Semua Bab Istri Muda Kesayangan Paman CEO: Bab 41 - Bab 50
122 Bab
Bab 41. Membuntuti
Lama-lama Anna mulai merasa curiga, mengapa suaminya semakin sering jarang pulang. Dia tidak bisa tinggal diam lebih lama lagi. Anna berpikir harus segera mencari tahu, kemana suaminya bermalam selama ini."Glek."Anna yang sedang duduk di sofa menoleh ke arah pintu. Dilihatnya Adipati yang muncul baru kembali dari kantor. Segera, Anna berdiri dan menyambut suaminya. Anna tahu ia akan diacuhkan, tapi dia tetap melakukannya."Suamiku, aku sudah menyiapkan makanan kesukaanmu.""Aku tidak lapar." balas Adipati seraya terus berjalan menuju kamarnya.Anna yang awalnya mengikutinya pun terpaksa berhenti, saat suaminya menutup kasar daun pintu kamarnya.Brak!Anna membuang nafasnya kasar, entah sampai kapan ia harus bersabar menerima perlakuan tidak menyenangkan hati dari suaminya.Sangat berbeda dengan Kevin, dia selalu memperlakukannya dengan lembut. Tiba-tiba Anna mengingat selingkuhannya itu. Sudah beberapa lama ia tidak menemui atau pun menghubungi Kevin. Bahkan Anna selalu mengabaikan
Baca selengkapnya
Bab 42. Pertemuan 21+
Anna yang merasa kesepian dan butuh seseorang untuk berkeluh kesah, akhirnya membuang rasa malunya dan menghubungi Kevin lebih dulu.Awalnya Anna merasa ragu, saat melihat nama Kevin di ponselnya. Anna menggigit bibir bawahnya untuk berpikir sejenak.Anna takut jika Adipati akan marah, ketika mengetahui dirinya menghubungi pria itu lagi. Tapi persetan dengan suaminya, justru dialah penyebab utama yang membuat dirinya merasa hampa dan kesepian."Halo, Vin?""Halo honey, Ada apa? Kau selama ini tidak peduli padaku, tapi tiba-tiba kau menghubungiku sekarang." ucap Kevin dari seberang sana.Anna menghening sejenak. Ya, Anna mengakui dirinya memang sangat egois. Saat ia membutuhkan kehadiran Kevin dia akan datang dan mencarinya. Namun kemarin, saat Kevin membutuhkannya, dia menghilang."A-aku minta maaf. Seharusnya aku tidak menghubungimu lagi. Lagipula kau hampir mati karenaku. Akan ku matikan, selamat malam."Anna menutup panggilannya karena merasa malu pada Kevin. Namun tiba-tiba ia mene
Baca selengkapnya
Bab 43. Hilang
Setelah mobil yang Anna naiki itu melaju meninggalkan tempatnya. Arjuna yang merasa curiga langsung masuk ke dalam kediaman Sarah untuk mencari tahu. Benar saja, Arjuna menemukan beberapa penjaga rumah Sarah tengah tergeletak seperti tidur lelap. Arjuna meninggalkan mereka, setelah cukup memeriksa dan mengetahui mereka baik-baik saja."Ahh sakit,,," rintih Sarah."Sarah?" pekik Arjuna saat mendapati wanita yang ditemukannya itu tengah menahan sakit yang luar biasa.Sarah sangat terkejut dengan kehadiran Arjuna. Namun ia tidak dapat memikirkan hal itu lebih jauh lagi."Arjuna? Tolong aku." Sarah memohon pada mantan kekasihnya itu untuk menolongnya."Apa yang membuatmu seperti ini?"Arjuna langsung menggendong Sarah dan membawanya ke dalam mobilnya.Arjuna melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh. Saat matanya melirik pada Sarah dari kaca spion, Arjuna melihat wanita itu sudah mulai hilang kesadaran. Arjuna baru tersadar, di kemejanya ada bercak darah. Sepertinya itu berasal dari Sa
Baca selengkapnya
Bab 44. Pencarian
