All Chapters of Legenda Penguasa: Pendekar Naga Putih : Chapter 41 - Chapter 50
61 Chapters
BAB 41. Zhao Yu Ting
"Dan inilah beberapa jenis tanaman yang kami tanam di taman ini. Tanaman-tanaman ini membutuhkan perawatan khusus agar dapat tumbuh subur dan mekar dengan indah. Kami menggunakan teknik penyiraman yang tepat, pemupukan yang teratur, serta pemangkasan yang bijaksana untuk menjaga kesehatan dan keindahan mereka."Zhao Yu Ting melanjutkan dengan antusias, "Kami juga berupaya menjaga keseimbangan ekosistem di taman ini. Beberapa tanaman kami pilih karena memiliki sifat alami dalam menarik serangga yang bermanfaat, sehingga membantu dalam pengendalian hama secara alami. Ini adalah bagian penting dari konsep perawatan taman yang kami terapkan di Sekte Pedang Merah."Terlihat Zhao Yu Ting yang sedang memberikan penjelasan tentang bagaimana cara merawat taman ini, wajahnya penuh semangat dan antusias. Matanya berbinar saat dia berbicara tentang berbagai tanaman, perawatan, dan teknik yang digunakan untuk menjaga keindahan alamiah taman. Ekspresi ceria dan penuh keahlian mencerminkan dedikas
Read more
BAB 42. Perseteruan 2 Wanita Dewasa
"Kamu selalu terlihat begitu sibuk dengan pekerjaanmu di perpustakaan ini, Zhao Fang Hua," gumam Zhao Yu Ting dengan suara agak dingin. Meskipun dia berusaha untuk berbicara dengan santai, nada suaranya mengandung sentuhan kecemburuan dan ketidakpuasan.Dia merasa sedikit tersaingi oleh keahlian dan peran Zhao Fang Hua di perpustakaan, merasa bahwa perhatian dan penghargaan yang biasanya dia terima mungkin terbagi sekarang.Zhao Fang Hua yang terkejut karena kedatangan Zhao Yu Ting, terlihat merasa agak canggung dan tidak siap untuk bertemu dengannya. Wajahnya mencerminkan sedikit keterkejutan, namun dengan cepat dia mengatasi reaksi pertamanya dan berusaha untuk menjaga ketenangan.Ekspresinya yang awalnya terkejut perlahan berubah menjadi senyuman ramah dan tenang, menciptakan suasana yang lebih netral di antara mereka. Dengan sopan, dia menyapa Zhao Yu Ting yang datang bersama Zhang Ji Long dan mencoba untuk menunjukkan bahwa dia siap untuk berinteraksi dengan santun dan keanggun
Read more
BAB 43. Perpustakaan Sekte
Terlihat sebuah perpustakaan yang megah dari Sekte Pedang Merah yang mencerminkan kekayaan pengetahuan dan budaya sekte tersebut. Dinding-dinding perpustakaan terbuat dari batu dengan permukaan batu dihiasi ukiran-ukiran artistik yang menggambarkan simbol-simbol keahlian, ilmu pengetahuan, dan sejarah sekte. Detil-detil halus dalam ukiran tersebut memperlihatkan keahlian dan ketelitian seniman yang telah menciptakan karya seni yang menghiasi ruangan ini. Rak-rak buku kayu yang membentang elegan sepanjang ruangan dengan setiap rak dipahat teliti, menampilkan detail ukiran yang menggambarkan motif-motif alam dan klasik yang disusun dengan cermat, menyediakan tempat yang indah untuk menghias dan mengorganisir koleksi buku-buku berharga yang menjadi harta pengetahuan sekte.Cahaya lembut dari lampu-lampu gantung mengisi ruangan yang membuat suasana menjadi hangat dengan setiap lampu bergantung anggun, membentuk barisan cahaya yang memancar ke setiap sudut ruangan. Cahayanya tidak terl
Read more
BAB 44. Zhao Fang Jia
