Semua Bab Aku Bukan Lagi Sugar Baby-Mu: Bab 31 - Bab 40
337 Bab
JADI TONTONAN
 "Lakukanlah kalau kau memang tak tahu malu!"Rania sedang marah.Emosinya tidak stabil. Makanya dia menjawab sekenanya saja."Begitu maumu?""Apa penting apa mauku? Keputusan di tempat ini semuanya berdasarkan keputusanmu. Bukan aku."Namanya juga sedang emosi, Rania hanya menitikberatkan pada amarahnya saja saat menjawab."Kalau itu maumu baiklah! Kita lakukan di sini."Tapi entah apa jalan pikiran Reza, dia malah mendekat pada Rania dan menarik selimut itu.Aku memang tak ada lagi harganya. Hany
Baca selengkapnya
DI-IKAT
"Kau sangat kejam sekali padaku!" Rania berbisik penuh penekanan dengan air matanya yang hampir tumpah. Tapi tak sama sekali dilirik oleh Reza. "Permisi, Tuan Clarke!" Siapa lagi ini ya? Rania mendengar suara perempuan yang membuat dirinya sedikit penasaran. Ini berbeda dengan suara dokter yang biasa merawatnya. Cuma Rania malas untuk mengubah posisi tubuhnya karena badannya merentek dan sakit semua. Apalagi dia juga merasa perih di sekitaran bukitnya sebelah kiri yang kemarin dicengkram begitu kuat. Bahkan bagian bawahnya setiap kali dia ingin mengangkat kakinya untuk mengubah posisi juga terasa sakit. Rania mager, tak acuh dia membiarkan perempuan itu mendekat pada Reza yang baru saja menutup bukunya. "Halo, kemarin aku mengujinya sekali." "Apa ada rasa tak nyaman Tuan Clarke?" tanyanya lagi. Rania masih tak tahu apa yang mereka bicarakan tapi saat ini dia berusaha tak peduli dengan mereka, lagian dia juga tidak disapa. "Tidak ada. Cuma rasanya berbeda saja." "Nah berbe
Baca selengkapnya
BERAPA LAMA AKU DI SINI?
"Maaf, Nyonya Rania." "Kalian tidak perlu minta maaf!" Rania memang tidak membutuhkan itu. "Tolong jawab saja pertanyaanku. Berapa lama sudah aku tidur di sini? Ehm, maksudku berapa lama aku tak sadarkan diri dan dibius?" Rania lebih ingin tahu jawaban pertanyaannya itu. Seingat Rania dari saat dia sadar sampai sekarang sudah dua minggu berlalu. Dan dia sudah haid lagi. Padahal sebelum acara pertunangannya dengan Amar, Rania baru saja selesai haid. Bukankah kalau dia sekarang s
Baca selengkapnya
MASA SUBUR
"Lepaskaaaaaan!"Rania memekik, dia memberontak."Nyonya, kami mohon, jangan begini karena Anda sendiri yang akan tersiksa.""Aku tidak butuh saran dari kalian! Lepaskan tanganku!"Rania tidak kooperatif dan dia ingin membebaskan dirinya makanya terus menggeliat."Nyonya, tolonglah, Anda berdarah lagi!""Lepaskan aku!"Rania tak bisa dirayu dan dia memberontak lebih berani lagi daripada tadi."Ikat dia!"Sampai ada suara pintu terbuka dan seseorang langsung memerintahkan begitu."Reza. Kenapa kau tega sekali padaku? Apa salahku padamu? Dari dulu kau yang banyak berbuat salah padaku, bukan aku yang harus dihukum begini!"Rania tak menyangka kalau orang yang ingin ditemuinya akhirnya datang.Kemarin-kemarin dia memang masih takut dan masih mencoba bersabar dengan Reza. Tapi saat ini tidak lagi. Kalau Rania tidak bicara maka dia akan terus tertindas.Karena itulah dia menentang."Kau takut tidak bisa menganiayaku lagikah makanya kau tetap memaksa mereka untuk menginfusku?" sindir Rania l
Baca selengkapnya
BULU MATA
"Tidur Sweet J! Jangan hanya memperhatikan wajahku!" Sial sih! Kau bodoh Rania, lihat, dia masih ingat kebiasaanmu! Sayangnya memang Reza tidak memberikan ketenangan pada Rania dan sudah menyindir saat Rania sedang menikmati pahatan wajah seseorang yang selalu membuatnya kesal tapi memang Reza ditakdirkan memiliki fisik yang sangat sempurna dan menarik. Apalagi wajahnya, tak ada celah untuk mencari di mana kekurangannya. "Reza, kau masih bangun kan? Tak maukah kau menjawab pertanyaanku?" Tapi memang Reza hanya mengucapkan kalimat tadi saja dan tak ada niat untuk meladeni pertanyaan lainnya.
