All Chapters of Sepupu dari Kampung : Chapter 31 - Chapter 40
50 Chapters
Mobil Baru
#Sepupu_dari_KampungBab 31Mobil baru"Non Riri, Non Riri!"Tok tok tokRentetan bunyi pintu diketuk berkali-kali dengan tergesa, terdengar dari luar kamar Riri, membuat gadis itu melompat seketika dari ranjang. Takut ada suatu kejadian, Riri dengan cepat membuka pintu."Ada apa, Mbak?"Dilihatnya Dwi dan Tini berdiri di depan pintu. Ekspresi wajah mereka seperti sangat gembira. Mata yang berbinar dan senyum lebar hingga memperlihatkan giginya."Itu, Non, itu!"Dwi menunjuk ke lantai bawah. Riri mengerutkan kening dan melihat ke lantai bawah. "Nggak ada apa-apa." Pikirnya."Mobil, Non, mobil!""Iya! Mobil baru, Non!"Dwi berlari menuruni tangga, diikuti Tini. Mereka berdua heboh. Riri menutup pintu kamar lalu berjalan cepat menuruni tangga juga. "Ada apa sih?" Riri masih belum mengerti. Kedua pembantunya nggak jelas ngomongnya. "Mobil, mobil! Mobil apaan?" Gerutu Riri.Setelah selesai mengantar makanan catering tadi, Riri memang tidak keluar kamar. Dia sibuk mengedit beberapa gambar
Read more
Diancam
#Sepupu_dari_KampungBab 32Riri diancam "Jadi ada apa Riri dipanggil ke sini, Budhe?" "Huh, sombongnya!" Cibir Sania mendengar pertanyaan Riri. "Kamu itu ya, Riri! Kalau tidak dipanggil Pakdhemu apa mau datang ke sini? Sok penting banget kamu itu!" Bentak Sania emosi. "Maaf Budhe, Riri memang sibuk. Soalnya buka pesanan catering."Mata Sania yang sudah mendelik seketika melihat Riri. "Jadi sekarang, gadis kampung ini punya bisnis catering? Wuih hebat sekali!" Sania membuang nafas, melepaskan iri yang memenuhi dadanya. Purwanto hanya mendengarkan Omelan istrinya pada Riri. Lelaki itu memang tidak punya nyali di hadapan Sania. Perempuan itu terlalu mendominasi kehidupan rumah tangga Purwanto. Sebagai lelaki, harusnya Pur bisa mengendalikan istrinya. Apalagi saat berlaku buruk dan tidak adil pada keponakannya Riri. Kenyataannya, ancaman Sania yang akan meninggalkan dirinya bila tidak dituruti apa kemauannya, membuat nyali Pur ciut. "Ri, bagaimana rumah tanggamu, apakah suamimu ba
Read more
Hargai Istriku!
#Sepupu_dari_KampungBab 33Hargai Istriku!Purwanto yang sedang beristirahat di kamar segera terbangun mendengar suara orang memanggil manggil namanya. "Siapa siang-siang bolong berteriak-teriak du rumahku?" Lelaki setengah tua yang usianya sudah setengah abad itu pun membuka pintu dan keluar dari kamar. "Om Pur!" Panggil Zian saat melihat Pakdhe-nya Riri berjalan ke arahnya. Pur yang melihat ternyata Zian yang datang, memberi senyum kaku, "sepertinya ada yang tidak beres, kenapa Zian datang ke sini dan marah-marah?""Papa, Papa, i_ini tadi sudah aku bilang kalau Papa lagi tidur tapi, Zian memaksa masuk," kata Sania tergopoh-gopoh. Wajah Zian sudah merah menahan marah. Zian menatap tajam kedua Pakdhe dan Budhe Riri ini. "Apa maksud Om Pur mengancam istri saya?" Zian mengangkat kepala seraya berkacak pinggang. Sania sudah gemetaran dia bersembunyi di balik punggung suaminya. Perempuan culas itu ketakutan karena dirinya lah yang kemarin menarik, menjewer telinga Riri hingga memera
Read more
Tak Punya Malu
