All Chapters of Gadis Nakal Tawanan Mafia : Chapter 71 - Chapter 80
107 Chapters
Bab 71 : Hujan
"Aku masih bisa percaya jika Emily akan membantu Jessy untuk melarikan diri dariku agar ia tak memiliki saingan,"Terry menjeda sejenak perkataan ya sambil menatap pria berkacamata itu dengan tatapan tak percaya. Raut wajah kaget disertai dengan mata membulat dengan helaan napas kasar keluar dari mulut pria berambut pirang itu."Tapi... untuk apa ia melukaimu? Emily yang ku kenal adalah wanita yang sangat baik. Dia cantik dan anggun walaupun sedikit menyebalkan," sambung Terry.Daniel memutar mata malas mendengar ocehan yang keluar dari mulut Terry. Perkataan Pria itu seperti omong kosong yang terdengar menggelikan di telinganya. Daniel tak menyangka jika sahabatnya ini sudah ditipu habis habisan oleh kekasihnya yang sinting itu."Dia baik? Kau tak salah bicara?" Tanya Daniel dengan nada mencemooh, membuat Terry mendelikan matanya dengan tajam ke arah pria itu. Dalam sekejap, suasananya di taman itu terasa sedikit panas. Tatapan mata tajam Terry sedikitnya membuat Daniel gentar.Pria
Read more
Bab 72 : Sadar
Jake dan Archer tiba di bandara Roma setelah melakukan perjalanan yang panjang disertai dengan beberapa insiden sebelum datang ke negeri menara Pisa ini.Keduanya memberhentikan taksi dan lewat dan segera menaiki taksi itu. Tujuan mereka berdua saat ini adalah tempat dimana keberadaan Jessy saat ini yang cukup jauh dari bandara, karena Jessy berada di lingkar luar kota Roma.Jake menggerutu kecil karena dirinya harus berjibaku dengan tugas yang Terry berikan tanpa jeda istirahat sedikitpun. Sedangkan Archer sendiri lebih memilih tidur didalam mobil untuk mengistirahatkan tubuhnya yang terasa lelah.Pria berambut cepak itu lebih memilih untuk mengistirahatkan badannya saja daripada menggerutu seperti Jake. Arche berpikir jika kegiatan yang Jake lakukan adalah kegiatan yang sia sia.Jake memutar mata malas melihat Archer yang malah tidur daripada mengkhawatirkan tugas yang mereka emban. Pria dengan aksen Australia itu membuka buku berwarna pink feminim sekali lagi untuk memastikan semua
Read more
Bab 73 : Perjuangan Kai
Jane mendongakkan kepalanya mendengar suara berat itu. Di depannya, terdapat Kai yang saat ini tengah menatapnya dengan tatapan tajam disertai dengan darah yang mengucur deras dari kepalanya.Gadis berambut ikal itu bergidik ngeri melihat keadaan Kai yang cukup mengerikan terlihat di hadapannya. Gadis itu tak menyangka jika aksinya memukul kepala Kai untuk bisa melarikan diri busa berakibat seperti sekarang."Bagaimana kau bisa kemari?" Tanya Jane dengan raut wajah tak percaya.****Setelah Jane memukul kepala bagian belakang milik Kai, pria itu terjatuh ke tanah. Bagian dahinya bahkan membentur batu hingga memiliki luka sobek yang cukup dalam karena batu itu cukup tajam. Kai melenguh kesakitan sembari meringis.Mata ambernya berkunang kunang dengan rasa pusing yang mendera kepalanya. Pandangannya hampir saja menggelap jika ia tak menguatkan dirinya. Air hujan yang jatuh ke bumi seolah menjadi alarm sekaligus penyadar jika dirinya masih memiliki misi yang belum tuntas. Sayup sayup, Ka
Read more
Bab 74 : Pertemuan Tak Terduga
