Semua Bab Gelora Hasrat sang Presdir: Bab 391 - Bab 400
441 Bab
391. Acara Tak Terduga
Alan Ruiz menghirup udara yang terasa berbeda saat dia turun dari pesawat terbang. Dia menikmati suasana tanpa ekspresi berarti meski dadanya berdebar kencang. Tak sabar menemui gadisnya yang sebentar lagi wisuda. “Aku belum merestuimu, Alan Ruiz,” tegas Rangga. Rupanya Rangga bisa melihat gerakan kecil dan samar di bibir Alan. Dia tahu kurang-lebihnya, apa yang sedang ada di dalam benak Alan. “Aku tahu ... aku hanya senang bisa bertemu lagi dengan keluargaku,” balas Alan. “Oh, jadi kau sudah melupakan Rachel?” Rangga tersenyum miring. Alan jadi serba salah. Jika nama Rachel atau apa pun yang berhubungan dengan gadis itu muncul di antara mereka, Rangga pasti akan menyadarkan Alan bahwa dirinya belum direstui. Akan tetapi, saat Alan mengatakan rindu kepada keluarganya lebih dulu, Rangga marah kepadanya. Alan jadi bingung harus bersikap bagaimana. Dia tak bisa mengerti apa yang sebenarnya diinginkan Rangga. Meski selama empat tahun ini, mereka setiap hari berjumpa. “Tidak. Aku ha
Baca selengkapnya
392. Pertemuan
Selagi Asher merayu Laura yang tak ingin bercinta karena kondisi sang suami yang belum pulih, Adam saat ini sedang berdiri menghadapi para tamu yang tak diundang. Adam Smith, pria yang berpengalaman dan berwibawa itu, sedang berdiri kaku di depan tamu dengan keringat dingin mengalir di tubuhnya. Dia bingung harus memulai dari mana untuk membuka acara yang seharusnya tak pernah ada. Setidaknya, bukan saat ini. Adam yakin jika Asher akan hidup lebih lama darinya. “Tuan Adam, bagaimana bisa orang segagah Tuan Asher yang sangat sehat bisa meninggal secepat ini?” celetuk rekan bisnis Adam. Adam berdeham berulang-ulang ketika beberapa orang ikut mengucap belasungkawa. Bahkan, ada beberapa wartawan datang dengan raut wajah penuh kesedihan. Asher Smith yang dikenal sebagai pria arogan itu, sebenarnya banyak membantu di berbagai bidang secara diam-diam. Banyak orang yang tertolong oleh Smith Group ketika Asher masih menjadi penguasa. Biarpun ada sebagian orang yang makan hati lantaran kat
Baca selengkapnya
393. Suka
Di kediaman Smith, Rangga sejak tadi juga mencari-cari keberadaan Rachel. Dia mendapat firasat buruk sejak Alan menghilang dari pandangannya. “Sabar, Mas .... Mungkin Rachel sedang bersama Tuan Asher dan Laura.” Vina menepuk-nepuk lembut lengan sang suami. Rangga dan Vina gegas menuju kamar Asher. Beruntung, Laura tak mau melayani Asher. Jika tidak, Rangga mungkin akan melihat mereka karena pintu tak terkunci, dan ayah Rachel itu menerobos masuk ke dalam tanpa mengetuk pintu. “Tidak ada ....” Rangga semakin terlihat marah. “Mereka tidak ada di sini!” “A-ada apa, Tuan Rangga?” tanya Laura panik karena Asher masih menarik-narik dirinya. “Lepaskan aku ...,” bisiknya kepada Asher. Sudah sampai di kamar Asher, Vina tak enak hati kalau tidak menjenguk terlebih dulu. Dia menyeret Rangga duduk di dekat ranjang Asher. Asher memijat pelipisnya karena tak jadi bersenang-senang dengan sang istri. Rasa nyeri di perutnya masih sesekali terasa dan dia tetap menginginkan Laura. Rasa tak nyaman
Baca selengkapnya
394. Hilang
