Semua Bab Monarchy System : The Mafia: Bab 21 - Bab 30
51 Bab
Benar-benar Pecundang
Keesokan paginya, Devan pergi mencari pakaian yang sekiranya cocok untuk acara resmi, karena peresmian kantor pusa DB Investment akan di adakan pada siang hari.Karena bagaimanapun Devan sama sekali tak memiliki pakaian resmi, jadi dia mencari toko pakaian yang dia rasa menjual pakaian formal yang cocok untuknya.Hingga akhirnya Devan memasuki sebuah toko pakaian yang terlihat sepi, disana dia melihat beberapa pakaian yang terlihat bagus."Hey, bocah. Apa yang kau lakukan di tempat seperti ini?"Devan terkejut ketika seorang menegurnya, saat dia menoleh, Devan melihat seorang pria dan wanita berdiri di sebelahnya melihat Devan dengan tatapan merendahkan."Maaf Tuan, apa maksudmu? Aku hanya ingin membeli beberapa pakaian saja."Pria itu lalu melihat Devan dari ujung kaki hingga ujung kepalanya. Hingga akhirnya Devan merasa sedikit kesal lalu masuk begitu saja kedalam toko ini."Permisi, bisakah aku mendapatkan beberapa pakaian untuk acara resmi?"Kedua penjaga toko wanita itu kemudian
Baca selengkapnya
Pintu Utama
"Devan, tak masalah jika aku harus menunggumu, kita bisa datang bersama.""Natalie, aku tak ingin kau terlambat, dan pastinya masih ada banyak hal yang harus kau lakukan disana."Saat ini mobil Natalie berhenti tepat di depan gerbang apartemen Blue Field, dimana ada Devan di dalamnya.Setelah meminta Devan untuk datang ke barnya, kali ini gadis itu mengantar Devan sampai ke tempat tinggalnya."Baiklah, aku akan menunggumu disana."Setelah Natalie mengatakan itu, Devan memandang ke arah Natalie sambil tersenyum, lalu keluar dari dalam mobil gadis itu.Namun, saat akan menutup pintu mobil itu, Devan berhenti lalu berkata, "Natalie, saat kita berada di puncak nanti, aku ingin kau tetao seperti ini."Setelah mengatakan itu, Devan benar-benar menutup kembali pintu mobil Natalie, gadis itu sendiri hanya tersenyum menanggapi ucapan Devan lalu menginjak pedal gas yang membuat mobilnya melesat di jalan.Saat sesampainya di kamar apartemen miliknya, Devan melihat pakaiannya sudah ada disana. Ak
Baca selengkapnya
Wanita Bodoh
"Natalie, Bagaimana? Apa Tuan Devan sudah bisa dihubungi?" tanya Frankie.Natalie, Frankie, serta Darwin sedang menunggu kedatangan Devan di lantai paling atas gedung itu.Mereka bisa saja menunggu kedatangan pemuda itu di gerbang gedung itu, jika saja mereka mendapat kabar dari Devan.Namun, berulang kali mereka mencoba menghubungi Devan, sepertinya tak ada jawaban dari seberang sana."Ponselnya sama sekali tidak bisa dihubungi.""Natalie, apa mungkin Devan sudah berada di gedung ini sejak tadi?"Setelah mendengar Darwin mengatakan itu, membuat Natalie dan Frankie tertegun.Mereka berpikir mungkin terjadi hal buruk yang membuat bosnya itu tidak bisa dihubungi atau bahkan menghalangi Devan untuk bisa masuk ke gedung ini.Namun, perhatian mereka semua beralih pada Damien yang tiba-tiba saja saat itu mengumpat dengan cukup keras."F*ck!.... Apa kau bilang?"Bahkan perhatian semua orang yang berada di aula tersebut tertuju pada Damien yang saat itu sedang berbicara dengan salah satu keama
Baca selengkapnya
Apa yang Kau Tawarkan?
