All Chapters of Dipaksa Mengaku Mandul: Chapter 11 - Chapter 20
34 Chapters
Bab 11
TIWIPercakapan antara Mas Kevin dan Mbak Julia membuat aku yang semula sudah yakin untuk menggugat cerai Mas Kevin menjadi berubah. Aku tidak mau memuluskan jalan mereka setelah apa yang mereka lakukan kepadaku. Karena jika aku yang menggugat cerai maka Mas Kevin dengan mudahnya memegang tonggak kepemimpinan perusahaan menggantikan kakek. Jadi setidaknya aku akan bermain-main dulu dengan mereka.Setelah mendapatkan video yang bagus tadi, aku menyimpan ponselku ke dalam hand bagku. Lalu aku turun, memegang peganggan koperku, menarik koperku, dan berjalan seperti biasa tanpa takut menimbulkan bunyi. Malah bagus kalau Mas Kevin dan Mbak Julia di atas sana mendengar.Saat aku melewati tangga, suara langkahku sengaja kuhentak-hentakkan, berharap mereka cepat mendengar. Usahaku membuahkan hasil. Di atas anak tangga, Mas Kevin dan Mbak Julia muncul.Dan lihatlah si kuntilanak itu memeluk tangan Mas Kevin seolah sengaja memamerkan keromantisan mereka. Pasti agar aku merasa cemburu, tak kuat,
Read more
Bab 12
WILSONKakek Mukti tidak langsung menjawab tanyaku. Dia justru termenung. Mungkin sedang mengingat-ingat nostalgia di masa lalu dengan kakeknya Tiwi. Sedetik kemudian kedua matanya berkaca-kaca."Kakek dan kakeknya Tiwi dulu adalah sahabat. Kakeknya Tiwi adalah orang yang sangat baik dan berbudi luhur. Pada suatu hari, kakeknya Tiwi menyelamatkan kakek yang nyaris tertabrak mobil. Nyawa kakek memang selamat dan kakek baik-baik saja. Tapi tidak begitu dengan kakeknya Tiwi. Karena menolong kakek, kakinya cidera. Dan kakeknya Tiwi menderita pincang seumur hidup. Yang pasti, jika kakeknya Tiwi tidak menyelamatkan kakek, mungkin kakek sudah tidak ada di dunia ini. Dan pastinya kamu dan Kevin juga tidak ada."Dadaku terasa sesak mendengar cerita ini. Pengorbanan seorang sahabat kepada sahabatnya hingga mengorbankan diri sendiri. Wajar jika kakek begitu sayang pada Pertiwi."Sebelum kakek dan kedua orangtua kakek pindah ke kota, kakek berkata pada kakeknya Tiwi. Jika kami berdua mempunyai a
Read more
Bab 13
PERTIWI“Assalamualaikum….” Aku dan Mas Kevin saling pandang untuk sekilas sebelum akhirnya aku menjawab. “Wa’alaikum salam….” Lalu aku meninggalkan Mas Kevin untuk membuka pintu. Senyuman kakek dan Wilson yang aku dapati pertama kali.Aku pun langsung menyalami kakek dan menempelkan tangannya yang keriput ke kening. Sebelum aku mempersilahkan kakek masuk, aku melihat tangan Wilson mengarah padaku minta disalami, tapi aku tepis. “Silahkan masuk, kek, Wil. Kita langsung ke meja makan ya karena makan malamnya sudah aku siapkan.”“Iya. Aduh kakek sudah tidak sabar ingin makan masakan kamu. Sudah lama sekali tidak makan masakan kamu yang enak itu,” ucap kakek sewaktu kami melangkah ke meja makan.Begitu sampai di meja makan, Mas Kevin langsung menyalami kakek dengan wajah yang terlihat agak gugup. Bahkan dia sempat melirik ke tangga memastikan kekasihnya tidak ada di sana.Aku tersenyum samar melihat tingkah Mas Kevin. Pastilah saat ini dia merasa hatinya berdebar-debar karena khawatir.
