Beberapa kali, Tabib Yang melirik Ming Ye, setidaknya dia harus tahu apa yang terjadi."Tuan Ming Ye, bagaimana bisa Pangeran Ketiga mendadak sakit?" tanyanya berusaha menggali informasi."Sebaiknya Anda periksa dulu dengan baik," sahut Ming Ye gusar.Dia sendiri masih belum yakin dengan keputusan memanggil tabib, tapi apa boleh buat, kondisi Pangeran Ketiga sudah seperti itu. Mereka tidak memiliki banyak waktu untuk berpikir dan mempertimbangkan, kerena berpacu dengan waktu.Pria berpakaian tabib itu diam-diam kembali melirik Ming Ye. Bibir pengawa
Baca selengkapnya
SPM - Part 16b. Operasi
Tabib Yang menatap curiga pada Xin Qian, sedangkan gadis itu hanya mendengus acuh tak acuh."Memangnya kenapa kalau aku tahu itu racun kutukan serigala? Tidak boleh?" raungnya kesal.Pria tua ini begitu menyebalkan. Baru datang saja sudah membuat keributan seperti ini. Apa dia ingin mencari masalah?Xuan Yuan sudah dalam kondisi seperti ini, Tabib Yang masih menghalanginya untuk menolong. "Sebenarnya, kamu ini tabib atau apa? Kamu sengaja menunda pekerjaanku karena punya motif tersembunyi. Kamu ingin Pangeran Ketiga mati karena terlambat ditangani! Begitu kan?" Xin Qian tidak bisa tenang sebelum membuat pria tua itu mati karena kesal."Sembarangan bicara!" Tabib Yang merasa begitu marah pada Xin Qian."Lalu, kenapa masih berani menunda pekerjaanku?" Xin Qian menatap tajam."Huh...." Tabib Yang mengibaskan jubahnya dan segera mundur. Selama usianya yang sudah setua ini, dia belum pernah berjumpa dengan orang yang berani memarahinya sedemikian rupa.Melihatnya sudah mundur, Xin Qian me
Baca selengkapnya
SPM - Part 17a. Jasa Kedua
Ada yang bilang bahwa dinding-dinding istana mempunyai mata dan telinga. Ternyata itu bukanlah omong kosong belaka. Meskipun tiga pengawal telah berusaha memblokir berita perihal Pangeran Ketiga yang mendadak sakit, ternyata masih berhasil lolos sampai di telinga Selir Hui Yuan Shi.Bahkan berita yang sampai di telinga Selir Hui lebih akurat. Sang Ibunda Pangeran Ketiga itu telah mendengar tentang keadaan Murong Xuan Yuan yang terinfeksi racun kutukan serigala. Mengetahui hal tersebut tentu saja Selir Hui begitu panik. Murong Xuan Yuan adalah putra kebanggaannya. Apalagi racun kutukan serigala saat ini adalah momok yang menakutkan, karena belum ada satu obat herbal pun yang bisa menawarkan jenis racun ini."Fu Jing, bagaimana keadaan Yuan'er?" resahnya panik."Yang Mulia Selir, Anda jangan panik. Pangeran Ketiga orang baik, Surga pasti akan melindunginya." Pelayan pribadi Selir Hui itu berusaha menenangkan. Wanita yang biasa bersikap tenang itu tidak bisa mengendalikan diri jika itu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
20
DMCA.com Protection Status