Bos Aroganku Ternyata Suami Dadakanku

Bos Aroganku Ternyata Suami Dadakanku

last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-19
Oleh:  Nur KhasanahOn going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
84Bab
6.9KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Leona, gadis cantik yang dipaksa menikah dengan Nathan - Bosnya sendiri di kantor yang terkenal dingin dan cuek. Keduanya telah sepakat untuk merahasiakan pernikahannya tanpa terkecuali sahabat terdekat mereka. Namun, kisah satu malam bersama Nathan mampu mengubah semuanya. Tespek positif menjadi masalah baru bagi Leona dalam menyembunyikan rahasia pernikahannya.

Lihat lebih banyak

Bab 1

Dipaksa Minum

Brakk!

Suara gebrakan meja itu membuat Leona berjengit saking kagetnya usai memberikan sebuah tespek yang menunjukkan dua garis merah pada sang suami.

"Apa kau sudah gila?" tanya Nathan. Pria tampan yang baru Leona nikahi tepat sebulan yang lalu karena terpaksa harus menuruti keinginan almarhum Diana - ibu kandung Nathan yang menderita sakit parah selama setahun terakhir.

Beliau menuliskan surat wasiat kepada putra semata wayangnya bahwa Nathan harus menikahi Leona, karyawannya sendiri yang sudah bekerja selama hampir lima tahun di perusahaan Diana Beauty. Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang kosmetik dengan menciptakan serangkaian produk kecantikan bagi kaum hawa.

Menurutnya, hanya Leona yang bisa mendampingi Nathan karena sifatnya yang galak dan grasa grusu.

Si cantik Leona langsung mendongak menatap manik mata milik sang suami sekaligus merupakan bosnya sendiri di kantor.

"Jadi kau tidak mau menerima anak ini?" Seru Leona sambil memegangi perutnya yang masih rata.

Sementara yang diajak bicara hanya terdiam tak menanggapi. Nathan benar-benar tak percaya istrinya bisa sampai hamil. Padahal dia hanya ....

Arghh!

Rutuk pria itu frustrasi. Dia lalu melepas jas navy yang sudah dikenakan dan melemparnya secara asal di atas kasur. Nathan bahkan sudah menggunakan pelindung tetapi kenapa bisa sampai hamil?

Nathan menghela napas panjang dan membuangnya kasar. Masih dalam keadaan marah, pria itu mencoba mendekati Leona yang kini sudah menangis sesenggukan di lantai.

"Kalau bukan karena ibu Diana yang meminta agar kita menikah, aku juga tidak sudi bersanding dengan pria sepertimu di dunia ini, mas. Hiks hiks!"

Nathan melototkan mata. 'Bisa-bisanya dia sempat mengingat-ingat momen pernikahannya dalam situasi seperti ini.' Gumamnya dalam hati.

"Kau pikir hanya kau saja yang menyesal, huh!"

Emosi Leona kembali dibuat memuncak usai mendengar kalimat tersebut dari mulut Nathan. Wanita itu menyeka air matanya dan menatap tajam iris mata milik Nathan.

"Sekarang aku tanya sama kamu. Siapa yang memaksamu meminta melakukan hubungan malam itu, mas?" ujar Leona dengan nada penuh penekanan di setiap kalimatnya. Seketika membuat ingatan Nathan kembali pada momen gila malam itu.

***

"Tuang lagi!" Titah Nathan pada karyawan cantik yang mengenakan dress selutut berwarna merah marun, duduk tepat di samping Nathan dan salah seorang klien.

Mendapat perintah dari sang bos, karyawan yang tak lain adalah Leona itu langsung mengangguk. Diambilnya sebotol anggur merah di hadapannya lalu mulai menuangkan secara perlahan ke dalam gelas Nathan.

"Stop!" Sela Nathan cepat. Pria itu membenarkan posisi duduknya dengan mendekatkan wajah pada Leona, dan itu refleks membuat wanita di hadapannya menjauh.

"Bapak mau apa?"

"Siapa yang menyuruhmu menuangkan minuman itu di gelas saya, hem?"

"Bapak," jawab Leona dengan polos.

Nathan langsung mendecih sembari memutar jengah kedua bola matanya. "Dasar bodoh."

Mata bulat Leona langsung membulat. "Bukannya tadi bapak yang menyuruh saya menuangkan minuman ini ke gelas bapak?" Serunya dengan nada nyolot.

"Apa kau tidak bisa bicara pelan-pelan?" ujar Nathan dengan nada setengah berbisik. Membuat mulut Leona seketika bungkam.