Read more
Bab 14
PERTIWI"Tiwi mau tidur di kamar ini," jawab Mas Kevin dengan wajah menyesal. Di keadaan ini aku jadi merasa seperti pelakor sementara Mbak Julia adalah istri sah. "Lho, kok?" Mbak Julia seperti tidak percaya. "Maksudnya kita tidur bertiga?"Mas Kevin baru akan menjawab ketika aku langsung menyela. "Enak saja bertiga. Aku akan tidur di kasur. Kalian tidur di bawah."Mata Mbak Julia melotot seperti mau keluar. Pasti dia akan marah. "Apa?! Aku tidur di bawah?! Yang benar saja?! Memangnya tidak terbalik?!""Ya tidak dong. Aku kan nyonya rumah ini.""Tapi kamu tidak dicintai oleh Kevin. Sedangkan rumah ini miliki Kevin.""Untuk apa dicintai kalau tidak dinikahi? Adakah yang mengakui hubungan kalian sebagai kebanggaan? Tidak ada kan?"Rahang Mbak Julia mengencang dengan jemari terangkat ke atas seolah ingin mencakar. Tapi sedikit pun aku tidak takut. Karena aku sekarang berkuasa. Mas Kevin tidak akan berani untuk melukai aku."Mau apa?" tantang aku. "Memukul atau mencakar? Lakukan saja. B
Read more
Bab 15
KEVINAku tidak bisa tidur setelah tahu bahwa Wilson telah mengetahui hubunganku dengan Julia. Ini adalah kabar yang sangat buruk. Masa depanku sebagai pimpinan perusahaan menggantikan kakek bisa gagal. "Apa yang harus aku lakukan?" Selalu ini yang aku tanyakan sejak tadi. Tapi aku cenderung ingin mengajak bicara Wilson secara langsung agar jelas.Aku bangun dari tidurku setelah mendengar suara peralatan dapur yang menandakan Pertiwi sudah melakukan kegiatan hariannya, yaitu memasak. Dan benar saja, begitu sampai di dapur, aku melihat dirinya. Tapi sebelumnya aku juga melihat Wilson yang tidur di sofa ruang tengah."Apa benar Wilson sudah tahu hubunganku dengan Julia seperti yang kamu katakan semalam?" tanyaku pada Pertiwi.Pertiwi hanya menoleh padaku sekilas sebelum akhirnya sibuk dengan ayam yang sedang dicucinya. "Menurut mas aku berbohong?""Tidak. Berarti Wilson memang sudah tau kalau aku dan Julia ada hubungan?""Ya.""Siapa yang memberitahunya? Apakah dirimu?" tanyaku lebih d
Read more
Bab 16
KEVIN"Kacau! Kacau! Kacau!" Entah untuk yang keberapa kali aku memaki. Kemudi yang sedang aku kendalikan terus-menerus menjadi sasaran pukulanku. Bagaimana tidak, aku berada di posisi yang serba salah sekarang ini. Keputusan apapun yang aku ambil akan membunuhku."Kalau hanya mengeluh dan diam, tidak akan menyelesaikan masalah, Kev. Kita tuh harus melakukan sesuatu."Aku menoleh sekilas Julia yang barusan berbicara. "Apa yang bisa dilakukan dalam waktu tiga hari? Nyaris tak ada." "Tak ada itu adalah ucapan orang-orang yang berputar asa.""Maksud kamu apa sih?" Aku benci menebak-nebak saat ini.""Maksudku begini. Sebelum waktu tiga hari yang diberikan Wilson habis, kita membalikkan fakta agar kesalahan kita menjadi kesalahan mereka."Keningku mengerut. "Caranya?""Bagaimana kalau kita buat Pertiwi berselingkuh dengan Wilson. Dan diketahui oleh kakek?""Ide yang bagus. Tapi yang aku maksudkan di sini caranya. Bagaimana kita membuat Pertiwi berselingkuh dengan Wilson sementara mereka t
Read more
Bab 17
PERTIWISebuah cahaya yang menusuk mataku, membuat mataku membuka. Aku memperhatikan sekeliling. Ini adalah kamarku. Aku bisa mengetahui dari plafonnya.Kedua bola mataku lalu bergulir ke bawah. Melihat ke arah tubuhku yang terasa begitu enteng dan lega. Mataku melebar begitu mendapati diriku tanpa pakaian dan hanya tertutup selimut tebal dari mulai bagian dada. "AAAAA!" Aku spontan menjerit seketika bersamaan dengan tubuhku yang bergerak bangun. "A-aku tidak berpakaian?"Belum dapat mengurai pertanyaan barusan, sebuah suara yang aku kenal menyambar indera pendengaranku."Kamu sudah bangun?" Membuat aku menoleh seketika ke sumber suara dan mendapati Wilson sedang duduk di kursi meja rias menatap nanar ke cermin. "AAAAA!" Aku pun menjerit sekali lagi. Bagaimana tidak, dengan keadaanku yang seperti ini, ada pria yang bukan mahramku berada di kamar yang sama denganku. Tapi sedetik kemudian aku membekap mulutku sendiri menggunakan satu tanganku begitu mengingat sesuatu. Sesuatu itu adala
