All Chapters of Kamu Milikku : Chapter 51 - Chapter 60
121 Chapters
Ciuman Panas
Makan malam telah berakhir, Aarav juga sudah selesai belajar dengan guru les yang sengaja didatangkan ke apartemen itu. Bersamaan dengan sang guru, bu Nining juga berpamitan untuk pulang. Semenjak tinggal dengan Sherly di apartemen tersebut, dia diizinkan mengajukan pulang satu kali dalam satu minggu."Mommy, aku sudah ngantuk." Wajah Aarav akan terlihat letih jika sudah selesai menghafalkan kosakata dalam berbagai bahasa. Dia akan selalu meminta tidur lebih awal untuk menghindari pertanyaan ayahnya."Anak mommy pasti kecapean ya?" Sherly langsung menggendong putranya, membawanya ke dalam kamar dan meninggalkan Hansel yang masih duduk di atas sofa.Begitu membaringkan Aarav di atas ranjang, Sherly segera menyelimutinya, kemudian memulai sebuah cerita dongeng untuk menemani tidur sang anak. Akan tetapi, malam itu Aarav tiba tiba menolak. "Mommy, aku ingin langsung tidur." "Kenapa, Sayang? Apa kamu bosan dengan ceritanya?" Sherly selalu berusaha membuat anaknya nyaman saat mereka ber
Read more
Terangsang
Ketika ciuman itu berlangsung, Hansel segera meraih pinggang Sherly agar menyatu dengan tubuhnya. Tangannya yang nakal ikut bergerak, menyentuh bagian bagian tubuh Sherly yang lainnya.Pria mana pun pasti akan terangsang jika sudah melakukan ciuman bibir dengan pasangan yang dicintainya. Selain mencintai Sherly, Hansel juga sangat mengagumi ibu dari anaknya itu. Dia memperlakukan Sherly dengan sangat lembut. Ciumannya begitu agresif, berpindah dari tempat satu ke bagian tubuh lainnya.Selama beberapa menit, tidak ada penolakan dari Sherly. Hingga ketika Sherly merasakan perpindahan tangan Hansel menyentuh bagian paling sensitifnya, dia mundur dan mendorong tubuh Hansel.Sherly menunduk malu. "Jangan dilanjutkan lagi, tolong keluar, ini sudah keterlaluan!" Bukannya menurut, Hansel justru meraih Sherly ke dalam pelukannya. "Aku minta maaf, aku hampir tidak bisa mengendalikan diri."Tidak lama lagi, Hansel akan melakukan sidang perceraiannya dengan Lolita. Begitu hubungan itu berakhir,
Read more
Menyerah
Rasa haru tidak terbendung lagi ketika Lolita bertemu kembali dengan Aarav. Senyum kebahagian itu mengembang tatkala sang anak yang sudah diasuh selama lima tahun itu berlari ke arahnya."Mommy ...!" Sambil berlari, Aarav berteriak memanggil ibunya."Aarav ...." Lolita membentangkan kedua tangannya, menyambut sang anak yang sudah berminggu minggu tidak dilihatnya. Sebaliknya, Sherly justru merasakan sesuatu yang aneh dalam dirinya. Tadinya dia turut senang saat akan mempertemukan putranya dengan Lolita. Akan tetapi, ketika melihat kedekatan ibu dan anak angkat itu, perasaan Sherly mulai gelisah, tidak tenang seakan akan dia akan kehilangan putranya dalam waktu dekat."Aku merindukan Mommy, kenapa Mommy tidak pulang pulang?" mulut kecil Aarav protes pada Lolita.Perasaan Sherly bercampur aduk. Senang, cemburu, takut, dan juga cemas jika Aarav tidak menginginkannya lagi sebagai seorang ibu.Tanpa sadar, Sherly mencengkram lengan Hansel. Mata awasnya masih mengamati Aarav yang tengah me
Read more
Sherly Harus Dikorbankan
