Semua Bab Istri Pelampiasan CEO: Bab 31 - Bab 40
250 Bab
Bab 31 : Sedikit Menyesal
BRAKAmara membanting pintu ruang kerja Nic dan membuat pria itu kaget sampai berdiri dari kursinya. Rio yang sedang menunggu di depan meja kerja Nic juga ikut kaget. Keduanya heran mendapati Amara masuk dengan emosi bahkan dada wanita itu tampak naik turun tak karuan."Kamu bisa keluar dulu!" Titah Nic ke Rio. Sekretarisnya itu pun mengangguk, tapi sebelum keluar dari ruangan sang atasan, dia bertanya apakah harus membuat teh untuk Amara."Tidak perlu! Aku akan memanggilmu jika membutuhkan sesuatu," ucap Nic. Ia memandang Rio, memastikannya keluar dan menutup pintu, setelah itu bertanya ke Amara. "Kenapa kamu tiba-tiba datang ke sini? Ada apa?""Cloud, wanita itu. Dia memberikan foto-foto kedekatan kita ke papa dan juga CEO-ku," ucap Amara dengan nada geram."Papamu sudah tahu kita berteman lama, dan bilang saja ke CEO-mu kalau kita teman," jawab Nic dengan santai. Menurutnya hal itu tidak perlu diributkan. Berbeda dengan Amara yang kesal karena apa yang dilakukan Cloud menunjukka
Baca selengkapnya
Bab 32 : Perasaan Apa Itu?
"Tidak mau makan?"Cloud masih tak percaya dengan apa yang dilakukan Nic saat ini. Pria itu duduk di depannya sambil menikmati nasi goreng tenda pinggir jalan yang memang baru buka di jam malam."Aku bilang tidak lapar, kenapa juga kamu pesankan?" Ketus Cloud. Ia menyesap es jeruk dari gelas sambil memalingkan muka. "Kamu tahu tidak makan nasi goreng di malam hari itu tidak baik? Karbohidrat kompleksnya tidak akan bisa diserap tubuh, kamu bisa kegemukan atau bahkan terkena diabetes," cerocosnya. "Bukankah itu bagus untukmu dan keluargamu, kalau aku penyakitan dan cepat mati."Cloud diam. Ia hanya bisa memandangi wajah Nic yang baru saja membantah ucapannya. Cloud berharap Nic tidak mengajaknya berdebat soal Amara. Sungguh dia sudah tidak memiliki tenaga untuk membahas masalah itu. Besok malam fashion show produk baru perusahaannya akan digelar, Cloud tidak ingin suasana hatinya berantakan hanya karena wanita itu.Cloud memilih berdiri. Ia Memberikan piring berisi nasi goreng yang be
Baca selengkapnya
Bab 33 : Balasan Tak Terduga
“Aku akan membalasnya, Nic. Aku akan membuat acaranya hancur.” “Apa yang mau kamu lakukan?” “Lihat saja nanti! Dan nikmati pertunjukkan yang akan aku perlihatkan ke semua orang.” Amara menggenggam erat kemudi mobil menuju suatu tempat. Ia mengingat ucapannya ke Nic beberapa saat yang lalu. Rasa bencinya ke Cloud sejauh ini hanya didasari oleh dua hal. Pertama, karena wanita itu adalah istri dari pria yang dicintainya. Kedua, karena Cloud begitu tangguh sampai masih tak mau meninggalkan Nic meski sudah disakiti sedemikian rupa. Amara berpikir jika Nic tidak bisa membalas Cloud untuknya, maka dia akan membalas wanita itu sendiri. Ia sangat kesal, karena Nic seolah tidak mau membelanya kali ini. Amara sengaja mengundang salah satu model yang ambil andil dalam peragaan busana di acara perusahaan Cloud malam nanti. Ia ingin menawarkan beberapa keuntungan ke model itu, agar mau membantunya mengacaukan acara yang sangat Cloud tunggu-tunggu. Dengan keahliannya dalam berbicara, Amara menja
Baca selengkapnya
Bab 34 : Show Must Go On
Cindy yang datang untuk ikut melakukan geladi bersih tampak bersikap biasa. Ia mulai berpikir untuk melancarkan aksi memasukkan obat pencahar yang diberikan oleh Amara ke rekannya sesama model.Berharap semuanya lancar, tapi Cindy dibuat harus memutar otak karena mengalami kendala. Dirinya datang saat jam makan siang sudah lewat. Terlebih dia lupa kalau acara fashion show itu digelar di sebuah hotel bintang lima. Mencampurkan obat ke makanan jelas sangat susah untuk dilakukan.“Sial! Aku pikir ini mudah,” gumam Cindy. Ia gusar, bahkan menggaruk kepalanya frustasi. Hingga sebuah ide tiba-tiba terlintas di pikirannya.Cindy pun memesan kopi dari luar, dan saat kopi itu datang dia sengaja tak langsung memberikannya ke para model. Cindy membawa kopi itu ke ruangan kosong yang ada di dekat ballroom, dan lebih dulu membuka tutupnya untuk diberi beberapa tetes obat pencahar.Sesekali dia menoleh ke kiri dan kanan untuk memastikan tidak ada seorangpun yang melihatnya melakukan perbuatan itu.