"Terry, tolong kau angkat panggilan ponselku, aku sedang fokus menyetir," ujar Daniel yang kini sedang fokus menyetir sambil mengebut agar bisa segera mencapai lokasi tempat Jessy dan Jane berada saat ini. Terry mengangguk lalu segera mengambil ponsel milik Daniel dan melihat layar ponsel itu. Ini nomor tak dikenal karena tak ada nama kontak di atasnya. Terry melirik Daniel sebentar karena ragu harus menjawab panggilan itu atau tidak."Kenapa tidak diangkat? Dering ponsel itu memekakan telingaku, sialan!" Daniel berkata dengan nada membentak.Pasalnya, dering panggilan dari ponselnya membuatnya sulit berkonsentrasi saat ia tengah membawa mobil yang ia kendarai dengan kecepatan 100 km/jam di jalan yang sunyi ini. Mobil itu melesat dengan cepat menyusuri jalan kota Roma yang sebetulnya sudah tak asing di mata Daniel."Ini dari nomor tidak dikenal. Kau yakin menyuruhku mengangkatnya?" Tanya Terry memastikan.Meskipun ia adalah sahabat sekaligus "atasan" dari Daniel, Terry tetaplah pria
Read more
Bab 75 : Kerisauan Hati
Jessy dan Jane yang saat ini di mobil taksi terlihat menghela napas saat melihat dua orang pria yang tak di kenal malah beradu mulut dengan Kai.Samar samar, Jessy mendengar percakapan diantara ketiga orang itu tentang pengkhianatan, dan juga tentang pelaku yang memanfaatkan Kai demi kepentingannya sendiri. Jessy juga bisa mendengar ucapan Kai jika "orang itu" adalah dalang dari semua kesalahan yang beruntun ini."Apa "orang itu" adalah orang yang sama dengan orang yang menahan para wanita "mainan" di gedung biru di mansion milik tuan Terry?" Tanya Jane dengan nada pelan.Jessy menolehkan kepalanya pada Jane dan menatap lekat gadis berambut ikal itu. Mulut Jessy seolah terkunci dan suaranya tercekat di kerongkongan, terasa sulit untuk mengeluarkan sepatah katapun.Gadis itu juga memikirkan hal yang sama dengan apa yang Jane katakan barusan. Jika memang "orang itu" adalah dalang dari semua ini, maka "orang itu" memiliki kemampuan untuk memanipulasi kelompok dengan mengumpulkan massa ya
Read more
Bab 76 : Jake dan Archer
"Rencana A3? Apa itu?" Pertanyaan itu lolos begitu saja dari bibir mungil milik Jessy, membuat semua pasang mata yang berada di mobil itu menoleh padanya. Jessy mengerjapkan mata bingung dengan raut wajah polosnya, tak mengerti mengapa merek semua menatapnya seperti itu. Gadis itu memiringkan kepala dengan memasang wajah bingungnya yang terlihat lucu di situasi genting seperti sekarang."Kau tidak tahu?" Tanya Archer dengan nada suara beratnya, terdengar begitu seksi dan maskulin. Pria berambut cepak yang hobi bergonta ganti wanita itu menatap lekat ke arah Jessy yang saat ini menggelengkan kepalanya dengan perlahan."Tidak," jawab Jessy dengan nada lugunya, membuat Archer yang berada di sampingnya harus menahan gemas dengan tingkah polos yang Jessy lakukan saat ini. Pria itu bahkan sampai harus menggigit pipi bagian dalamnya untuk tidak mencubit pipi chubby milik Jessy yang menggoda untuk dicubit."Apa Terry tidak memberitahumu sesuatu tentang rencananya?" Tanya Archer lagi, menet
Read more
Bab 77 : Rencana A3
Kai meremas rambutnya karena merasa frustrasi. Ia tak berhasil mendapatkan Jessy dan Jane karena kedua gadis itu itu sudah dibawa oleh kelompok Terry. Matanya terpejam dengan rahang yang mengetat kuat. Napasnya terasa pendek dengan hidung yang kembang kempis. Jangan lupakan jika wajahnya memerah karena harus menahan rasa amarah yang membludak."Jake sialan! Dia benar benar membiarkanku sendirian tanpa memberikan kedua gadis itu padaku," umpat Kai dengan nada kesal bercampur amarah. Pria itu menghentakkan kakinya kesal ke trotoar untuk melampiaskan kekesalannya. Untung saja tak ada orang lewat yang melihat aksi bodohnya.Karena hari beranjak siang dan para warga sekitar mulai beraktivitas, Kai pun kembali ke dalam hutan melalui jalan yang tadi ia lewati. Pria itu harus kembali membawa mobilnya di dalam hutan, karena mobil itu berisi banyak berkas penting tentang kelompok White Tiger. Kai berjalan dengan melewati jembatan mengerikan itu lagi.Saat sudah mencapai rumahnya di dalam hutan
