Semua Bab Istri Tuan Muda Lumpuh: Bab 51 - Bab 60
224 Bab
51. Kapan Aku Bisa Mengatakannya
Senyum Kimberly merekah setelah dirinya selesai berkuda. Sudah lama dia tidak melakukannya dan ada kebahagiaan tersendiri setelah akhirnya dia bisa berkuda, melepas kerinduannya selama ini.Senyumannya lenyap ketika dirinya membuka pintu rumah dan mendapati tatapan tajam dari suaminya.“Dari mana saja kamu?” tanya Richard dingin.“Aku pergi berkuda bersama Axton,” jawab Kimberly jujur.“Kenapa kamu terlihat sangat dekat dengan pria itu? ada hubungan apa di antara kalian?” pertanyaan Richard terdengar seperti tuduhan bagi Kimberly.“Sama sepertimu yang tidak melakukan hal yang tidak pantas bersama Carra, aku pun tidak melakukan hal yang tidak pantas bersama Axton.”“Tapi Axton menyentuhmu, dia mengangkat tubuhmu dan mendudukkanmu ke atas kuda. Aku tidak suka ada pria lain yang menyentuhmu seperti itu,” tuntut Richard.“Aku juga tidak suka kamu pergi dengan wanita lain apalagi bersama Carra, cinta pertamamu itu. Jika kamu tidak suka ada yang menyentuhku dan mengajakku berkuda, kenapa bu
Baca selengkapnya
52. Kesabaran Menipis
Kimberly tertawa senang ketika Richard mengajaknya berkuda setelah percintaan panas mereka pagi itu. Keduanya masuk ke hutan lindung yang dekat dengan peternakan, menyusuri sungai dan menjelajahi hutan dengan kuda milik peternakan Jackson.“Aku baru tahu jika kamu pintar berkuda,” puji Richard penuh kekaguman.“Kamu harus banyak berinteraksi denganku agar mengenalku, selama ini kita hanya rajin berinteraksi di atas ranjang,” sindir Kimberly yang membuat Richard terkekeh.Pria itu kemudian mengajak Kimberly turun dari kuda dan duduk di bukit kecil yang ada di tengah hutan, menikmati pemandangan indah di seberang barat hutan, sekalian menunggu matahari yang mulai turun untuk beristirahat setelah seharian menyinari dunia.“Apa yang belum aku ketahui darimu?” tanya Richard sambil merangkul Kimberly.“Aku suka berkuda, papa dan mama memasukkanku ke klub berkuda saat tahu kesukaanku,” jawab Kimberly.“Pantas saja kamu mahir berkuda ternyata kamu masuk sebuah klub berkuda. Aku juga tidak men
Baca selengkapnya
53. Kematian Menjemput
Kimberly masuk kembali ke rumah, berjalan menuju meja makan dan menatap masakan yang tersaji di sana yang sudah mulai dingin dengan tatapan nanar. Masakan spesial yang dia buat dengan penuh cinta, kini terasa sia-sia saja, bahkan Richard tidak sempat memakannya.Mendengar ultimatum dari Richard, tidak mungkin dia kembali ke kota seorang diri karena itu berarti dia tidak menghormati dan menghargai Richard sebagai suaminya. Dia pun memutuskan untuk mengalah dan menunggu Richard pulang untuk bicara.Tidak ingin tenggelam dalam kekecewaan dan kegelisahan yang melanda hatinya, dia memutuskan untuk jalan-jalan keluar rumah, menikmati pemandangan indah di Woodstock sambil menenangkan diri sehingga nanti bisa menghadapi Richard dengan kepala dingin.Langkahnya terhenti ketika dia tiba di tepi jembatan yang melintas di atas sungai besar yang mengalir di tanah peternakan Hogan dan Jackson. Matanya menatap dua peternakan yang saling berhadapan, tampak ada persaingan di sana, mungkinkah itu yang
Baca selengkapnya
54. Kesempatan Kedua
