Semua Bab Terpaksa Menikah Karena Dijual Ibu Tiri: Bab 11 - Bab 15
15 Bab
bab 11 Tunggu di depan pintu
Setelah membuka kancing celana Alpian, Naya menutup matanya karena merasa malu jika harus melihat sesuatu benda milik Alpian yang selalu tersembunyi di dalam sana. "Berdiri kamu," ucap Alpian pada Naya. Naya menarik tangannya lalu langsung berdiri di depan Alpian!"Bantu saya berdiri," ucap Alpian lagi. Naya meraih tangan Alpian lalu mengangkatnya, untuk dapat membuka celananya Alpian harus berdiri biasanya dia berdiri dengan dibantu tongkat kayunya tapi karena sekarang ada Kanaya, ia lebih memilih dibantu oleh perempuan itu. Bukan tanpa sebab dirinya melakukan hal itu, ia ingin melihat Kanaya tersiksa selama bersamanya dan akhirnya Kanaya merasa tidak tahan dan memilih pergi. "Pergi kamu! Kamu mau memandikan saya juga?" ucap Alpian setelah berhasil menurunkan celananya. Tanpa berkata Kanaya langsung pergi dari dalam kamar mandi!"Tunggu saya di depan pintu, awas kalau kamu berani pergi," ucap Alpian dari dalam kamar mandi. "Baik, Tuan," ucap Kanaya.**********Di kediaman ibu
Baca selengkapnya
bab 12 menemani jalan-jalan
Setelah selesai sarapan semua orang di meja makan itu langsung pergi untuk memulai aktivitasnya masing-masing terkecuali Alpian.Sejak dirinya mengalami kelumpuhan, Alpian tidak memiliki kepercayaan dirinya lagi, dirinya yang baru akan dinobatkan sebagai CEO di perusahaan milik Papanya pun memilih menolak karena merasa malu dengan kondisinya yang tak bisa berjalan lagi. Saat ini masih Hanan yang menempati posisi yang seharusnya ditempati olehnya. "Papa dan Mama pergi dulu ya. Kamu hati-hati di rumah," ucap Yuristha pada Alpian. "Kanaya, urus anak saya dengan baik jangan sampai kamu menjatuhkan dia lagi," ucap Jay. "Iya Pa, Tuan akan baik-baik saja hari ini," ucap Kanaya. "Naya, Alpian itu suami kamu jadi tidak perlu memanggil dia dengan sebutan tuan," ucap Yuristha. Kanaya menatap Yuristha lalu tersenyum canggung. "Maaf," ucapnya. "Gak usah minta maaf lagipula kamu tidak salah, mungkin kamu masih meras canggung saja," ucap Yuristha lagi. "Oh ya, hari ini jadwalnya Alpian menj
Baca selengkapnya
bab 13 tatapan pertama
"Pagi Pak," ucap Shelly pada Hanan. Hanan hanya menanggapi sapaan Shelly dengan anggukan dan senyuman tipis di bibirnya. Meski begitu Shelly sudah cukup bahagia karena mendapat respon dari Bosnya itu. Shelly masih berdiri di tempat semula sambil terus menata Hanan yang sudah menjauh darinya. "Pak Hanan ini memang bikin gemes, aku harus bisa menaklukkan dia. Tidak masalah kalau dia hanya CEO sementara di sini yang pasti selama CEO baru masih sakit Pak Hanan akan tetap pada jabatannya sekarang, syukur-syukur anaknya Pak Jay sakit selamanya," batin Shelly. Di ruangan Hanan. Hanan sedang memeriksa berkas yang harus ia pelajari untuk pertemuannya dengan rekan bisnisnya di luar kota. Tak lama terdengar suara seseorang mengetuk pintu ruangannya. "Masuk!" seru Hanan. Shelly membuka pintu itu dan perlahan berjalan ke menghampiri Hanan! "Ada apa Shelly?" tanya Hanan. "Pak saya hanya ingin menanyakan besok jam berapa kita berangkat ke luar kota?" ucap Shelly. "Pagi sekitar jam tujuh,
Baca selengkapnya
bab 14 pertemuan Rani dan Marlon
Beberapa menit kemudian Alpian baru tersadar dari tatapannya yang terus tertuju pada Naya. Dia mulai berusaha menyingkir dari atas tubuh Naya!"Tuan, Tuan tidak apa-apa?" tanya Naya sembari bangkit dari sana. Alpian masih duduk di atas tanah itu karena ia memang tidak dapat berdiri tanpa bantuan orang lain atau tongkat miliknya. "Sebenarnya kamu niat gak jagain saya?" ucap Alpian dingin. "M_maaf, saya yang salah," ucap Naya. "Ya memang kamulah, masa saya," ucap Alpian lagi. Kanaya hanya diam dan tak berani melakukan apapun lagi pada Alpian. "Cepat bantu saya ke kursi roda," ucap Alpian dengan suaranya yang sedikit dinaikkan. Naya berjalan menghampiri kursi roda itu lalu membawanya ke hadapan Alpian! Naya mulai membantu Al untuk berpindah tempat! Sebenarnya ia merasakan sakit di tangannya karena tertimpa tubuh Alpian tapi ia mencoba menahannya karena tak ingin Alpian tahu, ia takut Al akan semakin marah kalau tahu dirinya kesakitan dan tidak bisa merawat Al dengan maksimal."Pe
Baca selengkapnya
bab 15 menemani Al, terapi
Di tempat tetapi. Alpian mulai berlatih menggerakkan kakinya tentunya dengan bimbingan dokter yang selama ini menangani masalahnya dalam berjalan sementara itu Kanaya hanya berdiri sambil terus memperhatikan Alpian dan dokter itu. "Semoga kamu cepat sembuh agar aku bisa cepat pergi dari rumah dan kehidupan kamu. Meski kamu adalah laki-laki yang telah merenggut kesucianku tapi sedikitpun aku tidak berharap kamulah laki-laki yang akan menjadi cinta sejatiku, aku tahu siapa aku dan siapa dirimu kita tidak mungkin bisa bersama," batin Naya dengan tatapan terus tertuju pada Alpian.Setelah lama dia dia berdiri akhirnya Alpian mulai berpindah tempat ia pun mengikuti kemana arah dokter itu membawa Alpian! "Duduklah," ucap dokter itu pada Kanaya. Kanaya pun duduk di samping Alpian! "Asisten baru ya? Saya baru melihatnya," ucap Dokter itu. Biasanya Alpian akan diantar oleh Safina atau kedua orang tuanya saat datang ke tempat itu, namun sekarang dia datang bersama Kanaya yang baru dinika
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12
DMCA.com Protection Status