Semua Bab Gara-Gara Mengumrohkan Ibu: Bab 21 - Bab 30
48 Bab
Pria Masa Lalu
#21Suara gaduh beberapa wanita yang tengah adu mulut di depan sebuah ruangan seketika terdengar oleh seorang pria yang tengah menekuri layar monitor di hadapannya.Pria itu menoleh, tepat ketika seseorang membuka pintu ruangannya. Salah satu dari mereka adalah sekretarisnya."Maaf, Pak. Saya udah mencegah supaya pegawai ini nggak bisa masuk," ucap sang sekretaris menundukkan wajahnya penuh rasa bersalah.Pria bernama lengkap Rafael Vendi Wijaya itu melihat sosok pegawai perempuan yang datang dengan sang sekretaris."Tolong jangan salahkan sekretaris Bapak. Ini salah saya sendiri karena telah membuat keributan di sini," ucap Alma menatap sang atasan tanpa rasa gentar. Bu Hasna selalu mengajarkan padanya untuk tidak gengsi jika mengakui kesalahan. Pun juga untuk tidak takut jika kita merasa memiliki alasan yang benar dalam melakukan sesuatu hal. "Baiklah. Nindi, kamu boleh keluar dan tinggalkan saya dan pegawai itu berdua saja," ucap Rafael mengambil tindakan.Nindi lantas keluar dar
Baca selengkapnya
Niat Baik Rafael
#22Alma melangkah keluar dari area pabrik, kemudian berdiri di dekat gerbang. Alma mendongak dan menatap langit mendung yang terlihat di depan matanya. Mungkin tidak lama lagi, hujan akan menyapa. Alma harus segera pulang sebelum hujan mengguyur tempatnya berdiri saat ini."Pak Ujang mana sih?" Alma celingukan mencari ojek langganan yang seharusnya sudah menjemput dirinya. Wanita itu nampak gelisah menunggu kedatangan Pak Ujang. Belum sempat ojek langganannya datang, tiba-tiba rintik hujan sudah terlebih dulu menghampiri Alma."Ya ampun, udah hujan?" Alma mulai panik. Hujan turun semakin deras, sementara Pak Ujang tak kunjung datang.Alma berusaha menghubungi Pak Ujang berulang kali, tapi sayangnya ia tidak mendapatkan jawaban. Entah mengapa, Pak Ujang tidak dapat dihubungi. Hujan lebat mungkin juga akan menyulitkan Pak Ujang untuk datang ke pabrik, apalagi pria itu menggunakan motor."Kenapa Pak Ujang gak bisa dihubungi, sih? Gimana aku bisa pulang sekarang?" Alma mulai resah. Wani
Baca selengkapnya
Diperlakukan Dengan Baik
23)Alma dan Rafael berjalan beriringan menuju mobil Rafael yang masih terparkir. Pria itu langsung berlari kecil menuju pintu kendaraan miliknya dan membukakan pintu tersebut untuk Alma. Alma tercengang. Ia tidak menyangka akan mendapatkan perlakuan semanis ini dari atasannya. Padahal ia hanya karyawan biasa. Rasanya ia tidak pantas menerima perilaku seperti ini dari orang yang sudah menggaji dirinya. "Apa memang Pak Rafael selalu bersikap sebaik ini sama semua orang?" batin Alma."Silakan masuk!" ucap Rafael dengan nada lembut pada Alma. Pria itu membukakan pintu mobil di bangku depan untuk Alma, yang artinya Alma akan duduk bersebelahan dengan Rafael yang akan mengemudikan kendaraan. "Aku harus duduk di depan?" batin Alma merasa canggung dan tidak pantas duduk di samping atasannya.Alma yang sadar diri, akhirnya memilih duduk di bangku belakang. Meskipun duduk di bangku belakang juga nampak tidak sopan, karena secara tidak langsung membuat Rafael terlihat seperti sopir, tapi ini
Baca selengkapnya
Pura-Pura Lupa