“Tuan ... Tuan ... !” seseorang menggedor pintu rumah Axton dengan keras.Axton yang sedang sibuk menghitung pembukuan peternakan, menutup laptop dan membuka pintu untuk orang itu. Terlihat seorang pemuda, salah satu pekerjanya di ladang datang dengan nafas terengah.“Ada apa? apakah ada masalah dengan peternakan?” tanya Axton memastikan kondisi hewan ternaknya.“Peternakan Anda baik-baik saja, tetapi Joseph sedang terlibat masalah besar,” ujar pemuda itu.“Masalah apa lagi? senang sekali dia membuat masalah,” geram Axton.“Dia menemukan seorang wanita yang hanyut di sungai dan merawatnya di rumah tanpa memberitahukan kepada petugas berwenang. Lalu ada orang asing yang tidak dikenal mencari ciri-ciri wanita yang sama persis dengan wanita yang ditolongnya. Joseph khawatir jika pria itu seorang polisi dan dia takut dituduh menculik wanita itu dan dipenjara. Jadi dia menyembunyikan wanita itu,” terang pemuda itu.“Bagaimana keadaaan wanita itu sekarang? bawa saja dia ke kantor polisi dan
Baca selengkapnya
55. Konsekuensi Atas Sebuah Keputusan
“Benarkah ini kamu, Carra?” ucap Axton sambil memeluk erat tubuh Kimberly.Kini dia merasakan keterikatan dengan Kimberly, hal yang tidak dia dapatkan dari wanita yang selama ini mengaku sebagai Carra.“Bagaimana keadaan papa dan mama? Aku melihat tubuh mereka penuh dengan darah,” tanya Kimberly dengan ingatan yang masih bercampur sehingga belum sadar jika orang tuanya sudah meninggal.Axton melepaskan pelukannya dan menangkup wajah Kimberly. Matanya menatap wanita itu dengan tatapan sendu. “Papa dan mama sudah meninggal puluhan tahun yang lalu dan kamu menghilang untuk waktu yang sangat lama.”Tubuh Kimberly seketika gemetar, tangisannya pecah mengingat semua kecelakaan yang menimpa dirinya dan orang tuanya.“Tenangkan dirimu! aku akan memanggil dokter. Kamu sudah tidur terlalu lama,” ucap Axton hendak pergi, namun Kimberly menahan kepergiannya.“Jangan tinggalkan aku sendiri, aku takut.”“Kamu aman di sini. Tidak ada yang akan melukaimu,” Axton berusaha menyakinkan Kimberly, namun K
Baca selengkapnya
56. Terluka karena Melindungi
Richard termenung di penthouse ditemani sebotol wiski. Wajahnya kusut dengan rambut yang mulai tumbuh di wajahnya dan dia sama sekali tidak berniat membersihkannya.Hatinya kosong dan hidupnya terasa hampa karena kehilangan istrinya. Berkali-kali dia mencoba menghubungi Kimberly tetapi nomornya tidak terhubung. Benarkah pertengkaran mereka yang sepele membuat wanita itu meninggalkannya?“Sepele?” gumam Richard lirih.Pikiran lain terlintas di kepalanya. Apakah untuk seorang wanita, apa yang dia perbuat adalah hal fatal yang tidak termaafkan? Tidakkah cukup bagi Kimberly setelah dirinya mengatakan jika hanya wanita itu yang bisa menyentuhnya? bahkan Carra tidak berarti lagi baginya.Segala pemikiran tentang Kimberly benar-benar membuatnya pusing dan menyita seluruh pikiran dan tenaga. Hal yang tak pernah terjadi dalam hidupnya.Pekerjaan seberat apapun masih bisa dia tanggung. Perselisihan antara dirinya dengan Johana pun masih bisa dia kendalikan, namun urusan Kimberly membuat duniany
Baca selengkapnya
57. Sama-sama Terluka
Beberapa hari setelah kedatangan Richard, Kimberly mengurung diri di kamar. Dia hanya duduk termenung dengan tatapan kosong menatap keluar jendela dengan pikiran yang melayang entah kemana.Bahkan ketika Axton masuk ke kamar itu membawakan makanan, Kimberly tidak menyadarinya.“Seharian kamu tidak makan, makanlah sedikit sup hangat ini,” suara Axton berhasil membuat Kimberly mengalihkan tatapannya dari jendela.“Aku tidak lapar,” tolak Kimberly.“Meski kamu tidak lapar, tetapi kamu harus tetap makan. Ingat janin yang ada di dalam kandunganmu, dia butuh nutrisi untuk tumbuh dan berkembang,” bujuk Axton dengan lembut.Kimberly kemudian mengusap perutnya yang masih rata dengan pikiran yang menerawang jauh, membuat Axton bersuara kembali untuk membawa pikiran Kimberly pulang.“Jangan biarkan dirimu sakit! anakmu butuh rasa aman dan perhatian darimu. Dia bisa merasakan apa yang kamu rasakan saat ini. Jika kamu sedih, maka anakmu juga akan merasa sedih.”Perkataan Axton membuat Kimberly men