"Kakak-ku Zhao Fang Hua, mungkin kamu sudah bertemu dengannya tadi. Dia biasanya duduk di kursi depan," jelas Zhao Fang Jia dengan senyum hangat."Oh iya, aku sudah bertemu dengan Kakak-mu tadi di depan," ujar Zhang Ji Long sambil mengangguk."Aku lihat tadi kamu sepertinya sibuk untuk mencari-cari sesuatu. Sebenarnya buku apa yang sedang kamu cari, Bai Ji Long?" tanya Zhao Fang Hua sembari mengernyitkan dahi."Aku sedang mencari sejarah tentang Sekte Pedang Merah ini, khususnya mengenai senjata dan jurus-jurus yang mereka wariskan. Aku ingin memahami akar-akar budaya sekte ini dan bagaimana mereka mengembangkan kemampuan bela diri yang unik," jawab Zhang Ji Long dengan penuh semangat, matanya bersemu merasa terinspirasi untuk menggali pengetahuan yang lebih dalam mengenai warisan Sekte Pedang Merah."Dan satu lagi, aku juga ingin membaca sejarah mengenai Giok Naga Hijau. Kira-kira aku bisa mencari buku-buku itu dimana yah?" tanya Zhang Ji Long sembari menelusuri rak-rak buku dengan p
Read more
BAB 45. Hari Kedua
Terlihat meja kayu yang terletak di tengah kamar Paviliun milik Zhang Ji Long, menjadi pusat perhatian di ruangan yang sederhana ini. Meja ini terbuat dari kayu yang halus dan berkualitas, memberikan sentuhan alami yang hangat di dalam ruangan dengan permukaannya terlihat rata dan bersih, menunjukkan kecermatan dan perhatian pemiliknya dalam merawatnya. Di atas meja yang terletak di tengah kamar Paviliun milik Zhang Ji Long, terlihat beberapa buku terbuka dengan halaman-halaman yang dijelajahi. Buku-buku tersebut mencakup berbagai topik, mulai dari sejarah dan seni bela diri hingga filsafat dan kebudayaan. Halaman-halaman yang terbuka menandakan semangat pembelajaran yang dimiliki Zhang Ji Long, dengan coretan-coretan ringan yang menandakan pemahaman dan refleksi atas isi buku-buku tersebut. Di samping buku-buku, terdapat beberapa alat tulis yang tersusun dengan rapi. Sebuah pena dengan pegangan kayu yang halus dan pena tinta terletak di samping secarik kertas kosong yang ter
Read more
BAB 46. Ujian Intelektual
"Apa filosofi dari Sekte Pedang Merah?" tanya salah satu sesepuh yang duduk dengan anggun di tengah lapangan berteduhkan pohon tua, posisinya tegak namun santai, dengan pandangan tajam , wajahnya yang penuh keriput menggambarkan kebijaksanaan dan pengalaman yang panjang. “Sesuai dengan warna merah, filosofi Sekte ini adalah tentang semangat, keberanian, dan pengorbanan. Seperti nyala api yang berkobar, Sekte Pedang Merah mengajarkan agar kita hidup dengan semangat yang membara, tidak hanya dalam menguasai bela diri tetapi juga dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Kami diajarkan untuk berani menghadapi tantangan dan mengatasi ketakutan, serta siap untuk mengorbankan diri demi kebenaran dan keadilan. Filosofi ini tercermin dalam ajaran bela diri kami yang mengedepankan kekuatan dalam hati dan tekad yang kuat,” ujar Zhang Ji Long dengan penuh keyakinan, matanya berbinar semangat sambil menjelaskan nilai-nilai penting dari Sekte Pedang Merah kepada sesepuh yang mendengarkan dengan penu
Read more
BAB 47. Pertanyaan Terakhir
“Baiklah, pertanyaan terakhir,” ujar sesepuh dengan suara yang tenang namun penuh pengaruh. Tatapannya yang bijaksana dan mendalam menyorot Zhang Ji Long, seolah mampu merasuk ke dalam pikirannya.Dengan senyum lembut yang menghiasi wajahnya yang penuh pengalaman, sesepuh tersebut mengungkapkan pertanyaan yang mungkin merupakan puncak dari semua pertanyaan sebelumnya, “Bagaimana kamu merasakan ikatanmu dengan Sekte Pedang Merah dan bagaimana kamu akan membuktikan dedikasimu kepada Sekte ini dalam setiap tindakan dan keputusanmu?”Pertanyaan terakhir ini membawa suasana yang sarat makna, menantang Zhang Ji Long untuk merenungkan bagaimana ia ingin menjalani perannya sebagai seorang murid dan bagaimana ia akan membawa ciri khas Sekte dalam setiap aspek kehidupannya. Dengan kata-kata yang sederhana namun mendalam, sesepuh tersebut menggambarkan betapa pentingnya ikatan emosional dan dedikasi yang kuat dalam perjalanan seorang murid di Sekte Pedang Merah.“Sesepuh yang terhormat, saya me