Baca selengkapnya
Bab 35 : Tubuhmu Adalah Milikku
Tepuk tangan para tamu undangan riuh terdengar, satu persatu rangkaian acara malam itu mulai berjalan. Namun, ada satu hal yang membuat semua orang heran, bagian Cloud yang seharusnya memberi sambutan di depan dilewati begitu saja. Sama halnya dengan tamu yang lain, Bianca sampai berbisik ke Skala sambil memperlihatkan susunan acara yang ada di undangan yang dia bawa. Nic sendiri mulai bertanya-tanya, tapi dia enggan untuk mengeluarkan ponsel dan menghubungi Amara. “Mama mana, Pa?” Tanya Kala yang sejak tadi menunggu Cloud muncul. Nic yang juga tak tahu dan hanya bisa meminta putranya bersabar, dia berkata mungkin saja Cloud sedang sibuk di belakang panggung. Ia sendiri tiba-tiba merasa kesal mendapati Arkan tak berada di kursinya dan malah sibuk mengambil gambar dengan kamera yang dibawa. Nic pikir sepupunya itu pasti menunggu Cloud muncul agar bisa mendapat fotonya dari jarak dekat. Para tamu masih menunggu-nunggu puncak dari acara itu, hingga tiba-tiba lampu utama meredup bergan
Baca selengkapnya
Bab 36 : Sentuhan Yang Berbeda
Cloud tak bisa berkata-kata mendengar kalimat seposesif itu dari bibir suaminya. Jika saja Nic benar-benar mencintainya, jika saja pria itu bisa membuka hati untuk menjalani rumah tangga penuh romansa dengannya. Namun, Cloud tahu Nic hanya candu dengan kemolekan tubuhnya. Mereka masih memandang wajah satu sama lain. Sampai Tasya mendekat dan memberikan tas Cloud juga kunci kamar milik atasannya itu."Maaf Bu, saya takut meninggalkan tas Anda di belakang."Cloud menoleh dan tersenyum. Ia menerima tas dan kunci kamarnya dari tangan Tasya lantas mengucapkan terima kasih. Ia memperbolehkan sekretarisnya itu pulang. Cloud menundukkan kepala saat para tamu yang satu persatu hendak pergi menyapa, sampai senyuman di wajah Cloud terlihat lebih semringah, membuat Nic menoleh ke arah wanita itu menatap.Nic berdecak sebal menyadari Arkan mendekat. Ia bisa menebak sepupunya itu pasti akan mengajak Cloud mengobrol. Tak ingin hatinya semakin terbakar api cemburu, Nic mencekal pergelangan tangan Clo
Baca selengkapnya
Bab 37 : Pernikahan Palsu
"Di mana Nic?""Kenapa malam-malam mencari suami orang?" Amuk Cloud. Ia duduk sambil menarik selimut untuk menutupi badan, sesekali menatap Nic yang terlelap.Di seberang sana Amara geram. Dia tak habis pikir bagaimana ponsel Nic bisa ada di tangan Cloud. "Apa kamu ingin mengadu ke Nic kalau gagal merusak acaraku?" Amara terkejut, dia semakin tak bisa berkata-kata karena apa yang dituduhkan Cloud memang benar. Ia baru saja membaca pesan dari Cindy, gadis itu menceritakan kekacauan yang sudah terjadi dan apa yang menimpanya tadi."Nic sedang tidur, kalau ingin bicara dengannya tunggu besok pagi," kata Cloud. Ia menutup panggilan itu lalu meletakkan kembali ponsel suaminya di nakas.Cloud kembali memandangi wajah Nic, hingga dia memutuskan untuk pergi lebih dulu dari kamar itu. Cloud hanya takut dirinya akan sedih, jika memilih tetap tinggal dan esok saat bangun Nic sudah tak ada di sampingnya. Cloud tidak ingin merasa dibuang, sehingga memutuskan pulang ke rumah meninggalkan pria itu
Baca selengkapnya
Bab 38 : Aku Tahu Perselingkuhanmu
