Semua Bab Mencari Selingkuhan Suamiku: Bab 51 - Bab 60
299 Bab
Bab 51 Kondisi Mendadak
Ketika bangun, aku mendapati diriku terbaring di ranjang ruang gawat darurat. Semuanya seperti biasa. Rasa sakit yang dahsyat telah menghilang sepenuhnya. Di sebelahku, hanya ada Taufan yang tampak cemas. Sepertinya, dialah yang membawaku ke rumah sakit. Aku merasa sedikit bersalah karena kondisi mendadak ini mengejutkannya. "Aku membuatmu terkejut, ya? Maaf!" ucapku seraya tersenyum kikuk. "Maaf membuatmu selalu menyaksikan momen-momen paling memalukan di dalam hidupku. Terima kasih! Kamu menyelamatkanku lagi!" "Kamu baik-baik saja sekarang?" tanya Taufan dengan khawatir sembari menatap wajahku dengan serius. "Aku mengidap penyakit batu empedu, jadi ini sudah sering terjadi!" jawabku dengan tenang. Dia memanggil dokter untuk pemeriksaan lanjutan. Dokter menjelaskan padaku tentang kondisi dan tindakan pencegahan secara rinci, lalu memberi tahu Taufan bahwa aku sudah boleh pergi setelah infus. Taufan yang merasa khawatir memastikan kepada dokter lagi. Setelah dokter pergi, aku menasi
Baca selengkapnya
Bab 52 Perjamuan Keluarga Sinjaya
Aku turun dari mobil tanpa menunggu Harry. Ketika aku berjalan masuk bersama Adele, Harry mengikuti kami seraya menatapku dan tersenyum tenang. Di masa lalu, dia selalu membiarkanku pergi sendiri. Kali ini, dia jelas ingin memverifikasi apakah aku berbohong atau tidak.Ketika tiba di toko eksklusif, aku melirik sepatu di rak. Sementara itu, Harry berpura-pura menatapku dengan serius. Jelas, dia sedang menunggu momen kebohonganku terungkap. Tanpa diduga, seorang pelayan mengenaliku. "Nona Maya, Anda datang untuk ambil sepatu?" Aku tersenyum. "Iya!""Kami sudah menyiapkannya untuk Anda, saya akan segera membantu Anda mengambilnya!" ucap pelayan itu dan berlari ke dalam gudang. Tidak lama kemudian, dia menyerahkan kotak sepatu padaku. "Ukuran 38, cokelat!" Aku mengambilnya dan melihatnya sejenak, lalu menyerahkannya kepada Harry dan berterima kasih kepada pelayan.Harry tertegun sesaat, lalu segera mengambil kotak sepatu itu dengan lembut. Dia juga merangkulku dengan penuh perhatian dan b
Baca selengkapnya
Bab 53 Berlagak Bodoh
Harry dan Giana menegur dengan keras, "Jasmine …." Sementara itu, Jack malah berujar dengan tidak sabar, "Makan!" Sikap lelaki tua itu sama sekali tidak mengherankan. Dia sangat memanjakan putrinya, yaitu Jasmine. Dia selalu menoleransi segala perbuatan Jasmine, jadi ucapannya sebenarnya tertuju padaku.Adele dikejutkan oleh hal ini. Tangannya gemetar dan tidak sengaja menjatuhkan sendok ke lantai. Suara dentang yang sangat keras menyadarkan diriku. Aku menahan kemarahanku dan membungkuk untuk mengambil sendok Adele, lalu memberinya sendok baru lagi. Setelah melakukan hal itu, aku melihat ke arah Jasmine. "Maksudmu, akulah perusak keharmonisan keluarga ini? Kalau nggak, kamu nggak akan bilang begitu, bukan? Tanyakan saja pada ayah, ibu, dan Harry. Apakah pendapat mereka juga sama denganmu?" Harry tampak muram dan menepuk pundakku. "Jangan dengarkan omong kosongnya, makanlah!" Giana pun buru-buru mencairkan suasana. "Jangan mengucapkan kata-kata buruk terhadap sesama keluarga! Makanla
Baca selengkapnya
Bab 54 Merancang Pertunjukan Besar
