All Chapters of Dipaksa Menikahi Pria Cacat: Chapter 41 - Chapter 50
106 Chapters
Bab. 41. Santet Untuk Lusi
Tubuh mereka seketika menegang saat melihat kehadiran Mark. Tanpa basa-basi Mark menawari mereka untuk hengkang dari perusahaan. “Coba kalian pikir dengan otak jernih. Sebuah apel memiliki bagian yang membusuk, apakah kalian akan tetap membiarkan bagian yang membusuk itu? Atau kalian buang untuk mencegah pembusukan di bagian apel yang lain?” Semua orang di dalam ruang kerja itu hanya diam menundukkan kepala. Mereka takut salah bicara, dan mengakibatkan mereka dipecat. Mark menghembuskan napas kecil melihat para CEO tak berkutik. Bahkan Mina yang dari tadi ngomel sambil berteriak kencang, kini hanya diam seribu bahasa. “Baiklah, berhubung ini pertama kalinya kalian membuat kesalahan selama aku memimpin. Aku memberi kalian keringanan dengan memaafkan kesalahan kalian. Tapi, di lain kesempatan, jangan harap belas kasih dariku. Aku tidak akan membuang energiku untuk menegur kalian. Kalian bisa bertanya kepadaku jika ada sesuatu yang membuat kalian kesulitan. Pasti, aku akan dengan sena
Read more
Bab. 42. Mimpi Aneh Mark
Menurut hasil pemeriksaan, Lusi mengalami keguguran. Kondisi kandungan Lusi terlalu lemah, sehingga tak mampu untuk bertahan. Ditambah tidak ada yang mengetahui kehamilan Lusi. Termasuk Lusi sendiri. Kejadian tersebut sempat membuat Mark down dan menyalahkan dirinya sendiri. Untungnya Lusi sudah menerima dengan iklas. Bahkan Lusi lah yang terus menyemangati Mark. Alex tak luput dari rasa bersalah. Pasalnya, dia lah orang yang mengawasi Lusi selama Mark tidak berada di samping Lusi. Bisa-bisanya dirinya tak menyadari jika Lusi tengah hamil. “Mister Alex juga gak perlu minta maaf terus. Ini bukan salahmu, Mas. Semua ini sudah ditakdirkan oleh Tuhan. Belum rezeki kami memiliki seorang anak,” tutur Lusi menenangkan Alex. Suaranya terdengar sangat lirih. *** Pasca keguguran, kondisi fisik Lusi menjadi sangat lemah. Untuk berjalan saja dia tidak mampu. Mark tak tinggal diam, dia berusaha melakukan yang terbaik agar Lusi bisa kembali sembuh. Mulai dari memulihkan kondisi fisik Lusi, hi
Read more
Bab. 43. Penderitaan Lusi
Begitu melihat keadaan Lusi, Pak Ustaz langsung tahu jika Lusi sedang terkena santet. Pak Ustaz menyarankan untuk melakukan ruqyah. Mark yang tidak mengerti maksud Pak Ustaz, hanya bisa mengikuti seperti air mengalir. Mark mengelus kening Lusi dengan sapuan lembut. Hati Mark sangat sakit melihat Lusi tidak bisa melakukan apa pun. Hanya berbaring lemas di atas ranjang, seperti orang lumpuh. “Aku nyusahin kamu ‘kan? Maafkan aku,” kata Lusi bersuara serak. Mark menggelengkan kepala lalu menjawab, “Kata siapa kamu nyusahin aku? Aku sama sekali tidak keberatan dengan keadaanmu. Aku sangat mencintaimu.” Lusi merasa lega setelah mendengar penuturan Mark. Sebelah tangannya terulur untuk mengelus rahang tegas sang suami. Senyuman merekah dari wajah Lusi yang pucat pasi. “Lusi, kamu yang sabar. Kita akan melakukan ruqyah kepadamu. Kamu sedang dikerjai oleh orang jahat,” tutur Bu Ustaz mengelus perut Lusi yang membesar seperti orang hamil. Lusi mengangguk. “Aku merasa aneh. Hampir setiap s
Read more
Bab. 44. Penentuan Nasib