Baca selengkapnya
DI LUAR BATAS SABARNYA
"Marsha!" Air mata Rania juga meleleh sama seperti Marsha yang terlihat ketakutan dan berteriak. Bahkan sampai melempar bonekanya mendengar suara pecahan gelas di sampingnya. "Tembakan itu meleset, disengaja." Tapi ada suara yang terdengar dingin di telinga Rania dan seakan suara itu tidak terpengaruh dengan ketakutan Marsha yang dilihat Rania. "Tapi masih ada peluru di sana dan apa kau ingin dia ke sasaran yang sebenarnya?" "Kau tega melakukan itu pada putrimu?" Rania meradang
Baca selengkapnya
KATAKAN APA RENCANAMU
"Sudah puas kau?" "Sayangnya aku melakukan ini bukan untuk kepuasan." Rania tak tahu harus berkomentar apa tapi satu tangannya meremas sprei sangat kencang sekali. Ingin rasanya dia mencakar orang di hadapannya tapi tangannya terikat jadi bisa apa dia? "Apa alasanmu ingin sekali menghamiliku, Za? Kau bisa meminta anak pada istrimu. Kenapa harus aku? Apa dosaku sampai kau memperlakukanku seperti ini? Enam belas hari sudah. Maumu apa?" Rania tak tahan. Sudah dua minggu lebih berlalu, Reza selalu datang ke kamarnya untuk melakukan hajatnya. Tapi memang tidak p
Baca selengkapnya
SURPRISE
"Kenapa tegang begitu Za? Kan aku enggak nyodorin bom sih." Rania juga tidak tahu apa yang membuat dirinya seberani ini pada orang di hadapannya. "Ah, aku lupa. Dari dulu kau tidak suka kalau makan dari alat makan orang lain dan dari piring orang lain karena menurutmu itu tidak sehat dan sama saja seperti berbagi penyakit, kan?" sindir Rania lagi. "Tapi sayangnya kalau kau tidak mau makan ini maka aku pun tak harus memenuhi janjiku padamu untuk tetap waras dan menghindari stres selama aku mengandung janinmu ini." Dan aku tidak menyangka kalau dia akan memakan ini setelah dia dengar apa yang kukatakan. Jadi
Baca selengkapnya
SUGAR BABY SUNGGUHAN
"Mama, ayo cepetan!" "Iya Marsha sebentar saja." Rania sudah gemas dan dia tidak bisa menunggu lagi buat yang satu ini. "Bisa kau jelaskan padaku?" Menjawab iya atau tidak saja itu pasti tidak sulit bukan? Tidak akan memakan waktu berjam-jam. “Ayo, kita lihat apa yang sudah kamu buat untuk surprise-nya.” Pandai dia lagi-lagi mengalihkannya pada Marsha. Eh tapi apa yang dia janjikan pada putriku? Kenapa dia menyuruh Marsha untuk minta a
Baca selengkapnya
TANGGUNG
"Kau tahu apa yang harus kau lakukan dengan project di Selatan Hongkong. Itu cocok untuk menggoyahkan keputusannya." "Baik Tuan Clarke, saya akan melakukan sesuai yang Anda perintahkan." Sesaat mendengar percakapan itu Rania memang belum mengatakan apapun dan tubuhnya membeku seakan-akan gamang perasaannya. Apakah dirinya salah mendengar? "Reza--" "Ini untukmu. Tadi pagi kau makan sudah terlalu banyak kalori dan siang ini light seperti ini lebih bagus. Habiskan sekarang." 
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
34
DMCA.com Protection Status