All Chapters of Penyesalan Terdalam Suami Arogan: Chapter 41 - Chapter 50
194 Chapters
Ini Rumahku!
Irene menoleh ke kanan dan ke kiri di ruang tengah rumah besar itu. Saat dia memastikan kalau keadaan di kamar itu benar-benar sepi, Irene pun melangkahkan kakinya menuju ke kamar Devan, kamar utama di rumah ini. Irene sesekali masih melihat ke sekitar, sedikit waspada jangan sampai ada orang yang memergokinya. Akan sangat malu sekali nanti kalau ada yang melihatnya masuk ke dalam kamar Devan, apa lagi kalau sampai ada yang menuduhnya mencuri. “Ooh ... jadi ini kamar Devan. Gede dan nyaman banget. Jauh lebih luas dari kamar aku,” gumam Irene saat dia sudah berhasil masuk ke kamar Devan. Irene mengedarkan pandangannya menyapu semua bagian kamar. Dia juga berjalan berkeliling, untuk mengetahui isi dari kamar yang mungkin masih menyimpan kenangan tentang Sandra. Irene masih melihat beberapa foto Devan dan Sandra masih ada di sana. Bahkan foto pernikahan mereka berdua pun masih ada di dinding kamar. Irene berdiri di depan foto itu sambil tersenyum. “Ngapain juga sih kamu pake muncul
Read more
Menggoda Di Ruang Kerja
Sandra masuk ke ruang kerja Beni di lantai atas gedung perkantoran ini. Dia masuk bersama dengan Raka dan di sana, dia melihat Devan sedang bercengkerama dengan Beni, pimpinan perusahaannya.Beni mempersilakan Sandra untuk bergabung sambil tersenyum lebar. Sandra pun tersenyum pada Beni namun sedikit cemberut pada Devan.“Gimana Bu Sandra, udah di terima hadiah dari Pak Devan?” tanya Beni.“Oh, itu hadiah ya. Tapi dalam rangka apa ya, Pak?” tanya Sandra sambil melihat ke arah Devan menuntut penjelasan.“Karena saya senang dengan pekerjaan Bu Sandra. Saya sempat liat kursi kerja Bu Sandra itu standar banget, jadi saya pengen kasih yang lebih bagus lagi, biar Bu Sandra gak sakit pinggang kalo harus kerja lama. Bener gitu kan Pak Beni?” Devan meminta persetujuan Beni.“Iya bener banget. Saya minta maaf ke Pak Devan kalo sampai memperhatikan hal itu. Tapi sebenarnya itu memang sudah standar perusahaan kami di sini,” jelas Beni.“Saya tau kok, Pak. Di kantor saya juga pake kursi yang s
Read more
Deru Napas Devan
Bug.Sandra jatuh di atas kursi kerjanya. Kedua tangan Devan langsung memegang sandaran tangan kursi itu untuk mengunci Sandra agar tidak bisa bergerak lagi dari kursi itu.“Kalo rasa ciuman aku, kamu masih inget gak?” bisik Devan tepat di depan wajah Sandra.Mendengar ucapan Devan, tubuh Sandra langsung membeku. Bukan hanya tubuhnya yang tidak bisa dia gerakkan, bahkan matanya pun tidak bisa dialihkan dari wajah tampan Devan yang kini berada sangat dekat dengan dirinya.Hembusan nafas hangat dan segar milik Devan sudah bisa dirasakan oleh Sandra. Hembusan nafas yang sangat tenang itu menerpa wajah cantik Sandra seolah buat wanita itu terbius oleh Pesona Devan.Melihat Sandra tidak melakukan penolakan atas apa yang dia lakukan saat ini, Devan merasa mendapatkan sebuah lampu hijau untuk sedikit melangkah lebih seperti yang dia harapkan.Devan mulai memangkas jarak di antara mereka berdua bahkan pria muda itu sudah memiringkan kepalanya dan menatap bibir berwarna pink lembut milik Sandr
Read more
Ini Tuh ...
