All Chapters of Penguasa Hati sang Presdir: Chapter 621 - Chapter 630
643 Chapters
Bab 621
Langit-langit kamar yang berwarna biru tua tampak dipenuhi bintang, meteor, dan planet-planet luar angkasa."Mama yang menggambarnya," kata Hesper dengan bangga. "Mama sangat sibuk, tapi dia meluangkan waktu untuk mendekorasi kamarku."Liam menatap langit-langit kamar sambil membayangkan sosok Sofia yang kurus sedang memanjat tangga untuk menghias kamar Hesper. Kira-kira bagaimana perasaan Sofia pada saat itu? Dia pasti sangat bahagia."Mamamu menyukai bintang?" tanya Liam dengan suara teredam.Sofia memberikan Hesper nama yang bermakna bintang, dia juga meluangkan waktu untuk menghias kamar Hesper. Liam menebak, sepertinya Sofia menyukai bintang.Hesper mengerutkan alis sambil memutar bola matanya. "Hmm, aku nggak tahu.""Kenapa mamamu memberikanmu nama Hesper?" tanya Liam.Alena pernah menceritakannya sehingga Hesper dapat menjawab pertanyaan ini."Karena ...." Raut wajah Hesper terlihat percaya diri. "Di saat titik terendah hidup Mama, aku adalah satu-satunya cahaya di dalam hidupny
Read more
Bab 622
Liam pandai memasak, tetapi karena terlalu sibuk, dia jarang menyiapkan makanan sendiri.Liam membuka kancing lengan kemeja dan melipatnya hingga memperlihatkan separuh lengan yang kokoh. Kemudian Liam melepaskan jam tangan yang dikenakan dan meletakkannya ke atas meja.Alena sangat memperhatikan asupan makanan Hesper. Meskipun sangat sibuk, setiap hari Alena menyempatkan waktu untuk memasak.Liam menemukan berbagai macam bahan makanan di dalam kulkas. Ketika melihat Liam mengeluarkan sebongkah daging sapi dan udang, Hesper langsung protes. "Aku nggak mau makan daging sapi dan udang."Meskipun setiap hari memasak, kemampuan Alena hanya terbatas pada beberapa hidangan yang sederhana seperti steak, udang rebus, dan salad."Aku bosan makan daging sapi dan udang terus." Hesper melirik kecil ke arah bahan makanan yang dikeluarkan Liam.Hesper memahami kesibukan Alena, makanya dia tidak pernah protes meski setiap hari menyantap makanan yang sama. Namun hari ini berbeda, Liam jarang-jarang me
Read more
Bab 623
"Hesper, kenapa kamu nangis? Papa berjanji akan membantumu. Ceritakan sama papa." Liam terus berusaha membujuk Hesper.Sesaat mendengar kata papa, air mata Hesper mengalir makin deras hingga membasahi kemeja Liam. Liam mengusap punggung Hesper sambil mengusap air matanya."Kalau kamu tidak mau makan daging sapi dan udang, aku masakkan hidangan yang lain. Kamu jangan menangis lagi, ya?" Liam membujuk Hesper dengan sabar."Bukan ...," jawab Hesper sambil terisak-isak. "Aku ... aku ...."Hesper kesulitan berbicara karena napasnya tidak teratur."Lalu kenapa?" Liam sangat sabar, dia sama sekali tidak marah.Hesper menatap Liam dengan ragu. Liam tidak mendesak Hesper, dia menunggu sampai Hesper tenang.Setelah beberapa saat, Hesper baru menjawab, "Aku agak sedih.""Kenapa sedih?" tanya Liam.Suara Hesper sangat kecil. Untungnya Hesper berbicara di samping telinga sehingga Liam bisa mendengarnya."Kenapa kamu bukan papaku yang sebenarnya?" jawab Hesper sambil meneteskan air mata.Meskipun He
Read more
Bab 624
Liam menggoreng daging sapi yang telah dibumbui, lalu menyiapkan udang rebus dan olahan saus tomat. Setelah nasi matang, Liam menyajikan semua masakannya ke atas meja."Wah ...." Hesper menelan air liur saat mencium aroma kelezatan masakan Liam. "Papa, aku lapar! Makanannya kelihatan enak.""Papa duluan makan." Hesper adalah anak yang sopan, dia tidak mau mendahului Liam sebagai orang yang lebih tua.Liam tersenyum sambil mengambilkan sebongkah daging untuk Hesper. "Coba daging sapinya."Hesper mengambil sendok dan menyantap daging yang diberikan."Wah ...." Hesper mengacungkan dua jempol. "Enak banget. Ini masakan terenak yang pernah aku makan."Hati Liam terasa berbunga-bunga mendengar pujian Hesper. "Kalau kamu suka, Papa akan sering-sering memasak untukmu."Hesper langsung memeluk Liam dan mengecup pipinya. "Aku paling sayang Papa."Bibir Hesper berminyak, tetapi Liam tidak risih. "Lebih sayang siapa? Papa atau Mama?"Hesper menjawab dengan tenang, "Sama-sama sayang.""Anak pintar.
