Mencari Selingkuhan Suamiku

Mencari Selingkuhan Suamiku

By:  Kak Zorah  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
10
3 ratings
299Chapters
12.0Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Semua orang mengatakan bahwa pernikahan itu membuka kesempatan bagi perempuan untuk memulai hidup yang baru. Walau demikian, masih saja banyak sekali perempuan bodoh yang terjun ke dalam pernikahan tanpa pikir panjang. Suamiku adalah laki-laki yang diidam-idamkan oleh banyak orang. Dia begitu menyayangi dan perhatian padaku. Namun, di luar itu dia ternyata menjalin hubungan terlarang di luar sepengetahuanku. Menghadapi kebusukan yang tersembunyi di balik sikap baiknya yang semu, aku bertekad untuk membuat mereka hidup menderita selamanya!

View More
Mencari Selingkuhan Suamiku Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
lisa lisa
Ini ceritanya belum tamat aslinya. Cari aja di sini, tapi bahasa Inggris. Judulnya Beyond the divorce.
2024-02-25 18:06:32
0
user avatar
Sitti Rahma
suka bngt sm ceritanya
2024-01-17 00:38:49
0
user avatar
Siuniwati Tanu
sayang tamatnya kurang happy ending
2024-02-02 15:18:43
0
299 Chapters
Bab 1 Petunjuk
Sinar rembulan mulai menyinari gelapnya malam. Akhirnya aku bisa bernapas sedikit lebih lega setelah menidurkan anak perempuanku.Dengan tubuh setengah terbaring di ujung ranjang, aku meraih ponsel dan men-scroll TokTok untuk menghilangkan kebosananku. Tanpa kusadari, perhatianku tersedot kepada sebuah tayangan live pemandangan kota yang sibuk. Aku langsung menegakkan badan dan menatap layar ponsel dengan serius, tapi wanita cantik selaku pemilik akun live itu sudah memindahkan sorot kameranya.Jantungku berdegup sangat kencang secara tiba-tiba, dan bagian telapak dari tangan yang kugunakan untuk men-scroll layar ponsel pun bercucuran keringat dingin. Aku segera mengecek waktu tayangan live itu. Aku yakin kalau tayangan itu adalah live, dan berlokasi di kota yang sama denganku.Aku langsung keluar dari laman TokTok dan melakukan video call dengan suamiku, Harry. Dia pergi ke Riverside selama tiga hari untuk urusan pekerjaan, tapi aku melihat sosok Harry yang tertangkap dalam video live
Read more
Bab 2 Pesan yang Mendalam
Ketika aku baru saja ingin melihat siapa yang mengirimkan pesan itu, Harry langsung kembali dari kamar mandi dan merebut ponselnya, lalu berkata padaku dengan terburu-buru, “Itu dari Jasmine!”“Apaan, sih? Takut ketahuan sama aku?” tanyaku curiga, tapi sesungguhnya dalam hati aku merasa tidak tenang.Dalam pesan itu tertulis tiga kata, yaitu “Dia sudah tahu?”Pesan yang sangat mendalam, mengartikan bahwa dia takut aku mengetahui sesuatu. Bahkan dalam pesan itu juga tersirat kemesraan. Aku terus mengamati setiap perilaku Harry. Insting wanitaku langsung aktif, dan firasat buruk yang sejak tadi kurasakan makin menguat.Harry hanya terkekeh dan melempar ponselnya kembali ke meja, kemudian dia memelukku ke dalam dekapan dan mencium bibirku.“Kamu mikir kejauhan! Yang Jasmine maksud itu bukan kamu, tapi mamaku! Dia jadiin aku tameng untuk ngambil uang Mama!”Jasmine ini adalah adik kandungnya Harry yang sejak kecil sakit-sakitan. Karena penyakitnya itu, dia selalu diperlakukan dengan manja
Read more
Bab 3 Kecemasan
“Dua hari yang lalu? Di mana?” tanyaku dengan terburu-buru.Fanny yang menyadari ekspresi di wajahku pun bertanya, “Kenapa kamu responsnya begitu banget?”“Kamu ngelihat dia di mana?”Aku tak peduli dengan tanggapan darinya dan terus bertanya lebih jauh. Namun di saat itu tiba-tiba ponsel Fanny berbunyi di saat yang sangat tidak pas. Dia melihat sekilas ponselnya dan mengisyaratkan aku untuk diam. Dia bersandar ke belakang dan mengangkat teleponnya. Baru berbicara beberapa patah kata, tiba-tiba dia menegakkan badannya dan menatapku.“... apa? Oke … aku ke sana sekarang!”Sedetik kemudian dia menutup laptopnya, memasukkannya ke dalam tas, dan menunjuk keluar sambil berkata, “Aku pergi dulu, ya. Kapan-kapan kita ketemuan lagi!”“Eh … kamu ….”Fanny pergi begitu saja secepat mungkin tanpa menghiraukan aku, meninggalkanku sendirian dalam kebingungan. Dia bilang dia menemui Harry dua hari yang lalu?! dua hari yang lalu, Harry baru saja berangkat ke Riverside, jadi di mana Fanny berpapasan d