“Mama, ini siapa,” tanya Nathan yang sejak tadi melihat ke arah Devan.Mendengar pertanyaan mematikan yang keluar dari mulut Nathan itu, ternyata mampu membuat Sandra dan Devan terdiam. Devan yang selalu ingin mengatakan pada putranya kalau dia adalah papanya pun di buat mati kutu oleh Nathan.Sandra dan Devan hanya saling melihat satu sama lain, tanpa berani menjawab. Tatapan mata mereka seolah saling mengisyaratkan agar orang yang mereka lihat itulah yang akan menjawab pertanyaan itu.“Ehm ... ini tuh, ini adalah ....” Sandra masih bingung harus mengatakan apa pada putranya.“Ini temennya Mama. Om ini baik banget. Om ini yang kemaren beliin Nathan banyak baju sama banyak mainan,” celetuk Siska yang langsung duduk di samping cucunya.Nathan menoleh ke arah Siska, “Yang beli Pizza sama ayam juga ya, Eyang?”“Iya, kemaren Om juga yang beliin pizza. Kata Mama, Nathan suka makan pizza.” Devan mulai bicara.“Iya, Nathan suka makan pizza. Tapi kata Mama, Nathan gak boleh sering-sering
Read more
Kehangatan Keluarga
“Mas, kamu kenapa?” tanya Sandra ketika melihat Devan tampak sedang marah.Devan menoleh ke arah Sandra, “Oh nggak kok, aku nggak papa. Kamu udah siap?” tanya Devan sambil menepuk sofa yang ada di sampingnya agar Sandra duduk di sana.“Beneran kamu nggak papa? Kok kayaknya kamu lagi marah gitu,” tebak Sandra sambil duduk di samping depan.“Oh ... ini tadi ada sedikit masalah aja di kantor. Tapi udah aku atasi kok.”“Beneran di kantor? Bukan karena Nathan?” tanya Sandra ragu.“Enggak lah ... ini beneran karena masalah lain kok. Kalau masalah Nathan, aku tahu kok maksud ibu tadi bilang kayak gitu. Aku udah bisa main sama Nathan aja udah seneng. Nanti pelan-pelan kita kasih tahu ke dia ya. Sebenarnya sih ada yang lebih ngeselin daripada apa yang dibilang ibu tadi,” jawab Devan sambil mengedipkan sebelah matanya“Apaan emang?”“Yang waktu aku ditolak masuk kamar kamu itu.” Devan memajukan wajahnya mendekati Sandra, “Itu nyebelin tahu,” bisik Devan tepat di depan wajah Sandra.“Adu
Read more
Irene Curhat
“San, ada Bu Diana.”Siska mencengkeram lengan Sandra saat putrinya itu sedang mengejar putranya yang sedang bermain-main. Mendengar nama Diana disebutkan oleh ibunya, Sandra pun segera menoleh ke arah pintu lobi, di mana saat ini ibunya juga sedang melihat ke arah sana.Sandra tidak bergerak. Dia hanya bisa menoleh ke kanan dan ke kiri, untuk mencari tempat persembunyian agar dia tidak bertemu dengan Diana. Sandra sedang tidak ingin ribut dengan mama mertuanya itu di saat Devan sedang bekerja.“Bu Sandra, masuk sini, Bu,” panggil Raka dari arah belakang.Sandra yang mendengar panggilan Raka pun segera mengajak ibu dan putranya untuk masuk ke dalam ruangan VIP di mana saat ini Raka berdiri di depan pintu itu sambil membuka lebar pintu di belakangnya. Dengan langkah cepat, Sandra dan ibunya segera masuk ke dalam ruangan itu lalu menutup pintunya.“Raka, kok kamu di sini?” siapa itu tadi?” tanya Diana saat dia melihat ada orang masuk ke dalam ruangan yang saat ini handel pintunya di peg
Read more
Rencana Baru Irene
“Emang kamu ada ide apaan?” tanya Irene penasaran.Teman Irene itu lebih merapatkan duduknya ke Irene. Dia kemudian berbisik pada Irene untuk memberitahukan ide yang dia rekomendasikan untuk Irene.Irene terlihat sempat mendelik beberapa kali saat dia mendengar ide dari temannya itu. Terdengar sedikit gila untuk Irene, namun tamannya itu terus memberikan keyakinan pada Irene agar Irene menyetujui idenya.“Apa lu yakin ini bakalan berhasil?” tanya Irene meminta kepastian.“Aku yakin banget. Tapi ya semua terserah ama kamu aja sih. Kan aku cuma kasih ide doang.”“Emang apaan sih idenya?” tanya teman Irene yang satu lagi.Irene sedikit ragu untuk berbagi informasi. Dia melihat dulu ke arah temannya yang tadi memberinya ide. Namun temannya itu sepertinya benar-benar pasrah kepadanya. Dia hanya mengangkat kedua bahunya menyerahkan semua keputusan pada Irene.“Dia bilang gue harus gugurkan kandungan,” ucap Irene.“Haah! Apa lu gila kasih Irene ide kayak gitu, hah! Kalo Irene gugurin kan