Read more
Bab 625
Alena pernah melihat foto Liam di ponsel Hesper. Sebelum mengundang Liam ke rumah, Hesper telah meminta izin kepada Alena. Oleh sebab itu Alena buru-buru menyelesaikan semua pekerjaan di kantor dan bergegas pulang."Pak Liam." Alena tersenyum santai sambil mengulurkan tangan untuk menjabat tangan Liam. "Salam kenal."Liam sempat terdiam selama beberapa detik, tapi akhirnya dia tetap mengulurkan tangan dan menjabat tangan Alena.Alena menyadari setiap gerak-gerik Liam. Sofia pernah menceritakan betapa cerewetnya Liam, dia tidak suka bersentuhan dengan orang lain.Alena sengaja mengajak Liam berjabat tangan untuk mengetes reaksinya. Alena mengira kalau Liam akan menolak, tetapi ternyata ....Alena tersenyum puas melihat respons Liam. Kemudian Alena melirik ke arah meja makan yang kosong dan bertanya, "Kata Hesper hari ini kamu mau memasak? Kalian belum makan?"Hesper menyela, "Sudah selesai makan. Masakan Papa enak banget, lebih enak daripada ... makanan di luar."Hesper hampir keceplosa
Read more
Bab 626
Liam tidak mengerti yang membuat Sofia marah.Alena bersikap agak sungkan. Sebagai ungkapan terima kasih, Alena menyeduhkan teh paling mahal yang dimilikinya.Liam, Hesper, dan Alena duduk di ruang tamu. Hesper meringkuk di dalam pelukan Liam sambil bermain robot.Perhatian Alena tertuju kepada Hesper. "Anak ini sangat menyukaimu."Liam membelai kepala Hesper, tatapannya terlihat sangat lembut. "Em.""Apa rencanamu?" tanya Alena.Liam tidak memahami maksud Alena. "Hmm?""Hubunganmu dan Sofia, apa rencanamu?" Alena bertanya secara frontal sambil menatap Liam dengan serius.Liam tidak berani menatap Alena, jari-jarinya yang menggosok cangkir teh kelihatan tegang.Apa rencana Liam? Tentu saja Liam ingin hidup bersama Sofia. Yang penting bukan apa rencana Liam, tetapi bagaimana pandangan Sofia.Liam pernah menyakiti hati Sofia. Meskipun Sofia tidak membencinya, Liam tidak yakin apa Sofia masih bersedia kembali bersamanya. Bagaimana kalau Sofia menolak Liam? Apalagi Liam merahasiakan status
Read more
Bab 627
"Maaf ...." Ekspresi Liam tampak menyesal. "Aku tidak ingat apa-apa."Liam menggunakan alasan "hilang ingatan" untuk menutupi kebingungannya."Ah?" Alena baru ingat, Liam lupa ingatan setelah sadar dari koma. Jadi, dari tadi Liam tidak memahami semua ucapan Alena?Alena sangat kesal, sia-sia saja semua pertanyaan yang dilontarkan.Liam sudah terbiasa berpura-pura lupa ingatan. "Sejak dulu, aku dan Sofia saling kenal? Tidak ada yang pernah cerita. Apakah kamu bisa menceritakannya?""Sudahlah." Alena tidak bisa ikut campur, dia hanya mengetahui sedikit mengenai hubungan Liam dan Sofia. "Lupakan.""Begini saja ...." Alena menginterogasi Liam. "Apakah kamu menyukai Sofia?"Liam tidak berkutik di hadapan Sofia, tetapi dia berani menjawab secara tegas di hadapan Alena. "Aku menyukainya.""Apakah kamu ingin bersamanya?""Mau." Liam tersipu malu."Apakah kamu bersedia menyayangi Hesper seperti anakmu sendiri?""Tentu." Liam mengangguk."Bagus." Alena menyukai kejujuran Liam. "Aku akan membantu
Read more
Bab 628