Read more
Bab 4 Nasihat yang Baik
Aku buru-buru membawa ponselku ke kamar tidur dan mengangkatnya, “Bagus, ya, kamu. Aku sudah jauh-jauh datang, kamu malah langsung pergi!”“Tadi aku ada urusan mendadak di kantor,” ujar Fanny dengan suara serak dan nada yang terdengar sangat kelelahan. “Ini baru saja selesai, makanya aku baru sempat hubungin kamu lagi. Kenapa kamu malah marah-marah? Memangnya aku pengangguran kayak kamu!”Aku terdiam sejenak untuk meredam segala kekesalanku dan bertanya,”Itu tadi … kamu bilang dua hari yang lalu ngelihat Harry. Di mana? Jam berapa?”Pertanyaan ini terus menghantuiku selama satu harian penuh. Aku dapat merasakan Fanny yang berada di sisi lain terdiam sejenak dan kemudian menjawabya dengan nada yang datar, “Aku juga lupa persisnya di mana, cuma lewat sekilas pas lagi nyetir.”“Oh ….”Entah mengapa jawabannya membuatku sedikit kecewa. Tanganku yang dari tadi mengepal erat seketika melemas, dan telapak tanganku dipenuhi dengan keringat dingin. Di situ aku terkekeh. Apakah aku baru akan pua
Read more
Bab 5 Bukti Kuat
Seusai makan, tanpa berlama-lama Jasmine langsung berkata kepada Harry, “Kak, antar aku pulang, dong!”Aku mengusap mataku dan melirik Jasmine sekilas. Dia bertingkah seolah tidak melihatku dan menarik-narik lengan Harry dengan manja. Di saat itu Harry malah menatapku dengan wajah pasrah seperti sedang meminta tolong. Karena aku tak kunjung berbicara, dia pun berkata, “Kamu tunggu sebentar. Aku mau cuci piring dulu, baru antar kamu pulang.”Jujur, aku benar-benar sudah muak dengan tingkah laku Jasmine dan tidak ingin lama-lama melihatnya. Lantas aku pun berkata, “Kamu antar saja dia! Biar aku yang cuci piring!”“Papa mau ke mana? Aku juga mau ikut!” ujar Adele seraya berdiri dari kursinya dan meminta untuk digendong.Harry langsung mengulurkan tangannya menggendong Adele khawatir dia akan terjatuh. “Papa cuma keluar sebentar! Kamu main di rumah saja sama Mama, ya.”“Bocah, ngapain kamu ikut-ikut?” tutur Jasmine yang jelas tidak suka dengan keberadaan Adele.“Sayang, Papa mau ngantar Ta
Read more
Bab 6 Istri Baru
Aku hanya pernah datang ke perusahaanku, Aurous Construction, sekali saja semenjak pindah ke gedung perkantoran Brilliant Tower. Saat baru pindah, Harry yang mengajakku ke sana. Dia menyewa satu lantai penuh untuk perusahaan kami, dan itu rasanya sungguh membanggakan dan penuh dengan pencapaian.Hari itu dia berdiri di depan jendela ruang kantor sambil memelukku, dan berkata dengan sepenuh hati, “Makasih, ya, sayangku! Kamu sudah ngasih aku modal untuk sukses dan bisa mempunyai kehidupan yang beda dari masa laluku! Percayalah, nggak lama lagi seisi gedung ini bakal kukasih buat kamu!”Aku hanya tersenyum mengingat kembali masa-masa itu, karena sekarang dia akan merusak semua itu. Begitu aku masuk ke dalam, resepsionis langsung bertanya siapa yang mau aku temui dan ke lantai berapa aku menuju. Ketika aku menyebut nama Harry, dia langsung menatapku dari atas sampai bawah dan berkata, “Maaf, Bu, Pak Harry lagi tidak di tempat. Tadi Pak Harry keluar sama istrinya!”Kepalaku langsung berden
Read more
Bab 7 Mencari Petunjuk
