Semua Bab Diduakan Suami Dipinang Hot Duda: Bab 31 - Bab 40
47 Bab
Mila Sudah Tahu
“Bangs*t! Seret dia keluar, jangan biarkan sampai masuk!” geram Zayn, ia bicara melalui telepon saat melihat Livia ada di luar rumah.“Om.”Buru-buru Zayn memutuskan sambungan telepon itu. Wajahnya yang tadi sangar kini penuh senyum. Di depan orang tersayangnya ia akan berubah menjadi lembut.Dia berbalik, melihat Davin di ambang pintu. Ia saja sebagai ayahnya belum bisa membedakan, tapi jika kedua anak itu sudah duduk berdampingan dan mengobrol maka yang paling cerewet sudah pasti Davin.“Kenapa?”“Mau kencing, toilet diman?” tanyanya sambil meringis.“Oh, ayo sini.”Meski masih was-was. Zayn tetap mencoba untuk tenang. Ia mengantar Davin ke toilet.Baru saja pintu toilet dibuka, Davin langsung mendongak menatap sang ayah.“Di rumah kamar mandinya tidak seperti ini, Om,” kata Davin dengan begitu polos.“Ya sudah. Om tunjukan.”Setelah mencontohkan, ia keluar dari kamar mandi itu dan kembali ke kamar tempat Devan berada. Tidak lupa memantau Livia dari atas balkon.Istri pertama Zayn i
Baca selengkapnya
Kepulangannya Yang Mendadak
“Dia mengatakan itu padamu?”Mila mengangguk.Tawa Zayn pecah seketika, dengan gerakan cepat menarik pinggang Mila membuat tubuh bagian depan mereka menempel sempurna.Kedua tangan Mila menahan dada Zayn agar mereka bisa ada sedikit jarak.“Bicaranya tidak usah sedekat ini juga!” protes Mila.“Tapi aku maunya begini.” Zayn menatap Mila begitu dalam membuat sang wanita salah tingkah.“Aku tidak mau ada salah paham antara kau dan istrimu.”Zayn mengulum senyum, “Dengar, sayang. Banyak diluar sana yang berharap menjadi istriku dan tanpa malunya mereka mengakui jadi jangan salah kalau kau mendapati wanita seperti itu di kota. Suamimu ini idaman para kaum hawa,” ujarnya dengan begitu percaya diri.Sebenarnya itu memang fakta, bahkan para gadis ingusan yang masih berseragam putih abu-abu sekalipun tetap mendambakan seorang Zayn yang penuh kharisma.“Tidak usah pedulikan siapapun orang yang mengaku sebagai istriku.”“Iya, aku percaya padamu. Jadi tolong lepaskan.” Mila memohon, lama-lama di
Baca selengkapnya
Akhirnya Unboxing
“Kenapa berdiri di situ?” tanya Zayn karena Mila hanya berdiri di dekat ranjang.Mereka semua sudah selesai makan malam. Bahkan si kembar sudah kembali ke kamar mereka dan istirahat karena tidak sabar menjemput pagi dan pergi untuk jalan-jalan.“Aku tidur di sofa saja.” Mila melangkah menuju sofa.“Kau ingin tidur berdua denganku di sana?” sebelah alis Zayn terangkat, “boleh, sepertinya menyenangkan.”“Tidak! Siapa juga yang mau tidur denganmu. Aku tidur di sofa agar tidak satu ranjang.”“Kemarilah, aku hanya ingin kau tidur nyaman di sini. Aku tidak akan macam-macam.” Zayn melambaikan tangannya.Mila jelas tidak akan percaya karena ia tahu jika suaminya itu sangat mesum, pikirannya selalu kotor. Jadi jika ada kesempatan sudah pasti akan dilakukan.“Tidak!” Mila tetap keukeuh dan langsung membaringkan tubuhnya di sofa tanpa bantal dan selimut.Baginya tidur di sofa itu saja sudah sangat nyaman. Mila orang yang akan mensyukuri apapun yang dirasakannya.“Ya sudah. Terserah.” Zayn mengal
Baca selengkapnya
Gayung Bersambut
