All Chapters of Istri Manja Dosen Posesif: Chapter 101 - Chapter 110
142 Chapters
Berebut Nama untuk Calon Buah Hati
"Jalan-jalan bersama Miko rasanya seperti duda anak satu."Celetukan ringan itu keluar begitu saja dari bibir Dante. Laki-laki yang kini tengah duduk bersandar pada bangku kayu taman dan memperhatikan anak adiknya yang bermain bola bersama anak seusianya. Di sana, Dante memperhatikan anak itu yang begitu aktif. Pantas saja kalau Frisca sering mengeluh diam-diam, dia yang sedang hamil besar, dan anaknya lagi yang satu tengah aktif-aktifnya. "Om... mau itu! Mau beli itu!" pekik Miko mendekati Dante dan menunjuk ke arah sebuah pendagang es krim. "Halah... tidak usah aneh-aneh Cil, kau nanti flu aku yang akan kena bogem mentah Mamamu," seru Dante dengan santainya ia menolak. Miko mendengkus pelan. "Om Dante tidak asik! Pantas saja masih jomblo, orang pelit banget sama Miko!" seru bocah itu. Helaan napas panjang terdengar dari bibir Dante, ia tidak mau malu dengan keponakannya, hingga mau tidak mau kini Dante langsung beranjak dari duduknya. Di sana Miko langsung tersenyum lebar dan
Read more
Sang Anak Angkat
"Miko kangen Mami, kenapa Om Dante sama Oma dan Opa tidak bolehin Miko pulang?" Anak itu menatap tiga orang dewasa yang menemaninya bermain. Tiada Frisca di antar mereka, tapi ada Miko yang berhasil membuat mereka semua tertawa senang dan gembira dengan tingkah konyol anak itu. "Mami sedang butuh banyak waktu untuk istirahat, Miko tidak boleh mengganggu Mami, nanti adiknya nangis. Katanya Miko mau ketemu sama adik," ujar Tarisa mengusap rambut hitam bocah itu. "Iya Oma, Miko nanti yang akan ngajak adik main, jalan-jalan, beli es krim, beli permen kapas dan-" "Dasar Bocil titisan Frisca, makan mulu otaknya!" sinis Daniel pada bocah itu.Johan tersenyum mendengar ejekan Dante. "Ya namanya juga bocah, saat kau seusia Miko, kau juga sering menguras dompet Papa, Niel," ujar laki-laki itu. Dante langsung menyipitkan matanya. "Hah? Masak?!" "Tanya saja sama Mamamu, sampai Mamamu tidak mau pergi ke mana-mana karena kau waktu kecil itu nakal!" Hal itu membuat Miko terkikik geli, bocah i
Read more
Jangan Membawanya Pergi!
Saat Daniel dan Frisca akan pulang benar sekali dugaan mereka berdua kalau Miko langsung menangis dan ingin ikut serta pulang bersama mereka. Anak itu tidak mengerti, padahal Daniel dan Frisca yang pulang akan kembali lagi ke rumah Mama dan Papanya. "Mami sama papi pokoknya tidak boleh pulang!" pekik Miko menangis dalam gendongan Daniel. "Setelah ini Papi akan kembali lagi sayang, tapi hanya akan mengambil baju-baju milik Mami," ujar Daniel pada anaknya. "Papi bohong!" Anak itu berteriak dan ia menghentak-hentakkan kakinya seraya menggeleng-geleng kuat. Sedangkan Frisca, ia duduk di sofa bersama kakaknya dan memperhatikan suaminya yang tengah mati-matian membujuk putra kecilnya agar mau ditinggal pulang. "Papi pulang sendirian, Sayang. Mami tetap di sini sama Miko," ujar Frisca. Miko cemberut menatap Daniel. "Janji sama Miko kalau Papi harus kembali lagi ke sini. Semua orang pamit pergi dan mereka tidak kembali lagi, itulah yang Miko rasakan setelah ditinggal mama Silvia," ujar
Read more
Hadiah Dari Mama Mertua