"Bagaimana hasilnya, Selvi? Apa Sherly sudah menjawab panggilanmu?" Rosali duduk bersebelahan dengan Selvi. Pada akhirnya, wanita berusia empat puluh enam tahun itu setuju dengan suaminya yang akan segera menyerahkan Sherly pada Ronald. Sikap rakus Morgu membuat Rosali menyerah. Meski Sherly akan menolak, dia mengambil kesimpulan jika pernikahan itu harus segera dilakukan demi keberlangsungan hidup mereka ke depannya.Selvi menggelengkan kepala. Kembali menatap layar ponsel, dia berkata dengan lesu. "Apa mungkin Sherly sudah mengetahui dengan siapa dia akan dinikahkan, makanya dia tidak mau menjawab panggilanku."Sudah puluhan panggilan dan pesan yang dikirimkan, namun tak ada satu pun yang mendapat balasan. Selvi menyerah, tidak ingin memaksakan lagi."Bukannya kamu sudah memberitahu Sherly sebelumnya?" Rosali memelankan suaranya agar Morgu tidak mendengar pembicaraan mereka.Selvi menggeleng lagi. "Aku hanya mengatakan jika dia akan dijodohkan dengan pria kaya raya, tapi aku tidak
Read more
Ancaman Lolita
Sikap hangat dan kepedulian Hansel terhadap Sherly sontak membakar api kecemburuan dalam diri Lolita. Meski sebelumnya sudah mengetahui hubungan keduanya dan telah mempersiapkan diri untuk menghadapi segala resiko, namun hatinya tetap panas tatkala menyaksikan kedekatan Hansel dan Sherly secara langsung."Keberanian seperti apa yang kamu miliki hingga begitu mudah bagimu untuk menemui wanita yang sudah kamu sakiti?" Lolita menempatkan dirinya sebagai korban. Menunjukkan jika dia tersakiti dalam hubungan terlarang antara Sherly dan Hansel. "Apa kamu begitu bangga saat memasuki rumah ini? Apa kamu sudah merasa di atas angin setelah memiliki Hansel dan Aarav? Apa kamu juga sudah puas setelah mengambil semua yang aku miliki?" cecar Lolita sembari menunjukkan wajah sedihnya. Dalam waktu singkat, kedua bola matanya juga sudah mulai berkaca kaca.Sherly memberanikan diri untuk membalas tatapan Lolita secara langsung. Dalam mata itu, Sherly menemukan luka, kebencian dan juga harapan yang hila
Read more
Rencana Jahat
"Bukankah kita sedang berdua saat ini?" goda Hansel."Maksudku di tempat lain."Hansel curiga terjadi sesuatu. "Apa Lolita mengatakan sesuatu yang menyakitimu?" "Tidak ada."Melihat ekspresi serius Sherly, Hansel langsung mengiyakan. "Baiklah, kita pulang sekarang. Aku juga ingin bicara hal penting denganmu. Kamu tunggu di sini, aku akan panggilkan Aarav."Sherly tidak menanggapi lagi. Kepalanya masih pusing, sibuk memikirkan cara membujuk Hansel. Ancaman Lolita tidak main main dan Sherly takut kehilangan putranya. Bahkan kini dia yakin jika Aarav akan menolak pulang bersamanya.Dugaan Sherly sangat tepat. Kurang lebih lima belas menit menunggu Hansel, pria itu keluar dari sebuah ruangan dengan tangan kosong. Hansel hanya keluar seorang diri, karena Aarav menolak ikut dengan mereka. Ditambah lagi ada Hannah yang ikut mempengaruhi sang anak, membuat Aarav bersikap manja, karena mendapat pembelaan dari neneknya."Aarav tidak mau ikut dengan kita," kata Hansel setelah berdiri di depan
Read more
Permintaan Sherly
Hansel tengah melakukan panggilan dengan salah satu bawahannya ketika sebuah ketukan pintu terdengar dari luar ruangannya. "Masuk saja!" Hansel segera mematikan panggilannya, lalu duduk di bibir ranjang menunggu Sherly.Malam itu, Aarav tidak ikut pulang. Sherly memutuskan untuk membersihkan sebuah kamar lain untuk Hansel agar mereka tidur dalam ruangan terpisah."Apa aku mengganggumu?" Sherly masih berdiri di depan pintu. "Tidak," Hansel menjawab, lalu menyuruh, "Masuklah!"Sherly enggan untuk berduaan di dalam kamar tersebut, jadi dia meminta pada Hansel. "Aku ingin bicara sesuatu denganmu, tapi sebaiknya di luar saja!""Ok." Hansel segera bangkit mengikuti langkah Sherly menuju ruang tamu.Setelah duduk berhadap-hadapan, Sherly memulai obrolan. Dia lebih dulu memastikan janji Hansel yang ingin menemaninya pulang ke kampung halaman."Bagaimana keputusannya? Apa kita jadi berangkat besok?" tanya Sherly dengan serius. Dia sudah tidak sabar untuk menemui keluarganya. Bersama dengan H