“Jangan bercanda, Zayn! Ini tidak lucu.” Wanita paruh baya itu melotot pada sang anak.“Sejak kapan aku suka bercanda, Mam,” sahut Zayn dengan santai.“Tega kau, Mas. Kau selingkuh dariku!” pekik Livia dengan berderai air mata.“Aku tidak selingkuh. Anakku saja sekarang sudah tiga belas menuju empat belas tahun usianya.”Zayn membongkar segalanya, ia tidak akan takut. Tidak akan ada yang berani pada Zayn. Kemarin ia mengalah karena takut Mila tahu soal fakta tentang Zayn yang memiliki istri. Soal Livia, ia sama sekali tidak takut kehilangan wanita itu.“Mau-maunya kau dibodohi oleh wanita, Zayn!” bentak nyonya Diva, sang ibu.“Bukan aku yang dibodohi tapi aku sendiri yang bodoh sampai baru menyadari jika ada anak-anak yang selama ini tidak mendapatkan kasih sayang dariku. Kalau saja aku tahu diantara kalian ada yang mengusik istriku dan anak-anakku, aku tidak akan tinggal diam!” Zayn bangkit dari duduknya.Livia benar-benar merasa lemas, ia hanya menangis karena tidak tahu harus bicar
Baca selengkapnya
Rencana Jahat Livia
“Tidak usah kaget begitu, sayang. Aku serius dengan ucapanku, ini bukan sebuah candaan. Kalau kau mau, aku bisa menghubungi pengacaraku sekarang juga.”Zayn hendak bangkit namun Mila menahannya.“Jangan, tidak usah.”“Aku ingin membuktikan padamu agar kau percaya aku tidak main-main. Meski pernikahan ini tidak direncanakan tapi aku tidak ingin pernikahan kita berakhir.” Zayn menatap dalam, seolah menegaskan perasaan cintanya yang besar untuk sang istri.“Aku tidak butuh pembuktian dengan hartamu. Kalau memang kau ingin membuatku yakin, buktikan dengan hal lain saja. Contohnya menjadi suami dan ayah yang baik. Hanya itu yang kumau, tidak ada yang lain,” tutur Mila.Zayn mengusap lembut pipi san istri, “Kau memang beda membuatku semakin cinta.” Lelaki itu semakin mendekatkan wajahnya.Tangan Mila dengan cepat menahan pundak lelaki itu, “Bisa tidak kalau malam ini tidur saja. Aku merasa sangat lelah,” cicitnya.Mila tidak bohong, ia memang lelah selain karena melakukan malam pertama yang
Baca selengkapnya
Livia Ketahuan
Jauh-jauh Livia datang hanya untuk bicara langsung pada Tito mengenai rencananya.“Maaf, Anda siapa ya?” tanya Tito, ia sama sekali tidak mengenal Livia.“Suamiku menikahi mantan istrimu.”Tito terbelalak, “A-apa?”“Bisa kita bicara di dalam?” Meski enggan, Livia tidak mungkin bicara di luar karena pasti ada saja orang yang berlalu-lalang dan mendengar. Ia masih berdiri, enggan untuk duduk.“Silahkan duduk.”“Tidak perlu. Langsung saja pada intinya, aku ingin mengajakmu untuk bekerjasama.”Tito mengernyit, “Bekerjasama apa maksudnya?”“Kau kejar mantan istrimu itu agar dia kembali padamu dan meninggalkan suamiku.”“Kalau bisa dari dulu juga sudah kulakukan tapi Mila menolak,” ucap Tito seadanya, “apa dia tahu kalau suaminya itu suamimu?”Livia menggeleng, “Aku mau kau yang memberitahu padanya. Aku tidak mau namaku ikut terseret, nanti akan kubuat skenario senatural mungkin. Kau harus siap kapanpun aku butuhkan.”Wanita itu melemparkan amplop coklat ke atas meja, “Kalau kurang bisa hu
Baca selengkapnya
Bayi Besar
“Aku akan cari tahu, Bos.”“Jangan merusak moodku. Kalau masih bisa kau tangani sendiri jangan berkata apa-apa padaku.”“Siap, Bos.”Zayn kembali memasukan ponselnya ke dalam saku celana. Ia sedang diliputi kebahagiaan dan tidak mau ada sedikit saja yang merusaknya meski itu berhubungan dengan istri tuanya.Saat ini yang menjadi prioritas hanya Mila dan anak-anaknya.“Anak-anak mana?” Mila yang baru datang terlihat mengedarkan pandangannya mencari Devan dan Davin.“Mereka ganti pakaian. Sini duduk.” Zayn menarik tangan sang istri untuk duduk di sampingnya.Mila melirik Zayn sekilas, “Masih sakit?”“Jelas. Ini harus diobati nanti malam, ini masa depan kita, sayang,” bisiknya.“Jangan terus bicara begitu.”Wajar Mila risih karena dulu ia dan Tito tidak pernah bicara apalagi melakukan hal intim di depan umum seperti yang Zayn lakukan. Zayn dan Tito memang dua orang yang berbeda dan lebih jelasnya tidak bisa disamakan.“Baiklah. Aku akan diam.” Zayn menahan tawa melihat wajah istrinya yan
Baca selengkapnya
Akhirnya ....