Arjuna masih berupaya menguasai keadaan, ciumannya menjalar ke leher dan akan menuju ke dada. "Arjuna. Tolong hentikan! Aku tidak bisa melakukannya," teriak Sarah yang kewalahan menghadapi sifat menakutkan Arjuna.Sontak Arjuna menghentikan sikapnya. "Kenapa? Kita saling mencintai, Sarah.""Jika kau adalah suamiku saat ini, apakah kau rela aku disentuh oleh pria lain?" Sarah sedang lemah, ia hanya mampu menahan Arjuna dengan kata-kata yang diharap mampu menyentuh hatinya.Sarah mengenal Arjuna sebagai pria yang sangat menghormati wanita, jadi dia sangat terkejut saat Arjuna memaksa untuk menerkamnya dalam kondisinya yang lemah.Arjuna yang seolah tersadar, langsung menjauhkan dirinya dari Sarah. Ia memejamkan mata, merasa malu saat mengingat kembali sikap yang barusan dilakukan."Maafkan aku, Sarah. Aku tidak bermaksud untuk menakutimu. Aku hanya, aku tidak tahu mengapa aku, HAAAH,,,!" teriak Arjuna yang frustasi saat tersadar betapa memalukannya perbuatannya tadi.Sarah yang awalny
Baca selengkapnya
Bab 45. Cerai
"Tuan, Nyonya Anna tidak ada dirumah."Setelah menyisir semua ruangan, Romi tidak menemukan keberadaan istri pertama Adipati.Sangat jelas, Adipati semakin naik pitam. Rahangnya mengeras, matanya nyalang. Adipati merasa dipermainkan oleh istrinya sendiri. "Tuan, sebaiknya Anda menghubungi mertua Anda untuk mencari tahu keberadaan Nyonya Anna. Mungkin saja Nyonya Anna sedang berada disana," usul Romi.Adipati berpikir sejenak. Apa mungkin Anna berani bersembunyi di rumah orang tuanya? Padahal dia baru saja melakukan kesalahan besar. Namun jika dia bodoh, mungkin saja dia ada disana. Sepertinya Anna sudah tidak mengindahkan perkataan suaminya. Bahwa dia tidak akan memaafkannya lagi jika tertangkap kembali bersama Kevin. Pria yang sengaja mendekati Anna untuk membalas dendam pada Adipati."Lebih baik kita langsung kesana. Jika aku menghubungi mertuaku, sama saja aku memberikan kesempatan mereka untuk menyembunyikan Anna." ucap Adipati dengan rahang yang berkedut. Romi mengangguk setuj
Baca selengkapnya
Bab 46. Wanita Yang Diinginkan
Adipati benar-benar terjaga hingga pagi. Dari ruang kerjanya dia berdiri di dekat jendela, menatap gerbang yang terlihat dari sana. Berharap Sarah datang memasuki gerbang itu.Dia tidak pernah berhenti memikirkan Sarah sejak tadi, terutama kondisinya yang sedang mengandung bayinya. Fajar telah menyingsing, cahayanya menyusup ke celah jendela. Dilihatnya arloji yang melingkar di pergelangan tangannya, sudah pukul 8 pagi."Kapan kau akan pulang, Sarah?"Beberapa saat kemudian, terlihat sebuah mobil yang seperti Adipati kenal, berhenti di depan gerbang rumahnya. Mobil itu menekan klakson, para penjaga disana langsung membukakan pintu. Sebelum diizinkan masuk ke dalam, para penjaga terlebih dahulu meminta pengemudinya menurunkan kaca jendela untuk memastikan dia tamu yang dikenal.Setelah diizinkan, mobil itupun melenggang memasuki halaman rumah.Adipati yang melihatnya bergegas turun untuk menemui mereka."Ayah, Ibu? Bagaimana kalian bisa tahu rumah ini?"Tampak Dharmawangsa dan Maya t
Baca selengkapnya
Bab 47. Dendam
"Apa Arjuna menyentuhmu?" tanya Adipati lirih. Sarah menggeleng, "Tidak, Paman. Apa kau tidak percaya padaku?" Sarah sedikit cemas jika suaminya diam-diam sebenarnya tidak percaya pada kesetiaannya. "Aku percaya padamu, tapi aku sulit percaya pada Arjuna. Dia adalah pria yang memiliki nafsu. Tapi jika benar tidak terjadi apa-apa, aku harus berterima kasih padanya, nanti.""Ya, kau harus melakukannya, Paman."Ada rasa cemburu yang enggan Adipati ungkapkan. Karena dirinya bukanlah orang yang dengan mudah menjatuhkan harga dirinya. Apa lagi ini mengenai masa lalu Sarah, rasanya ia tidak selevel jika harus bersaing dengan pria yang telah menjadi masa lalu istrinya. Jika dia menunjukkan kecemburuannya, sama saja dia menunjukkan rasa ketidak percayaan dirinya."Paman, apa yang kau lakukan?" Sarah terkejut karena tiba-tiba suaminya mengangkat tubuhnya."Diamlah, aku akan membawamu ke kamar."Adipati menggendong Sara
