Semua Bab 365 Hari Bersama Sang CEO: Bab 21 - Bab 30
79 Bab
21 - Dia Menyukaiku
“Siapa yang telepon anda pak?” tanya guru wanita itu, ia memiliki rambut hitam lurus dan lesung pipi yang cantik.“Ah, teman saya. Oh, iya. Lalu bagaimana kehidupan Ryu di sekolahnya, bu?”“Hem, dia mudah berbaur dengan teman-temannya dan sama kita, para guru. Dia seorang primadona sekolah ini, nilainya bagus, pintar berolahraga dan sangat sopan. Kalau ditanya, kekurangannya apa ya? Mungkin tidak ada,” jelasnya, ia kemudian tertawa sambil menceritakan siswa kesayangannya yaitu Ryu.Adam pun ikut tertawa bersamanya, dari kejauhan tampak wanita berambut merah datang menghampiri mereka berdua.“Ah, selamat pagi,” ucap guru wanita itu sembari membungkukkan badan tersenyum ke arah Shino.Adam berbalik dan terkejut mendapati Shino telah ada di belakangnya, ia membatu melihat kedatangan wanita yang baru saja ia bohongi. Shino melirik tajam ke arah Adam.“Selamat pagiii, sedang membicarakan apa y
Baca selengkapnya
22 - Jogging
“Kau kembali berpakaian seperti itu?” tanya Adam, matanya menilai penampilan Shino yang seperti teroris saat awal mereka bertemu. “Kau mau aku terbakar lagi?” jawab Shino dengan sinis. Mereka sudah bersiap-siap, sejak jam 5 tadi. Dan akan segera berangkat. Shino sengaja menyuruh Adam untuk jogging sebelum matahari terbit, ia tidak mau mengalami kejadian itu lagi. Ia bahkan sekarang masih meminum vitamin dan berusaha mencari tempat perawatan yang dulu dicari oleh ayahnya. Namun tujuan utamanya sekarang adalah mencari penyebab kematian ayahnya. “Sebentar lagi kau akan kuturunkan di taman sebelah utara, dan aku akan berjalan dari timur. Agar kita tidak terlihat berangkat bersama,” ucap Adam sambil membuka pintu mobil belakang untuk Shino. Shino menunda masuk ke dalam mobil lalu berkata, “Apa harus segitunya?" “Kau mau mereka tahu bahwa kita tinggal serumah dan saling bersekongkol?” timpal Adam sambil mengangkat kedua alisnya. Shino hanya mengangkat sebelah bibirnya dan masuk ke dal
Baca selengkapnya
23 - Dia Pingsan
“Apa dia tidak capek?” ucap Bu Konami dengan napas yang tersengal.“Dia seharusnya tidak memaksakan diri,” Adam tahu bahwa Shino saat ini sedang berbohong, ia sudah mengetahuinya sejak di Hong Kong. Fisik wanita itu lemah dan suka mengambil risiko.“Ayo, kita kejar. Pelan-pelan saja.” Adam mengulurkan tangannya mengajak Bu Konami.Bu Konami pun tersenyum lebar menerima uluran tangan Adam, ia pun berlari mengikuti Adam.“Bu Konami, saya mau bicara dengan Bu Akira sebentar.” ucap Adam lalu dibalas anggukan kecil oleh Bu Konami.Adam berlari kecil mendekati Shino, dilihatnya Ryu mulai membuat jarak dari Shino. Ia pun lelah juga seperti Bu Konami.“Hei, kita tidak punya banyak waktu. Mengapa kau bertindak sesuka hati,” bisik pelan Adam.Shino menoleh ke samping dan kemudian tersenyum miring, “Apa maksudmu? Aku jarang berolahraga di rumah, ini adalah kesempatan bagiku.”“Ayo kita hentikan, kau bilang pada mereka bahwa kau capek.” suruh Adam.“Tidak mau, jika kau ingin berhenti makan jangan
Baca selengkapnya
24 - Rumah Ryu Arata