Pagi harinya, aku tidak sabar untuk pergi ke perusahaan. Begitu tiba, aku memanggil James masuk dan menanyakan detail tentang Hana. Aku merasakan adanya arti lain dari perkataan James, yaitu Hana ini mendambakan Harry. Dilihat dari adegan saat berpapasan dengan mereka hari itu, Harry belum tentu tidak tertarik dengan Hana. Yang sudah sekali selingkuh pasti akan selingkuh lagi. Ketika memikirkan hal ini, hatiku kembali terasa sakit. Dahulu kala, aku mengira kedua orang yang pernah melewati masa sulit bersama sudah pasti adalah cinta sejati! Tidak kusangka, yang kutemui bukanlah orang yang tepat. Namun, aku tidak punya waktu untuk bersedih karena hanya aku yang bisa menyelamatkan diriku. Sementara itu, informasi yang ditemukan oleh Fanny membuatku makin terkejut. Benar saja, ketiga anggota Keluarga Sinjaya memiliki rekening bank. Jasmine tidak hanya memiliki vila, tetapi juga memiliki sebuah perusahaan konstruksi dan dekorasi dengan modal sebesar 20 miliar. Subjek hukum perusahaan itu
Baca selengkapnya
Bab 55 Ditemani Saat Bersedih
Aku berjalan tanpa tujuan dan tiba di tepi sungai lagi tanpa sadar. Aku membeli alkohol dan meminta ibu mertuaku menjemput Adele. Setelah itu, aku duduk di tanggul sungai dan mulai minum dengan tenang. Aset perusahaan telah dialihkan. Sepertinya, perusahaan yang kudirikan sudah hampir menyelesaikan misinya dan menghasilkan banyak uang untuk Keluarga Sinjaya. Sementara itu, aku malah melawan mereka dengan tangan kosong. Pantas saja, Jasmine memprovokasiku tanpa rasa takut. Biarpun menikah dengan Harry, aku tetap bukan keluarga mereka.Bahkan, rumahku yang sederhana pun dimanfaatkan oleh mereka. Ketika aku tidak ada, mereka melakukan hal-hal kotor di ranjang tempat aku tidur. Aku benar-benar merasa jijik dengan perbuatan mereka. Semalam, aku mengira diriku sudah sangat hebat dan berhasil melawan Jasmine di Keluarga Sinjaya. Alhasil, Jasmine malah harus dibujuk dengan mobil. Harry tega mengeluarkan banyak uang untuk Jasmine, tetapi dia malah berang ketika memberi uang penyelamat sebesar
Baca selengkapnya
Bab 56 Tidak Melakukan Apa pun
Saat ini, kami saling menatap. Pelukan Taufan makin erat hingga membuatku tidak bisa bernapas. Tanganku yang awalnya mendorong Taufan menjadi lemah dan akhirnya memegang pinggangnya dengan lembut. Aku bisa merasakan tubuh Taufan yang menegang. Detik berikutnya, dia menundukkan kepalanya dan mencium bibirku. Seketika itu juga, aku merasa lemas seolah-olah tersengat listrik. Taufan menahan kepalaku dan terus memperdalam ciumannya hingga membuatku hampir kehabisan napas. Tiba-tiba, adegan intim di antara Harry dan Jasmine terlintas di benakku. Aku sontak terhasut dan menginginkan rangsangan semacam ini.Entah karena efek dari alkohol, gairah yang sudah lama terpendam, atau kenikmatan balas dendam, aku tanpa sadar mendekat dan memeluk Taufan, lalu menanggapi ciumannya yang ganas. Adegan di benakku perlahan-lahan menghilang. Aku tidak bisa berpikir jernih dan hanya ingin melanjutkan hasrat yang ada di hadapanku. Akhirnya, Taufan melepaskanku. Aku menarik napas dan menghirup udara segar ya
Baca selengkapnya
Bab 57 Habis Manis Sepah Dibuang
Aku merasa Taufan keluar dari kamar, lalu mendengar seseorang berbicara di luar pintu. Setelah itu, terdengar suara pintu ditutup dan seseorang berjalan balik. "Kamu nggak merasa sesak napas?" Terdengar suara Taufan lagi. Tak berselang lama, aku merasa sesak hingga tidak bisa bernapas. Jadi, aku menyingkap sudut selimut dan mendapati Taufan yang menatapku sambil berdiri dan tersenyum cerah. Penampilannya saat ini terlihat sangat tampan. Apa pria ini masih Taufan yang kukenal? Dia tidak bersikap dingin seperti biasanya. Ketika melihat aku terpana dan tampak lugu, Taufan mengulurkan tangannya dan langsung menarikku bersama selimut, lalu dia mengangkat tubuhku dan memelukku dengan erat. Aku merasa sangat panik dan buru-buru berkata, "Hei … kamu … kamu … apa yang kamu lakukan?"Berhubung jarak kami terlalu dekat, aura Taufan sontak menyelimutiku. Aku merasa sedikit sesak napas saat melihat wajah Taufan yang makin dekat denganku. Tiba-tiba, aku teringat dengan ciuman gila dan memabukkan
