Semua Bab (Bukan) Pernikahan yang Rusak : Bab 11 - Bab 20
27 Bab
Bab. 11
"Biar saya saja yang mengantarkan kepada pak Jovan," sela Deluna saat melihat resepsionis hendak berjalan mengantarkan berkas milik Jovan.Resepsionis itu tersenyum dan langsung memberikan berkas itu kepada Deluna. "Terimakasih, Bu."Deluna tersenyum tipis membalasnya. Kemudian segera bergegas menuju ruangan Jovan. Seperti biasa, ia mengetuk pintu terlebih dulu setelahnya masuk ke dalam. Senyumnya melebar saat melihat Jovan yang tengah membaca beberapa berkas di atas meja.Jovan menaikkan pandangannya saat melihat kedatangan Deluna. Lelaki itu tersenyum simpul menyambut kekasihnya. Ia segera bangkit dan langsung memeluk pinggang Deluna dengan posesif. Bibirnya mendarat di pipi wanita itu kemudian merambat turun ke leher jenjang milik Deluna. Nafasnya mulai memburu namun dengan cepat Deluna menjauhkan diri membuat Jovan langsung memasang wajah penuh kecewa. Wanita itu berjalan mendekati meja Jovan dan meletakkan dokumen yang tadi ia minta Roseline antarkan. "Kau bertemu Roseline?" Ta
Baca selengkapnya
Bab. 12
Dylan menolehkan kepalanya melihat ke arah seseorang yang memanggil namanya begitu juga dengan Roseline. Sebelah alis lelaki itu terangkat kemudian senyumnya tercetak lebar. Ia lantas berdiri dan langsung memeluk orang itu. Seakan-akan sudah lama tidak bertemu, pertemuan mereka kali ini sungguh tidak di sangka."Bagaimana kabarmu?" Tanya Dylan sembari menatap orang di depannya dengan antusias. Apalagi melihat lelaki itu mengenakan jas dokter. Membuat Dylan yakin kalau orang itu sudah sangat sukses sekarang."Ah, biar ku tebak. Kau pasti dokter di sini?" Tanya Dylan lagi.Orang itu tersenyum kemudian mengangguk. "Benar sekali," ujarnya.Dylan lagi-lagi tertawa. Ia tidak menyangka akan bertemu teman lamanya di sini. Karena terakhir mereka bertemu sekitar 5 tahun yang lalu. Saat Dylan masih bekerja di kantor Jovan, orang itu sedang kuliah di luar negeri. Dan saat kembali, Dylan lah yang gantian pergi ke luar negeri."Sedang apa kau disini?" Belum sempat Dylan menjawab, pandangan lelaki i
Baca selengkapnya
Bab. 13
"Roseline?!" Seru Catherine yang terkejut melihat kedatangan anak gadisnya itu.Bahkan kedua bola matanya yang mulai sayu itu berbinar cerah dan sedikit berkaca-kaca. Terlihat jelas pancaran rindu dari netranya. Kedua tangannya merentang lebar bersiap menyambut Roseline ke dalam dekapannya. Roseline yang melihat itupun langsung menghambur ke dalam pelukan Catherine. Memeluk wanita berusia setengah abad itu dengan erat. Keduanya saling melepaskan rindu yang menggunung.Roseline sampai menitikkan airmata karena terlalu rindu pada Catherine dan juga suasana panti. Setelah sesi melepas rindu, Catherine menatap Roseline dengan senyuman tipis."Jahat sekali kau tidak pernah datang kemari lagi," ujar Catherine sembari menjawil pucuk hidung Roseline.Roseline tertawa pelan. Kemudian menggandeng tangan Catherine. Bergelayut manja layaknya anak kecil kepada ibunya. "Maafkan aku, Bi. Aku selalu tidak memiliki waktu. Jadi aku baru bisa mengunjungimu sekarang," jelas Roseline pada Catherine.Rose
Baca selengkapnya
Bab. 14