Shino membuka matanya perlahan, matanya melihat sekeliling. Ini bukan rumahnya, dimana dia sekarang? Apa yang terjadi? Shino bangun dari tidurnya dan memgang kepalanya, sakit sekali dan di dahi rasanya seperti ada yang bengkak. Ia pun merampikan rambutnya, di depannya ada sebuah kaca besar. Ia pun berkaca untuk mengecek apa dahinya terluka. “Apa ini?” Shino menyipitkan matanya lalu melotot membuka belahan poninya lebar-lebar. Dilihatnya dahinya di bagian tengah ada benjolan besar seperti tumor, kulitnya tampak lebam berwarna kebiruan. “Apa yang terjadi pada dahiku?! Kenapa bisa benjol begini?!” sambungnya, tangannya mecoba menyentuh pelan benjolan itu. “Argghh!” Dia menyesal telah menyentuh benjolan itu, sakit sekali. Ia tidak ingat apa yang terjadi, seingatnya dia hany sedang mengejek Adam di belakangnya. Shino pun keluar dari kamar, dilihatnya ketiga orang tersebut sedang duduk bersama di ruang tamu sambil berbincang. “Jadi, kamu sedang mendalami fotografi? Apa objek foto yang
Baca selengkapnya
25 - Berhenti
“Dia hanya remaja maniak s*ks, dia bukan pelakunya.” ucap Adam sambil melihat sekeliling ruangan itu.Di dalam, suasananya sangat minim cahaya. Shino menghidupkan flash ponselnya. Ia merasa jijik dengan hal ini, wanita itu tak menyangka bahwa siswa yang dikenal paling tampan dan cerdas ini, ternyata memiliki rahasia sebesar ini.Jika pihak sekolah tahu, dia akan dikeluarkan dari sekolah.“Dia cukup profesional, dia mengambil banyak foto seperti ini tanpa dicurigai seorang pun di sekolahnya. Teman-temannya juga berpikir dia siswa yang teladan. Bagaimana ini? Kita sudah membuka rahasia seseorang,” ujar Shino dengan nada gemetar, tangannya berkeringat.“Ini bukan urusan kita, ayo segera keluar dari ruangan ini,” ucap Adam sambil menutup pintu itu kembali.Mereka segera turun dari lantai 2 sebelum Bu Konami dan Ryu datang, sebuah suara mobil terdengar di luar rumah. Tampaknya Bu Konami sudah datang.Shino berl
Baca selengkapnya
26 - Pria itu Berubah
“Kita langsung ke kantor saja sekarang,” ucap Shino sambil memainkan ponselnya. “Kenapa memangnya? Mendadak sekali,” Adam melirik wanita itu dari kaca spion. “Aku harus segera memberi tahu Pak Jung soal ini, jadi kita bisa langsung menyelidiki Kim Seok Hoon.” “Apa kau tidak kasihan dengan pegawaimu harus menyiapkan kantor untuk kedatanganmu?” jelas Adam. “Karena itu, aku membayar gaji mereka dengan baik. Apakah Al Entertaiment pernah terkena kasus pegawai tidak dibayar tepat waktu? Tidak ada kan?” sahut Shino dengan nada sombongnya yang khas, ia tersenyum miring.” Adam mengerutkan dahinya, “Tapi, kau bisa jadi bahan omongan mereka jika terus bertindak semena-mena.” Shino tetap berpura-pura tidak mendengar Adam, ia mengalihkan pandangan ke luar jendela mobil. “Aku akan mengantarmu ke rumah dulu, apa kau tidak mencium bau tubuhmu seperti apa?” ucap Adam pelan. “Bau? Apakah aku bau badan?” Shino menciumi ketiak dan bagian tubuh lainnya. Ia tersenyum kecut lalu memasang wajah sok p
Baca selengkapnya
27 - Ketiduran
Shino meletakkan frying pan yang dipegangnya tadi di meja, wanita itu masih tidak percaya dengan perubahan Adam yang drastis. Apa-apaan ini, kenapa bisa sangat berbeda?Mereka lalu duduk bersebelahan sambil menatap durian di depannya. Shino terus menatap pria itu dengan saksama, Adam yang menoleh ke arah Shino dan tersenyum tipis.Seketika itu, Shino langsung memalingkan pandangannya dan menghindari kontak mata dengan Adam. Ada apa dengannya sekarang? Ia tidak berani menatap Adam secara dekat.“Jadi, durian ini dipotong atau tidak?” tanya Adam sambil menyentuh durian itu.“Ja-jadi, sebentar aku ambil pisaunya.” ucap Shino terbata.“Kau kenapa Shino?! Kenapa kau gugup sekali?!” teriaknya dalam hati.“Berarti, kita sekarang tidak jadi ke kantor?” tanya Adam kembali.“Tidak, besok saja. Ini mulai agak malam. Aku takut mengganggu Pak Jung,” ucap Shino spontan. Adam terkejut mendengar perkataan Shino barusan.“Hei, Shino! Sejak kapan kau mengkhawatirkan Pak Jung?! berhentilah gugup!” batin