“Karena aku mencintainya, aku tahu alasan Nic menjalin hubungan dengan Amara.”“Cloud!”Arkan terhenyak, dia tak mengerti kenapa Cloud malah menjawab pertanyaannya seperti ini.“Coba katakan! Alasan apa yang membuatmu sampai bertahan dan menerima perselingkuhan Nic.”“Ar, aku tahu kita teman, tapi ada hal-hal yang tidak bisa aku ceritakan padamu,” ujar Cloud. Ia menepuk pelan lengan Arkan seolah meminta pria itu berhenti membahas hal ini. “Terima kasih sudah mencemaskan aku.”Arkan tak bisa lagi mencecar, apalagi Cloud langsung berpaling meninggalkannya berbaur dengan para staff yang sedang menikmati makanan. Arkan melihat Cloud tersenyum lebar, tapi dia tahu senyum Cloud itu palsu.Diam-diam bukan hanya Arkan saja yang mengetahui hubungan Nic dan Amara, Skala dan Rain ternyata juga tahu. Rain bahkan ingin sekali menghajar sang adik ipar jika saja papanya tak menahan.Hari itu, Rain kedatangan papanya di kantor, mereka minum teh bersama di ruang kerjanya, tapi Rain tampak membuang muk
Baca selengkapnya
Bab 39 : Tamparan Di Lobi
Seperti apa yang sudah direncanakan, Cloud menemui Cindy dan datang ke apartemen gadis itu. Cloud sengaja tidak datang sendiri. Ia mengajak Tasya untuk menjadi saksi apa yang akan dia lakukan ke model yang sudah dengan sengaja ingin mengacaukan acaranya kemarin.Cloud menekan bel. Ia tahu Cindy pasti sudah melihatnya dari lubang pintu, tapi tak berani membuka. Cloud tak ingin menyerah, dia tetap berdiri dan kali ini menelepon ke nomor Cindy agar gadis itu terintimidasi. [ Buka pintunya! Kamu punya dua pilihan, temui aku atau diseret keluar oleh polisi ]Cloud akhirnya mengirim pesan karena Cindy tak kunjung mengangkat panggilannya. Ternyata cara itu berhasil. Cindy membuka pintu dan menyapa, meski dengan nada suara sedikit gemetar. "Tidak perlu takut! Aku hanya ingin menanyakan beberapa hal padamu," ucap Cloud. Cindy pun memersilahkan Cloud dan Tasya masuk, tapi belum juga pantat dua wanita itu mendarat di sofa, Cindy sudah lebih dulu berlutut dan meminta maaf."Aku mohon maafkan a
Baca selengkapnya
Bab 40 : Kembali Membuncah
"Aku akan mengadukan perlakuanmu ini ke Nic."Amara mengancam, tapi bukannya takut Cloud malah tersenyum meski sebenarnya hanya untuk menutupi rasa sesak dan cemburu di hati. "Adukan saja! Aku selalu siap dengan drama," jawab Cloud. Ia memandang Amara dengan tatapan mencibir sebelum pergi meninggalkan wanita itu di lobi.Tasya yang melihat Cloud bersikap seperti tadi, merasa atasannya itu sangatlah keren. Ia bangga menjadi sekretaris Cloud. Sifat pantang menyerah dan tak gampang ditindas wanita itu akan dia jadikan contoh.Cloud masuk ke dalam mobil. Ia mengambil alih kemudi dan membuat Tasya heran."Bu, biarkan saya saja yang membawa mobilnya!""Tidak perlu, aku akan mengantarmu. Kamu mau pulang atau ke kantor dulu?" Tanya Cloud.Tasya kebingungan, dari pertanyaan Cloud barusan, dia tahu sang atasan sepertinya tidak berniat kembali ke perusahaan. Lagi pula hari memang sudah sore, Tasya pun meminta diantar ke halte terdekat untuk menunggu bus.Setelah menurunkan Tasya di halte, Cloud
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
25
DMCA.com Protection Status