Makan malam kurang lebih sudah selesai kumasak semuanya bertepatan dengan pulangnya Harry dan Adele. Adele melompat kegirangan e dalam pelukanku dan berkata dengan suaranya yang menggemaskan, “Mama, aku sudah pulang. Tadi Papa yang jemput aku di sekolah.”Suaranya yang manis itu membuatku meneteskan air mata. Aku menahan diri untuk tidak menangis dan berkata, “Mama beliin buah nangka kesukaan kamu, tuh!”“Wah! Aku mau makan! Papa, aku mau makan nangka!” seru Adele.“Oke! Ini makan sedikit dulu, ya. Habis makan malam baru makan lagi nangkanya!” ujar Harry sambil mengupas sebagian kecil dan memberikannya pada Adele. Setelah itu dia masuk ke dapur dan memelukku dari belakang, “Tumben hari ini kamu masak banyak banget?”Dalam hati aku bergidik geli. Keluarga kecil yang awalnya baik-baik saja kini jadi berada di ambang kehancuran karenanya.“Kamu kan baru pulang dinas, jadi ini aku bikinin masakan enak buat kamu! Hari ini di kantor sibuk?” tanyaku.Dia hanya menjawab seadanya. Itu membuat h
Read more
Bab 8 Berhati-hatilah dengan Teman Baik Sendiri
Pagi berikutnya aku memaksakan diri untuk bangun dengan lingkar mata hitam yang tebal. Harry yang melihat kondisiku ini jadi cemas dan bertanya, “Maya, kamu lagi nggak enak badan? Mukamu kusut begitu.”“Kamu yang bikin aku jadi begini semalam, nggak sadar, ya?” ucapku.Mendengar itu, Harry hanya tersenyum tipis dan memelukku, “Lain kali jangan minum-minum lagi. Olah raga saja, biar tidurnya jadi lebih nyenyak!”Entah mengapa perutku langsung terasa mual saat mendengar perkataannya. Aku segera berlari ke kamar mandi untuk muntah berat. Harry langsung menyusul ke kamar mandi dan menepuk punggungku sambil berkata, “Kamu kenapa? Aku bawa ke rumah sakit saja, ya!”“Nggak usah, mungkin cuma kurang istirahat saja. Kamu sekalian antar Adele ke TK, ya. Aku mau istirahat dulu!”Harry mengantarku sampai ke kasur dan memakaikan selimut untukku, “Tidur lagi saja sebentar. Tenang saja, biar aku yang antar Adele! Kalau masih nggak enak badan juga, telepon aku, ya?”Aku mengangguk dan mendengar sepasa
Read more
Bab 9 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
Aku hanya tersenyum masam dan mengiyakan Fanny, lalu menutup teleponnya.Di mataku, saat itu Fanny terlihat seperti pengkhianat. Padahal dia sendiri yang bilang untuk sadar akan kelebihan diriku sendiri, tapi sekarang dia malah meledek aku pengangguran di depan suamiku sendiri. Dasar manusia bermuka dua.Pantas saja dari kemarin dia mengujiku dengan bilang kalau dia bertemu dengan Harry, ditambah lagi malam itu Harry juga bilang kalau dia sudah lama tidak berjumpa dengan Fanny. Perasaan dipermainkan seperti ini sungguh membuatku sakit hati. Di tengah kota yang asing ini, aku sepenuhnya memperlakukan mereka berdua dengan sangat baik, tapi mereka malah berbohong padaku. Aku tidak tahu lagi harus percaya pada siapa sekarang.Aku terus menatap ke arah jendela dan tanpa ragu menghubungi nomor Harry. Sesuai dugaanku, Harry menjawab yang sama seperti Fanny. Dirundung amarah yang sudah kepalang naik sampai ubun-ubun, aku langsung masuk ke dalam kedai tersebut. Namun seketika aku masuk, ponsel
Read more
Bab 10 Pikiran yang Menakutkan
Sebelum aku menjawab, Harry dengan sigap maju dan menjelaskan kalau suasana hatiku sedang buruk. Kemudian dia menaruh tangannya di bahuku dengan kuat dan berkata, “Sayang, nggak usah takut, dokter sudah bilang nggak apa-apa. Tinggal diperiksa sedikit lagi, habis itu boleh pulang!”Pulang ….Kata itu membuatku seketika kehilangan kendali. Aku langsung mendorong Harry menjauh dariku dan berlari keluar sambil menangis. Rumah tangga ini bagaikan porselen yang sudah penuh dengan retakan, dan bisa pecah berkeping-keping kapan saja. Bahkan Fanny sampai berani datang terang-terangan dan mengancam posisiku sebagai ibu.Fanny segera menyusulku keluar meninggalkan Adele yang menangis di dalam.“Maya, kamu kenapa? Jangan bikin Adele takut begitu, dong! Kamu harus tabah, yang terpenting sekarang adalah kondisinya Adele!”“Tabah? Apa bisa?” ujarku membentaknya, membuat Fanny terkejut.Aku menyadari diriku telah kehilangan kendali, maka itu aku berusaha untuk kembali tenang dan berkata, “Kamu pulang
Read more
DMCA.com Protection Status