Read more
Adu Strategi
Ceklek.“Duh, mati aku!”Irene menjadi kaget ketika tiba-tiba lampu di rumah Devan menyala. Otomatis dia langsung berjongkok di dekat pintu depan berharap agar orang yang ada di ruang tengah rumah depan itu tidak melihatnya.Irene bersembunyi di balik sebuah guci besar yang ada di ruang tamu rumah Devan sambil sedikit mengintip untuk melihat Siapa orang yang bangun saat ini. Dia berharap orang itu adalah Wati agar dia tidak terlalu takut akan kepergok oleh Devan.“Ah Rese! Ternyata Wati,” gerutu kesal Irene yang kemudian segera berdiri lalu berjalan santai menuju ke dalam rumah Devan.“Bu Irene, Ibu baru datang?: tanya Wati sambil melihat penampilan dari majikan barunya itu yang sedikit berantakan.“Nggak usah banyak nanya, siapkan air anget di bathtub, Aku mau mandi sebelum tidur,” perintah Irene yang kemudian langsung berjalan menuju ke kamarnya.“Baik, Bu. Sebentar, saya matikan kompor dulu.”Irene langsung berjalan menuju ke kamarnya dalam ruangan yang cukup terang itu. Langkah
Read more
Jadi Bahan Gosip
“Mas, kok kamu di sini?” tanya Sandra saat dia melihat suaminya itu datang ke rumahnya pagi-pagi. “Pengen nganter Nathan sekolah. Ini kan hari pertama Nathan sekolah. Mana anaknya?” tanya Devan yang tidak melihat sosok jagoan kecilnya.“Lagi ganti baju di dalem. Kamu udah sarapan, Mas?”“Belum. Kalo boleh sih aku pengen sarapan di sini juga.” Devan tersenyum penuh harap pada Sandra.“Dasar modus.”Devan hanya tersenyum lebar memamerkan barisan giginya yang rapi itu pada Sandra. Dia kemudian duduk di sofa sambil mendengarkan celoteh lucu Nathan yang sedang berbincang dengan eyangnya di dalam kamar.“Om Devan,” panggil Nathan menyapa Devan.“Halo jagoan. Udah siap berangkat sekolah,” tanya Devan sambil tersenyum pada Nathan.“Udah. Ini bajunya udah di pake.” Nathan kecil memamerkan baju seragam sekolahnya yang baru.“Uuh ... makin ganteng. Ntar kalo di sekolah gak boleh nakal ya. Biar Nathan banyak temennya,” pesan Devan.“Enggak kok, Nathan gak nakal.”“Iya, hebat!” Devan men
Read more
Provokasi Irene
Sandra melihat ke arah Irene yang saat ini juga sedang melihat ke arahnya. Suasana di toilet itu mendadak berubah jadi sangat dingin dan tidak nyaman.Sandra mematikan kran air yang ada di depannya, lalu meraih tisu yang ada di sana. Dia ingin segera pergi, karena tidak ingin bicara sedikit pun dengan Irene.“San, waah ... kamu gak liat aku ya. Apa kamu pura-pura gak liat?” sindir Irene sambil mendekati Sandra.“Anggep aja gitu. Aku males ngomong sama orang gak penting.” Sandra segera meraih tasnya agar dia bisa segera pergi.“Yakin aku gak penting? Emangnya kamu gak pengen tau apa yang udah terjadi sama aku dan Devan?” pancing Irene sambil berkaca merapikan penampilannya.“Gak tertarik!” Sandra segera beranjak dan melangkah ke arah pintu.“Aku udah tinggal di rumah Devan sekarang,” ucap Irene saat dia melihat Sandra sudah akan membuka pintu toilet.Ucapan Irene berhasil membuat Sandra menghentikan langkahnya. Sandra sedikit tercengang dengan ucapan wanita yang sudah menghancurkan
Read more
PREV
1
...
34567
...
20
DMCA.com Protection Status