All Chapters of Istri Manja Dosen Posesif: Chapter 121 - Chapter 130
142 Chapters
Tidak Ikut Pulang
"Om, besok Miko mau pulang ke rumah, Om tidak mau kasih hadiah apa, gitu?!" Anak itu mengganggu Dante yang tengah sibuk di dalam ruangan kerjanya. Suara Miko yang sengaja membuyarkan lamunan Dante, memang sejak tadi bahkan dua jam lamanya Dante di dalam sana ia tidak fokus pada kerjaannya, melainkan malah berpikir tentang Siera. "Om, dengerin Miko nggak sih!" pekik Miko menatap sang Paman dengan tatapan kesal. Barulah Dante mengembuskan napasnya panjang dan menatap penuh permusuhan pada Miko. "Apa, hah?!" serunya agak sinis. Miko tersenyum kecil. "Itu Om, Miko nanti mau pulang ke rumah Papi. Om Dante nggak ngajak Miko jalan-jalan dulu atau bagaimana, gitu?!" Dante menjentikkan jemarinya di dagu, ia menggelengkan kepalanya. "Nggak, Om Dante sibuk!" Miko cemberut, tidak biasanya Dante menolak ajakannya. Biasanya malah langsung dituruti dan iya-iya saja. Tapi kali ini Miko sepertinya harus putar otak untuk merayu-rayu Dante. Tiba-tiba saja Miko mengulurkan tangannya dan anak sit
Read more
Miko Menjadi Anak yang Baik
"Miko pulang..." Suara teriakan anak itu seraya bersamaan dengan gedoran pintu depan saat hari sudah malam. Frisca yang tengah bersama Daniel di kamar lantai satu menemani bayinya, sontal langsung berdiri dan Daniel berjalan membuka pintu. Begitu pintu rumahnya terbuka, di depan sana nampak Miko tersenyum lebar membawa banyak paper bag di tangan Dante. "Nih! Bocil-mu narget!" seru Dante dengan mata yang menyipit kesal pada sang keponakan.Miko hanya tersenyum menunjukkan deretan giginya saja dan memasang wajah-wajah tak berdosa. "Miko kan hanya mau mainan baru!" seru Miko seraya terkikik geli. "Ya sudah sana masuk, ganti baju terus istirahat. Miko bobo sana Mami, temani adik ya, biar Papi tidur di sofa," ujar Daniel pada sang putra. "Iya, Papi!" seru anak itu berlari masuk ke dalam rumah. Frisca yang berada di dalam kamar, ia menengok-nengok ke depan dan menanti-nanti. Ia hanya mendengar suara putranya saja. Sebelum akhirnya nampak Miko membuka pintu kamar setelah beberapa me
Read more
Setelah Beberapa Tahun Mereka Tumbuh
Beberapa tahun kemudian...."Kakak... Celia ikut!" Suara terikan itu membuat langkah Miko terhenti di ujung bawah anak tangga, pemuda itu menoleh ke atas di mana Adiknya berlari mengejarnya. Miko menenteng tas kecilnya yang berisi bola basket. Anak itu kini sudah berusia dua belas tahun, dan Miko tumbuh menjadi anak yang mempunyai posisi tubuh tinggi besar. Adiknya yang masih berusia lima tahun kini berlari terbirit-birit mengejarnya. "Mi... Pi... Adik ikut terus!" teriak Miko dengan nada kesalnya. "Ikut!" pekik Celia, anak itu tiba-tiba saja memeluk punggung Miko dari belakang. "Nggak usah, Celia! Kamu ini cengeng, di rumah saja, nanti ikut Mami ke rumah Om Dante, ajakin gelud aja nanti Om Dateng ya, Kakak mau latihan basket... Huhh... Celia!" Miko membanting tasnya ke lantai dan menatap sang adik yang berlari keluar menghadang pintu. Tingkah Celia sangat jahil dan juga nakal, hal itu seringkali membuat Miko merasa kewalahan dan marah-marah karena tingkah adiknya yang sangat-
