Semua Bab Istri Pengganti Untuk Calon Iparku: Bab 51 - Bab 60
98 Bab
51. Kembalinya Intan.
Bertiga terkejut dengan kehadiran Intan yang tiba-tiba sudah ada di depan mereka."Apa yang kalian lakukan? Apa kalian pikir bisa melakukan di belakangku?" Intan menatap mereka secara bergantian dengan tatapan intimidasi."Kamu juga Pelangi, kamu pikir bisa melakukan ini semua tanpa aku? Aku anak tertua di sini. Jadi semua yang berhubungan dengan pesantren atau pun panti melalui aku. Paham?" sentak Intan dua langkah maju dan menyambar berkas yang ada tangan Umi."Pelangi serahkan surat kuasa itu padaku! Kamu pergilah ke Kairo dan kalian berdua sebaiknya pulang, ingat aku yang berkuasa buka Pelangi. Dia akan pergi jadi aku yang berada di sini." Ucapnya tanpa terbantahkan.Pelangi yang lebih cepat saat melihat Intan maju ingin mengambil surat kuasa itu dari tangan Umi."Umi, Abah, terima kasih. Tolong jaga semua peninggalan Umi dan Abah, hanya ini yang kami miliki. Kami tidak bisa menggurusnya jadi hanya pada Umi dan Abah yang bisa menjalankan amanah ini," Pelangi kembali menyerahkan m
Baca selengkapnya
52. Pria Asing.
Satu minggu setelah acara makan malam di keluarga Wiratama baik Intan dan juga Rosa tidak lagi bertemu karena Rosa yang begitu sulit untuk menerima kehadirannya. Wanita yang tidak pernah ia anggap sebagai menantunya meski telah mengandung benih dari anaknya.Kerinduannya pada Pelangi dan juga Rizky membuat kesehatan Rosa semakin menurun, Gustav dan Langit berulang kali membujuk Rosa agar bersedia dirawat di rumah sakit. Namun, wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu selalu menolak dia akan sehat dan kembali bugar jika sudah bertemu dengan kedua orang yang sampai detik ini begitu amat ia sayangi."Apa Mama mau kalau Pelangi dan Rizky pulang ke rumah? Tapi jika Mama menginginkan hal itu tentu tidaklah mudah karena mereka baru berangkat dan kita tidak bisa meminta mereka pulang sebelum pendidikan mereka selesai. Ingatlah apa yang mereka lakukan tentu demi kebaikan semuanya dan mas ingin kamu juga berbaik hati dan berpikir yang terbaik untuk mereka berdua, karena Pelangi hanya me
Baca selengkapnya
53. Kelahiran Yang Di Tolak.
Berapa bulan berlalu setelah pertemuan dengan pria asing yang mengaku bahwa anak yang di kandung Intan adalah anaknya. Selama itu pula mereka tidak lagi bertemu dan Intan tidak menampakkan sesuatu yang membuatnya curiga semua berjalan seperti biasa.Keraguan mengenai anak yang ada dalam kandungan Intan kini hilang begitu saja setelah semua yang ucapkan pria itu tidak terbukti dan mereka baik-baik saja sampai detik ini. Hal itu di perkuat setelah Langit menyelidikinya ternyata pria yang datang padanya hanyalah seorang pria pengangguran. Melihat itu semua langit menyakini bahwa anak dalam kandungan Intan adalah anaknya.Tidak perlu melakukan tes DNA walau terbesit hal itu. Tapi di urungkan, jika hal itu dia lakukan sudah pasti hari ini penyesalan kedua terjadi dalam hidupnya.Kekhawatirannya hilang berganti rasa ingin menjaganya terlebih kandungan Intan yang semakin besar."Mas kamu hari ini nggak usah ke kantor ya? Perut aku," lirih Intan. Sejak semalam perutnya terasa sakit."Akh! Ma
Baca selengkapnya
54. Jangan Memaksakan Kehendak
