All Chapters of Istri Muda Kesayangan Paman CEO: Chapter 21 - Chapter 30

122 Chapters

Bab 21. Hadiah

"Arjuna, bergegaslah. Bos pasti mencari kita berdua."Clara yang sudah selesai membersihkan diri, mulai berdandan terburu-buru. Ia tak sempat memakai riasan tebal seperti biasa. "Ah, ya." Arjuna berjalan ke kamar mandi. Tok tok tok. Clara mengetuk pintu kamar mandi, berkata, "Arjuna, aku berangkat lebih dulu. Kau juga bergegaslah."Disisi lain, Adipati di ruangannya tengah sibuk dengan beberapa pekerjaan. Ia masih menunggu kabar dari Clara dan Arjuna. Menurut informasi dari rekannya, terakhir mereka melihat Arjuna pulang bersama Clara. Jadi, mungkin mereka sedang bersama saat ini.Tok tok tok. Seseorang mengetuk pintu ruangannya Adipati. "Masuklah!"Rupanya itu adalah Clara. Wanita itu bergegas menghadap Adipati, meminta maaf atas keterlambatannya."Maaf, Tuan. Saya terlambat.""Tidak masalah. Kau berangkat bersama Arjuna?" tanya sang CEO dengan santai.Wanita itu mengangkat kedua alisnya, memahami bahwa CEO nya itu mungkin telah mendapatkan informasi bahwa mereka pergi bersama.
Read more

Bab 22. Merasa Iri

"Baiklah. Aku akan sampaikan hadiah ini untuk Sarah. Pasti dia akan senang."Kembalilah ke kamar. Mungkin saja Anna sedang mencarimu.""Tidak. Saat ini Anna sedang marah padaku."Kenapa? Bukankah tadi dia baik-baik saja?""Ya, sebelum mengetahui alasan kepulangan kalian yang mendadak. Tapi tidak usah dipikirkan. Dia hanya sedang cemburu.""Mungkin dia takut jika kita mengabaikannya. Tapi kami tidak akan demikian. Kami tetap menyayangi Anna sebagai menantu terbaik kami." ujar Dharmawangsa mantab."Aku tahu itu. Aku yakin, Anna pun dapat merasakannya. Baiklah, aku akan kembali ke kamar. Kalian beristirahatlah. Besok aku akan ke kampung halaman Sarah."Kedua orang tuanya mengangguk hampir bersamaan. Adipati pun meninggalkan kamar mereka. Anna yang tadi mengintip pembicaraan mereka, sudah kembali berbaring di posisi semula. Adipati meletakkan kotak perhiasan itu ke dalam tasnya. Besok akan ia bawa untuk diberikan pada Sarah. Ia senang, kedua orang tuanya memberikan perhatian kepada ist
Read more

Bab 23. Pertemuan

Adipati langsung berdiri, menarik Sarah dalam pelukannya. Sarah yang terkejut tidak melawan, ia justru merasakan kenyamanan dalam dekapan dada bidang sang suami.Sarah memejamkan mata sekejap. Baru kali ini mereka berpelukan seperti itu. Jika bisa, rasanya ia ingin menghentikan waktu sebentar saja, untuk dapat lebih lama bersama Adipati."Aku akan membawamu ke kota."Sontak Sarah terkejut. Bukankah baru saja suaminya itu berkata mereka memiliki peraturan? Bahkan kedua mertuanya pun tak berani melanggar peraturan itu."Bagaimana dengan peraturan yang Paman katakan tadi?""Kau tidak perlu memikirkannya. Biarkan itu menjadi urusanku."Adipati tahu, mungkin idenya ini gila. Jika Anna dan keluarganya sampai tahu, pasti masalah besar akan terjadi.Namun karena cintanya pada Sarah, keegoisan lainnya muncul dalam benaknya. Dia adalah nahkoda dalam rumah tangganya. Jadi, hanya dia yang berhak menentukan, boleh atau tidak boleh sesuatu itu dilakukan.Adipati akan membuat mereka memahami pilihan
Read more