"Maaf, pak." Pasrahnya kemudian.

"Tuang minuman itu ke gelasmu sekarang!" Titah Nathan.

"Apa?" Mata bulat Leona kembali membulat saking kagetnya. Setelahnya menggeleng cepat tanda dia menolak perintah tersebut.

"Kau ya?"

"Saya enggak biasa minum, pak? Bapak tau itu 'kan?"

"Kau pikir saya peduli?" Mata Nathan memicing tak suka. "Demi kelancaran bisnis Diana Beauty. Kau harus minum malam ini sebagai penghormatan kepada klien kita," jelasnya kemudian.

"Ini gila!" Seru Leona hingga refleks berdiri dari tempat duduk dan membuat beberapa pasang mata langsung memfokuskan perhatian ke arah mereka.

"Duduk! Lihat kau jadi bahan tontonan." Nathan langsung menarik lengan wanita itu dan menyuruhnya duduk kembali.

"Tapi saya enggak mau minum, pak."

"Harus mau."

"Enggak." Tegas Leona.

"Minum sekarang atau kupotong gajimu bulan ini," ancam pria itu.

'Ya Tuhan, dosa apa aku di masa lalu sampai harus memiliki suami biadab macam Nathan, astaga!' Batin Leona sembari menepuk jidatnya pelan.

"Kenapa? Kau mau melawan?"

Leona mengangguk. "Tentu saja!" Jawabnya santai. "Bapak tidak bisa memaksa saya melakukan sesuatu yang—."

"Apa kau lupa jika saya adalah bosmu dan kau hanya karyawan biasa, hem?"

Leona melotot. Setelahnya menunduk menatap arloji yang masih setia menempel di lengan. "Ini bahkan sudah lewat jam kantor jika Anda lupa." Tantang Leona dengan nada tinggi.

Beruntung, klien yang sebelumnya bersama di satu meja sedang pergi ke toilet. Jadi Leona tidak perlu merasa malu karena harus menghadapi bosnya yang gila itu.

Nathan terdiam. Membujuk Leona rupanya bukan perkara gampang.

'Dasar keras kepala, huh!' Batin pria itu mulai kesal hingga akhirnya Nathan memilih untuk diam dengan atensinya yang terus memandangi tubuh Leona dari ujung rambut sampai ujung kuku.

Setelan dress selutut berwarna merah marun yang dikenakan wanita itu sangat kontras dengan kulitnya yang putih bersih. Kaki jenjang dalam balutan sepatu pantofel setinggi lima senti semakin membuat penampilan Leona begitu anggun.

Tidak munafik, Nathan mengakui bahwa karyawan yang satu ini memang cantik. Bukan itu saja, dia juga cerdas dengan selalu melaksanakan tugas dan tanggung jawab kantor secara cepat dan tepat.

'Ah, kau ini. Kenapa aku malah jadi menilaimu yang tidak-tidak, sih.' Gerutunya kesal.

Wanita yang telah berstatus menjadi istrinya beberapa hari lalu memang masih tampak canggung melakukan apa-apa bersama. Apalagi pernikahan ini terjadi bukan atas dasar kemauan mereka berdua. Ya sudah, bak kucing dan tikus. Mereka tidak akan pernah akur. Bahkan, keduanya telah sepakat untuk merahasiakan pernikahan mereka di depan publik.

"Kenapa bapak liatin saya seperti itu?" tanya Leona mulai risih melihat iris mata Nathan yang bergerak naik turun.

Tetapi bukannya menjawab, pria itu justru beranjak dari tempat duduk. Pandangannya mengedar menatap ke seluruh penjuru. Sudah begitu sepi. Beberapa pengunjung bahkan sudah berlalu pergi sejak satu jam yang lalu.

Saat melirik arloji, rupanya waktu sudah hampir tengah malam.

'Astaga, di mana Pak Dirga?' Batin Nathan teringat sosok kliennya yang bahkan belum kembali. Tapi masa bodoh, Nathan tidak peduli.

"Ba-bapak mau ngapain?" tanya wanita itu saat melihat bosnya kini berjalan mendekat ke arah Leona.

Tidak ada jawaban yang keluar dari bibir Nathan. Hanya suara derap langkah kaki berbalut sepatu pantofel berharga selangit yang kini mendekati Leona membuat wanita itu mengerutkan dahi.

Semakin dekat, hingga Leona refleks mundur ke belakang dan tanpa ia tahu, tubuhnya terbentur tembok, dan sekarang ia terjebak ketika tubuh besar Nathan justru mengurungnya.