Baca selengkapnya
58. Hanya Ingin Rasa Aman
Setelah tiga hari di rawat di rumah sakit, seminggu kemudian Richard sudah kembali bekerja. Dia masih berkutat dengan pekerjaannya yang menumpuk ketika pintu ruang kerjanya terbuka dengan kasar.Richard menegakkan wajah untuk melihat siapa orang yang sangat tidak sopan yang berani masuk ruangannya tanpa mengetuk pintu. Rahangnya mengeras dengan senyum sinis terkembang di bibir, mengetahui siapa yang datang.“Tidak heran jika kamu yang datang, orang lain tidak ada yang sepertinya yang tidak punya rasa sopan santun saat bertamu,” sindirnya pada ibu tirinya.“Aku mendengar dari pengacara keluarga jika kamu sedang mengurus perceraianmu dengan Kimberly, apa yang terjadi? Bukankah rumah tanggamu baik-baik saja selama ini?” cecar Johana.“Rumah tangga papa dan mama juga baik-baik saja sebelum kamu datang dan menghancurkan kebahagiaan kami. Kini aku dan Kimberly tidak ada bedanya dengan kalian,” balas Richard sambil kembali berkutat pada pekerjaannya, tidak peduli dengan kehadiran Johana.“Ak
Baca selengkapnya
59. Kecurigaan Johana
Beberapa hari setelah kedatangan Johana, apa yang dikatakan wanita itu benar terjadi, surat perceraian dari Richard datang dan kini Kimberly memegangnya dengan hati yang hancur. Matanya menatap nanar surat yang ada di tangannya, air matanya kemudian jatuh ke dokumen yang harus ditandatangani olehnya.“Beginikah akhir dari kisah kita? Pernikahan yang seharusnya kita jaga dengan baik ternyata tidak bisa kita pertahankan. Aku tidak punya kekuatan untuk melindungi anak kita, hanya ini yang mampu aku lakukan untuk melindunginya. Aku tidak ingin kehilangan anakku seperti Johana kehilangan anaknya,” Kimberly bicara pada dirinya.Dengan tangan gemetar, Kimberly menandatangani dokumen perceraiannya lalu menyerahkannya pada Axton.“Apakah kamu baik-baik saja?” tanya Axton mengkhawatirkan adiknya.Kimberly menggeleng pelan menjawab pertanyaan kakaknya. “Bagaimanapun aku harus kuat bertahan demi anakku.”“Apa yang bisa aku lakukan untuk meringankan sedikit bebanmu?”“Entahlah, bahkan aku sendiri
Baca selengkapnya
60. Rahasia yang Ingin Diungkap
“Apakah dia sudah pergi?” tanya Kimberly menyambut kakaknya saat masuk ke kamarnya.“Ya, Johana sudah pergi,” jawab Axton.“Apa yang dia inginkan? Kenapa dia datang lagi ke sini? bukankah aku sudah bercerai dengan Richard? aku tidak memiliki hubungan lagi dengan keluarga Jackson,” ujar Kimberly yang kini sudah merasa putus hubungan dengan orang-orang yang dulu sangat dekat dengannya.Awalnya Axton tampak ragu, tetapi dia kemudian mengulurkan undangan yang Johana berikan kepada Kimberly.“Richard akan menikah dengan Carra. Dia mengingatkanmu jika ini adalah kesempatan terakhir bagimu untuk kembali bisa kembali kepada Richard dan mempertahankan hubungan yang sempat terjalin sebelumnya.”“Menikah dengan Carra? secepat itu?” ucap Kimberly memastikan apa yang dia dengar sambil mengambil undangan tersebut dari tangan Axton.“Ya, mereka akan menikah,” ulang Axton.Kimberly duduk lunglai di pinggir ranjang dengan hati yang hancur. Mereka memang sudah bercerai, namun perasaan dirinya pada Rich
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
23
DMCA.com Protection Status