All Chapters of Mencuri Hati Mantan Suamiku: Chapter 21 - Chapter 30
92 Chapters
Chapter 21 Rahasia Terdalam Dalam Hati
Ia berjalan penuh antusiasme bersama Kate. Elena lalu memberi isyarat pada stafnya untuk membuka pintu. Dengan senyuman lebar, ia memasuki ballroom. Pandangannya beredar menyapu para tamu. Ia berkeliling bersama Kate, menyambut satu persatu tamu undangan. “Terima kasih telah menghadiri undangan kami.” “Justru kami yang berterima kasih, karena Anda mengundang kami dalam peluncuran produk baru.” Kate mundur ke belakang panggung. Setelah berbincang sejenak dengan staf beberapa saat, ia segera naik ke panggung. “Selamat malam hadirin sekalian. Pertama, kami ucapkan terima kasih atas kesediaan Anda menghadiri acara grand launching produk parfum baru kami. Kedua, sesaat lagi akan ada sambutan dari CEO kebanggaan kami, Elena Cartwright. Kami harap Anda sekalian memberi perhatian karena nama produk baru kami akan kita ungkap saat itu. Acara selanjutnya adalah demo dan silakan Anda semua mencoba tester dari kami. Varian dari produk utama hari ini. Saya selaku pemandu acara hari ini mengh
Read more
Chapter 22 Suramnya Sebuah Obsesi
“Aku hanya mampir. Boleh, kan?” Alexa menjawab dengan nada santai. Wanita itu memakai gaun mahal, yang Elena tahu dari desainer terkenal, Alexander McQueen. “Kau tidak bisa mampir sembarangan di event ini. Dari siapa kau mendapat undangan masuk?” Elena menghadap ke arah Alexa. Wanita itu hanya menatap Drake dan mengabaikan Elena sepenuhnya. “Kenapa kau kemari?” tanya Drake seraya menyesap champagnenya. “Tentu saja untuk menemuimu.” Elena melirik ke arah Kate yang juga terkejut. Hanya dengan isyarat mata, Kate segera pergi. “Untuk apa menemuiku lagi? Tak ada gunanya, Alexa.” Drake meletakkan gelas champagnenya. Lalu, menatap ke arah Elena yang diam di tempatnya. “Aku tahu kau pasti masih mencintaiku, Drake. Kau hanya dibutakan sesaat dan tertarik pada Elena. Tapi, akulah yang selalu ada di hatimu.” “Kau tahu dari mana? Apa kau semacam paranormal?” Dengan nada geli Elena turut berkomentar. Drake menahan tawanya. Usaha Alexa benar – benar memaksa. “Kau salah, Alexa. Elena, a
Read more
Chapter 23 Serangan Awal
Elena pasrah mengetahui dirinya jatuh dari ketinggian 2 meter lebih. Semua terjadi begitu cepat. Novel yang baru saja berhasil ia raih justru terlepas dari tangannya. Bruukk. Elena mendarat juga akhirnya. “Usaha yang buruk, Elena. Tangganya sudah rapuh.” “Drake!” pekik Elena kaget. Pantas saja ia tak merasa sakit saat mendarat. Bukannya di lantai, ia justru mendarat di tangan Drake. Pria itu tak segera menurunkan Elena. Ia terus berjalan ke arah kursi di dekat pintu masuk, lalu menurunkan Elena di sana. “Sejak kapan kau ada di sini?” “Sejak tadi. Saat terbangun, aku melihatmu saat berkeliling.” “Jadi, kau tidur di sini sejak tadi?” “Ya, aku sedang membaca koran lalu tertidur di situ.” Drake menunjuk ke arah karpet. Pria itu tertidur di atas karpet begitu saja. Elena mengamati wajah Drake yang tak tampak lelah, mungkin karena sempat tertidur sebentar. Wajahnya terlihat lebih segar. “Bukuku.” Elena baru ingat jika novelnya tertinggal di tempatnya terjatuh tadi. Ia bangkit da