Leona gelagapan. Wanita itu takut, bayangan hal mengerikan seperti bos yang ingin berbuat tak senonoh pada karyawannya, menari-nari di kepala Leona. Meski ia tau, sosok yang berdiri di depannya adalah suaminya sendiri. Apalagi ketika wajah Nathan justru mendekat, dan kini berjarak beberapa senti saja dari wajahnya. Hingga terpaan napas hangat pria itu menyerbu wajah Leona, membuatnya refleks menutup mata, dan hal itu membuat Nathan tersenyum. Mendekatkan bibirnya di depan telinga Leona, lalu berbisik di sana.

"Aku lapar," ucapnya dengan segaris senyuman nakal mengembang di bibir.

Saat itu mata Leona langsung terbuka lebar saking syoknya.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
84 Bab
Dipaksa Minum
Brakk!Suara gebrakan meja itu membuat Leona berjengit saking kagetnya usai memberikan sebuah tespek yang menunjukkan dua garis merah pada sang suami."Apa kau sudah gila?" tanya Nathan. Pria tampan yang baru Leona nikahi tepat sebulan yang lalu karena terpaksa harus menuruti keinginan almarhum Diana - ibu kandung Nathan yang menderita sakit parah selama setahun terakhir.Beliau menuliskan surat wasiat kepada putra semata wayangnya bahwa Nathan harus menikahi Leona, karyawannya sendiri yang sudah bekerja selama hampir lima tahun di perusahaan Diana Beauty. Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang kosmetik dengan menciptakan serangkaian produk kecantikan bagi kaum hawa.Menurutnya, hanya Leona yang bisa mendampingi Nathan karena sifatnya yang galak dan grasa grusu. Si cantik Leona langsung mendongak menatap manik mata milik sang suami sekaligus merupakan bosnya sendiri di kantor."Jadi kau tidak mau menerima anak ini?" Seru Leona sambil memegangi perutnya yang masih rata. Sementara
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-22
Baca selengkapnya
Mulai Gila
"Bapak gila!" teriak Leona sambil mendorong tubuh pria itu menjauh darinya.Sementara si tampan Nathan hanya cekikikan melihat raut wajah ketakutan istrinya yang terlihat menggemaskan. "Kalau bapak lapar ya makanlah! Bukannya malah menyuruh saya minum," sungut Leona dengan raut wajah kesal. Apa dia pikir dirinya adalah makanan lezat siap santap?'Menyebalkan, huh!'Nathan tersenyum tipis. Hal itu tentu membuat Leona bingung. Tidak seperti biasanya Nathan bersikap demikian. Mata Leona mengedar, mencari keberadaan Pak Dirga yang bahkan sudah setengah jam yang lalu tak kembali.Beberapa listrik juga sudah padam. Menyisakan satu lampu di ruangan yang sedang mereka tempati untuk makan malam bersama Nathan. Anehnya, tidak ada seorang pelayan datang mengingatkan kalau memang restorant ini mau tutup.Leona berdecak kesal. Ingin sekali dia segera pergi dari tempat ini. Tetapi tidak mungkin, atau Nathan akan memarahinya "Kau kenapa?" tanya Nathan. Nadanya terdengar serius. Namun masih menampa
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-22
Baca selengkapnya
Ternodai
"Hentikan, Pak!" Seru Leona ketika tangan kekar Nathan mulai menarik resleting baju yang sedang ia kenakan. "Apa bapak sudah gila?"'Kau yang sudah membuatku tergila-gila, Leona,' batin pria itu. Dia bahkan sudah hampir mati karena harus menahan hasrat yang kian memburu. Apa dia pikir selama ini tidur bersama adalah hal yang mudah Nathan lalui? Pria itu bahkan harus mati-matian menahan gejolak rasa yang teramat sulit hanya karena dia tidak ingin menyentuh istrinya sendiri.Kesepakatan sudah dibuat, mereka menikah karena status dan tidak akan pernah membiarkan orang lain tau hal ini. Tetapi kecantikan Leona sungguh membuatnya lupa hingga Nathan hampir gila dibuatnya."Kau tidak lupa dengan kesepakatan yang kita buat sebelumnya 'kan, pak?" tanya Leona saat sukses menggenggam tangan Nathan, menahannya agar tidak melanjutkan aksi yang hendak dilakukan.Deru nafas Nathan kian memburu. Peluh sudah mengalir di pelipisnya. Kancing yang sudah terlepas tanpa sisa, memperlihatkan dada bidang N
