บททั้งหมดของ Bayi Telantar di Rumah Sakit : บทที่ 21 - บทที่ 30
39
Bab 21 Di antara Tiga Pemuda
Bab 21 Diantara Tiga PemudaSetelah mendapatkan telepon dari Radeva, dari apartemennya Arfa langsung meluncur ke kontrakan Meidina. Ia bisa masuk karena Meidina meninggalkan kunci yang disimpan di bawah keset. Ini pertama kalinya Arfa masuk ke kontrakan Meidina. Selama ini ia segan untuk datang berkunjung mengingat status Meidina yang seorang janda. Pemuda berpostur tinggi dan kurus itu takut ada omongan miring dari para tetangga bila ada seorang lelaki bertandang ke rumah seorang janda. Ia ingin menjaga nama baik istri dari almarhum kakak angkatnya itu. Meski sangat ingin datang, ia selalu bisa menahannya. Saat Arfa masuk ke kontrakan, Ayara dan Bimo masih tertidur pulas di kasur yang busanya sudah tipis. Arfa memandangi kedua bocah itu dengan iba. Mereka masih membutuhkan sosok seorang Ayah. Bila Meidina mau, ia bersedia menjadi ayah sambung bagi ketiga anak yatim itu.Arfa jadi teringat dengan kisah hidupnya sendiri. Ayahnya sendiri meninggal saat ia seumuran dengan Bimo. Sementa
Read More
Bab 22 Rahasia Terungkap
Bab 22 Rahasia Terungkap Radeva terus digelayuti perasaan bersalah dan penyesalan yang teramat dalam. Kecerobohannya dalam mengemudikan mobil dalam keadaan mabuk membuat seorang perempuan muda menjadi janda dan ketiga bocah menjadi anak yatim. Setiap melihat dan membayangkan nasib dan penderitaan mereka, pria bertubuh atletis itu sering merasakan dadanya sesak. Bagaimana ia bisa menebus semua dosa dan kesalahannya. Itu yang selalu ada dipikirannya setiap hari.Demi mengurangi perasaan bersalahnya, setiap Jum'at pagi, Radeva selalu meluangkan waktu untuk menziarahi makam almarhum Firman. Seperti halnya hari ini, ia datang untuk membersihkan makam, mencabuti rumput dan ilalang yang tumbuh dan tak lupa berdoa.Selesai melakukan semua ritual ziarah kubur, Radeva masih belum beranjak dari makam. Ia pandangi batu nisan bertuliskan nama Firman Nurrohman dan menangis tergugu.Radeva tidak menyadari ada sepasang mata yang sedari tadi memperhatikan gerak-geriknya. Lelaki bertubuh tinggi kurus
Read More
Bab 23 Sudah Terlambat
Bab 23 Sudah Terlambat "Ini, Mas, fotonya lupa ... sampai kebawa." Lelaki berjaket cokelat tua itu menyerahkan selembar foto usang kepada Arfa sebelum meninggalkan kantor Adyatama. Tugasnya sebagai detektif sudah selesai.Arfa memandangi selembar foto usang berukuran post card itu dengan saksama. Ia merasa sangat familiar dan seperti mengenal orang yang ada di foto usang itu. Setelah menggali semua ingatan masa lalunya yang lama terkubur di dalam alam bawah sadarnya, pada akhirnya Arfa merasa sangat yakin bahwa itu foto Pak Rusdi sewaktu masih muda. Garis dan lengkung wajahnya masih terpatri di memori otaknya.Almarhum Pak Rusdi adalah tetangganya yang sudah meninggal dunia sepuluh tahun yang lalu. Pak Rusdi yang ia tahu adalah ayah dari almarhum Firman. Arfa menjadi penasaran mengapa foto usang orang yang telah meninggal dunia itu bisa terkait dengan Pak Adyatama. Sepertinya atasannya itu memiliki hubungan di masa lalu dan keberadaan Pak Rusdi itu pastinya penting. Itu praduganya
Read More
Bab 24 Kecelakaan Beruntun