#Sepupu_dari_KampungBab 34Perempuan tak punya malu Vivian mengawasi dari kejauhan. Sudah satu jam lebih dia berada di dalam mobil yang menyala AC nya ini. Vivian sedang mengawasi rumah Riri dan Zian. Vivian sedang mencari tahu kegiatan apa saja yang dilakukan Riri setiap hari. Hal itu penting sebab Vivian ada rencana jahat untuk Riri. Vivian datang setelah Zian pergi ke kantor. Kalau masih ada Zian Vivian tidak akan berani. Mata Vivian sudah hampir jenuh melihat rumah yang belum ada aktivitas apapun. "Ngapain saja gadis kampung itu di rumah?" Vivian melihat jam di mobilnya," sudah jam sembilan pagi dan dia belum juga keluar rumah?" Vivian jengkel."Aku mandi dulu, ya, Mbak." Riri yang sudah selesai memasak berdiri dan bersiap untuk mandi. Dia membiarkan kedua pembantunya untuk mengemas masakan yang sudah matang. Mereka berdua sudah pandai mengemas bahkan memberi garnis agar penampilan makanan lebih menggugah selera. "Iya, Mbak," sahut Dwi dan Tini bersamaan.Riri pun bergegas mas
Read more
Tak Bersyukur
#Sepupu_dari_KampungBab 35Tidak Bersyukur Riri menyeret kakinya mengikuti langkah cepat Vivian yang menyeretnya ke lorong arah toilet kantor. Suasana yang sepi membuat keributan keduanya tidak didengar orang. "Vivian, lepaskan!" Suara Riri tertahan, dia masih sadar untuk tidak berteriak-teriak di kantor suaminya yang akan membuat heboh saja. Riri merasa masih sanggup mengatasi Vivian sendiri. TapTapTapLangkah cepat Vivian sampai di depan toilet yang gedung lantai sembilan belas yang sepi. Vivian membanting tubuh Riri hingga bersandar di lantai. Seolah tak memberi kesempatan Riri bernafas Vivian segera menekan leher Riri hingga gadis itu bersandar di tembok dengan kepala mengadah."Dengar ya, gadis kampung! Jangan merasa menang dariku!" Vivian menambah tenaga menekan leher Riri. Nafas Riri sampai sesak."Kau hanya gadis pembayar hutang! Zian pasti akan menceraikanmu segera!" Vivian melebarkan mata dengan sorot penuh kebencian dan emosional. Riri tak bisa menjawab, tangannya be
Read more
Dipaksa Minta Maaf
#Sepupu _dari_KampungBab 36Minta Maaf pada Riri "Terserah kamu saja," jawab Ega pasrah. "Bagus lah, setelah anak ini lahir, kita pisah aja!" Neni menggeser duduknya agak menjauh dari suaminya yang hanya bisa melirik. Sebenarnya Ega punya rencana mulia yaitu bila sudah selesai kuliah dan bekerja nanti dia akan mengajak istri dan anaknya keluar dari rumah mertuanya dan hidup mandiri. Ega mau mengajak Neni agar bisa menjadi seorang Ibu dab istri yang baik. Menurut Ega, pengaruh keluarga Neni sendiri tidak baik. Mertua perempuannya yaitu Sania terlalu matre dan mulutnya lemes bila menyindir atau ngatain orang. "Aku mau melanjutkan hidupku, Ga, aku mau kuliah lagi. Hidup denganmu membuatku prihatin, ingin ini itu hanya bisa nelen ludah." Cibir Neni seolah tak peduli dengan perasaan Ega. Seorang perawat keluar dan memanggil nama Neni. Bersama Ega, mereka berdua lalu memasuki ruang periksa. Hasil USG menunjukkan anak pasangan Neni dan Ega berjenis kelamin perempuan. Ega tersenyum sen
Read more
Cemburu dengan suami orang
#Sepupu _dari_KampungBab 37Cemburu dengan suami orang "Pah, bagaimana ini? Aku nggak sudi nyembah Riri bocah kurang ajar itu." Sania berbisik dekat di telinga suaminya. Pur,. menghela nafas, "gapapa, Mah, demi proyek dan cuan gede, bisa buat beli mobil baru," bisik Pur dengan sedikit membuka mulutnya. Bayangan mobil baru seketika melintas di pikiran Sania. "Hmm, bener juga, aku bisa pamerkan nanti pada teman-temanku hihi, gapapa lah sandiwara sedikit pura-pura menyesal tapi, nanti aku akan membalas perlakuan Riri!" Sania mengulum bibirnya. "Om, Tante, nunggu apa?" Hardik Zian yang sudah sebal dengan kedua orang tua di depannya yang sedari tadi bisik-bisik terus. "Oh, iya, Zian."Sania berdiri duluan dan berjalan pelan menghampiri Riri. Riri nampak tegang, jujur dia tidak menginginkan hal seperti ini. Cukup minta maaf tidak usah pakai memohon, dia sungkan. "Riri, maafkan Budhe, ya?" Sania berjongkok di samping Riri, tangannya mengusap pundak Riri. "Selama ini Budhe banyak berbu