#24Reno membuka pintu rumahnya dengan wajah muram. Kepulangan pria itu pun langsung disambut sang ibu yang sudah lama menunggu."Reno, akhirnya kamu pulang juga!" ucap Bu Kamila dengan wajah sumringah.Reno tersenyum. Pria itu duduk di sofa ruang tamu sembari memijat kepalanya yang pening.Hari ini adalah hari gajian Reno. Setelah bekerja satu bulan lamanya, Reno dapat menikmati hasil kerja kerasnya. Di hari gajian seperti ini, seharusnya Reno merasa senang. Tapi entah mengapa, hari itu Reno merasa sangat hampa. Uang gaji yang sudah masuk ke rekeningnya tidak mampu membuat suasana hati Reno membaik.Namun, berbeda jauh dari Reno, Bu Kamila terlihat sangat girang. Sepertinya wanita itu sudah tidak sabar meminta jatah dari putranya. Wanita itu hanya akan bersikap baik jika ada maunya."Sini duduk, Reno! Kamu pasti capek, kan? Mau Mama bikinin minum?" tawar Bu Kamila bersikap manis pada sang putra. "Mau man
Baca selengkapnya
Tamu Tak Diinginkan
#25Tok, tok! "Assalamualaikum!" Alma mengetuk pintu perlahan, kemudian masuk ke dalam rumah. Suasana rumah itu cukup gelap dan sepi. Hanya ada beberapa lampu yang menyala dan Alma belum melihat batang hidung putri kecilnya."Lily, Mama udah pulang. Kamu di mana, Nak?" Alma menyusuri beberapa ruangan untuk mencari keberadaan putrinya.Tak lama kemudian, Lily tiba-tiba muncul. Gadis kecil itu berlari ke arah Alma, kemudian berhambur ke pelukan ibunya itu. Lily benar-benar lega setelah ia mendengar suara sang ibu. Gadis kecil itu sudah menunggu kepulangan Alma sejak tadi."Mama!" Lily memeluk Alma dengan erat. Terlihat sekali jika bocah kecil itu sangat ketakutan saat berada di rumah sendirian ketika hujan lebat."Lily! Kamu baik-baik aja kan, Nak?" tanya Alma membalas pelukan buah hatinya tak kalah erat.Dengan tangan kecilnya, Lily meng
Baca selengkapnya
Reno Kalap
#26"Ngapain kamu ke sini, Mas?" tanya Alma begitu wanita itu membukakan pintu untuk Reno.Reno menatap nyalang ke arah Alma. Dari tatapan pria itu, terlihat jelas kemarahan besar yang tersimpan oleh mantan suami Alma itu.Plak!Tanpa mengatakan apa pun, tiba-tiba Reno langsung melayangkan tamparan ke wajah Alma, hingga membuat tubuh wanita itu tersungkur ke lantai. Alma benar-benar syok, begitu pula dengan Lily yang langsung berlari menghampiri ibunya saat ia melihat Alma terhempas ke ubin karena ulah sang ayah."Mama!" Lily berteriak kencang. Bocah itu langsung memeluk ibunya yang tengah menahan rasa sakit di wajah karena pukulan Reno.Gadis kecil itu menangis dalam dekapan sang ibu. "Mama nggak apa-apa, kan? tanya Lily dengan tangis sesenggukan.Manik mata Alma memerah. wanita itu menatap Reno dengan mata penuh amarah."Apa-apaan kamu, Mas? Kenapa kamu datang-
Baca selengkapnya
Gertak Sambal
#27"Pak Rafael …," ucap Alma dengan suara lirih, nyaris tak terdengar ketika melihat orang yang menylamatkan dirinya dari amukan Reno."Br3ngsek! Siapa kamu, hah!" seru Reno seraya meronta agar pria itu melepaskan tangannya.Rafael menghempaskan kasar tangan Reno usai menghadiahi lelaki yang berstatus suami Alma itu dengan tatapan tajam menghujam."Gak penting kamu tahu siapa saya, tapi saya gak akan diam saja melihat kamu menganiaya seorang perempuan! Apa kamu gak punya ibu atau saudara perempuan, hm? Gimana perasaanmu kalau melihat mereka diperlakukan begitu?" ucap pria berpakaian sangat rapi itu. Reno tampak menelisik penampilan pria itu, dari wajah, gaya rambut, bahkan dia juga baru menyadari sebuah mobil terparkir tak jauh dari tempatnya berada. Ia ingat persis model bahkan plat mobil tersebut."Oh, jadi kamu ya, yang jadi selingkuhan wanita murahan ini!" tunjuk Reno pada Alma yang baru saja dibant