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-22
Baca selengkapnya
Satu Mobil Dengan Nathan
Sinar matahari yang keemasan, menyeruak masuk melalui celah tirai. Bersamaan dengan bunyi alarm yang cukup nyaring, membuat Leona terusik dalam lelapnya.Wanita itu membuka mata, mengerjapkannya perlahan. Setelahnya menoleh ke samping, di mana dia dapati Nathan masih meringkuk membelakangi tubuhnya dalam balutan selimut tebal berwarna putih.Masalah semalam belum mereda. Leona menghela napas panjang. Perlahan-lahan, dia bangkit dari kasur dan berjalan ke kamar mandi untuk membasuh muka.Setelah keluar, diliriknya jam yang bertengger di dinding menunjukkan pukul enam pagi. Dia harus bersiap ke kantor sekarang. Tidak peduli seberapa besar masalah yang menghadang. Dia akan menghadapinya.Meski raga rasanya ingin menyerah, namun hari ini. Ada calon malaikat kecil yang tumbuh dalam rahimnya harus ia rawat dan ia jaga dengan sebaik mungkin.Meski dia datang bukan sebagai pengharapan, tapi dia suci dan tidak memiliki dosa. Saat ini ..., bukan karena cinta Leona akan berusaha mati-matian memp
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-22
Baca selengkapnya
Dea Mulai Curiga
Mobil Nathan sudah berhenti tepat di halaman kantor. Bebarengan dengan degup dada yang bertabuh kencang, Leona refleks menundukkan badannya."Apa yang sedang kau lakukan?" tanya Nathan dengan santainya. Membuat Leona ingin sekali menoyor itu kepala Nathan. Tidakkah dia berpikir kalau semua ini gara-gara dia."Pup." Jawab Leona asal."Kau gila? Kalau mau pup di toilet bukan di sini. Apa kau mau tanggung jawab kalau sampai mobilku kotor karena ulahmu yang konyol itu?"Leona memutar jengah kedua bola matanya. Bisa-bisanya dia sepolos itu mempercayai kata-katanya, astaga! Dosa apa aku di masa lalu bisa sampai menikah dengan pria menyebalkan bin keterlaluan macam Nathan ini.Otaknya memang pintar, tapi sifatnya sungguh membuat Leona mungkin akan mati cepat. Wanita itu menghela napas panjang sebelum akhirnya menjelaskan pada Nathan."Aku sedang bersembunyi jika kau tau. Memangnya kau ingin orang kantor curiga kalau sebenarnya kita sudah menikah?" Nathan tertawa cekikikan."Kenapa kau terta
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-22
Baca selengkapnya
Hukuman Nathan Untuk Leona
"Apa kalian tidak punya pekerjaan lain selain mengobrol saat jam kerja?" tanya Nathan dengan kedua alis yang menukik tajam. Satu tangannya di masukkan ke dalam saku celana dengan atensinya yang menatap pada sosok Leona, Dea dan juga Joshua secara bergantian.Tak mau ambil pusing, Joshua yang berada di sana pun lantas pergi usai berpamitan pada Leona."Saya duluan. Le, jangan lupa nanti siang, ya?" Pria itu tersenyum sambil mengedipkan sebelah matanya. Membuat Nathan yang melihat hal itu mendecih tak suka."Ma-maaf, pak. Tadi kami—.""Tidak ada yang menyuruhmu bicara," sergah Nathan mendengar kalimat yang hendak diucapkan Dea. "Dan kau—," menunjuk ke arah Leona, "ikut ke ruangan saya sekarang!" Titahnya.Pria itu langsung berbalik meninggalkan dua karyawannya yang masih berdiri mematung di tempat."Menyebalkan, huh!""Sabar!" Dea menghela napas sembari mengelus punggung sahabatnya lembut. "Kau berhutang cerita denganku.""Hm.""Pergilah! Atau masalahmu akan semakin berat. Kau tau 'kan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-21
Baca selengkapnya
Sedikit Cemburu