Bab 24. Curiga

Adipati merasa ada sesuatu yang aneh. Mungkin ini memang sebuah kebetulan, tapi ini cukup mengganggu pikirannya."Paman, apa yang sedang kau pikirkan?""Tidak ada." jawab pria itu singkat.Mereka telah sampai di rumah, Adipati menurunkan Sarah dari gendongannya. Badan Sarah memang kecil, namun tangan Adipati terasa lumayan pegal juga setelah menurunkannya. Tanpa sadar, Adipati memijat pergelangan tangannya. Melihat itu, Sarah menyeringai."Sudah ku bilang, tidak usah menggendongku. Tapi kau keras kepala, Paman. Sekarang tanganmu terasa sakit 'kan?""Apa kau mengkhawatirkanku?"Sarah mendengus kesal karena ketahuan tengah mencemaskan sang suami. Sarah langsung masuk ke dalam rumah, meninggalkan suaminya yang masih berada di depan pintu.Adipati memulas senyum, melihat istrinya yang masih gengsi untuk memberikan perhatian.Adipati segera mengikuti Sarah dari belakang. Mereka berdua masuk ke dalam kamar. Sarah meraih handuk untuk segera mandi. Tubuhnya terasa sangat lengket setelah ber
Read more

Bab 25. Tanda Merah di Dada

Deg! Perkataan Sarah sama persis dengan ide yang Arjuna angkat, sebagai ide pemasaran apartemennya.Ini bukan lagi hanya sekedar dugaan saja, tapi ini benar-benar fakta yang Adipati temukan sendiri."Begitukah?"Sarah melempar senyum manisnya pada sang suami. "Tapi itu mimpiku saat remaja. Sekarang aku sudah tidak menginginkannya.""Tapi kau masih mengingatnya. Apa itu mimpi yang berarti bersama seseorang?"Sarah tertegun dengan pertanyaan suaminya. Ia menggigit bibir bawahnya. Berpikir untuk mendapatkan jawaban yang pas untuk dikatakan.Rahang pria itu seketika mengeras, ketika melihat Sarah meragu. Lalu ia mengangkat dagu Sarah, memaksanya untuk bertatap. "Dengarlah, aku tidak masalah dengan masa lalumu. Tapi jangan pernah berpikir untuk kembali bersama masa lalu itu ketika kau sudah bersama denganku. Karena aku tidak akan pernah membiarkannya."Perkataan suaminya yang tiba-tiba membuat Sarah terkej
Read more

Bab 26. Penyelidikan

Adipati duduk di balik meja kerjanya, ia mengeratkan kedua tangannya menumpu dagunya. "Apa sebenarnya yang Anna sembunyikan? Sarah dan Arjuna. Apa mereka semua berniat untuk mengkhianatiku?""Braak!" Adipati menggebrak mejanya untuk meluapkan emosi. Malam ini akan menjadi malam yang panjang untuknya. Banyak hal yang mengganggu pikirannya. Sepertinya malam ini Adipati akan tidur di ruang kerjanya.Namun dari tiga daftar nama yang mungkin mengkhianatinya, siapakah lebih dulu yang harus dia selidiki?Adipati membutuhkan seseorang untuk melakukan penyelidikan. Segera, ia meraih ponsel di saku celananya, lalu menekan sebuah tombol panggilan ."Temui aku di ruang kerjaku."Hanya satu kalimat yang pria itu katakan. Dan ia pun langsung menutup ponselnya. Ia kembali berdiam diri, wajahnya sangat serius. Dalam keadaan seperti ini pasti orang yang melihatnya pun takut untuk mendekatinya."Krek." Romi muncul dari balik pintu. Ia berjalan mendekati meja kerja Adipati. Dilihatnya pria di depann
Read more

Bab 27. Rumah Baru

"Baiklah lupakan tentang pulang kampung. Bagaimana untuk pemasaran apartemen kita? Apakah para pembeli lancar dalam hal pembayaran? Aku ingin kau memastikan data keuangan mereka stabil, agar mereka tidak macet dalam pembayaran.""Mengenai hal itu, semuanya aman. Dan semua pembeli sudah melalui hasil pengecekan Bank Central. Saya berani pastikan, mereka adalah pembeli dengan kualifikasi diatas stabil.""Bagus. Kau sangat cerdik. Kau bisa berkoordinasi dengan departemen sipil dan interior untuk memastikan semuanya lancar. Jika memungkinkan, dalam waktu dekat, aku akan meminta Clara mengatur meeting untuk semua departemen. Aku tidak ingin ada kekurangan apapun. Semua harus tepat waktu dan sesuai rencana."Arjuna mengangguk paham. "Saya mengerti."Tok tok tok."Masuk!"Terlihat Romi memasuki ruangan, bersama seorang wanita cantik dengan beberapa dokumen di tangannya."Tuan," sapa Romi.Ujung mata Arjuna melirik ke arah wanita itu, dilihatnya dokumen yang ia bawa. 'Hunian Properti' apa yan
Read more