Baca selengkapnya
Bab 58 Persaingan Rahasia
Ketika menengadah dan melihat Harry yang berdiri di depan kantorku, aku merasa terkejut. Bukankah dia pergi ke Linde? Saat ini, dia seharusnya masih bersenang-senang dengan Jasmine, bukan?Aku tidak berbicara dan hanya menatap Harry. Dia pun tersenyum lembut dan berkata, "Sayang, apa yang mau kamu makan siang ini?" "Aku belum memikirkannya!" jawabku dengan nada datar tanpa merasa terkejut sama sekali.Harry menghampiri dan berkata, "Semalam, aku membahas pekerjaan dengan klien sampai kemalaman. Aku pergi secara mendadak dan takut kamu khawatir. Jadi, aku bergegas kembali pagi ini dan bahkan nggak sempat makan sarapan! Ayo kita makan siang lebih awal nanti. Pikirkanlah, apa yang mau kamu makan? Aku akan mentraktirmu!"Ketika melihat Harry tersenyum dan berakting, aku malah tidak merasa marah dan berkata dengan senang, "Kebetulan, aku juga belum sarapan!" "Kamu minum alkohol semalam?" tanya Harry yang mencium bau alkohol saat mendekatiku. Ironisnya, tubuh Harry malah tidak berbau alkoh
Baca selengkapnya
Bab 59 Beruntung
Sebenarnya, aku tidak ingin menghadiri acara makan malam. Jadi, aku menolak Harry dengan alasan bahwa Adele sudah dijemput balik olehku. Namun, Harry mengatakan bahwa dirinya sudah memberi tahu Giana dan Giana akan segera tiba di rumah. Sikap Harry membuatku merasa aneh. Biasanya, dia selalu enggan untuk membawaku menemui klien. Di dalam perjalanan, aku baru tahu bahwa acara makan malam ini diselenggarakan oleh Bright Celestial. Dalam pertemuan sore tadi, Marvin menanyai Harry mengapa aku tidak menghadiri pertemuan kali ini. Jadi, Harry pun mencari cara untuk menebus hal ini dan membawaku makan bersama malam ini. Selain itu, dia juga berulang kali mengingatkanku terkait apa yang harus aku katakan. Tiga perusahaan lain yang ikut menghadiri acara makan malam ini adalah perusahaan terbaik di Reva. Ketiga perusahaan itu memiliki kelebihan masing-masing. Berdasarkan informasi yang kumiliki, Aurous Construction benar-benar kalah telak dan tidak selevel dengan mereka. Tiba-tiba, aku merasa
Baca selengkapnya
Bab 60 Tujuan Sebenarnya
Keesokan harinya, aku membawa Adele naik pesawat menuju kampung halaman. Setelah berada di pesawat, aku menelepon Fanny untuk mengabari kepergianku. Selain itu, aku juga mengingatkan Fanny untuk segera menyelesaikan beberapa hal yang kusuruh. Bagaimanapun, setiap langkah di dalam rencanaku harus berjalan mulus tanpa kesalahan. Aku memberi tahu Fanny bahwa aku telah berhasil melacak lokasi Harry dan menyuruh Fanny mengawasinya setiap saat. Setelah mengakhiri panggilan telepon Fanny, aku menggenggam ponselku dengan erat dan menahan keinginan untuk menelepon seseorang. Akhirnya, aku menghela napas dan mematikan ponsel. Aku mengingatkan diriku untuk menjauhi pria tersebut. Sementara Adele bersemangat di sepanjang penerbangan, aku malah memikirkan rencanaku dengan teliti. Aku selalu merasa ucapan Taufan hari itu memiliki arti lain. Pertahankan kesadaranmu, aku akan bantu kamu. Kata-kata tersebut terngiang-ngiang di dalam benakku. Jangan-jangan dia sedang membantuku? Namun, aku tidak ingin
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
30
DMCA.com Protection Status