Pagi-pagi sekali, Liam pergi ke rumah sakit untuk membawakan.Sesampainya di sana, Liam tidak melihat siapa pun di dalam ruangan. Kemudian Liam menarik seorang perawat yang lewat sambil menunjuk ke arah ruangan Sofia. "Di mana pasien yang dirawat di ruangan itu?"Sebagian besar perawat yang bekerja di rumah sakit ini adalah senior yang tak lagi muda. Wanita paruh baya membelalak saat melihat wajah Liam yang tampan dan memesona. "Kamu ganteng banget ...."Liam sudah sering mendengar orang-orang yang memuji ketampanannya. Tak hanya wanita dalam negeri, wanita luar negeri pun mengagumi perawakan Liam."Terima kasih," jawab Liam dengan dingin, lalu mengulang kembali pertanyaannya. "Di mana pasien yang dirawat di ruangan itu?""Maksudmu Sofia? Kakaknya membawa dia ke ruang fisioterapi," jawab perawat sambil tersenyum menggoda.Otot-otot kaki Sofia melemah karena berbulan-bulan terbaring di atas tempat tidur. Ini bukan masalah yang besar, tetapi juga tidak boleh disepelekan. Setiap hari Sofi
Read more
Bab 629
Sofia duduk di kasur, sedangkan Darius menuangkan segelas air hangat untuknya. Martin membasahkan handuk untuk mengelap keringat Sofia.Liam berdiri mematung di tempat, dia tidak berani mengganggu Darius yang sedang mengurus Sofia.Melihat Liam yang tampak canggung, Sofia mencari topik untuk mencairkan suasana. "Kok kamu datang pagi banget?"Liam mengangkat makanan yang dibawanya. "Aku pikir kamu belum bangun. Aku datang membawakan sarapan.""Ah ...." Sofia menghela napas panjang. "Setiap hari aku bangun jam 7, lalu sarapan dan pergi ke pusat fisioterapi."Sofia adalah contoh "pasien teladan", dia tidak pernah tidur larut malam dan bangun tepat waktu untuk menjalani perawatan. Dokter-dokter di rumah sakit sering menggunakan Sofia sebagai contoh untuk memberikan semangat kepada pasien lain."Tidak apa-apa." Liam menenteng makanan yang dibawanya ke arah tong sampah.Di saat Liam mengulurkan tangan, tiba-tiba Sofia berteriak, "Sebentar!""Latihan hari ini lumayan berat, aku lapar lagi." S
Read more
Bab 630
Darius kembali ke kantor untuk menghadiri rapat. Setelah "dimarahi" Sofia, Darius pergi dalam keadaan marah.Liam tinggal untuk memani Sofia. Karena takut Sofia bosan, Liam membawanya berjemur di taman.Taman rumah sakit merupakan salah satu tempat yang paling disukai para pasien. Terdapat banyak pepohonan rindang dan sebuah danau buatan, pemandangan di sini sangat indah.Karena takut Sofia masuk angin, Liam menyuruhnya untuk mengenakan jaket. Setelah berjemur beberapa menit, Sofia kepanasan dan melepaskan jaketnya.Liam mengerutkan alis, dia berjalan ke depan Sofia, lalu membungkukkan badan dan menarik ritsleting jaket sampai tertutup rapat.Sofia memperhatikan wajah Liam hingga melamun. Beberapa orang yang berada di dekat mereka iri melihat kemesraan Liam dan Sofia.Sofia tak pernah berhenti mengagumi ketampanan Liam. Matanya yang tajam, bibirnya yang tipis, alisnya yang tebal, semuanya sempurna."Jangan sampai masuk angin." Suara Liam menyadarkan Sofia dari lamunan. "Kata dokter imu
Read more
PREV
1
...
606162636465
DMCA.com Protection Status