Read more
Chapter 24 Rumor Dalam Tipu Daya
“Jaga mulutmu, Alfred.” Elena memberi peringatan seraya melihat sekitar. Hampir semua menatap mereka. Kate sudah selangkah lebih dekat di depan Alfred. “Pria yang bermulut seperti wanita,” olok Kate pada Alfred. Pria itu menatap tajam ke arah Kate. “Jangan ikut campur, Kate.” “Kenapa tidak? Aku tahu fakta yang terjadi. Lebih baik kau diam saja.” Mendadak Alfred menarik lengan Kate dengan kasar. Membuat Elena melangkah maju dan mencengkeram lengan Alfred balik. Tapi, Kate tampak santai saja. “Biarkan, Elena. Inilah Alfred yang sesungguhnya.” Kate tersenyum seraya menyampaikan kalimat dengan nada sindiran. Sikap kasar Alfred tak membuatnya terkejut. “Lepaskan tangan Kate!” hardik Elena dengan suara lirih. “Wanita kurang ajar ini ....” “Lepaskan atau kau masih mau semua orang menatapmu sekarang?” Kate berkata dengan lebih keras. Ia tahu betul, sejauh mana Alfred bertindak. Jika ingin, pria itu pasti akan membunuhnya di tempat tertutup. Setelah menatap tamu – tamu lain yang
Read more
Chapter 25 Tempat Pelarian
“Kenapa kau bisa ada di sini?” Bibir Elena setengah terbuka kala melihat pria yang berdiri di sampingnya. Pria itu lalu duduk dengan santai di kursi sebelahnya. “Barnya dekat dengan kantorku. Mobilku berpapasan dengan mobilmu tadi.” Drake memesan minuman seperti biasa. Sang bartender segera mengerti lalu membuatkan sesuai pesanan. “Kau sering kemari?” “Tanyakan saja padanya.” Drake memberi isyarat ke arah bartender yang tersenyum saat Elena bertanya dengan tatapannya. “Dia sering kemari, Nona. Tapi, kami tak pernah bosan.” “Tentu saja, karena aku selalu membeli yang mahal.” Bartender itu mengangguk setuju. Elena kembali menatap cocktailnya. “Jadi, kau masih sering kemari.” “Ya, kau masih ingat tempat ini juga, Elena.” “Sejak pertama kali kau ajak kemari aku menyukai cocktailnya.” “Lalu, kenapa tidak kemari lagi?” Elena menggelengkan kepalanya sejenak sebelum menyesap cocktailnya, lalu meringis. Minuman ini memang terlalu keras untuknya. “Mungkin, karena tak ingin berte
Read more
Chapter 26 Ambisi Yang Tak Terkendali
“Apa mungkin selama ini Alexa membenciku karena hal terkait kehamilannya?” “Elena, kau tidak membunuh anak siapa pun. Aku akan menyelidiki hal ini.” “Drake, apa kau tidak merasa bersalah jika semua perkataannya benar?” “Tidak, karena bukan itu yang terjadi.” “Kau yakin?” “Sangat yakin. Aku ingin lihat sejauh mana dia bisa membuat dokumen palsunya.” “Apa maksudmu?” “Publik akan menekannya untuk memberikan bukti kehamilan dan kapan ia kehilangan anak itu. Jika tak punya bukti, ia mungkin akan memalsukan surat dari dokter atau pun memunculkan aktor untuk mendukungnya. Seseorang dari medis yang mungkin bisa memberikan wawancara dan pernyataan sesuai keinginan Alexa. Mulai detik ini, segala gerakannya akan penting.” Drake meraih ponselnya lagi. Ia menelepon sekretarisnya. Pria itu beranjak dari duduknya, sementara Elena mengamatinya. “Awasi Alexa setiap detik. Kirim berapa pun orangnya untuk melakukan ini. Waktu terpenting untuk melihat kebohongan apa lagi yang ia akan lakukan.”