Read more
BAB 48. Wanita Penggoda
"Bagaimana dengan buku yang kamu baca? Apakah kamu menyukainya?" tanya Zhao Fang Jia penasaran.Zhang Ji Long tersenyum ramah, matanya berbinar saat dia merenung sejenak sebelum menjawab dengan antusias, "Buku-buku itu sangat menarik, terutama yang membahas tentang sejarah dan filosofi Sekte Pedang Merah. Aku merasa seperti menggali harta pengetahuan yang tak ternilai. Filosofi dan nilai-nilai sekte ini sungguh luar biasa, dan aku sangat tertarik untuk memahaminya lebih dalam.""Senang mendengarnya, Bai Ji Long. Memahami sejarah dan filosofi Sekte adalah langkah awal yang sangat penting bagi setiap murid di Sekte Pedang Merah," ujar Zhao Fang Jia senyumannya penuh dukungan dengan tatapannya yang hangat.Zhao Fang Jia mulai memicingkan matanya lebih tajam, tampaknya sedang berusaha untuk memahami latar belakang Zhang Ji Long yang telah menimbulkan curiga dalam dirinya karena pengetahuannya tentang Giok Naga Hijau.Dengan ekspresi yang penuh perhatian, ia akhirnya bertanya dengan hati-h
Read more
BAB 49. Tantangan Bertarung
Kembali ke Perpustakaan.“Kita adalah seorang wanita Pendekar. Bagaimana kalau kita selesaikan masalah ini di lapangan yang luas saja?” ucap Zhao Yu Ting, menantang Zhao Fang Hua dengan nada tajam. Dengan kata-kata tersebut, Zhao Yu Ting seakan ingin mengajukan tandingan terbuka kepada Zhao Fang Hua, mengusulkan agar mereka memecahkan konflik ini melalui pertarungan fisik di hadapan banyak orang. Ini bisa menjadi cara untuk menunjukkan superioritasnya dan membuktikan bahwa dia tidak akan mundur dari ancaman siapapun.Ekspresi Zhao Yu Ting tampak penuh dengan tekad dan percaya diri, seolah ingin menegaskan posisinya di Sekte Pedang Merah. Namun, di balik rasa percaya diri itu juga terdapat sedikit kecemasan karena ia tahu bahwa Zhao Fang Hua memiliki reputasi dan kemampuan yang tidak bisa dianggap remeh.“Haha, baguslah, Nona Yu Ting. Kita bisa menyelesaikan ini di lapangan. Aku tidak pernah menolak tantangan dari siapapun,” ujar Zhao Fang Hua dengan senyum yang mengandung sedikit k
Read more
BAB 50. Lapangan Pertarungan
"Kita telah berbicara cukup lama, Nona Yu Ting," ujar Zhao Fang Hua dengan suara yang lugas namun penuh keberanian. Tatapannya menatap tajam ke arah Zhao Yu Ting, mencerminkan tekad dan ketegasan. "Sekarang saatnya kita menyelesaikan ini. Biarlah pertarungan kita menjadi bukti siapa di antara kita yang memiliki kemampuan dan keberanian sesungguhnya. Ayo tunjukkan apa yang kita miliki!"“Kamu benar, Fang Hua,” ujar Zhao Yu Ting dengan suara yang penuh tekad. Matanya yang memancarkan semangat bertarung menatap kembali tajam ke arah Zhao Fang Hua. “Ayo, kita lihat siapa di antara kita yang akan keluar sebagai pemenang dalam pertarungan ini. Aku takkan mundur, dan takkan ada kata menyerah dalam kamusku. Kita akan menyelesaikan ini sekarang juga!”Terlihat wajah-wajah para murid yang berkumpul untuk menyaksikan pertarungan ini mencerminkan campuran antara rasa gugup, antusiasme, dan penasaran dengan beberapa dari mereka terlihat tegang, dengan mata yang tak berkedip saat mereka memfokus
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status