Bab 24 Kecelakaan BeruntunRadeva terperanjat saat melihat Meidina berdiri di belakang punggung mamanya. Ia pasrah, jika identitas dirinya yang sebenarnya akan segera diketahui oleh perempuan muda itu.Kedua bola mata Meidina membulat saat Radeva memanggil Bu Maharani dengan sebutan Mama. Itu artinya Radeva adalah putra Bu Maharani. Dan Meidina bisa menyimpulkan bahwa orang yang menabrak suaminya hingga meninggal dunia adalah Radeva. Dada Meidina bergemuruh hebat menahan sesak oleh luapan emosi yang memuncak. Perempuan muda itu menatap tajam Radeva dengan sorot mata penuh kebencian. Meskipun ia sudah mengikhlaskan dan menganggap kematian suaminya sudah suratan takdir. Namun, saat melihat pelaku yang menabrak suaminya dalam keadaan baik-baik saja, hatinya terasa sakit. Apalagi pelakunya merasa tidak bersalah. Selama ini ada didekat, tapi enggan mengakui kesalahannya dan meminta maaf.Gara-gara keteledoran pemuda itu dalam mengemudi, suaminya sampai meninggal dunia. Ingin rasanya Meidi
Read More
Bab 25 Mendadak Jadi Menantu CEO
Bab 25 Mendadak Jadi Menantu CEO Ayara dan Bimo langsung berlari ke dapur dan mendapati bayi Zavia menangis histeris terkena tumpahan air panas dari termos yang jatuh dan pecah. Kedua bocah itu kebingungan tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk menolong sang adik yang sepertinya sangat kesakitan. Keduanya justru ikut menangis ketakutan.Radeva, Pak Adyatama, dan Bu Maharani datang pada saat yang tepat. Mendengar tangisan sahut menyahut dari dalam kontrakan yang pintunya terbuka, mereka langsung masuk menuju ke sumber suara tangisan."Om, Dedek kena air panas!" adu Ayara masih menangis ketakutan sambil menunjuk bayi Zavia yang menangis berguling-guling di lantai dapur yang basah dengan air panas.Sementara Bu Maharani langsung meraih tubuh bayi Zavia yang basah dan kulitnya kemerahan terkena air panas. Tangis bayi itu terus membahana."Ayo, buruan kita bawa ke rumah sakit, Ma!" Pak Adyatama yang ikut panik mengusulkan segera membawa bayi itu ke rumah sakit."Sebentar, Pa, lukanya h
Read More
Bab 26 Roda Kehidupan Berputar
Bab 26 Roda Kehidupan Berputar Meidina masih merasa seperti di alam mimpi. Dalam sekejap hidupnya bisa berubah secara drastis. Dari tinggal di rumah kontrakan petak sempit, kini perempuan muda itu bisa tinggal di rumah gedongan. Rumah dua lantai yang megah dan mewah milik Pak Adyatama bagaikan sebuah istana baginya.Saat ujian tumpang tindih, masalah datang silih berganti. Saat berada di bawah dan terpuruk hampir menyerah. Itu hanya sementara, tidak selamanya. Meidina menerimanya dengan bersabar karena yakin roda kehidupan akan berputar cepat ataupun lambat.Roda kehidupan berputar itu juga bisa digunakan sebagai pengingat bagi orang-orang yang kini berada di atas, di puncak agar tidak sombong, lupa diri, dan meremehkan orang yang berada di bawahnya. Karena kenikmatan itu tak akan selamanya, karena bisa jadi roda kehidupan yang berputar bisa membuat jatuh tergelincir ke bawah. Saat sedang di posisi atas dan mendapatkan banyak kenikmatan hendaknya selalu bersyukur.Begitu pula roda ke
Read More
Bab 27 Nasib Orang Tiada yang Tahu
Bab 27 Nasib Orang Tiada yang Tahu Alfin masuk ke mobil dengan raut wajah kecewa karena tidak jadi mudik bersama perempuan yang ia cintai. Meidina melepas kepergian Alfin dengan perasaan tidak enak, takut sahabat masa kecilnya itu terluka karena penolakannya. Meidina menyadari bahwa tidak seharusnya ia berdekatan dengan Alfin dengan dalih sebatas sahabat. Memang benar tidak ada persahabatan murni antara laki-laki dan perempuan. Meski Meidina hanya menganggap Alfin sebatas teman. Nyatanya sahabatnya itu menginginkan hubungan yang lebih dari persahabatan.Di mata orang lain kedekatannya dengan Alfin bisa menimbulkan fitnah, mengingat dirinya yang seorang janda akan menjadi sorotan. Menjaga jarak dengan Alfin itu yang harus Meidina lakukan demi menjaga kehormatan dirinya untuk menghindari timbulnya fitnah.Status janda saja sudah mendapatkan stigma buruk dari masyarakat. Apalagi bila tidak hati-hati dalam membawa diri dalam pergaulan, predikat seorang janda bisa dilabeli janda gatel, j