Hari yang sudah ditentukan oleh Langit untuk menemui ibunya telah tiba. Kali ini ia pun ingin semuanya selesai terima atau pun tidak karena kenyataannya Intan adalah istrinya dan anak perempuan yang menggemaskan adalah putrinya yang baru beberapa hari dilahirkan oleh Intan meskipun hal itu sangat sulit untuk diterima oleh keluarganya namun Langit tidak akan membiarkan hal itu terlalu lama berlarut. Sepulang dari kantor Langit langsung ke rumah orang tuanya. Karena kesibukan yang semakin menjadi setelah sang adik memberikan modal untuk menyelesaikan semua masalah di proyek sehingga kebangkrutan itu mampu teratasi dan Langit pun kembali berjaya dengan perusahaannya."Den Langit pulang? Alhamdulillah, Bibi hari ini menyiapkan makanan kesukaan den Langit nggak taunya adem pulang. Mau makan sekarang atau," sapa wanita paruh baya yang setia bekerja di kediaman orang tuanya."Tidak Bik, terima kasih. Tapi aku hanya ingin bertemu dengan Mama, apakah beliau ada di rumah?" ujar Langit mencari s
Baca selengkapnya
55. Pria Yang Sama
Waktu berlalu begitu cepat tanpa terasa dua tahun sudah kepergian Pelangi dan dua tahun sudah Cleo putri semata wayang Langit yang tumbuh dengan menggemaskan. Tidak ada lagi yang membuatnya bersedih atau pun kelelahan saat kembali setelah sibuk dengan tugasnya di kantor namun saat dia kembali Cleo Putri yang dua tahun lalu hampir saja ia tolak kehadirannya telah membangkitkan kembali rasa bahagianya.Meski begitu dalam dua tahun ini kedua orangnya tidak pernah berkunjung ke rumahnya. Hanya satu kali dan itu hanya ayahnya. Tapi tidak dengan ibunya yang benar-benar menutup dirinya bahkan tidak sedikitpun menanyakan kabar cucunya.Weekend adalah hari yang selalu ditunggu-tunggu Intan karena di hari itu tentu hari bersama dengan Langit dan juga putrinya Putri yang sampai detik ini membuatnya tetap bersama dengan Langit. Anak yang menyatukan dan meluluhkan kerasnya hati pria yang begitu dingin padanya hingga saat ini."Yah, ayah, jalan-jalan ayah!" Langit membuka matanya suara yang begitu
Baca selengkapnya
56. Kembalinya Pelangi
Pria yang tidak diketahui namanya oleh Langit berlalu dengan senyum mengejek, senyum untuk kedua kalinya diperlihatkan pria yang sama padanya satu tahun yang lalu.Larut malam mata Langit yang enggan untuk terpejam mengingat kata yang keluar dari bibir pria yang sama itu lagi padanya.Di lihatnya Intan tertidur pulas dan tidak jauh dari tempat tidurnya adalah kamar khusus putrinya dan Intan melihat anak yang mengisi kekosongan dirinya. "Benarkah dia bukan anakku?" Gumamnya dengan berlahan turun mengambil gunting untuk memotong sedikit rambut Cleo."Maafkan ayah sayang, tapi ayah membutuhkan ini. Untuk menyakinkan semua orang kalau kamu adalah anak kandung ayah."Cleo gadis mungil yang begitu berpengaruh besar padanya. Apapun yang terjadi Langit selalu memberikan perhatian khusus pada gadis mungil yang selalu menyambutnya dengan berlari. Meskipun belum begitu jelas yang dikatakan namun Langit sangat terhibur dengan kehadirannya.Celotehnya mampu menghapus rasa lelahnya setelah kesibuka
Baca selengkapnya
57. Kabar Yang Dahsyat
Eris menghindar dari semua pertanyaan yang di ajukan oleh Intan. Dengan kata yang selalu di ulang agar Pelangi tidak lagi bertanya."Aku tahu ada sesuatu yang terjadi. Itulah kenapa kamu memilih bukan menjawab pertanyaan yang yang aku berikan padamu dengan jawaban yang itu-itu saja. Aku tahu kamu menyembunyikan sesuatu dariku, bukan?" Pelangi yang memperlihatkan wajah Eris yang tiba-tiba berubah sendu."Pelangi maafkan aku, tapi aku tidak mungkin mengatakan apapun padamu. Biarkan Umi dan juga Abah Yusuf yang menjelaskan semuanya padamu. Karena merekalah yang berhak untuk mengatakan ini padamu untuk menyampaikan semua tanpa ada yang ditutupi lagi.Aku harap setelah ini kamu tidak perlu bertanya lagi padaku, sebelum sampai di rumah dan percayalah semuanya akan baik-baik saja tapi aku minta padamu untuk tetap tenang." Ujar Eris."Dari kata-katamu aku memiliki satu kesimpulan bahwa ada sesuatu yang atau kabar yang dahsyat terjadi sehingga kamu memintaku untuk tidak bertanya lagi. Baiklah,