Alan teringat kenangannya di masa lalu. Ketika seorang wanita pertama kali mencium pipinya. Rasanya begitu menyenangkan hingga membuat dirinya menginginkan ciuman terus-menerus dari wanita itu. Dia bersikap manis dan patuh agar mendapat ciuman di pipi atau kecupan singkat di bibirnya. Bibir wanita itu terasa empuk dan membuat hatinya terasa hangat. Lambat laun, para wanita lain datang dan juga ingin mencium pipinya. Alan jadi tak suka dengan ciuman di pipi. Oleh karena itu, setiap kali wanita itu akan mencium pipinya, Alan menolak dengan tegas. Namun, wanita itu sepertinya terobsesi dengan Alan. Karena hingga sekarang, dia tetap selalu mencuri-curi ciuman di pipinya. Wanita itu adalah Pamela Ruiz, ibu kesayangan Alan. Wanita pertama yang mencium pipinya. Anehnya, sekarang Alan sangat bahagia ketika pipinya merasakan bibir wanita lagi. Perutnya berdesir hingga menjalar di sekujur tubuh. Alan Ruiz mendadak menginginkan ciuman lain di pipi dan bibirnya. Seperti Pamela dan para wanit
Baca selengkapnya
395. Kekasih
Beberapa menit lalu sebelum Alan datang .... “Oh, kenapa ada cincin di sini?” Rachel mengambil cincin itu dari saku jas Alan. Alan sebelumnya mencengkeram kotak perhiasan kecil itu hingga rusak dan tak dapat ditutup. Juga karena sudah lama berada di saku Alan dan dibawa ke mana-mana, kotal kecil hitam itu jadi rapuh. Rachel memutar cincin itu dan melihat tulisan di bagian dalam. Kedua alisnya terangkat begitu membaca namanya terukir di sana. “Apa ini untukku?” Rachel tersenyum kecil membayangkan Alan malu-malu akan memberikan cincin itu. Lalu, angin mulai bertiup kencang sehingga jas Alan berkibar-kibar. Kotak perhiasan rusak itu terjatuh di pasir. Rachel memakai cincin itu agar tak terjatuh dan hilang di pasir. Sementara dia memungut kotak perhiasan dan mencoba memperbaikinya. Rachel pikir, dia tak sengaja merusak kotak itu. Di saat Alan terlihat dari kejauhan, Rachel dengan panik menyatukan kotak perhiasan itu meski tak berhasil. Dia buru-buru melepas cincin dari jari manisnya
Baca selengkapnya
396. Belajar Dulu
“Kak Alan tidak sedang menganggapku sebagai Kak Laura, bukan?” Rachel tahu betapa Alan menyayangi Laura, setelah dia mendengar cerita dari Emma. Hampir jarang ada pria yang mau menikahi wanita yang sedang mengandung anak dari pria lain jika bukan karena cinta. Rachel penasaran, apakah Alan masih menyimpan sedikit perasaan cinta kepada Laura? “Benar. Aku dulu pernah mengajak Laura ke tempat ini. Tetapi, saat bersamamu, aku sungguh lupa pernah ke tempat ini bersama Laura. Aku sempat teringat di saat bus yang membawa kita ternyata menuju tempat ini tadi, tetapi langsung lupa dalam beberapa detik.” Dari pengalaman teman-temannya yang memiliki kekasih, Alan biasanya mendengar kebohongan kecil teman-teman prianya kepada kekasih mereka. Bukan karena benar-benar ingin berbohong. Namun, para wanita itu sepertinya lebih suka mendengar kebohongan yang membuat hati mereka tenang. Ada pula pria yang jujur dan tak menutup-nutupi apa pun sesuai permintaan kekasihnya. Hasilnya, wanita itu akan tet
Baca selengkapnya
397. Domba Melawan Dua Predator
Silau …. Alan menutup wajah dengan lengannya. Dia tak bisa melihat apa pun, kecuali cahaya di sekelilingnya. Meski dia masih merasakan tangan Rachel dalam genggamannya. Apakah dirinya sedang bermimpi seperti yang sudah-sudah. Jika benar, Alan akan sangat kecewa. Namun, suara orang-orang berdatangan mulai menyadarkan dirinya. Alan Ruiz dan Rachel kini berdiri di tengah sorotan cahaya layaknya dua pemeran utama dalam sebuah panggung besar. “Ketemu juga kalian!” seru suara pria yang familier. Orang-orang yang merupakan pengawal Rangga mulai berdatangan mengelilingi Alan dan Rachel. Seolah mereka adalah kriminal yang telah lama dicari-cari dan tak akan membiarkan mereka kabur. Dion sedang berjalan ke arah mereka dengan langkah tegap. Dia menghela napas panjang dan melambaikan tangan agar anak buahnya mematikan lampu sorot tersebut. Jika bukan karena Rangga yang menyuruh mereka ikut mencari keberadaan Rachel dan Alan, Dion tak akan kesulitan. Dengan banyaknya orang yang melapor padan