Read More
Bab 28 Iri dan Dengki
Bab 28 Iri dan Dengki "Apa benar ini rumah Bapak Adyatama?" tanya Dewi kepada pria berbadan tinggi kekar berusia sekitar tiga puluh lima tahun.Sekuriti itu memindai penampilan Dewi dari ujung kaki hingga ujung rambut dengan tatapan menyelidik. "Ada perlu apa?""Saya mau kerja jadi ART infal di sini." Dewi menunjukkan surat pengantar dari yayasan penyalur tenaga kerja yang menaunginya."Oh, silakan masuk!"Dewi melangkah masuk melewati pintu gerbang dengan memantapkan hatinya untuk bekerja sebagai ART infal demi bayaran yang cukup lumayan. Hanya itu pekerjaan yang bisa menghasilkan uang dengan cepat.Karena kepepet, Dewi terpaksa membuang rasa gengsi dan malunya daripada dia kelaparan. Kakaknya, Mbak Tika tidak mau tahu dan enggan untuk membantu adik kandungnya yang kini tengah mengalami kesulitan ekonomi. Dia membiarkan adiknya untuk belajar hidup mandiri.Semenjak diceraikan, mantan suaminya sudah tidak pernah lagi memberinya uang. Dewi kelimpungan mencari uang untuk bertahan hid
Read More
Bab 29 Tak Sengaja Bersentuhan
Bab 29 Tak Sengaja Bersentuhan Ayara dan Bimo senang tinggal di rumah dua lantai milik Pak Adyatama yang besar dan megah dengan halaman luas. Mereka bisa naik sepeda, main petak umpet, atau main bola di halaman depan rumah yang luas dengan pohon-pohon yang rindang serta bunga-bunga yang indah tertata rapi di dalam pot besar dan kecil. Tidak seperti tempat tinggal mereka dahulu yang hanya kontrakan petak sempit.Di samping kanan rumah megah itu terdapat kolam ikan mas koi. Di samping kiri rumah ada taman dengan air terjun buatan dan sebuah ayunan. Sangat nyaman bersantai, duduk di bangku kayu di sudut taman sambil mendengarkan gemercik air dari air terjun buatan.Rumah besar keluarga Adyatama bertembok tinggi di sekelilingnya. Tidak mengenal tetangga kanan kiri. Ini membuat Meidina aman dari tatapan tidak suka para tetangga seperti saat masih tinggal di kontrakan.Ada kolam renang di belakang rumah. Ini yang paling disenangi kedua bocah yatim itu. Ayara dan Bimo sangat suka berenang b
Read More
Bab 30 Buka Puasa Bersama
Bab 30 Buka Puasa Bersama Puasa ke dua puluh lima, Fadhil, suaminya Tika diundang acara buka puasa bersama di rumah atasannya yang juga sekaligus owner perusahaan tempat kakak ipar Meidina itu bekerja. Sartika datang ke bukber ikut menemani suaminya. Pukul empat sore mereka berangkat dengan mengendarai mobil Avanza warna hitam metalik. "Dewi pergi ke mana ya, Bang? Bibi tadi kusuruh ke kontrakannya anterin sirup tapi orangnya nggak ada. Kata tetangganya pergi bekerja ke luar kota." Tika memulai obrolan saat sepasang suami istri itu dalam perjalanan ke rumah bos suaminya yang berada di sebuah kompleks perumahan elite."Yeach ... mana Abang tahu. Dewi itu 'kan adik kamu. Mungkin dia ikutan ngilang juga sekarang kayak ibu kamu yang nggak ada kabarnya," sahut Fadhil yang duduk dibalik kemudi dengan pandangan mata fokus ke depan ke jalanan yang ramai lancar lalu lintasnya."Oh ya, Dina katanya pulang kampung, ya, Tik?" Tiba-tiba Fadhil teringat adik iparnya, jandanya almarhum Firman."A
Read More
ก่อนหน้า
1234
DMCA.com Protection Status