All Chapters of Bos Aroganku Ternyata Suami Dadakanku: Chapter 51 - Chapter 60
78 Chapters
Kiss
Leona masih bergeming, membiarkan Nathan terus menikmati setiap inci tubuh miliknya. Bahkan dia bisa mendengar deru nafas Nathan yang kian memburu. Tangan jahil itu mulai bergerak menuju tempat yang tidak seharusnya."Mas?" Lirihnya pelan setengah menikmati. Netranya masih terpejam. Dia ingin menolak tapi terlalu sayang untuk dilewatkan. Apalagi semakin hari suaminya semakin pandai membuatnya lupa dunia."Kenapa sayang?" Nathan masih pemanasan. Entah apa yang sedang pria itu lakukan hingga sesekali wanita cantik itu mengeluarkan rintihan kenikmatan yang tiada tara."Kenapa kamu nekat melakukannya, mas?" Masih memejamkan mata."Oh, jadi kamu tak suka kalau aku sentuh-sentuh begini?" Entah apa yang sedang Nathan sentuh tapi sukses membuat Leona melenguh.Pasangan suami istri itu sudah tak kenal malu meskipun sudah kepergok Joshua. Bahkan saking terlalu senangnya, keduanya terlihat lupa jika sedari tadi adegan mereka sedang terekam oleh kamera CCTV yang bekerja di ruangan Nathan."Bukann
Read more
Nikmat Mana Lagi Yang Mau Didustakan
Beberapa menit kemudian ...Nathan berhasil melepas seluruh pakaian Leona tanpa sisa. Pria berseragam kantoran itu nekat ingin melakukannya tanpa dosa di dalam kamar mandi kecil di ruangan tersebut."Ya ampun, mas. Aku pikir kamu hanya bercanda." Leona menyilangkan kedua tangan di depan dada karena malu."Lepaskan, sayang?" Nathan berusaha menarik lengan istrinya."Aku malu, mas.""Kenapa harus malu? Aku bahkan sudah melihatnya, sayang?""Aish, mas. Ini terlalu terang?" Leona tak biasa bermain di tempat yang terangnya sampai buat mata silau. Dia lebih nyaman dengan lampu yang remang-remang seperti yang sudah pernah mereka lakukan biasanya."Oh, ternyata kamu sukanya main gelap-gelapan?" Nathan tersenyum."Bu-bukan gitu, mas.""Ya terus?" Nathan pura-pura tak tau."Pokoknya aku malu, mas. Ini terang banget sumpah." Wanita itu masih mengedarkan pandangan di sekelilingnya. Tentu dengan tangan yang masih belum lepas dari menutupi aset berharganya yang sintal ituNathan terkekeh melihat ti
Read more
Tanpa Judul
"Sayang? Kamu langsung ke ruangan saja, ya?" Instruksi Nathan lembut."Kamu mengusirku, mas?" Leona cemberut manja. Dia sudah tidak malu lagi memamerkan kemesraan di depan Joshua. Anggap saja ini wujud keseriusan bahwa hati Leona memanglah hanya untuk Nathan seorang."Bukan begitu, sayang? Tapi ini urusan lelaki. Kamu bisa mengerti kan? Kamu tidak marah, kan?" Nathan mengelus lembut puncak kepala istrinya sambil mengecup singkat kening wanita itu.Leona akhirnya mengangguk dengan senyuman yang terbit di wajah. "Baiklah. Tapi jangan lama-lama ya, mas? Ya, ya, ya?""Iya, sayang?" Nathan tersenyum tampan. "Jangan lupa pertimbangkan saranku tadi, ya?" Bisiknya pelan tepat di samping telinga."Oke." Leona mengangkat ibu jarinya ke udara.Memastikan istrinya pergi, kini atensi Nathan baru beralih pada sesosok pria yang sejak tadi mematung."Mau apa lagi, Jo?" Datar.Bukan menjawab. Pria itu malah mengepalkan tangan. Sudah sejak lama Joshua menahan amarah melihat kedekatan pasangan suami ist
Read more
Ngambek
Keluar kantor, Nathan tetap masih menggendong Leona di punggung. Pria tampan itu sama sekali tidak peduli dengan beberapa pasang mata yang saling lirik memandang keduanya."Mas?" "Hm." Masih fokus menggendong."Kamu nggak malukah?" Lirih Leona pelan."Kenapa harus malu? Kamu istriku, sayang?""Tapi nggak harus pakai cara gini juga kali, mas. Aku masih kuat jalan, kok." "Nggak, pokoknya aku mau gendong kamu, sayang. Biarin aja apa kata orang." "Ternyata mas bisa bucin juga, ya?" Leona cekikikan senang."Lho, kalau bucinnya sama istri sendiri nggak papa dong, sayang? Yang penting nggak bucin sama istri orang." "Iya, deh. Percaya. Makin hari cintaku ke mas Nathan makin tambah besar kalau kayak gini terus.""Sebesar apa?""Eum..., nggak bisa diukur mas.""Kita mau makan ke mana, sayang?" tanya Nathan setelah memasukkan Leona ke dalam mobil. Lanjut memasangkan seatbelt untuk istrinya tercinta agar tetap aman terkendali."Ke mana aja, mas. Asal makannya sama kamu aku pasti setuju aja."