Baca selengkapnya
398. Ketegasan
Asher Smith tak pernah membenci Alan Ruiz. Biarpun Asher sempat cemburu ketika teringat Alan pernah melamar Laura, tetapi Asher tahu jika Alan bukan pria tak tahu malu yang akan berusaha merebut istrinya. Akan tetapi, ketika melihat pemandangan di depannya, Asher rasanya ingin tertawa. Alan bicara dengan tegas. Namun, setelah semua orang terdiam, wajahnya kembali tegang, bibirnya pun gemetaran. Sungguh, Asher tak membenci Alan. Tetapi, Asher tak keberatan menyaksikan Alan dipukul Rangga Cakrawala atas kekurangajarannya. Gara-gara Alan, citra Asher sebagai orang tua yang mengasuh Rachel selama Rangga tak ada menjadi hancur. Berjam-jam dia bicara sampai mulutnya pegal, tetapi Alan dengan mudah merusaknya. Selain itu, Asher sempat diabaikan saat mengomentari Alan. “Wah, berani sekali kau, Alan Ruiz! Kalian katanya pergi ke pantai … jangan-jangan, kau ingin meniruku dan Laura? Kau pasti ingin merasakan sensasi mendebarkan dengan Rachel di pantai,” tuduh Asher. Entah mengapa, Asher sel
Baca selengkapnya
399. Tersembunyi
Laura menyeret Asher keluar dari kamar itu. Dia tahu jika Asher masih ingin mendengarkan pembicaraan mereka. Asher bukan lagi mengkhawatirkan Rachel. Laura bisa melihat dengan sangat jelas dari sorot mata sang suami yang berbinar-binar jika dia sedang menanti kegemparan yang akan terjadi. “Sebentar lagi makan malam. Kita harus mencari Claus dan Collin, Sayang! Mereka pasti bermain petak umpet bersama Papa dan Hanna.” “Kakiku lemas, tidak bisa bergerak. Sebentar lagi, biar ototku lemas dulu,” dalih Asher. Laura mencebik kesal. “Kau hanya ingin ikut campur, bukan? Berikan mereka privasi, Sayang.” Laura berusaha keras menyeret badan Asher yang katanya masih lemah tak berdaya. “Kau ini … aku harus menjaga Rangga, kalau-kalau dia mau memukul Alan,” gerutu Asher sepanjang jalan. Langkah Asher terhenti ketika melihat Simon terhimpit di antara dua lemari besar bersama Hanna. “Sedang apa lagi mereka?” tunjuk Asher. “Mereka sedang bermain … petak umpet.” Laura menjawab dengan ragu. Sebab,
Baca selengkapnya
400. Kabar Lain
Rangga segera menghentikan pembicaraan itu. “Laura pasti sudah menunggu kita di ruang makan. Kita ke sana dulu.” Selagi mereka menuju ruang tamu, Rangga melihat Alan dari kepala hingga ujung kaki. Selama ini, Rangga telah membantu Alan memperbaiki sikapnya yang terkadang terlalu lunak kepada orang-orang yang datang mengganggu. Alan telah lulus dalam ujian-ujian sulit darinya. Tak jarang Rangga mengirim gadis-gadis muda untuk merayu Alan. Namun, Alan tak sekali pun tergoda oleh gadis-gadis itu. Alan pun langsung tegas menolak mereka. Tak seperti dulu, ketika Alan tak tega menolak Hillary yang ingin berteman dengannya dengan menunjukkan wajah memelas. Namun, tetap saja masih ada yang mengganjal di hati Rangga. Dia rasanya ingin menangis kala membayangkan Rachel berumah tangga dan akan melupakan dirinya. Rangga mengutuk waktu yang cepat berlalu. Dia ingin kembali ke masa lalu, di mana dirinya masih menjadi ayah dari ketiga anak-anak yang masih lugu dan tak mengenal cinta kepada law
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
3839404142
...
45
DMCA.com Protection Status