Read more
Betapa Aku Sangat Mencintaimu
Seperti yang Mamanya bilang, hari ini Miko libur dan tidak ada kegiatan apapun. Anak itu tidak ada kegiatan apapun selain pulang sekolah terus bermain dengan adiknya. Dan juga Celia yang sangat senang karena siang ini Kakaknya full seharian bermain bersama dengannya, anak itu berlarian ke sana dan ke sini seharian."Tumben sekali Miko ambil cuti?" tanya Dante yang berkunjung ke rumah Frisca."Aku yang minta semalam Kak, kasihan adiknya setemgah hari kemarin menangis mencari Miko," jelas Frisca seraya duduk di samping suaminya. "Miko bekerja terlalu keras," sahut Daniel mengembuskan napasnya pelan. Sejak tadi ia diam memperhatikan anak-anaknya. "Miko... Dia melakukan semua ini karena ingin diakui, bukankah itu terlalu jahat untuknya?" Frisca tersenyum, ia mengarahkan jari telunjuknya di depan bibir saat melihat Miko membawa adiknya berjalan mendekati sang Mama dan Papa."Sini Boy!" panggil Dante melambaikan tangannya pada Miko. "Duhh... Anak laki-laki kecil Om Dante, sudah besar saj
Read more
MY DESTINY
"Kakak, hari ini libur kan ya? Celia mau main sama Kakak. Kita jalan-jalan sama Mami dan Papi ya, Kak..." Celia mendekati Miko yang sedang belajar di meja depan. Mendengar rengekan sang adik membuat anak laki-laki itu langsung menutup bukunya. Dan Miko pun memangku Celia dengan nyaman. Adiknya itu memeluknya erat-erat. "Kakak... Mami sama Papi masih pergi lama, nggak?" Celia mendongak menatap Miko dengan ekspresinya yang cemas. "Nggak Celia, pasti sebentar lagi pulang." Miko mengusap punggung mungil adiknya dan menenangkannya. "Jangan sedih, kan ada Kakak. Sebentar lagi Om Dante juga ke sini kok, jangan sedih, ya..." "Huum." Celia menganggukkan kepalanya. Dan benar saja, tak berselang lama akhirnya muncul juga mobil milik Dante masuk ke dalam pekarangan rumah. Dibelakangnya diikuti oleh mobil Daniel. Di sana, Miko langsung berdiri dari duduknya sambil menggendong sang adik. "Nah itu dia Mami sama Papi sudah pulang!" pekik Miko. "Mami... Papi!" pekik Celia dengan bibir yang me
Read more
S2. KAKAK SUPER POSESIF
Beberapa tahun kemudian...Tahun berjalan dengan cepat, tiba saatnya kedua putra dan putri Daniel dan Frisca sudah dewasa. Celia yang sekarang sudah berusia delapan belas tahun, dan Miko yang sudah berusia dua puluh tiga tahun. Tak ada yang tahu sosok Miko dewasa yang sangat-sangat overprotektif pada adiknya, ia tidak mau Celia sampai dibodohi laki-laki manapun. "Nanti kalau pulang hubungi Kakak, jangan numpang sama temen-temenmu manapun! Hubungi Kakak saja, paham Cel!" tegas Miko menatap tajam pada sang adik. Gadis cantik berambut lurus hitam itu cemberut dan menganggukkan kepalanya dengan sangat terpaksa. "Kak, Celi mau nongkrong sama tem-""Nggak ada! Nongkrong sama Kakak!" tegas Miko menyerahkan tas merah muda milik sang adik saat berhenti di depan gerbang kampus. Miko menjadi sosok laki-laki tampan, sukses yang diidamkan banyak orang, termasuk para teman-teman Celia. "Sudah sana, cepat masuk ke kelas, belajar yang pintar, ngerti?!" "Heem, iya Kakak." Celia langsung turun
Read more
S2. KAKAK BOHONG!