Read more
Pasar Malam
Malam menjelang, Nathan menepati janjinya untuk membawa sang istri naik suatu wahana bernama perayu ayunan. Di mana lagi kalau bukan pasar malam? Tapi sialnya, sudah hampir sejam lebih ketika Nathan mengemudikan mobil, tak satu pun tempat yang dia lihat memancarkan sinar-sinar rembulan.Ralat, cahaya lampu yang bersinar sampai ke langit ke tujuh seperti pada pasar malam kebanyakan.Nathan meremas kuat stir mobil yang sedang melaju pelan membelah jalanan Ibukota. Hatinya kesal karena tak kunjung menemukan tempat yang menggelar pasar malam untuk memenuhi keinginan ngidam Leona."Mas?" Leona menoleh untuk melihat wajah Nathan yang terlihat kesal."Hm.""Kamu okay?""Aku hanya sedang bingung saja, sayang. Kita udah cari pasar malam ke mana-mana tapi nggak nemu-nemu." "Eum. Terus gimana, mas?" "Kamu pingin naiknya sekarang banget apa, yang? Nggak bisa ditundakah?"Leona menggeleng lemah. Wajah cantik yang semula selalu mengembangkan senyum ceria mendadak lesu karena harapannya yang seola
Read more
Double Date
"Apa?" Nathan terkejut setengah tewas. Jantungnya berpacu lebih cepat dari sebelumnya. Refleks, ia pun mendekap istrinya yang masih shock dalam pelukan untuk memberi ketenangan."Mas?" Lirih Leona dengan netra terpejam.Nathan mengelus-elus puncak kepala Leona lembut, ia sendiri masih enggan menoleh ke belakang karena takut juga dengan sosok misterius bernama hantu.Alhasil, dia hanya bisa diam sambil memelototkan mata tajam pada Arman yang kini malah sedang cekikikan belike kuntilanakGkgkgkgkgk"Napa lo ketawa, kampret?" Nathan tak terima. "Lo ngatawain gue, hah?""Mana ada hantu di jaman canggih begini, Nath."Merasa di prank, Nathan memberanikan diri untuk menoleh ke belakang usai melepas pelukan sang istri. Dan ternyata, sosok yang dikira akan menghantuinya kini telah berubah wujud menjadi gadis cantik."Sayang? Hantunya udah pergi." Nathan mengapit pipi Leona lembut. Perlahan, wanita hamil itu pun membuka netranya. "Serius, mas? Tapi kenapa Arman bilang hantunya ada di belakang
Read more
Jungkat Jungkit
"Kok kamu malah bawa aku ke sini, mas?" Leona cemas melihat Nathan yang malah membawanya masuk ke minimarket, tak jauh dari lokasi pasar malam."Katanya kamu mau pipis, sayang?" Pria itu menurunkan Leona dari gendongannya setelah sampai di dalam minimarket.Beberapa orang yang ada di sana ikut senyum-senyum melihat pasutri yang selalu terlihat mesra tanpa kenal tempat."Harusnya kamu antar aku ke kamar mandi, mas. Bukan malah ke minimarket, huft!" Leona mengatur napasnya pelan sambil celingukan tak nyaman."Mas mau beliin kamu pampers, sayang." Lanjut cekikikan hingga membuat istrinya melotot."Kamu suruh aku pakai pampers, mas pikir aku bayi apa?" Tak terima Leona. Wanita itu mengerucutkan bibir dengan kedua tangan terlipat di depan dada"Berchandya, sayang?"Tanpa pikir panjang, pria tampan itu langsung menarik lengan Leona dan membawanya masuk ke sebuah ruangan gelap di toko itu."Mas. Ini gudang? Kalau ada yang liat gimana?""Stuttts. Bukan gudang, sayang. Kita mau ke kamar mandi.