Hari sudah malam, Daniel kini sudah berada di rumah kedua orang tua Frisca. Laki-laki itu baru saja menidurkan Miko, anaknya yang sudah mulai aktif-aktifnya dan suka sekali berlarian ke sana dan ke sini. Untunglah kedua orang tua Frisca yang mau diajak bekerja sama menjaga Miko. Bukan hanya itu saja, mereka juga sangat menyayangi Miko. "Aku perhatikan dari tadi kamu diam saja, apa ada masalah?" tanya Frisca berjalan mendekati suaminya yang duduk di sofa depan sendirian. "Tidak ada," jawab Daniel, kini laki-laki itu menyandarkan kepalanya di pundak Frisca dan mengecup pipi gembil istrinya. Namun setelah itu Frisca malah mendorongnya. Gadis itu menatapnya dengan tatapan sengit karena dia cukup peka kalau terjadi sesuatu yang disembunyikan dengan sengaja oleh Daniel. "Kau jangan sentuh-sentuh aku kalau aku menyembunyikan sesuatu dan tidak mau berbagi denganku!" seru Frisca mengancamnya. "Jauh-jauh sana!" "Sayang...." "Ah pokoknya tidak mau!" pekik Frisca kesal. Laki-laki itu baru
Read more
Miko dan Om Dante Tersayang
"Mami... mam, Miko mau ikut Om Dante ketemuan sama pacarnya ya, kepo banget cantik apa enggak pacarnya Om Dante!" Miko seraya tertawa dan lompat-lompat kecil di depan pintu kamar Mamanya. Di dalam Daniel hanya tersenyum kecil dan mengangguk, sementara Daniel sibuk mengusap-usap punggung istrinya. Frisca tertidur, karena ia tadi mengeluh kalau merasa lelah dan sakit bagian punggungnya. "Pii... boleh kan?" Miko menatap Daniel dengan sangat antusias. "Iya Sayang, jangan nakal ya, Miko!" pekik Daniel pada sang putra. "Siap, Papi!" teriak anak itu berlari langsung pergi ke kamar Dante. Sementara Dante kini bersiap-siap. Laki-laki itu tampak tengah bersiap di depan cermin kamarnya. Dengan balutan Hoodie putih, celana panjang hitam, parfume wangi dan tatanan rambut rapi, begitu tampan dan menawan. "Ommm... mau ikut," cicit Miko. Suara itu terdengar dari belakang pintu kamar Dante. Di mana Miko yang tengah menengok Dante yang mengintip Dante. "Di rumah saja Cil, sudah malam. Om mau
Read more
Mami dan Anak Satu Frekuensi
"Om ayo pulang! Sudah malam, nanti Mommyku nyari!" Miko baru saja terbangun dari tidurnya, anak itu tidur di sofa yang berada di ruang tamu rumah Evan, teman Dante. Sedangkan dua laki-laki itu sibuk bermain game setelah mereka sibuk dengan pekerjaannya. Di sana, Dante dan Evan juga membelikan camilan untuk Miko agar tidak rewel. "Om... kerjanya udah kan? Ayo pulang!" pekik Miko. "Iya bentar lagi Cil!" sini Dante pada bocah itu. Evan menoleh pada Miko yang langsung loyo. "Miko bobo di dalam saja sana, sama Tante Layli," ujar Evans mendekatinya dan membujuk bocah itu. Tetap saja Miko menggelengkan kepalanya dan menolak. Anak itu berdiri di hadapan Dante dengan kedua alis bertaut. Melihat ekspresi Miko sudah muram kesal, anak itu seperti tengah menyiapkan semua kekuatannya untuk menangis keras-keras setelah ini. "Ehh... i-iya, iya, ayo pulang! Gak usah pakek mewek!" seru Dante langsung meletakkan remote game di atas sofa. Evans terkikik melihat kekesalan Miko yang benar-benar m
Read more
Sekolah Pertama Miko
Hari ini adalah hari pertama Miko bersekolah, setelah ia membujuk Papinya, dan anak itu malah mendiami Daniel sampai akhirnya Dante pun turun tangan. Hanya Dante satu-satunya orang yang mengizinkan Miko untuk pergi sekolah dan juga mengantar jemput anak itu. "Jangan nakal ya kalau di sekolah!" seru Frisca melambaikan tangannya pada sang putra. Anak itu tersenyum manis dan menggerakkan kepalanya seraya menenteng tas berwarna kuning miliknya. "Tidak Mami, nanti kan Miko mau jadi Kakak yang baik buat adik!" serunya seraya memeluk perut Frisca dan mengusap-usapnya. Di sana, Daniel hanya diam dan sebal sekali dengan anak itu. Pasalnya usia Miko masih sangat kecil, dan usia itu bukan saatnya ia bersekolah. Daniel takut kalau Miko tidak bisa berinteraksi dengan teman-temannya dan dia malah membuat masalah di sekolah. "Daniel, tidak apa-apa kalau misalkan anakmu ingin bersekolah, itu semua karena dia mungkin sudah besar. Seusia dia memang harus memiliki banyak teman, agar dunianya tida