Baca selengkapnya
28 - Di Kantor
Shino terbangun dari tidurnya, Taki terus duduk di atas dadanya, karena hal itu membuat Shino susah bernapas.  “Taki! Aku tidak bisa bernapaaas,” Shino memindahkan Taki dari dadanya ke bawah.“Kau sudah bangun?” Adam sudah duduk di meja makan dengan mulut yang mengunyah roti lapis buatannya sendiri.“Ah, kenapa aku tidur disini?” Shino beranjak dari sofa dan menghampiri Adam.“Kau tertidur setelah idolamu tertembak mati,”Shino kemudian mengambil sepotong roti lapis, tangannya dipukul pelan oleh Adam.“Gosok gigi dan cuci muka dulu sana!” perintah Adam sambil menjauhkan roti itu dari tangan Shino.“Memangnya kau ibuku, sok mengatur diriku?” Shino pergi dengan wajah bersungut meninggalkan Adam.“Makanya tidak ada pembantu disini, pasti karena sikapnya yang seperti hewan buas.” ujar Adam sambil memberi sepotong daging pada Taki.Tidak
Baca selengkapnya
29 - Wanita Penagih Janji
Banyak pasang mata menatap mereka berdua, hari ini Shino secara bebas berkeliaran di kantor tanpa menyuruh pegawainya untuk bersembunyi. Diikuti oleh Adam di belakangnya, para staf wanita semakin memperhatikan gerak-gerik mereka.“Lihat, dia tampan sekaliii,” bisik sekumpulan staf wanita yang berpapasan dengan Shino.“Dia seperti Song Joong Ki, matanya biru sekali.” sahut yang lain.Efek style rambut memang bisa membawa perubahan besar bagi setiap orang, salah satunya Adam. Yang awal mulanya, Shino mengejeknya seperti pria paruh baya, tarzan, dan sebagainya. Kini, Shino menutup mulutnya rapat-rapat, karena ia tidak ingin mempermalukan diri sendiri.“Hari ini kita mau kemana?” tanya Adam pada Shino.“Bisa tidak, kau jangan tebar pesona disini, pegawaiku menjadi tidak fokus bekerja karenamu.” jelas Shino dengan nada bicara kesal.“Apa? Kau sekarang menyalahkanku karena wajahku yang tampan ini?” Adam tertawa kecut mendengar perkataan Shino. Pria itu menarik napas dalam-dalam menahan emos
Baca selengkapnya
30 - Vivi part 2
Vivi masuk dengan anggun dan diikuti oleh Kento di belakangnya, banyak pasang mata memandangi kecantikan Vivi. Wanita itu bak aktris papan atas dengan warna rambutnya yang terang. Vivi adalah kebalikan dari Shino, ia suka warna yang terang. Hari ini pun ia memakai pakaian yang mencolok. Ia memadukan dress warna merah selutut dengan motif bunga kecil di bagian bahu. “Dimana kakek?” tanya Vivi. “Di lantai 10 nona, mari saya antar.” ajak Kento dan dibalas anggukan manis oleh Vivi. “Siapa dia?” bisik Berry sambil mengintip dari ruangannya. “Ah, dia nona Vivian. Cucu Pak Jung yang tertua, dia seumuran dengan bos kita.” jelas Bu Dinan. “Hati-hati kau dengannya, dia lebih parah dari bu Shino.” sahut pak Imura sambil terus mengetik. “Kenapa dia memangnya? Dia tampak lebih ramah dari bu Shino. Bahkan, dia tersenyum menyapa para pegawai disini.” Berry mengangkat alisnya bingung. “Dia tidak seramah yang kau lihat, aku lebih suka dimarahi bu Shino daripada dia.” ucap pak Imura dengan wajah
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234568
DMCA.com Protection Status