Baca selengkapnya
Dugaan Mama Arum
#28Rafael terdiam cukup lama. Ia tidak mengerti jalan pikiran wanita yang ada di hadapannya sama sekali. Padahal menurutnya akan jauh lebih mudah untuk bercerai jika sekaligus melaporkan Reno atas tuduhan KDRT."Kamu benar-benar udah yakin gak akan mempolisikan dia?" tanya Rafael lagi.Alma menggeleng cepat. "Nggak, Pak. Saya yakin itu."Rafael tampak menghela napasnya pelan. Ingin mendebat keputusan Alma, tapi rasanya dia tak memiliki hak apa pun karena hubungan mereka tak sedekat itu."Baiklah kalau begitu, saya gak akan maksa kamu. Tapi satu hal, kalau suatu saat nanti kamu berubah pikiran dan ingin memenjarakannya maka jangan sungkan untuk meminta kesaksian saya, Alma," ucap pria itu bersungguh-sungguh.Alma tak menjawab, dan hanya merespon ucapan Rafael dengan anggukan singkat.Lantas setelahnya, Rafael berpamitan pulang karena hari sudah menjelang malam dan dia tak mau membuat sang ibu kha
Baca selengkapnya
Ikhlas
#29"Mama mikirnya kejauhan banget sih. Kok bisa kepikiran kalau Rafa suka sama Alma." Rafael terkekeh kecil.Suasana yang sempat tegang saat menunggu kata-kata dari Rafael, seketika berubah cair."Ya ampun, bukannya jawab pertanyaan Mama." Mama Arum mencebikkan bibirnya, kesal."Maaf, Ma. Kalau waktunya sudah tiba nanti, Rafa pasti bawa wanita yang akan aku nikahi. Mama tenang aja," ucap Rafael menenangkan sang mama."Ya, tapi kapan, Nak? Mama kan udah tua, gak salah kan kalau Mama ingin lihat kamu menikah dan memiliki anak." Mama Arum tampak bersungguh-sungguh mengatakan kemauannya yang belum dapat Rafael wujudkan."Mama sabar ya. Waktunya pasti akan tiba." Rafael berucap sambil mengulas senyum misterius di wajahnya."Oh, ya. Gimana kabar Alma sekarang, Rafa? Katanya kamu udah ketemu sama dia. Apa kamu juga tau tempat tinggalnya yang sekarang?" tanya Mama Arum mengalihkan pembicaraan."Kabarnya baik kok, Ma. Kebetulan tadi itu Rafa terlambat karena nganterin Alma pulang ke rumahnya,
Baca selengkapnya
Hamil?
#30Dengan berat hati, Bu Kamila merelakan koleksi emasnya untuk dipakai Reno dulu. Tentu saja, dengan jaminan Reno segera mengembalikannya berkali lipat, bahkan wanita paruh baya itu menuntut jika Reno juga harus bisa mengumrohkannya."Reno pamit dulu, Ma." Reno melangkahkan kakinya keluar rumah, lalu Reno melajukan mobilnya menuju ke kantor. Mobil itu merupakan insentif dari kantornya.Perasaan Reno bercampur aduk saat ini. Ada sisi hatinya yang masih tak rela melepaskan Alma. Akan tetapi, sisi hatinya yang lain tak mau lagi mempertahankan Alma karena apa yang sudah dilakukan oleh dirinya dan Bu Kamila sudah pasti sangat menyakiti hati Alma. "Semoga keputusanku menceraikan Alma benar." Reno menggumam pelan. Tujuannya saat ini adalah kantor tempatnya bekerja. Lalu, setelahnya Reno akan izin untuk pergi keluar sebentar ke kantor pengadilan agama dan mengajukan gugatan cerai terhadap Alma."Hanya ini yang bisa kulakukan untuk menebus seluruh kesalahanku padamu, Alma. Aku janji, akan m
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status