Read more
Miko Vs Om Dante
Daniel dan Frisca benar-benar pergi ke sekolah Miko, mereka tidak sabar melihat apa saja yang Miko lakukan di sekolahnya. Atau jangan-jangan anak itu memang berbuat jahil pada semua temannya. Mobil merah milik Daniel berhenti tepat di depan gerbang sekolah Miko. Di sana, Daniel dan Frisca yang masih di dalam mobil menatap ke arah luar dan putra mereka yang terlihat sedang bermain dengan teman-temannya. "Merek lucu sekali," ujar Frisca tersenyum. Daniel mengusap dadanya. "Syukurlah, aku pikir dia tidak akan punya teman dan akan nakal dengan teman-temannya," ujar Daniel terkikik geli. Frisca menggeleng pelan. "Tidak mungkin, anak kit itu anak yang pintar, tidak mungkin kalau dia nakal." Daniel langsung turun dari dalam mobilnya bersama Frisca, bagaimanapun juga mereka akan menitipkan Miko pada guru yang bersangkutan. Karen kondisi Frisca yang sedang hamil besar, tidak mungkin dia akan meninggalkan Miko begitu saja di sekolahnya. "Ayo Sayang," ajak Daniel pada Frisca. "Heem, sebe
Read more
Mengganggu Kencan!
"Tante siapanya Om Dante? Kok tipa hari Miko Tantenya ganti-ganti, sih!" Bocah itu terus mengoceh di hadapan Siera, sedangkan Dante hanya diam menundukkan kepalanya saja. Ia menjadi sangat kesal pada Miko karena berani-beraninya anak ini mengatakan kalau Dante gonta-ganti pasangan. "Masak iya? Yang lain mungkin temennya Om Dante, Sayang," ujar Siera tersenyum manis pada Miko yang tengah memakan hamburger. Miko pun mengangguk. "Heem! Temannya Om Dante, semuanya manggil Sayang!" seru anak itu terkikik geli. Dante pun mengusap wajahnya kasar, ingin sekali ia menjitak kepala Miko kuat-kuat rasanya. Sedangkan Siera kini langsung menatap Dante. "Emm... Dante, se-sebepara banyak wanita yang ada di sekitarmu, sampai Miko tahu semuanya?" tanya Siera seraya tersenyum kecil pada Dante. "Tidak ada. Semua rekan kerjaku selalu menggodanya untuk minta dipanggil Tante, jangan pikirkan hal itu, Ra," jawab Dante. Sedikit grogi ia mengatakannya, ingin rasanya Dante menelan bulat-bulat Miko saat
Read more
Suamiku Tercinta
"Mami... kok pensil warnanya Miko nggak ada?! Mami... tolongin Miko!" Suara teriakan Miko membuat Frisca yang tengah menyiapkan sarapan untuk Daniel harus menatap sang anak yang berdiri di ujung bawah tangga. Di sana, Dante dan kedua orang tua Frisca memperhatikan bocah itu. Dia sudah bersiap untuk ke sekolah, Miko sangat bersemangat. "Tadi malam Miko taruh mana?" tanya Frisca menatap sang putra. "Ketinggalan nggak di teras depan?" Johan, sang Kakek menanggapi. "Iya Sayang, coba dicek dulu," sahut Tarisa. Miko pun berlari menuju teras samping, dan ia kembali lagi dengan bibir yang cemberut. "Nggak ada, Oma. Udah bilang," serunya kesal. "Masih umur berapa sih Cil, udah pikun aja!" sahut Dante. Kedua mata Miko menyipit. "Om Dante, awas ya nanti!" ancamnya. "Heem, siap! Ditunggu ancamannya, Cil!" Dante menaik turunkan kedua alisnya. Anak itu menatap sang Mami, Frisca tahu kalau Miko kadang suka lupa. Frisca hendak melangkah, namun Daniel lebih dulu menahan lengannya hingga me
Read more
PREV
1
...
910111213
...
15
DMCA.com Protection Status