Read more
Rencana Jahat
#Sepupu _dari_KampungBab 38Rencana Jahat Vivian mengamati rumah Riri setelah mobil Zian menghilang. Vivian menjalankan pelan mobilnya, dia menatap rumah tingkat bercat putih yang ditinggali Riri dan Zian. "Seharusnya rumah ini milikku!" Desis Vivian geram. Karena gagal menjadi istri Zian makanya Vivian gagal pula mendapatkan rumah bernuansa minimalis yang mewah itu. Vivian juga melihat sebuah mobil berwarna putih yang nongkrong di dalam garasi yang terbuka, "hmm, gadis kampung itu dibelikan mobil juga rupanya." Membuat rasa iri semakin meruncing di hati Vivian, apa lagi melihat mobil yang diberikan Zian untuk Riri lebih bagus dari miliknya. Terakhir sebelum putus, Vivian sedang merayu Zian untuk mendapatkan mobil baru yang keren. Sayangnya semua kandas dikarenakan Zian dinikahkan dengan pilihan orang tuanya. Vivian tidak habis pikir kenapa orang tua Zian tidak memilihnya sebagai menantu, secara Vivian merasa lebih cantik, lebih seksi, lebih tinggi derajatnya dari Riri. "Dasar ora
Read more
Salah Sendiri
#Sepupu _dari_KampungBab 39Salah sendiri "Zi, Ayo makan malam dulu, udah aku siapin," Riri mendekat pada Zian yang meringkuk di tempat tidur. Zian menggeleng. "Kamu kenapa?" Riri menarik selimut yang membungkus tubuh suaminya. "Eeh, eh!" Zian menarik kembali selimutnya. Riri mengerutkan kening. "Kamu sakit?" Tanya Riri. Zian menggeleng, dia mengambil bantal lalu memeluk di perutnya erat. Riri melihat Zian meringkuk sambil memeluk bantal jadi curiga. "Sakit perut, Zi?" Zian tidak menjawab malah berbalik membelakangi Riri dengan masih tetap memeluk bantal. "Mana yang sakit?" Tanya Riri lagi dengan memasukkan tangannya ke balik baju Zian dan mengelus perut suaminya dari belakang. "Sini?" Riri mengusap perut Zian di sekitar pusarnya. Zian menggeleng. "Sebelah kiri," katanya sambil meringis. Tangan Riri masuk lebih dalam dan terus mengusap perut Zian agar nyaman. "Aku ambilkan minyak kayu putih, ya?" Riri beranjak dan menarik tangannya. "Aduuh!" Zian memegang perut seperti kes
Read more
Bukan SuaminTakut Istri
#Sepupu _dari_KampungBab 40DeVivian bangun dengan merasakan sakit di sekujur tubuhnya. Tulang-tulangnya serasa patah bersamaan. Uuh, gadis itu mengerang dan berusaha bangkit, "apa yang terjadi?" Vivian melihat sekelilingnya. "A_aku ada di mana?" Matanya menelisik setiap sudut ruangan. "Seperti ada di hotel." Bibirnya bergumam. Vivian berusaha mengingat apa yang terjadi tetapi tidak bisa. Sampai-sampai dia harus memukul kepalanya sendiri untuk mengingat. Saat Vivian melongok ke dalam selimut yang membalut tubuhnya, dia bertambah kaget. "Astaga!" Mata Vivian melotot seketika. Tangannya kembali merapatkan selimut. Nafas Vivian memburu, "apa yang terjadi padaku?" Dia menelan ludah sendiri dengan dada yang berdebar tak karuan. Perempuan itu segera menyadari kalau seluruh pakaiannya berserakan di ranjang dan lantai ruangan. Masih dengan berbalut selimut Vivian turun dari tempat tidur. Dia merapat ke tembok, menyaksikan ranjang yang berantakan seperti habis diterjang puting beliung
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status