Bab 28. Bukti

"Bagaimana dengan Anna, apakah ada perkembangan?" tanya Adipati."Maaf, Tuan. Menurut laporan, Nyonya Anna tidak pernah terlihat meninggalkan rumah sejak pagi. Jadi kami tidak memiliki apapun untuk dilaporkan."Adipati terdiam. Apakah Anna sengaja menghindari untuk keluar rumah karena menunggu situasi mereda? Ataukah Anna sebenarnya tidak bersalah? Tapi bagaimana bisa, jika dia tidak melakukan perselingkuhan, lantas darimana pria itu mendapatkan foto-foto itu? Tentu itu bukan editan, Adipati tahu betul tentang photography. "Terus awasi dia, aku tidak ingin kehilangan kemungkinan sekecil apapun.""Baik Tuan, saya sudah mengatur anak buah saya untuk tetap mengawasi rumah ini dan juga gerak gerik Nyonya Anna.""Dan Pria ini, cari tahu tentang dia segera. Aku tidak ingin kalah langkah darinya."Adipati menyodorkan amplop coklat yang berisi beberapa foto pria itu dan Anna.Romi melihat sepintas gambar itu, lantas ia mengangguk paham. Romi segera izin pergi untuk memulai tugasnya.Romi a
Read more

Bab 29. Mangga

Drrrt!Suara ponsel Adipati mengejutkan Anna, membuat ponselnya terlepas dari genggamannya, terjatuh ke lantai.Mata Anna membelalak saat mengetahui kehadiran sang suami di depan pintu kamarnya. Sementara pintu itu belum tertutup sempurna.'Apakah dia mendengarkan pembicaraan ki barusan?'"Halo honey, halo?" Merasa tidak ada jawaban dari Anna, Kevin mematikan sambungan teleponnya. "Tut tut tut."Adipati membuka pintunya lebih lebar, menatap Anna dengan mata nyalang, namun pria itu juga tidak mengangkat ponselnya, yang sudah berdering beberapa kali itu.Anna langsung meraih ponselnya yang terjatuh di lantai. Netranya masih menatap suaminya dengan penuh ketakutan dan kekhawatiran.Adipati memasuki kamar dan menghentikan langkahnya tepat di hadapan Anna."Su-suamiku. Sejak kapan kau berada disitu?""Sejak tadi," jawabnya singkat namun terasa mengintimidasi.Anna terlihat sangat ketakutan, badannya terasa membeku, degup jantungnya sangat tidak beraturan.setelah beberapa saat mata mereka
Read more

Bab 30. Penyekapan

"Kenapa kalian melihatku seperti itu?" lirih Sarah membela diri.Layla membuang nafasnya panjang. Sembari kembali mengupas mangga. "Ibu perhatikan, sepertinya kau sudah bisa menerima kehadiran suamimu 'kan, Sarah?" "Mengapa Ibu berkata seperti itu?" sanggahnya cepat."Ibu bisa merasakannya. Sejak kau berkata setuju memberikan dokumen untuk pembelian rumah kemarin."Sarah menautkan kedua alisnya. Seolah takut sang ibu menganggapnya matre dengan harta suaminya. "Aku tidak menerima Paman itu karena harta, Bu."Layla sontak menoleh. "Jadi benar, kau sudah mulai menyukai suamimu?" tanya Layla dengan senyum merekah. Sarah bergeming, namum tetap lanjut mengunyah mangga yang sudah ada dalam mulutnya.Ali yang melirik ke arah Sarah terkekeh. Melihat itu, Sarah melirik sinis pada Pamannya. Jelas sekali Ibu dan pamannya sengaja untuk meledeknya.Namun diam-diam Sarah mengulas senyumnya. Yang mereka pikirkan memang benar. Rasa cintanya pada Paman itu mulai mereka. Namun ia enggan untuk mengaku
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status