Huek huek!"Kamu kenapa, Le?" tanya Joshua saat tengah menikmati makan siang bersama di kantin kantor. Tanpa menjawab pertanyaan sang pria, Leona langsung beranjak pergi menuju toilet yang berada di belakang kantin. Membuka pintu, lalu memuntahkan semua isi perutnya yang membuatnya mual.Sebenarnya sudah sejak tadi pagi Leona merasa tidak nyaman dengan tubuhnya. Tapi wanita cantik itu tetap memaksakan diri untuk masuk kantor. Di sisi lain, Dea yang baru datang ke kantin melihat Joshua dengan raut wajah cemasnya membuat wanita itu langsung menghampiri. "Jo, kamu kenapa? Leona ke mana? Kalian janjian makan siang, kan?" tanya Dea sambil mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru, mencari keberadaan sahabatnya tetapi hasilnya nihil."Dia lagi ke toilet. Kayaknya dia sakit, deh!" Ujarnya."Hah?""I-iya. Soalnya tadi mendadak pengin muntah dianya.""Aku duluan." Pamitnya sambil berlalu pergi."De. Kamu mau ke mana?""Ke Hongkong, ya nyusul Leona lah, aneh."Joshua mengacak rambutnya frustr
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-22
Baca selengkapnya
Pilihan Sulit
"Duduk!" Titah Nathan kepada Leona saat sudah sampai di ruangan. Tetapi sayangnya, karyawan cantik itu menolak tak suka karena bosnya yang pemaksa."Tidak mau.""Siapa yang menyuruhmu makan dengan Joshua?" tanya Nathan tanpa menatap ke arah Leona.Si cantik itu hanya mendecih sambil memutar jengah kedua netranya. "Bukan urusan bapak. Mau saya makan dengan siapapun suka-suka sayalah.""Apa kau melupakan sesuatu?"Wanita itu terdiam."Kau masih istriku, Leona."Leona mendecih. "Saya perhatikan bapak selalu mengingatkan akan hal itu. Asal bapak tau saja, saya tidak pernah lupa dengan status kita ya, pak. Tetapi hal itu tidak berlaku saat di kantor, bukan? Di sini, bapak adalah bos saya dan saya adalah karyawan bapak.""Oh. Mulai berani kau, ya? Kau tidak sadar ya, bukankah kau menolak hukuman tidak digaji selama setahun?" tanya Nathan sambil tersenyum getir ke arah Leona. "Itu artinya ... pilihan kedua menjadi keputusan akhirmu, Leona."Shit!'Sialan! Ternyata Nathan benar-benar serius d
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-23
Baca selengkapnya
Usaha Joshua Mendekati Leona
Nathan tersenyum kecut."Aku serius, Nath," ucap Joshua kemudian. Pria itu berjalan ke arah sofa dan duduk di sana sambil menyenderkan punggung. Menatap segelas air teh dalam gelas yang masih utuh, mengundang tanya bagi Joshua. "Buat siapa? Aku pikir kau masih belum menyukai minuman seperti ini.""Tidak penting itu untuk siapa." Nathan mendecih tak suka. Pria itu melangkahkan kaki menuju jendela. Sengaja membelakangi sahabatnya karena tidak ingin melihat wajah menyebalkan Joshua. "Nath?" Panggil Joshua.Yang diajak bicara hanya menoleh sekilas sambil bergumam pelan."Boleh aku minta bantuanmu?""Katakan!""Buat aku bisa dekat dengan Leona."'Ini gila!' Batin Nathan. 'Kau pikir dia siapa, huft!' "Kau dengar aku bicarakan, Nath?""Yeah.""Ayolah!""Sejak kapan kau menyukainya?""Setahun yang lalu.""Jadi kau putus dengan Klara karena Leona?" Tebak Nathan kemudian berbalik ke arah pria itu. Sahabatnya pernah berpacaran dengan Klara sebelumnya - teman seperkuliahan Joshua semasa dulu.
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-24
Baca selengkapnya
Isi Hati
"Apa-apaan ini," umpat Nathan sembari membanting ponselnya kasar di atas meja. Sebuah foto berhasil masuk melalui pesan yang dikirimkan oleh seseorang hingga membuat emosi Nathan mencuat.Tanpa pikir panjang, Nathan langsung menelpon Leona saat itu juga. "Halo.""Ha-halo, Pak," jawab Leona gugup. Baru juga ditinggal sebentar, sudah langsung menelpon. Menyebalkan."Sedang apa kamu?""Kerjalah, Pak.""Kau yakin?" Nathan memastikan. Sementara Leona langsung menoleh ke samping di mana ada Dea di sana. 'Kenapa?' tanya Dea tanpa bersuara. Tetapi sahabatnya tak menjawab."Yakin, Pak. Ini saya masih mengerjakan laporan yang bapak minta.""Nanti sore pulang bareng saya!" Titah Nathan."Hah?! Tapi, pak.""Tidak terima alasan apapun."Tut.Panggilan berakhir. Nathan memutuskannya secara sepihak. Si cantik Leona hanya mengernyitkan kening bingung."Ada apa, Le?" Dea bertanya keheranan. "Pak Bos nelpon kamu? Baru juga dipanggil ke ruangan kan?"Leona mengedikkan bahu. "Entahlah.""Emang dia ngo
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-25
Baca selengkapnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status