Read more
Sambutan Sang Ayah
Malam itu terasa berbeda dengan malam sebelumnya. Meski perasaan kurang senang sempat menonjol akibat permintaan Sherly, namun suasana romantis masih tercipta tatkala Sherly mengecup bibir Hansel lebih dulu. Terlalu indah bagi Hansel, karena Sherly juga menyatakan perasaannya yang mengungkapkan kebahagian ketika mereka bersama. Pada akhirnya, Hansel mendengar sendiri balasan perasaan Sherly terhadapnya.Hansel memandangi Sherly dengan tatapan berbeda. Ada perasaan haru, bahagia, namun ada kesedihan juga atas permintaan wanita itu."Kenapa melihatku seperti itu?" Sherly bertanya. Seketika dia menyesal dengan keberaniannya. Harusnya tidak perlu sampai menyentuh bibir Hansel dengan bibirnya. "Apa ada larangan untuk melihat wanita yang akan aku nikahi?" Hansel ikutan protes. Tidak ingin melewatkan momen indah di malam itu, dia pun melanjutkan. "Sekarang boleh kita lanjutkan ciuman tadi?"Wajah Sherly berubah merah, menahan malu dari godaan Hansel. Sepertinya, pria di depannya akan berub
Read more
Penebus Hutang
"Pulang juga kamu anak sialan!" gertak Morgu dengan mata melotot tajam. Kebenciannya bertambah tatkala melihat anak bungsunya pulang bersama dengan tiga pria asing. Aib apa lagi yang akan dibawa Sherly? Morgu tidak berani membayangkannya. Namun demikian, sebuah tuduhan lolos dari mulutnya. "Mau sampai kapan kamu berhenti bermain dengan para pria? Apa belum cukup apa yang sudah kamu lakukan pada kami?" Jangankan untuk menjawab, Sherly bahkan tidak berani menatap wajah marah ayahnya. Sementara Hansel refleks menggenggam tangan Sherly yang sudah gemetar. Pria itu ingin memberi semangat pada wanitanya, namun Morgu sontak berpikiran lain."Anak kurang ajar, kamu selalu membuat malu keluarga ini!" makian itu terdengar lagi dari mulut Morgu.Sudah lumayan lama Morgu tidak melihat Sherly. Ketika bertemu kembali, tangannya mengepal, semangatnya untuk memaki masih bisa membara, padahal kesehatannya belum stabil pagi itu.Mendengar suara teriakan Morgu yang cukup keras, Rosali, Selvi dan Chan
Read more
Memanfaatkan Kepolosan Sherly
Hansel segera berdiri tepat di depan pria paruh baya itu, lalu mengulurkan tangannya. "Perkenalkan, aku Hansel, ayah dari anak yang telah dilahirkan Sherly," ucap Hansel dengan lantang.Seluruh anggota keluarga Sherly sontak berdiri serentak, terkejut mendengar penjelasan Hansel. Semuanya ternganga saat menatap pria tampan itu. Akhirnya, orang yang bertanggung jawab atas kehamilan Sherly muncul juga dan mengakui kesalahannya.Jika Rosali, Selvi dan Chandra terlihat lega melihat kedatangan Hansel, lain halnya dengan Morgu. Bola mata pria berusia setengah abad itu seketika melebar mengetahui status Hansel. Selanjutnya, dia berdiri dengan tangan yang refleks terangkat. Beruntung Chandra dengan sigap menghentikan Morgu. Karena peduli dengan kesehatan sang ayah mertua, dia segera menahan tubuh pria itu. "Kau ...!" Gusar, Morgu mengangkat jari telunjuknya di depan muka Hansel. "Jadi kau orangnya, bajingan yang telah menghamili Sherly lalu mencampakkannya seperti sampah!""Aku bukan baji
Read more
PREV
1
...
45678
...
13
DMCA.com Protection Status