Read more
Bab 18
PERTIWIDari tangga tempatku berdiri sekarang aku melihat Wilson sedang menyiapkan sarapan. Pria itu menyiapkannya dengan begitu santai. Seperti tanpa beban dan sudah terbiasa. Seketika hatiku merasa kagum. Seorang cucu pemilik perusahaan yang begitu mandiri, tidak pernah terlihat mengeluh, dan selalu ceria. Sangat berbeda dengan karakter Mas Kevin yang justru sebaliknya."Sudah mandi ya?" Ternyata dia melihat kehadiranku. Aku tersenyum dan mendekat kepadanya. "Iya. Sepertinya kamu sangat ahli dalam menyiapkan sarapan. Kamu sudah terbiasa?""Wilson membalas senyum. "Aku ini kan lama di rantauan. Jadi ya... perkara menyiapkan sarapan untuk diri sendiri bukan hal yang sulit. Bahkan aku terbiasa dengan melayani orang lain."Aku menarik kursi. "Apa bos kamu tau kalau kamu cucu seorang pemilik perusahaan?""Tidak dong. Nanti bosku jadi sungkan menyuruhku kalau dia mengetahui itu. Lagian untuk apa mengatakan itu padanya? Tidak penting juga.""Untuk sebagian orang, memberitahu keistimewaan
Read more
Bab 19
PERTIWIKakek hanya diam menanggapi Mas Kevin yang memeluk kakinya. Wajahnya tidak lagi tampak marah melainkan bingung. Malah cenderung sedih. Entah apa yang membuatnya begitu. "Dengar Kev, Kakek menikahkan kamu dengan Pertiwi karena kamu itu cucu kesayangan Kakek. Sayang Kakek padamu jauh melebihi sayang Kakek pada Wilson. Tapi hari ini kakek sangat kecewa kepadamu. Kamu mencampakkan kasih sayang kakek begitu saja seolah kakek ini tidak memiliki jasa apa pun padamu."Aku melirik Wilson, pria itu sudah duduk tenang di sofa. Saat kakek bilang kalau kasih sayang kakek lebih besar pada Mas Kevin dibandingkan dirinya, dia tidak tampak marah. Sepertinya Wilson sudah tahu itu. Sudah tahu kalau kakek lebih sayang pada Mas Kevin.Sementara Mas Kevin pelukannya di kaki kakek tidak kencang lagi. Tapi wajahnya menunduk dalam. Dia terlihat sangat merasa bersalah. Namun aku tidak tahu apakah dia benar-benar menyesal atau tidak."Kamu tau, Kev?" Kakek melanjutkan perkataannya. "Jika tidak ada kake
Read more
Bab 20
PERTIWI"Darimana mbak tau kalau kami habis dimarahin sama kakek?" tanyaku sembari memperhatikan Mas Kevin yang tampak salah tingkah."Lha, kedatangan kalian berdua ke sini atas permintaan kakek kan?" Mbak Julia ini sepertinya sangat yakin kalau skenarionya dengan Mas Kevin berhasil. Itu sebabnya dia ngotot kalau kami barusan dimarahin kakek. Kasihan sekali memang Mbak Julia ini. Apalagi setelah dia tahu kalau yang dimarahin oleh kakek ternyata bukan kami melainkan Mas Kevin.Aku mengangguk. "Ya, karena kakek yang minta.""Dan kakek bilang apa pada kalian? Pasti kakek memarahi kalian kan?"Aku menggeleng. "Tidak. Kakek tidak memarahi kami. Coba deh kamu tanya pada Mas Kevin apakah kakek memarahi kami atau tidak."Mbak Julia mengikuti ucapanku. Dia menoleh pada Mas Kevin yang berdiri di sampingnya. "Kev, tadi kakek memarahi mereka berdua kan?"Rahang Mas Kevin mengencang mendengar pertanyaan Mbak Julia. "Kamu itu terlalu banyak bicara. Sekarang ikut aku ke ruanganku."***KEVIN'Kakek
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status