"Jovan?" lirih Roseline kala mendapati suaminya berdiri tepat di hadapannya dengan tatapan terkejut sekaligus takut.Sementara Jovan, lelaki itu menatap tajam ke arah Roseline yang sedang ketakutan. Di tatapnya wanita yang hanya setinggi bahunya itu. Tampak Roseline menundukkan kepalanya. Mungkin merasa bersalah karena sudah melanggar aturannya. "Jovan!" sapa Catherine dengan begitu gembira melihat menantunya ada di sini. Jovan pun dengan cepat mengubah ekspresi datarnya menjadi ramah. Ditambah dengan seulas senyum lebar kepada Catherine.Catherine pun langsung bergegas memeluk Jovan seperti anaknya sendiri. Jovan pun membalas pelukan itu sembari menepuk pelan punggung Catherine. "Sudah lama kita tidak bertemu," ujar Catherine sembari mengajak Jovan untuk masuk. Roseline pun langsung mengekor di belakangnya. Ia masih bingung harus menjelaskan bagaimana kepada Jovan nanti. Apalagi saat melihat bagaimana tatapan lelaki itu padanya tadi. Seperti ingin memakan Roseline begitu saja. Ca
Baca selengkapnya
Bab. 15
Tubuh Roseline luruh di dinding pintu yang tertutup rapat dengan air mata yang terus berderai. Hatinya seperti di remat, terasa begitu sakit kala Jovan membiarkannya berada di luar rumah di saat hujan mengguyur lebat. Hawa dingin mulai menusuk di kulitnya. Wanita itu menekuk kakinya dan bersandar di dinding, kedua tangan ringkih itu melingkar di kakinya. Menenggelamkan kepalanya di antara kedua lutut. Air matanya tak berhenti mengalir.Bagaimana bisa Jovan setega itu padanya? Apa hanya karena Dylan mengetahui statusnya sebagai istri Jovan sehingga lelaki itu marah besar padanya? Padahal itu juga bukan kemauan Roseline. Atau karena dia pergi ke panti tanpa memberitahunya? Kenapa ada manusia sejahat Jovan?Salah karena dia sempat mengira kalau Jovan adalah lelaki yang sangat menghargai wanita, memuliakan wanita, dan mengutamakan wanita. Lihat apa yang telah lelaki itu perbuat padanya. Sungguh tidak manusiawi."Apakah aku akan bertahan dengan rumah tangga yang seperti ini? Bahkan belum g
Baca selengkapnya
Bab. 16
"Apa kau baik-baik saja?"Roseline menyipitkan matanya saat cahaya matahari masuk ke retina matanya melalui jendela kaca yang ada di ruangan itu. Kepalanya terasa begitu berat dan juga pusing. "Dimana yang sakti?" Roseline menolehkan kepalanya sedikit ke arah samping ranjang. Mendapati Jovan yang sedang menatapnya dingin namun terlihat jelas ada sorot khawatir di netra hitam legam itu. Lelaki itu tampak sudah siap dengan jas kantornya namun masih setia duduk menjaga Roseline.Roseline mengernyitkan keningnya heran, apa mungkin karena kehujanan semalam membuatnya menjadi halu? Mana mungkin Jovan mau menemaninya apalagi merawatnya ketika sakit? Mengingat bagaimana kejamnya lelaki itu semalam meninggalkannya di luar rumah. Sangat tidak mungkin, jika lelaki itu di sini. Pasti ia sedang halu.Roseline memukul kepalanya berulang kali, berharap kalau bayangan Jovan di depannya itu menghilang. Melihat Roseline yang memukul kepalanya, segera Jovan menghentikan tangan wanita itu."Hei, apa ya
Baca selengkapnya
Bab. 17
“Apa mungkin yang Dylan maksud itu adalah Roseline?” gumam Jovan sembari menatap gamang ke arah jendela kaca yang ada di ruangan kantornya.Hamparan pemandangan kota di sore ini tampak begitu indah. Langit terlihat cerah dengan warna jingga kemerahan, membuat siapapun yang memandang akan menatpnya kagum. Lelaki itu memegang cangkir berisi kopi yang hanya tinggal setengah itu. Pikirannya mendadak campur aduk. Apalagi mengingat perkataan Dylan pagi tadi. Kalau memang benar sepupunya itu menyukai Roseline, bagaimana?Jovan mendengus sebentar kemudian mengerutkan alisnya seperti tengah menyadari sesuatu. Memangnya kenapa kalau Dylan menyukai Roseline? Apa urusannya? Toh, tujuan dia menikahi Roseline itu hanya untuk balas dendam, kan? Jovan juga tidak akan melibatkan perasaan apapun dengan wanita itu. Ia masih ingat kalau dirinya memiliki Deluna yang jauh lebih baik daripada Roseline.Namun sekelebat bayangan akan sikapnya pagi tadi terhadap wanita itu. Tidak! Itu sama sekali bukan dirinya