“Aku tidak tahu kalau Lusi memiliki seorang bibi,” sahut Nyonya Maria menatap remeh Bu Ustaz.Bu Ustaz hanya tersenyum menanggapi sikap Nyonya Maria.Mark masih terbengong sembari terus menatap Adelia yang menurutnya sangat cantik malam ini. “Aduh, aku gak tahan berada di tempat ini terlalu lama. Nyonya Maria ayo kita pulang,” ajak Adelia.“Baiklah, aku juga tidak kuat menahan bau busuk yang keluar dari badan Lusi,” ledek Nyonya Maria menatap jijik ke arah Lusi. “Menantuku yang paling manis, aku pergi dlu ya. Lekas sembuh,” pamit Nyonya Maria enggan menyentuh Lusi.Lusi tak menghiraukan komentar buruk dari ibu metuanya. Yang dia ingat hanya perkataan baik Nyonya Maria. Lusi pun tersenyum lalu menjawab, “Terima kasih, Nyonya Maria sudah menjengukku.”“Dasar wanita gila,” batin Nyonya Maria berlalu keluar kamar bersama Adelia.Bu Ustaz segera mencegah Mark yang berjalan mengikuti Adelia. Bu Ustaz juga menari
Read more
Bab. 45. Sebuah Kesembuhan
Awalnya Pak Ustaz melarang Gus Nam yang akan mengirim balasan untuk Mbah Dukun. Akan tetapi, Gus Nam kekeh melakukannya, sehingga Pak Ustaz membiarkan. Sekarang, Pak Ustaz fokus kepada Lusi dan Mark yang masih pingsan. Gus Nam tengah melakukan ritual pengembalian santet kepada Mbah Dukun. Sekarang giliran Mbah Dukun yang harus membayar semua perbuatannya. Sebenarnya Gus Nam tidak perlu melakukan hal tersebut. Tetapi, dia sama sekali tidak menyukai pekerjaan dukun yang suka mengirim santet. Setelah berhasil mengirim balasan. Tubuh Gus Nam ambruk di rerumputan. Mulutnya mengeluarkan darah segar. Penjaga yang sedari tadi mengawasi Gus Nam, langsung membopong tubuh Gus Nam ke halaman belakang rumah. “Sangat keras kepala,” kata Pak Ustaz melihat kondisi Gus Nam. Tak lama kemudian Lusi terbangun dari pingsannya. Bu Ustaz segera memberi Lusi segelas air putih. Kondisi Lusi yang masih lemas itu tak mampu berkata-kata. Lusi merasa pusing mencium bau anyir dari sisa muntahan yang menodai m
Read more
Bab. 46. Makan Malam?
“Aku akan menemuinya lalu mencekik lehernya,” tukas Lusi yakin. Alex sedikit tersentak mendengar pernyataan Lusi. Pasalnya, selama ini Lusi tidak pernah mengatakan hal sekejam itu. “Kamu bisa mencekik leher orang lain?” tanya Alex bermaksud bercanda. “Mungkin saja aku bisa melakukannya. Sekarang, aku sudah tidak takut pada apa pun. Aku akan menjadi wanita pintar dan kuat,” jawab Lusi. “Wow, aku tersentuh.” Lusi tertawa kecil. *** Mina tak pernah melunturkan senyuman manis di wajahnya. Sampai membuat Mark bergidik ngeri. Dia pikir Mina sedang dalam kondisi tidak baik-baik saja. Mark juga sempat menawarkan diri untuk mengantar Mina ke rumah sakit. “Aku lega bisa melihatmu lagi. Aku juga merasa sangat bersyukur mengetahui jika kondisi Lusi sudah membaik,” tutur Mina. “Jadi itu yang membuatmu tersenyum dari tadi?” tanya Mark. “Emangnya aku senyum?” balas Mina. “Oh ya! Kamu tidak ingin membalas perbuatan Adelia?” tanya Mina. “Tentu, aku akan membalas perbuatannya. Tapi, aku tidak
Read more
Bab. 47. Hadiah Curian
Sudah jam lima sore, Alex heran melihat Lusi yang masih asyik membaca buku. Biasanya jam segini Lusi akan disibukkan dengan kegiatan memasak untuk makan malam. “Gak masak makan malam?” tanya Alex. “Ada banyak pelayan di rumah ini. Tuan Mark juga punya koki. Kenapa aku harus mengotori tanganku? Lagi pula, Tuan Mark bakal makan malam di luar. Jadi, aku gak mau masak.” Jawaban Lusi di luar perkiraan Alex. Semenjak di ruqyah, sikap Lusi menjadi jauh lebih tegas. Bahkan Lusi sudah tidak pernah menangis karena melihat hal-hal kecil yang mengharukan. Berbeda sekali dengan Lusi dulu. “Tapi aku sudah kelaparan. Dan aku hanya ingin makan masakanmu,” rengek Alex bertingkah seperti anak kecil. “Gimana kalau kita pesan pizza! Aku pengin makan pizza!” cetus Lusi. Alex menghembuskan napas lalu menjawab, “Baiklah, aku akan memesan pizza.” Alex membuka ponselnya dan mulai memesan pizza kesukannya. Tak lupa, dia juga memesan pizza sesuai dengan yang diinginkan Lusi. Alex menatap Lusi yang meleta
