Lahat ng Kabanata ng Misi Menggoda Hati: Kabanata 71 - Kabanata 76
76 Kabanata
Bisa Bertahan?
Aurora berdiri mematung di ambang pintu penghubung ruang makan dan ruang keluarga rumah pasutri Cassian-Aveline, sambil menutup matanya dengan kedua tangannya. Karena tidak ada yang mendengarkan kedatangannya, dia memutuskan untuk langsung masuk saja, berhubung juga para bodyguard mempersilahkannya. Mana dia tau ketika menghampiri si tuan rumah, karena dia mendengar suara keduanya yang berasal dari ruang makan, dia justru disuguhkan pemandangan yang membuatnya malu sekaligus iri.Aveline dengan cepat turun dari pangkuan sang suami ketika menyadari keberadaan Aurora. “Eh, Ra. Kapan datang?” Tanyanya dengan gugup.“Baru aja..” ucap Aurora setelah menurunkan tangan yang menutupi matanya.Aveline mengangguk sebagai balasan. “Udah makan malam?”“Gabung aja sama kita, Ra!!” Celetuk Cassian.Aurora menggeleng dengan wajah aneh. “Gak, deh. Bisa-bisa nanti eneg liat kebucinan kalian.” Cibi
Magbasa pa
Salah Tingkah
“INI BENERAN???”Pekikan yang mengandung keterkejutan sekaligus bahagia itu datangnya dari Hans. Aurora bahkan me-rem langkahnya dengan mendadak ketika mendengar itu. Dengan penasaran, dia mulai mengambil tempat agak tersembunyi karena merasa penasaran hal apa yang membuat orang kepercayaan dari Nicholas itu tampak begitu shock.Mata Hans terlihat berbinar saat menatap layar ponselnya. Aurora merasa semakin penasaran dengan apa yang ada di layar ponsel tersebut.“Gila.. serius Fortress yang ngirim email kek gini?” Tanya Hans pelan pada dirinya sendiri. Dia sungguh tidak menyangka akan mendapat email dari Fortress yang menyatakan membuka perekrutan untuk Warrior baru. Tentunya itu hal yang sangat langka mengingat Fortress adalah organisasi besar dan misterius yang tidak merekrut sembarang orang untuk bergabung. Sehingga kesempatan yang diberikan kepada Hans pasti merupakan hal yang luar biasa.Aurora semakin memper
Magbasa pa
Sakit
“Arghhh…”Nicholas berusaha menggerakkan kakinya ke depan dan ke belakang, meskipun setiap gerakan memicu rasa sakit yang tajam. Bahkan teriakan tadi itu tak sengaja lepas dari tenggorokannya.“Heh.. lo santai aja kali.. Suami gue kesakitan bego!!”Seorang pria yang merupakan seorang therapist, mendelik kesal pada seorang Wanita yang mengatainya ‘bego’ hanya karena sedang membantu Nicholas untuk melatih kembali kakinya agar bisa berjalan kembali.“Maaf, yah, mbak. Saya tau kalau mbaknya cemas. Tapi saya harap mbak bisa paham kalau saya melakukan yang terbaik untuk membantu suami mbak pulih," ucapnya dengan suara tenang meskipun di dalam hatinya merasa tersinggung oleh kata-kata wanita tersebut. Dia berdiri di samping Nicholas yang sedang berjuang untuk berdiri, peluh mengucur di dahinya.Nicholas yang masih meringis kesakitan, memberi kode dengan tatapan mata kepada Hans, yang langsung dipah
Magbasa pa
Anonymous Chat
“Maksudnya, dek?” Kening Aveline berkerut saat mendengar ucapan Aurora yang penuh dengan penekanan.“Iya.. Gue mau buat perhitungan ama bang Ian karena udah bikin suami gue menderita.” Mata Aurora mulai berkaca-kaca. Itu adalah cerminan dari hatinya yang ikut tersiksa melihat Nicholas yang sedang berjuang sembuh. Dan semua itu karena Cassian. “Suami gue berjuang banget buat sembuh. Dia kadang kesakitan pas beraktivitas.” Aurora mulai terisak.Aveline memilih duduk di sebelah Aurora. Tangannya terangkat untuk menenangkan sang adik.Dia paham perasaan Aurora karena dia sendiri pun sudah merasakannya. Melihat orang yang dicintai menderita, juga membuat kita merasa sakit.Aurora menundukkan kepalanya, air mata mulai mengalir di pipinya. Aveline merangkulnya erat, mencoba memberikan dukungan sebisanya.“Abang turut prihatin dengan kamu, Ra. Tapi abang gak bakal minta maaf buat apa yang udah abang lakuin.”
Magbasa pa
Ternyata
“Bisa jelaskan apa maksudnya ini, Hans?”Aurora memperlihatkan sebuah pesan yang masuk ke ponsel Nicholas kemarin yang sempat dipotretnya kepada Hans. Wanita yang mirip dengan istri Cassian itu berdiri di samping sebuah layar besar di ruangan kakak iparnya. Sedang sang empunya tengah duduk di kursi kebesarannya.Hans menelan ludah, jelas merasa tertekan oleh situasi ini. Semua pandangan mata tajam dan menuntut tertuju padanya, termasuk Samuel dan Max yang duduk dihadapannya.“S..saya udah bilang semuanya, Nya. Termasuk orang yang kerja sama Boss Nicho, kan?” suara Hans bergetar, mencoba meyakinkan dirinya sendiri bahwa dia telah jujur.“Iya kita tau..” Ujar Aurora. “Tapi ‘dia’ yang disebut dalam pesan ini ditujukan ke siapa sebenarnya?” tanyanya dengan nada menuntut.Hans menelan ludah sekali lagi, matanya berkedip cepat saat dia berusaha menemukan kata-kata yang tepat. Terlihat jelas kala
Magbasa pa
Pasangan Manipulatif
“Dari mana lo?”Aurora melirik orang yang tengah bersantai di ruang TV itu dengan sinis ketika dirinya hendak ke kamarnya untuk beristirahat. Tanpa menghentikan langkahnya, wanita yang memiliki nama lengkap Aurora Sophia Rinaldi mengacuhkan suaminya itu."Lo denger gak gue nanya tadi?" suara Nicholas terdengar lebih tegas dan sedikit marah.Aurora berhenti sejenak, menghela napas panjang sebelum berbalik menghadap Nicholas. "Aku capek. Aku mau istirahat."Tatapan Nicholas tajam, mencoba menahan amarahnya. "Gue cuma nanya, Aurora. Lo abis dari mana?"Aurora mengangkat alisnya, merasa tidak ada kewajiban untuk menjelaskan. "Kenapa? Apa kamu se-khawatir itu aku baru pulang?" tanyanya dengan ketus.“Cih.. gue cuma nanya.” Gantian Nicholas yang menatap dengan sinis ke arah Aurora.“Kepo banget.” Cibir Aurora, lalu melanjutkan langkahnya.Nicholas mendelik mendengar cibiran dari Aurora. Matanya men
Magbasa pa
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status