Read more
Chapter 27 Sikap Tak Biasa
Elena menaiki tangga dengan langkah cepat. Niatnya untuk makan malam urung begitu staf mansion memberitahunya jika Drake sudah pulang setengah jam lalu. Waktu Elena sedang mandi. Waktunya tepat, pria itu mungkin sudah selesai mandi. Elena berdiri di depan pintu kamar Drake. Setelah mengetuk pintu beberapa kali dan tak ada jawaban, ia mencoba mendorong sedikit pintu itu dan terbuka. Elena perlahan masuk ke dalam lalu menutup pintunya lagi. Ia berbalik seraya memanggil nama Drake. Berjalan perlahan menuju kamar mandi. Mendadak pintu kamar mandi terbuka. “Drake, Carl bilang ....” Kalimat Elena terhenti ketika melihat Drake bertelanjang dada dan hanya memakai handuk di bagian bawah. Sama seperti waktu mereka di hotel beberapa waktu lalu. Dengan santai pria itu melengang melewati Elena yang terdiam di tempat. “Carl bilang apa?” Drake sama sekali tak memprotes Elena yang langsung masuk ke kamarnya. Elena menelan ludah ketika berbalik. Mengamati Drake yang mengeringkan rambut basahn
Read more
Chapter 28 Ketenangan Dalam Kesepian
Suara berisik semakin terdengar. Demikian pula dengan suara ketikan di laptop yang semakin jelas. Pernyataan Elena untuk menuntut Alexa di jalur hukum merupakan informasi penting. Pernyataan selanjutnya, giliran Drake. “Poin ketiga, klaim bahwa saya sengaja meninggalkan Alexa dan bayinya, itu tidak benar. Ada dua alasan saya meninggalkannya. Pertama, karena saya telah berstatus suami Elena saat itu. Elena sudah berbaik hati mengerti dan menunggu dengan sabar saya memutus kontak sepenuhnya dengan Alexa. Hingga saat saya memilih istri saya, Alexa tidak dalam keadaan mengandung. Bukti dokumen yang menyatakan kehamilannya sebelum pernikahan kami, itu palsu. Saya akan menunjukkan bukti rekaman cctv beserta pernyataan tim medis yang ia suap.” Keriuhan semakin jelas. Setelah dilanjutkan sesi penjelasan tim hukum dan tanya jawab wartawan, konferensi itu pun diakhiri. Elena dan Drake pulang ke mansion dengan dua mobil berbeda. Begitu sampai, Elena bergegas pergi ke kamarnya. Berendam air h
Read more
Chapter 29 Luka yang Tersimpan
Entah berapa lama Elena larut dalam permainan yang ia mulai sendiri. Matanya seketika terbuka. Ia menghentikan apa yang dia mulai, mengikuti nalurinya. “Drake, aku ... harus berhenti.” “Tak apa.” Drake menyatukan keningnya dan kening Elena. Merasakan setiap embusan napas diiringi semilir angin malam. Meski sedingin itu, wajah Elena memerah. Ia yang memulai lebih dulu, tapi, ia sendiri yang merasa malu dan canggung. Elena melihat senyum lebar Drake. Pria itu tak melakukan apa pun selain membalas ciumannya saja tadi. Saking malunya, ia harusnya segera berlari ke kamar. Tapi, yang terjadi justru sebaliknya. Elena sendiri tak mau menarik diri dari Drake. “Lembut dan manis,” ucap Drake lirih. “Apa?” Drake tak menjawab, ia hanya terus tersenyum. Elena lalu menarik diri, memberi jarak dengan Drake. “Aku ingin tidur sekarang. Selamat malam, Drake.” “Tidur saja di sini. Katanya bosan di kamar.” Elena sudah berdiri dari posisinya. Bagaimana mungkin ia bisa tidur di sini kalau ada
Read more
Chapter 30 Keinginan Terpisah Jarak
Drake pulang tepat waktu hari ini. Ia bergegas ke lantai dua. Usai mengetuk – ketuk pintu kamar Elena dan tak ada respon sama sekali, ia turun lagi. Kali ini ia berjalan menuju dapur.“Apa Elena belum pulang?” tanya Drake pada salah seorang staf.“Nona bilang tidak akan pulang hari ini.”“Kenapa?”“Nona Elena ada perjalanan bisnis ke Newcastle, Tuan.”“Baiklah, terima kasih.” Melangkah lebar menuju ke ruang utama, Drake segera memanggil Will. Drake mengernyitkan keningnya sesaat.“Kau tahu jika Elena ke Newcastle?”“Maaf, tidak.” Drake meraih ponsel di sakunya. Ia segera memencet tombol panggil untuk nomor Elena. Tak ada jawaban. Drake menghubungi Carl. Panggilannya tersambung.“Apa kau dan Elena di Newcastle sekarang?”“Ya, Tuan.”“Kenapa kau tak mengatakannya padaku?”“Maaf, saya kira Nona Elena sudah memberitahu Anda.”“Apa yang ia lakukan di sana?”“Rapat dan mengawasi cabang di sini selama dua malam.”“Dua malam?”“Ya, itu yang Nona katakan padaku.”“S
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status