Saat semua orang di aula itu sudah berdiri seperti yang diperintahkan Devan, ruangan itu menjadi hening.Dan beberapa saat kemudian, seperti yang sudah direncanakan sesaat sebelum masuk ke aula ini. Natalie maju ke depan hingga akhirnya berbicara."Baiklah, seperti dugaan-dugaan yang muncul sebelumnya, aku bukanlah pemimpin sebenarnya perusahaan ini. Jadi langsung saja, aku perkenalkan pada kalian, pemilik DB Investment, Tuan.... Devan...."Masih sempat terdiam beberapa saat, namun setelahnya mereka semua serentak bertepuk tangan dengan antusias, setelah sebelumnya para petinggi perusahaan itu yang melakukannya terlebih dahulu.Meski terjawab sudah mengenai rumor yang sudah banyak menyebar, mereka masih belum percaya bahwa pemimpin mereka yang sebenarnya ini, masih sangat muda.Namun begitu, setelahnya ruangan itu kembali hening saat Devan mengedarkan pandangannya pada seluruh ruangan itu.Meski masih sangat muda, namun entah kenapa saat ini mereka semua merasa bahwa pemuda itu memili
Baca selengkapnya
Aku Harus Belajar Banyak Hal
"Nona muda, apakah kau memandang dirimu setinggi itu? Kau pikir, Tuan Devan tertarik padamu?"Miranda sendiri sangat cantik dengan kulit putih mulus, ditambah dengan kecerdasan yang dimiliki gadis itu dan juga meski usianya cukup muda, gadis itu juga memiliki posisi cukup tinggi sejak bekerja di DB Investment membuat siapapun pasti tertarik dengannya.Namun, semua orang yang berada di ruangan itu sadar, tentu dengan kekayaan yang dimiliki Devan, pemuda itu dengan mudah mendapatkan gadis manapun yang dia inginkan.Bahkan setiap gadis yang Devan minta, akan suka rela merangkak kearah pemuda itu, jika saja Devan memintanya.Apa yang dikatakan Miranda tentu membuat Devan terkejut, ditambah lagi apa yang diucapkan Natalie lebih mengejutkan Devan.Devan sendiri tak menyangka akan dihadapkan dengan situasi seperti ini, dalam batinnya Devan berkata, "Aku baru saja dikhianati pacarku, beberapa hari yang lalu?....""A-aku.... Aku...."Saat itu Natalie sudah berjalan mendekat pada gadis itu, apa
Baca selengkapnya
Wanita yang Mengerikan
"Diana, kau yakin kita bisa ke sana menggunakan kartu ini?"Malam ini Diana mendatangi kedua temannya yaitu Alvin dan Chris, untuk mengajak keduanya datang ke acara di The Royal Shiren.Beberapa waktu yang lalu, ketiganya merasa cukup putus asa, ketika mereka menyadari untuk datang kesana, mereka harus memiliki semacam kartu undangan atau kartu akses untuk menuju ke tempat itu.Namun, meski mereka memiliki kartu itu, mereka menyadari bahwa kartu yang mereka miliki sangatlah berbeda dengan milik orang lain.Dimana saat kemarin saja, mereka melihat dengan mata kepala mereka sendiri. Jika mereka ingin kesana, ketiganya harus memiliki kartu khusus berwarna gold seperti yang ditunjukkan oleh Ken.Akan tetapi, kartu yang mereka miliki berwarna hitam dan terdapat logo DB Investment juga tulisan All Access berwarna gold."Dari mana kau mendapatkan kartu ini?" Tanya Alvin yang saat itu melihat kartu tersebut dengan lekat."Kakakku memberikannya padaku," ucap Diana, "Dia bilang, Nona Natalie se
Baca selengkapnya
Kau Benar-benar Butuh Hiburan
"Ken, sebaiknya kita cepat masuk kesana, aku penasaran dengan kartu yang dimiliki para pecundang itu."Ken yang mendengar perkataan Tommy barusan membuatnya tersentak dari lamunannya.Hal yang sama juga dialami oleh Nancy dan juga Morgan, saat itu keduanya juga melihat dengan mata kepala mereka sendiri, bagaimana perlakuan yang didapatkan oleh ketiganya.Saat itu juga mereka berempat langsung berjalan mendekati penjaga itu untuk menunjukkan apa yang merek miliki.Namun begitu, para penjaga tersebut hanya menyapa mereka berempat, bahkan sapaan itu terlihat hanya sekedar formalitas belaka."Sial, sepertinya rasa tertarikku pada gadis itu sudah menghilang karena hal tadi," ucap Tommy."F*ck, Tommy. Kau juga menyukai Diana?"Ken yang tak terima jika temannya itu juga menyukai gadis yang dia sukai, merasa tak terima. Akan tetapi, melihat bagaimana gadis itu selalu menolak ajakannya, juga membuat Ken merasa tak terima."Tapi, kau benar Tommy. Sepertinya aku juga mulai muak dengan gadis itu.