Baca selengkapnya
Bab 48. Resign 21+
"Ayah. Aku punya ide untuk membalaskan dendamku.""Apa kau akan melakukan hal yang buruk lagi?""Aku sudah tidak peduli Ayah, aku hanya ingin wanita itu lenyap secepatnya. Dan aku ingin Adipati tidak mendapatkan keturunan darinya.""Apa kau kenal seseorang yang dapat membantuku?"Andre yang awalnya ragu dan mengecam perbuatan keji Anna kemarin, kini mulai berpikir untuk mendukung rencana Anna."Ayah mengenal seseorang yang dapat membantumu. Namun tentu bayarannya sangat mahal.""Jangan permasalahkan uang. Aku masih memiliki cukup banyak uang.""Tapi, Ibu takut jika Dharmawangsa mengetahui rencana kita. Bagaimana kalau mereka lapor polisi?" Gresta tentu saja tidak ingin terlibat dalam masalah yang membuatnya terjatuh miskin apalagi sampai masuk ke penjara."Tenang saja. Orang itu sangat ahli. Dia tidak akan meninggalkan jejak yang dapat terendus oleh polisi ataupun intel paling hebat sekalipun." jelas Andre, meyakinkan mereka.Andre bergegas mengambil ponselnya lalu menghubungi seseora
Baca selengkapnya
Bab 49. Teror
"Temui aku di ruanganku, sekarang!"Usai bicara, Adipati langsung menutup telepon mejanya.Tidak lama kemudian seseorang mengetuk pintu ruangannya."Masuk!"Glek.Arjuna muncul dari balik pintu. Ia memasuki ruangan sang CEO yang dingin seperti penghuninya."Selamat pagi, Tuan," sapa Arjuna memberi salam pada bosnya."Duduklah." Adipati tidak suka basa basi, ia langsung mempersilahkannya untuk duduk.Mereka saling menatap sejenak. Arjuna hanya menunggu sampai bosnya membuka percakapan lebih dahulu.Sedangkan Adipati masih menelisik wajah pria di hadapannya, memastikan apakah dia benar-benar tidak main-main dengan keputusannya."Katakan padaku, mengapa kau mengundurkan diri? Apakah karena masalah kemarin?" Adipati mulai menginterogasi Arjuna dengan tatapan yang dingin. Pria itu mengulas senyum. "Apa saya tampak sepecundang itu, Tuan?"Tentu saja alasan murahan tidak akan mengha
Baca selengkapnya
Bab 50. Sebuah Kejutan
"Tempat apa itu, Paman?"Terdengar Adipati terkekeh disana. "Kau sudah menikah, Sayang. Seharusnya kau tahu apa maksudku.""Baiklah, kalau begitu aku akan menutup panggilannya."Pikiran Sarah sudah berlari jauh setelah mendengar kata-kata kenikmatan yang suaminya ucap tadi. Sarah pun menutup panggilannya. Sarah kembali mengingat kalimat dalam pesan yang orang asing kirim kepadanya. Karena dia memutuskan untuk tidak memberitahu sang suami. Dia harus memberi semangat pada dirinya sendiri agar tetap tenang."Ayolah Sarah, itu bukan sesuatu hal yang harus kau pikirkan. Anggap saja pesan tersebut adalah pesan yang salah kirim, dan kebetulan namanya sama," ucap Sarah meyakinkan dirinya sendiri.Sarah berusaha mengatur napasnya. Menarik nafas panjang lalu mengeluarkannya perlahan. Ia melakukan berulang hingga dirinya mulai tenang.Setelah itu dia pun beranjak mengambil air mineral yang tersedia di gelas diatas mejanya.Diteguknya air di dalam satu gelas berukuran besar itu seketika. Berhara
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
13
DMCA.com Protection Status