All Chapters of Sang Penunggu Pengantin: Chapter 21 - Chapter 30
44 Chapters
Bab 21 Ancaman
“Memangnya kamu tidak akan mengajak Nenek pindah ke Jakarta bersama kamu?” tanya Nenek Uban sambil menautkan kedua alis matanya.“Nenek mau ikut denganku ke Jakarta?” jawabku dengan balik bertanya.Aku yang berpikir Nenek Uban tidak akan mau pergi dari rumah Kakek dan ikut pindah bersamaku ke Jakarta, karena itu berarti dia akan jauh dari batu besar di tengah sungai itu yang selama ini Nenek Uban lah penunggunya. Selama ini dia memang tinggal bersamaku di rumah Kakek, tapi ketika tengah malam tiba dia akan kembali ke batu besar di tengah sungai.Nenek Uban pernah mengatakan kalau dia tidak kembali ke batu besar di tengah sungai itu akan ada makhluk lain yang menggantikannya menunggui batu besar itu, jadi kupikir Nenek Uban tidak akan pernah mau meninggalkan desa ini menjauh dari batu besar di tengah sungai yang sudah dia tunggui puluhan atau mungkin ratusan tahun, entahlah berapa usia Nenek Uban sekarang ini aku belum pernah menanyakannya.“Tentu saja Nenek mau, kalau kamu mengajak da
Read more
Bab 22 Pindah Ke Jakarta
“Nenek tidak khawatir membiarkan aku pergi sendiri ke Jakarta?” tanyaku masih mencoba membujuknya agar Nenek Uban berubah pikiran dan tidak jadi pergi untuk mencari tahu siapa Kakek-kakek itu. Sebenarnya aku yang mengkhawatirkannya, aku takut terjadi sesuatu pada Nenek Uban dan aku tidak akan pernah bisa melihatnya lagi.“Apa yang harus aku khawatirkan Sarah? Kamu pergi bersama Mamahmu dan keluarganya, Nenek yakin mereka akan menjagamu,” jawab Nenek Uban sambil menatapku yang kini sedang tertunduk seperti anak kecil yang sedang merajuk tidak ingin ditinggalkan Ibunya.“Sudahlah Sarah Nenek tahu apa yang kamu khawatirkan, bila kita memang berjodoh dan aku ditakdirkan Tuhan untuk terus mendampingimu aku pasti akan kembali. Tuhan tidak mungkin mempertemukan kita yang berbeda alam ini delapan tahun lalu dan bisa membuat kamu melihat Nenek bahkan membuat Kakekmu mengizinkan cucu kesayangannya ini berteman dengan makhluk halus seperti Nenek tanpa sebuah maksud,” sambung Nenek Uban.Aku men
Read more
Bab 23 Kakek Jenggot
Aku menoleh pada Nenek Uban dengan menautkan kedua alis mataku dan tatapan menuntut penjelasan. Semua yang dikatakan Nenek Uban membuatku kebingungan, aku belum pernah melakukan perjanjian dengan siapapun apalagi sebelum aku lahir mana mungkin bisa hal itu terjadi.“Bukan kamu yang melakukan perjanjian Sarah, tapi dia yang sudah berjanji seperti aku ini yang sudah berjanji pada Kakek mu sebelum dia menghembuskan nafas terakhirnya di depan mataku, saat aku tak bisa menolongnya melewati maut. Aku berjanji pada Kakek mu untuk selalu mendampingimu menjagamu, begitupun dia,” ujar Nenek Uban sambil menoleh pada Kakek berjenggot putih itu.Dengan menganggukan kepala membenarkan perkataan Nenek Uban, Kakek berjenggot putih itu menoleh padaku, namun aku masih tidak mengerti kenapa dia harus berjanji untuk mendampingiku pada siapa dia berjanji.“Dia sudah berjanji kepada leluhur mu yang telah menolongnya Sarah, dia berjanji akan datang pada keturunan leluhur mu yang ke tujuh dan keturunan ke t
Read more
Bab 24 Kakek Jenggot Ternyata Harimau