Baca selengkapnya
Ayo masuk
Sesampainya di tempat yang dimaksud oleh Natalie, Devan sedikit heran dibuatnya.Tidak seperti dugaannya, tempat yang dikatakan Natalie bahwa hiburan yang sesungguhnya ini ternyata terlihat sangat sepi. Dimana tak ada orang lain selain para penjaga yang berdiri di antara pintu masuk gedung itu.Setelah Devan keluar dari mobil dan mengikuti Natalie berjalan masuk kedalam gedung itu, para penjaga itu serentak membungkukkan badan lalu menyambutnya."Selamat datang, Bos...." Ucap mereka serentak.Apa yang dilakukan para penjaga itu membuat Devan tersenyum, "Natalie, apa kau yang mengatur ini semua?"Mendengar itu, Natalie kemudian tersenyum namun menggelengkan kepalanya."Bukan aku, tapi Frankie yang mengatur ini untukmu, sekali lagi selamat datang, Bos...."Setelah itu Natalie mengangkat salah satu tangannya mempersilakan Devan untuk masuk."Terima kasih, kalian memanglah yang terbaik," ucap Devan tersenyum.Keduanya berjalan melewati para penjaga tersebut masuk kedalam gedung termegah d
Baca selengkapnya
Sebaiknya Kau Melayaniku
"Devan, bagaimana kau bisa berada di sini? Oh, tidak. Tentu saja kau bisa, tapi...."Saat itu Alvin yang merasa penasaran langsung berbisik pada Devan, padahal saat itu Natalie juga berjalan bersama mereka.Namun begitu, saking terkejutnya dengan kejadian barusan, membuat Alvin tak bisa menyusun kata-katanya."Aku hanya menyusul kalian, tentu saja Diana yang mengajak kalian bukan?"Mata Alvin bahkan Chris yang juga mendengarnya ikut melebar, tapi otak mereka bekerja lebih keras dari biasanya, karena bukan itulah jawaban yang mereka inginkan.Sedangkan Diana sendiri juga tak menyangka jika Devan bisa bersama dengan Natalie saat itu.Yang gadis itu ketahui saat ini hanyalah Natalie dan kakaknya itu memang memiliki hubungan yang baik.Bahkan gadis itu juga melihat kedekatan keduanya saat pertama kalinya terjadi masalah di bar milik Natalie.Saat ini baik Alvin, Chris, maupun Diana hanya diam mengikuti kemana Natalie mengajak mereka.Bukan karena tak ingin berbicara, melainkan ketiganya s
Baca selengkapnya
Jangan Biarkan Dia Menunggu
Saat itu Devan sengaja meminta Natalie untuk membawanya juga ke rumah milik Natalie.Pemuda itu berniat untuk mengabari sahabat dan adiknya itu keesokan harinya, saat semua sudah sedikit lebih tenang.Selama perjalanan pulang ke rumah Natalie, keduanya hanya terdiam. Bahkan sesampainya di sana Natalie tak mengucapkan sepatah katapun.Devan sendiri juga tak tahu apa yang harus pemuda itu katakan pada Natalie.Devan hanya menelfon Darwin Parker untuk mengurus sisa kekacauan yang ada di Grand Plaza, lalu meminta Brock Harvey untuk berjaga demi memastikan keselamatan sahabat dan adiknya.Bisa dipastikan saat mereka keluar Harold sudah tak bernyawa, dan keduanya berharap dua orang yang menjadi pengawal Harold juga tak lagi bernyawa di tangan para penjaga Grand Plaza.Saat ini Devan sadar bahwa dia sudah melakukan pembunuhan pertamanya, namun dia sama sekali tak merasa takut ataupun menyesal.Entah kenapa saat melakukan pembunuhan itu, Devan malah merasa lebih lega."Devan!...."Saat itu, N
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status