"Mami sama Papi dengar-dengar nilai Celia naik lagi, hem?"Suara Daniel membuka percakapan mereka saat makan malam. Dan sang putri pun menganggukkan kepalanya antusias. "Yups Pi, nilai Celi naik dan lebih bagus dari tahun kemarin. Meskipun di kelas balet, Celi juga menjadi salah satu murid Madam Foey yang termasuk unggulan," jawab gadis itu menyela cepat. "Bagus sekali, kalau begitu Mami dan Papi akan ngasih permintaan apapun yang Celi mau," sahut Frisca, sang Mami yang kini duduk berhadapan dengannya. Celia, dia berbinar dengan tawaran sang Mama. Gadis itu mengerutkan keningnya dan langsung mengangguk antusias. "Itu Mi, Celi ingin pacaran," jawab gadis itu dengan wajah yang berbinar-binar penuh harap dan izin dari Mami dan Papinya. Seketika mereka semua terdiam dan menatap Celia. Gadis itu sendiri hanya kikuk dan saling tatap saja dengan keluarganya. "Heum? Bagaimana? Boleh tidak? Celi ingin pacaran, sama kayak teman-temannya Celi," ujarnya sebelum ia menatap sang Kakak yang me
Read more
S2. DIA JUSTIN
"Cel, kamu yakin Kakakmu nggak marah kalau kamu ikut kita ke club malam?" Rena dan Lucy menatap Celia yang kini duduk di bangku belakang mobil, pulang les bahasa, Celia langsung ikut dengan neraka, ia tidak pamit pada Mami dan Papinya, dan hanya memberitahu Miko. Melihat ekspresi teman-temannya yang tidak yakin padanya, Celia pun merasa sedikit kesal pada mereka."Nggak kok, Kak Miko kalau larang Celi pasti sudah marah di awal, ini tadi siang dia diem aja kok, kalian nggak usah takut," ujar Celia pada kedua temannya. "Okay, kalau begitu ayo masuk ke dalam sana!" Rena menunjuk sebuah tempat ramai di depan sana. Celia, dia menganggukkan kepalanya dan berjalan bersama dengan kedua temannya. Hanya Celia yang membawa tas punggung berwarna merah muda dan memakai dress sebawah lutut dan memakai Hoodie. "Jangan kaget ya Cel, have fun aja. Nanti pasti dapat banyak teman," ujar Lucy merangkul Celia. "Iya, terima kasih sudah ngajak Celi, ya," ucap Celia dengan polosnya. "Heem, santai saja
Read more
S2. KITA BERJUMPA LAGI, CANTIK
Setelah kejadian semalam Celia pergi ke Club malam karena mengikuti temannya, dan juga Kakaknya yang marah-marah padanya membuat Celia takut. Syukurlah Miko tidak mengadukan masalah ini pada Papanya, hal itu membuat Celia mampu bernapas lega. Dan pagi ini, Celia bangun kesiangan, ia terpaksa tidak berangkat kuliah, belum lagi Celia kembali demam sampai Mamanya juga melarang gadis itu pergi ke kampus. "Udah sarapan, kan? Obatnya juga udah diminum kan, Baby?" tanya Miko mendekati adik kesayangannya. "Iya... Udah, Kakak." Celia menganggukkan kepalanya sembari memeluk toples berisi camilan. Dan Miko langsung meraih tuxedo hitam miliknya yang berada di atas sofa di samping Celia. Laki-laki itu memperhatikan adiknya yang asik menonton TV. Meskipun Celia sudah besar, tapi tetap saja dia seperti anak kecil yang sangat menyukai berbagai film kartun. "Kakak berangkat ya, sampaikan ke Mami dan Papi, Kakak harus berangkat pagi," ujar Miko pada Celia. Gadis itu menatap malas tidak peduli s
Read more
S2. LAKI-LAKI GENIT MENYEBALKAN
"Celia ini masih kuliah baru dapat tiga bulan, dia juga anak yang pintar di berbagai bidang yang dia tekuni." Daniel menjelaskan tentang Celi pada Justin yang kini masih ada di rumahnya. Saat Daniel menjelaskan panjang lebar tentang Celia pada Justin, hal itu membuat Celia sangat malu. Lebih baik Papinya membicarakan Miko daripada membicarakan dirinya seperti ini. Meskipun hanya mengatakan berbagai hal positif, tapi tetap saja Celia malu. "Saya dulu pernah punya adik, mungkin kalau masih diberi panjang umur akan seusia Celia, tapi dia sudah tidak ada dan meninggalkan saya hidup berdua dengan Mama selama Papa meninggal menyusul adik." Justin menceritakan sedikit kisah hidupnya. Celia yang mendengar itu semua hanya diam dan menyandarkan kepalanya pada pundak sang Mama. "Tapi kau cukup tangguh, Tuan Justin. Aku saja merasa bangga atas semua pencapaian yang kau dapatkan di usia mudamu," ujar Daniel. Laki-laki itu mengangguk. "Terima kasih Pak Daniel." "Apa kau sudah punya Istri?" t
Read more
PREV
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status