Read more
Bab 78 : Tertangkap (lagi)
Jessy membulatkan mata saat melihat ukiran yang tercetak di bandul kalung yang selama ini ia kenakan. Gadis itu memiringkan kepalanya dengan mata mengerjap lucu, terlihat bingung dengan apa yang saat ini terjadi. Ia menatap bandul kalung itu dan Archer secara bergantian dengan tatapan polos miliknya."Ini nama siapa?" Tanya Jessy menunjuk nama "Rosemary" yang terukir disana dengan nda polos yang sukses membuat Archer menggeram gemas. "Kenapa malah bertanya padaku?" Archer bertanya dengan nada sedikit tinggi. Jessy tersentak kaget dengan nada suara itu. Tubuhnya bergetar hebat karena ketakutan. Gadis itu bahkan sampai harus menggeser kembali tubuhnya ke arah Jane agar tak terlalu dekat dengan pria berambut cepak itu.Jake menatap tajam ke arah Archer karena membuat target mereka Jessy ketakutan seperti itu. Selain merasa jika sikap Archer sangatlah berlebihan, Jake juga berpikir dalam jangka panjang. Dengan rasa takut seperti ini, Jessy akan sulit membuka mulut karena kepalang takut.
Read more
Bab 79 : Laporan
Kai menghela napas panjang untuk menetralkan rasa gugup yang melanda dirinya. Jantungnya berpacu dengan cepat dengan keringat dingin yang menetes membasahi punggungnya. Sungguh, ini adalah perasaan yang sangat jarang ia rasakan. Kegagalan yang diakibatkan oleh beberapa variabel yang tak terduga ini membuat Kai harus merasakan rasa takut dan tertekan seperti sekarang. Rasanya kepala Kai terasa panas dan ingin meledak sekarang juga, memikirkan kegagalan misi yang ia jalankan.Disisi lain, pria dengan mata amber itu merasa kebingungan harus melaporkan apa pada sang ketua yang saat ini menunggu dibalik pintu. Apa yang harus ia laporkan? Kegagalan? Bisakah bosnya itu menerimanya? Pertanyaan itu terus berputar putar di kepala Kai.Ditangannya, terdapat beberapa map yang berisi data penjualan budak, data penjualan narkoba dan juga bisnis prostitusi dari markas pusat yang berada di Korea. Sekali lagi, Kai menarik napas panjang dan menghembuskannya dengan perlahan. Setelah dirasa sedikit te
Read more
Bab 80 : Bicara
Jessy terdiam mendengar pertanyaan yang Terry lontarkan padanya. Memang benar, ia memiliki banyak opsi untuk melarikan diri. Tapi kondisi semalam sangat berbeda. Ia tak memiliki pilihan lain selain ikut dengan Kai.Gadis dengan wajah boneka itu menghela napas panjang sembari meremat ujung lengan dari kaus panjang yang ia kenakan. Mulutnya terbuka, tapi tak berhasil mengeluarkan suara, seolah ada yang menahannya. Gemas. Itulah yang Terry rasakan saat ini. Pria itu tak mengerti mengapa Jessy masih menutup rapat mulutnya itu. Apakah niatannya melarikan diri karena ia tertekan bersama dengannya? Ataukah ia dihasut oleh seseorang? Entahlah, tak ada satupun yang benar karena Jessy belum angkat suara untuk mengklarifikasinya."Jessy, aku bertanya padamu," "Itu..." Jessy kebingungan merangkai kata kata yang akan keluar dari mulutnya. Lidahnya terasa kelu, dengan raut wajah takut yang tergambar jelas di wajah bonekanya. Berbagai skenario buruk terus menari nari di kepalanya. Jika ia bilang
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status