Baca selengkapnya
Bab. 18
Kesal? Tentu saja. Roseline adalah istri sah Jovan tapi ia harus kalah dengan Deluna yang hanya kekasih gelap suaminya. Ingin rasanya ia menjambak rambut merah seperti tersengat listrik milik Deluna akan tetapi ia masih sayang dengan nyawanya. Jovan bisa saja membunuhnya kalau ia sampai menyakiti Deluna. Teringat jelas saat pertama kali wanita itu berkunjung ke rumahnya dan dengan sombongnya memamerkan hubungannya dengan Jovan. Apa hebatnya? Toh, Roseline sendiri malah sudah pernah tidur dengan Jovan. Meskipun...Roseline tak mau mengingatnya. Setiap kali Jovan menginginkannya, Roseline harus meminum obat pencegah kehamilan. Sebegitu jijikkah jovan sehingga tidak ingin memiliki anak dengannya? Padahal Abraham sangat mendambakan cucu dari mereka.Huft... Roseline mendesah pasrah lantas duduk di atas ranjangnya. Menatap keluar jendela, langit tampak gelap. Tidak ada cahaya bulan atau kerlipan bintang malam. Seperti tengah mendukung kegalauan hati Roseline saat ini. Hubungannya dengan Jo
Baca selengkapnya
Bab. 19
Jovan menatap ke arah jam yang menggantung. Waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam dan Roseline belum juga menampakkan batang hidungnya. Kemana wanita itu? Apa mungkin dia kabur dan tidak akan kembali lagi ke rumah ini? Jovan menunggu di ruang tamu dengan perasaan gelisah. Sementara Deluna, wanita itu sudah pulang sejak tiga puluh menit yang lalu dengan taksi. Jovan beralasan mengantuk dan ingin segera tidur sehingga tidak bisa mengantar Deluna. Padahal kenyataannya ia cemas karena Roseline belum juga pulang.Berkali-kali Jovan mengecek keadaan diluar melalui jendela. Barang kali tampak Roseline berjalan pulang, namun nihil. Sejak tadi tidak ada siapapun yang datang. Merasa tak tenang, Jovan pun memutuskan untuk pergi mencari Roseline. Lelaki itu menyambar jaket kulit berwarna cokelat yang dibelinya saat sehari sebelum hari pernikahannya dengan Roseline lalu memakainya. Baru saja Jovan keluar hendak menuju garasi mobil, ia melihat Roseline berjalan dengan riang sembari menenteng satu
Baca selengkapnya
Bab. 20
“Jovan, aku ingin bicara.”Jovan yang tengah membuka kancing tangan kemejanya itu menoleh ke arah Roseline sebentar kemudian berdehem. “Bicaralah.”Roseline terdiam. Ia merasa bimbang apakah ini harus ditanyakan atau tidak. Tapi sungguh mengganggu pikirannya sejak tadi. Melihat Roseline yang tak kunjung bicara membuat Jovan mendengus kesal.“Kau ingin bicara atau tidak?” tanya Jovan dengan wajah kesalnya itu.“Tentang ucapanmu tadi di kamar Papa...”Jovan menaikkan sebelah alisnya saat Roseline menggantungkan kalimatnya. Ah, dia paham apa maksud wanita itu. Sontak Jovan tertawa mengejek kemudian berjalan mendekati Roseline yang tengah duduk di ranjang. Roseline yang melihat Jovan mendekat segera memasang sikap waspada.Melihat itu, Jovan semakin lucu dibuatnya. “Apa kau pikir aku akan menyakitimu di sini?”Roseline terdiam. Benar juga, ini di rumah Abraham. Mana mungkin Jovan akan menyakitinya.“Dengarkan aku, Rose. Apa yang ku katakan di kamar Papa tadi memang benar. Aku akan memberi
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status