Read more
Kejanggalan
Leona dan Nathan sudah sampai di rumah sekitar jam 11 malam. Kini, keduanya sedang berada di kamar dengan tubuh terlentang di atas kasur. Netra Leona menatap pada langit-langit kamar yang bercahaya oleh temaram lampu tidur yang sudah menyala sedari tadi.Sebenarnya dia sudah lelah dan ingin langsung tidur. Namun ketika mengingat obrolan Pak Dirga yang tak sengaja bertemu saat di minimarket tadi membuat wanita cantik itu jadi tak tenang."Sayang?" Panggil Nathan lembut, menoleh pada empunya yang sedang melamun. Dia tau istrinya tak bisa tidur karena memikirkan kalimat Pak Dirga."Hm.""Kenapa kamu nggak langsung tidur? Katanya tadi capek. Atau pengin mas cas lagi?" Ledek Nathan. Nada bicaranya sangat lembut. Dia hanya ingin menghibur sang istri agar tak terus menerus mengingat perkataan Pak Dirga."Nggak, mas. Aku nggak mood.""Nggak boleh gitu, sayang. Kamu tau? Dalam agama, jika seorang suami meminta begituan sama istrinya, maka wajib hukumnya bagi istri untuk melayani. Kalau nolak,
Read more
Random
Ingin abai, tapi penasaran. Itulah perasaan Leona saat ini yang masih menunggu kedatangan Nathan dari dapur.'Kamu lagi ngapain sih, mas?' Gumam Leona sambil mondar mandir belike setrikaan jadul. Sesekali netra itu melirik ke arah hendel pintu. Namun, sudah lima belas menit berlalu, bos tampan itu masih belum menampakkan batang hidung di depan Leona.'Apa aku susul aja?'Baru saja selangkah ia mendekat ke arah pintu, terdengar suara derap langkah kaki seseorang. Leona tersenyum belike kedatangan paket. 'Dia pasti suamiku?'Ceklek!Ckittttt. Derit pintu terdengar di tengah aktivitas Leona yang sedang pura-pura tertidur. "Kok udah tidur aja sih, sayang?" Nathan mendekat dan duduk di tepi ranjang dengan atensi yang terus menatap wajah cantik Leona ketika tidur."Sayang?" Nathan mengusap-usap pipi wanita itu sangat lembut. "Bangun dulu bentar, yuk! Mas bikinin kamu susu, nih," ucapnya berusaha membangunkan, tapi tak kunjung berhasil."Nyenyak banget tidurnya. Kamu beneran udah bobo apa,
Read more
Penuh Cinta
Satu bulan kemudian ....Nathan sudah siap akan berangkat ke kantor. Pria bersetelan kemeja putih yang dipadukan dengan jas abu-abu terlihat cool dengan dasi yang sudah melingkar di lehernya."Kamu hati-hati di rumah ya, sayang?" Nathan mengecup singkat kening Leona. Wanita yang selalu tampil dengan gaya rambut selalu digerai itu sudah memutuskan untuk resign dari perusahaan setelah mempertimbangkan banyak sisi."Iya, mas."Nathan tersenyum senang, berjongkok di depan perut istrinya yang sudah terlihat membuncit lalu mulai bicara sambil mengelus elus perut itu."Halo anak-anak papa.""Halo, papa." Jawab Leona sambil menunduk"Papa mau kerja dulu, ya? Kalian nggak boleh nakal selama di perut mama. Oke?" Mengacungkan jempol di depan perut."Oke, papa." Bangkit dari jongkoknya, Nathan memandangi wajah Leona penuh cinta."Ngeliatinnya biasa aja, mas?" Saltingnya."Makin hari kamu makin cantik aja sih, sayang?" Jujur Nathan. Aura kecantikan ibu hamil memang bukanlah sekedar mitos belaka.
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status