“Pelan-pelan, sayang. Aku tidak akan memintanya.” Zayn terkekeh geli sambil menepuk-nepuk punggung Mila.Bagaimana mungkin Mila tersedak jika Zayn tiba-tiba membicarakan soal bayi. Bahkan mereka sebelumnya tidak pernah melakukan pembicaraan sejauh itu.Untuk berhubungan lagi saja Mila masih berpikir ulang.“Tidak usah bicara yang macam-macam,” ujar Mila lalu menaruh gelas di tempatnya lagi.Ia mencoba menutupi rasa gugupnya karena Zayn tiba-tiba membicarakan soal momongan sedangkan mereka saja baru dekat akhir-akhir ini. Menurut Mila itu terlalu cepat, ia belum bisa benar-benar mengenal Zayn.Namanya Zayn, sifat jahiliyahnya masih saja terbawa. Ia lupa tidak memikirkan soal Mila malah memikirkan dirinya sendiri.“Oke. Kita bicarakan lain kali. Bagaimana kalau sekarang kau tanggung jawab.”Kening Mila berkerut, “Tanggung jawab apa? Aku merasa tidak melakukan kesalahan apapun.”Mila tidak ingat insiden tadi yang menyebabkan Zayn meringis kesakitan karena masa depannya ditendang oleh Mil
Baca selengkapnya
Mulai Terbuka
Tidak ingin ketahuan, nyonya Diva buru-buru pergi. Ia sudah memberikan pesan pada satpam untuk tutup mulut.Sengaja tidak langsung melabrak karena pasti nantinya kedua orang itu pasti akan mengelak. Dada wanita paruh baya itu bergemuruh, tidak percaya jika Livia sampai merencanakan hal selicik ini.“Aku tidak akan tinggal diam.”Nyonya Diva langsung menyuruh orang kepercayaannya menyelidiki Livia dan ibunya. Setelah bukti ada di tangan baru nyonya Diva akan menendang Livia jauh-jauh. Zayn akan diberitahu setelah semuanya jelas.Ibu mana yang tidak akan marah jika tahu anaknya dipermainkan begini.Selain meminta orangnya menyelidiki Livia, nyonya Diva juga ingin tahu soal Mila dan juga anak-anaknya yang Zayn bilang adalah anak kandungnya.Tidak sulit bagi orang kaya sepertinya untuk mengetahui informasi. Hanya tinggal menunggu, informasi akan langsung ada di tangan.“Baru sekarang aku bertemu menantu licik seperti Livia.”Menantu-menantu nyonya Diva sebelumnya tidak pernah ada yang ber
Baca selengkapnya
Hamil
Hari ini Zayn sudah kembali bekerja. Rencananya kemarin gagal, ingin berduaan malah menjagai istrinya di warung agar tidak ada yang menggoda.Sekarang banyak orang yang tahu jika janda kembang itu sudah dinikahi pemilik pabrik. Meski tidak jarang gosip miring beredar yang mengatakan jika Mila menggoda Zayn sampai bisa dinikahi. Ada saja yang tidak suka, wajar karena memang manusia seperti itu.Kita tidak akan bisa membuat semua orang menyukai kita.“Tidak usah diantar, Pa. Kami itu sudah besar, bukan anak sd lagi.” Davin protes saat Zayn akan mengantarnya.“Aku bilang juga apa. Biarkan mereka berangkat jalan kaki bersama dengan teman-temannya,” ucap Mila. Dari awal pun ia sudah mengatakan itu tapi memang dasar Zayn keras kepala.Zayn tidak akan membiarkan pewarisnya berjalan kelelahan dan kepanasan tapi cara ia dan Mila mendidik sudah jelas sangat jauh berbeda. Zayn hanya bisa mengikuti cara Mila karena itu sudah jelas berdampak baik karena memang kedua anak itu tumbuh menjadi sosok y
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status