Dari gerak-gerik mereka sudah dapat dipastikan mereka seperti hewan buas yang mendapatkan mangsa, salah satu diantara ke empat pemuda itu berkata, "Cantik tuh, body nya juga ckckck...," ucap salah satu pemuda itu dengan menatapku dari ujung kepala sampai ujung kaki sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Spontan aku menghentikan langkahku, lalu menoleh kekiri dan kekanan lalu ke belakang, tak ada siapapun di sekitarku hanya ada aku dan ke empat pemuda itu. "Kamu cari siapa cantik? Kenapa juga berhenti jalannya ayo sini, kita gak jahat kok cuman mau nganterin kamu pulang, iya gak?" ujar salah satu pemuda itu, sambil menoleh kekiri dan kekanan, meminta dukungan pada teman-temannya. "Tapi pulangnya ketempat kami yaaa... hahahaha...," timpal salah salah satu temannya sambil tertawa diikuti oleh yang lainnya, sudah dapat dipastikan mereka berniat jahat padaku. Bulu kudukku meremang menyadari aku sedang berhadapan dengan setan berwujud manusia, jantungku pun berdegup dengan cepat yang ada
Read more
Bab 25 Perkenalan Yang singkat
“Sarah kamu sudah yakin menerima Bayu untuk menjadi suami kamu?” tanya Papah Hadi - Papah tiriku.Dia manautkan kedua alis matanya ketika mendengar aku menerima lamaran Mas Bayu, di hari pertama aku mengenal Mas Bayu. Terlihat keraguan di wajah Papah tiri ku itu, wajar saja bila keraguan itu muncul di benaknya siapa yang akan menerima lamaran di hari pertama kali berkenalan tanpa berpikir panjang.Papa Hadi menikahi Mamah saat aku berusia delapan tahun, namun sampai kini mereka tidak memberikan adik perempuan yang aku inginkan. Hanya saja ketika Papah Hadi menikahi Mamah, dia pun sudah memiliki dua orang anak laki-laki, usia mereka lebih tua dari ku dan kini mereka sudah menikah. Iya Pah, Sarah yakin,” jawab ku dengan tegas.Papah Hadi tertegun lalu menoleh pada Mamaku yang sedang duduk di sampingnya lalu kembali berkata, “Tapi kamu belum mengenalnya dengan baik Sarah, kalian baru berkenalan hari ini dan memutuskan untuk menikah, apa tidak sebaiknya kalian saling mengenal lebih dulu?
Read more
Bab 26 Dimana Aku
Malam itu aku sangat kesal sekali kepada mereka, dua makhluk tak kasat mata yang sudah mendampingiku bertahun-tahun lamanya itu, karena tanpa alasan yang jelas mereka tidak menyukai Mas Bayu yang tampan, berwibawa, dan mapan itu.Apa kekurangan Mas Bayu? Dia adalah pria idaman semua wanita untuk dijadikan suaminya.Aku akan menjadi wanita paling bodoh sedunia bila menolak lamarannya.“Ya sudah pergi saja aku tidak membutuhkan izin kalian untuk menikahi Mas Bayu, toh kalian bukan orang tua atau Nenek dan Kakek bahkan bukan keluargaku!” gerutuku, saat kedua makhluk tak kasat mata itu membalikan badan hendak pergi menghilang.“Dan ingat ya, bukan aku yang menginginkan kalian mendampingi selama ini, kalian sendiri yang datang dan meminta aku untuk menerima kalian,”sambungku, seolah menekankan pada mereka bahwa mereka lah yang membutuhkan aku bukan sebaliknya.Dua makhluk tak kasat mata yang berwujud Nenek-nenek dan Kakek-Kakek itu sejenak tertegun, lalu keduanya secara bersamaan menoleh p
Read more
Bab 27 Mimpi
Hening, aku menautkan kedua alis mataku kebingungan kenapa sekarang begitu hening, bahkan tidak kudengar suara helaan napas dari dalam kamar itu. Aku makin penasaran, lalu kutempelkan telinga di daun pintu kamar itu berharap bisa mendengar sesuatu.Tapi tak ada suara apapun, bagaimana mungkin jelas sekali tadi kudengar mereka sedang berdebat. Walaupun mereka sudah berhenti berdebat, setidaknya aku pasti bisa mendengar sesuatu dari dalam kamar sana bila memang mereka ada di dalam kamar.Haruskah aku mengetuk pintu kamarnya? Mungkin tidak ada salahnya mencoba mengetuk pintu kamar ini untuk memastikan apakah ada orang di dalam sana. Namun ketika aku hendak mengetuk kamar terdengar suara rintihan seorang gadis menangis.Deugh…, jantung ini terasa berhenti tangisan itu terdengar sangat menyayat hati, namun suaranya bukan berasal dari dalam kamar ini tapi berasal dari sebuah kamar yang tempatnya tepat berhadapan dengan kamar ini.Aku pun menoleh kebelakang karena kamar yang terdengar ada su