Baca selengkapnya
58. Ketakutan Intan.
Kepulangan Pelangi yang tidak diketahui oleh Intan sehingga dengan bebas kesana kemari hanya untuk menyembunyikan para pelaku yang sudah ia bayar untuk melakukan aksinya.Kejadian yang sudah berlaku kini mengusiknya setelah mereka orang bayarannya yang telah kabur muncul tiba-tiba."Untuk apa kalian datang lagi untuk menemuiku? Bukankah kalian sudah aku bayar full untuk menjauh dari tempat ini? Kenapa karena harus kembali?" sengit Intan di depan dua pria berbadan besar.Berapa waktu yang lalu Intan memberikan lagi uang tambahan tapi kali ini mereka datang untuk memerasnya."Kami sudah kehabisan uang bos dan mau tidak mau kami pun harus datang ke sini untuk memintanya lagi. Karena bos sulit kami hubungi bahkan bos sudah memblokir nomor kami dengan cara inilah kami bisa bertemu dengan bos dan untuk meminta uang agar kami bisa melanjutkan hidup." Ucapnya tegas."Hah! Kalian pikir aku bodoh? Kalian mau memeras 'kan?" Intan tidak terima dengan ucapan pria di depannya. Baginya semua sudah s
Baca selengkapnya
59. Teror Masa Lalu Intan
"Astaghfirullahaladzim, dek. Jaga bicara kamu, ini bisa jadi fitnah," Pelangi menoleh ke arah Arman yang menatapnya dengan tatapan tegas.Pelangi tahu arti tatapan sang adik yang akan melakukan hal itu jika mengungkapkan satu kebenaran."Aku tahu teteh sudah menduganya. Tapi inilah yang terjadi teh, semua yang terjadi pada kita adalah perbuatan teh Intan." Arman kembali menceritakan semua yang pernah ia sembunyikan pada Pelangi saat Intan melihat mereka sedang berbincang.Tanpa mereka menyadari apa yang ada dalam pikiran Pelangi karena sebelumnya Pelangi pun merasakan kejanggalan tentang meninggalnya kedua orang tuanya. Namun sebagai saudara tidak mungkin Pelangi berpikiran yang tidak tidak pada Intan meski ia sempat mencurigainya.Pembicaraan mereka harus terhenti karena Abah dan Umi harus kembali ke pesantren untuk memastikan anak-anak melakukan kegiatan mereka dengan baik.Bahkan Eris pun memilih pergi membiarkan dua saudara itu saling melepaskan rindu selain itu tentu ada hal yang
Baca selengkapnya
60. Meninggalnya Toni
Kesibukan di kantor menyita banyak waktu sehingga Langit tidak mengingat kapan dia melakukan tes DNA itu. Hingga hari ini kabar itu di terima antara bahagia dan ketakutan kini menyerangnya.Dengan langkah panjang Langit meninggalkan kantor menuju rumah sakit. Debaran jantung yang semakin tidak menentu tiga bulan sudah setelah melakukan tes DNA bahkan dirinya pun lupa terlebih Cleo yang begitu dekat dengan dirinya."Dok bagaimana hasilnya?" tanya Langit setelah saling sapa."Silahkan duduk pak Langit. Maaf harus menunggu lama, karena saya yang harus pergi keluar kota dan saya tidak ingin hasil ini jatuh di tangan orang yang salah, sehingga saya menyimpannya untuk di berikan secara langsung pada anda," ujar dokter pada Langit."Tidak masalah dok, justru saya bangga anda menyimpan dan memberikan pada saya. Terima kasih,""Tidak, tidak, pak Langit saya hanya ingin menjaganya saja." Mereka terkekeh terlebih Langit, namun senyum itu berlahan hilang saat dokter menyerahkan amplop putih ber
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status