Read more
Bab. 48. Sikap Posesif Adelia
Mark benar-benar menyuruh anak buah Alex untuk mengawasi Adelia dua puluh empat jam. Hal tersebut Mark lakukan bukan tanpa alasan. Dia ingin memastikan jika Adelia tidak menemui dukun lagi. Mark juga sengaja memperpadat jadwal syuting Adelia agar wanita yang doyan bersekutu dengan setan itu, tidak bisa melakukan kegiatan lain, selain pergi syuting film.Hari ini adalah hari terakhir Adelia menjalankan proses syuting. Itu artinya, sudah enam bula berlalu. Sebagai hadiah untuk Adelia, Mark mengirim tiket liburan kepada Adelia. Namun, karena Mark tidak ikut, Adelia tidak ingin pergi berlibur. Mark pun tidak bisa memaksa.“Satu minggu lagi Adelia akan melakukan promosi film,” tutur Mark menatap sang istri yang sedang memakai skincare di depan kaca rias.“Benaran? Wah, bisa gak? Aku bertemu sama Mbak Adelia? Dia pasti kaget banget waktu lihat aku,” pungkas Lusi tersenyum senang.Lusi berdiri dari tempat duduknya lalu duduk di pangkuan sang suami. Mark sangat menyukai tingkah Lusi yang beran
Read more
Bab. 49. Tamparan Istri Sah
Film The Blue menjadi film terlaris dengan satu juta penonton di hari pertama liris di seluruh bioskop Indonesia. Kesuksesan film The Blue menjadi buah bibir di kalangan masyarakat. Mereka menyoroti siapa saja pihak yang terlibat dalam pembuatan film. Mulai dari para pemain, hingga perusahaan yang berada dibalik layar. Nama Adelia menjadi makin melejit berkat perannya di film The blue. Para penggemar pun menjuluki Adelia sebagai aktris paling sadis dalam sekali comeback. Setelah nonton bersama di dalam bioskop. Para pemain inti film The Blue menghadiri even promosi sekaligus jumpa fans di Mall yang telah ditetapkan. Semua penonton menyambut dengan riang gembira mereka yang naik di atas panggung. Adelia adalah orang pertama yang menyapa penggemar, diikuti pemain lainnya. Mereka diminta untuk duduk di kursi yang telah disiapkan. “Film The Blue adalah film fantasi terkeren yang pernah aku lihat. Aku merasa sangat puas setelah menonton. Sungguh epic. Grafik yang luar biasa indah.” MC
Read more
Bab. 50. Lusi Manggil Sayang
Mata Adelia bergetar melihat rumah Mbah Dukun telah binasa. Adelia berjalan sempoyongan menuju ke mobilnya. Sampainya di dalam mobil, Adelia berusaha mengatur napasnya yang sesak. “Siapa yang sudah berani membunuh Mbah Dukun!” ujar Adelia pelan. Kedua tangannya terkepal menahan amarah. “Lusi? Atau Mark? Aku tidak peduli! Akan kubunuh kalian semua!” pekiknya penuh kekesalan. “Ini mungkin teguran supaya kamu tidak lagi mendatangi seorang dukun. Kamu harus berhenti percaya dengan ilmu hitam. Dosanya sangat besar, kamu harus segera bertaubat.” Manajer tak pernah berhenti memberi nasihat kepada Adelia. Meskipun ucapannya tak didengar oleh Adelia. Yang penting sang manajer sudah memperingati. “Tutup mulutmu, tugasmu hanya mencari pekerjaan untukku dan menerima gaji dariku. Jangan membuatku ingin memecatmu,” ketus Adelia. Sang manajer itu pun terdiam sembari menghembuskan napas berat. Sebenarnya dia ingin sekali meninggalkan Adelia. Namun, mendiang ibu Adelia telah berpesan padanya agar
Read more
PREV
1
...
34567
...
11
DMCA.com Protection Status