Read more
Bab 28 Ragu
“Mangkannya non jangan tidur magrib-magrib pamali, kalau menurut kamu mimpi itu ada maksud tertentu kenapa gak nanyain ke Nenek uban atau Kakek jenggot pendamping kamu itu. Biasanya kan mereka yang bisa memberitahu apa maksud dari arti mimpi yang kamu alami,” ujar Nina setelah mendengar cerita mimpi yang kualami.“Aku sudah menyuruh mereka pergi Nin.” balasku sambil menghela napas.“Apa maksudnya? Kok bisa? Menyuruh mereka pergi gimana maksud kamu?” tanya Nina kebingungan.“Tadi aku marah pada mereka karena mereka memintaku untuk menjauhi Mas Bayu, menolak lamaran Mas Bayu. Mereka tidak mengijinkan aku untuk menikah dengan Mas Bayu,” jawabku menjelaskan apa yang sudah terjadi padaku dan kedua makhluk tak kasat mata yang mendampingiku selama belasan tahun itu.“Hmmm, tapi kenapa?” tanya Nina lagi, sama kebingungan nya denganku yang tidak mengerti kenapa mereka makhluk tak kasat mata yang mendampingiku belasan tahun itu, melarang aku menikah dengan Mas Bayu tanpa penjelasan.Mereka hany
Read more
Bab 29 Akad Nikah
Mamah beranjak dari tempatnya berdiri di sampingku, menuju ke sebuah meja yang terdapat air minum di dalam teko kaca dan menuangkan air didalam teko itu ke dalam gelas, lalu segera meminumnya seperti orang yang sedang benar-benar kehausan.“Mah tenang Mah, jangan panik seperti itu, Sarah tidak bermaksud untuk membatalkan pernikahan ini, lagi pula Sarah mencintai Mas Bayu bagaimana mungkin Sarah punya pikiran untuk menolak menikah dengan Mas Bayu,” ujarku sambil menghampiri Mamah, yang masih berdiri di depan meja.“Syukurlah, hampir saja kamu bikin Mamah kena serangan jantung Sarah,” lirih Mamah sambil mengusap-usap dadanya.“Sarah sayang, kamu tahu tidak bahkan ada pasangan suami istri yang menikah karena dijodohkan, mereka tidak saling mengenal dan tidak saling mencintai, tapi setelah menikah dengan berjalannya waktu cinta itu tumbuh karena mereka hidup bersama dan lebih saling mengenal satu sama lain,” balas Mamah, aku pun hanya bisa tersenyum mendengarnya.“Begitupun kamu dan Bayu,
Read more
Bab 30 Restu Papah
Aku ragu mengatakannya karena tahu ini terlalu cepat dan entah apa Papah akan mengijinkan atau tidak, ketika tahu putrinya ini akan menikahi orang yang baru saja dikenalnya.Tapi aku yang sedang jatuh cinta ini sudah menerima tanggal pernikahan yang akan dilaksanakan dua minggu lagi dengan senang hati, karena aku mencintai Mas Bayu dan ingin segera menjadi miliknya.“Apa katamu? Satu minggu yang lalu? Kamu baru mengenal calon suamimu satu minggu yang lalu? Dan akan menikah dengan nya dalam waktu dua minggu ini? Ini terlalu cepat Sarah, kamu belum mengenalnya dengan baik. Siapa yang mengenalkan dia padamu? Mamah kamu? Apa dia yang menjodohkan kamu dengan pria ini?”Papah memberondingiku pertanyaan, wajar saja Papah pasti kaget dan bingung bagaimana bisa dalam waktu secepat itu, putrinya ini memutuskan untuk menikahi lelaki yang baru saja dikenal dan Papah juga benar, Mamah lah yang menjodohkan aku dan Mas Bayu.Tapi Mamah tidak memaksa, aku sendirilah yang telah menyetujui tanggal pern
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status