All Chapters of Terjerat Gairah Suami Kontrak: Chapter 21 - Chapter 30
111 Chapters
21. Jatuh Cinta atau Permainan Ego?
Masalah itu selesai dengan berakhirnya si aktor di rumah sakit dan produksi film tertunda selama beberapa bulan. Aktor itu juga mendapat gugatan cerai dari istrinya. Sang aktor tidak berani menuntut apapun kepada Alvaro karena Alvaro akan menyebarkan skandal itu dan mematikan karir si aktor jika dia melakukannya.Sedangkan Sandra, tentu saja Alvaro mengambil mobil mewahnya dan menjualnya. Alvaro tak ingin ada apa pun yang mengingatkannya pada wanita ja*ang itu. Hari itu juga Alvaro mengganti kode pintu apartemennya dan menendang Sandra keluar hanya dengan pakaian yang dibawanya ke Paris. Semua perhiasan yang ditinggal di apartemen dijual oleh Alvaro.Kecuali satu perhiasan, yaitu cincin berlian biru yang awalnya hendak dipergunakan untuk melamar Sandra.Alvaro tersenyum getir, kedua sudut bibirnya sedikit terangkat. Hatinya terluka dalam dengan kejadian itu sehingga dia tak berminat untuk menjalin hubungan lagi. Kebohongan dan pengkhianatan adalah dua hal yang tidak bisa ditoleransiny
Read more
22. Harapan Setinggi Bulan
"Aku baru tahu kalau kisahnya sesedih itu," gumam Saskia. Tadi pagi saat menyiapkan sarapan di dapur bersama Bude Darsi, wanita paruh baya itu menceritakan apa yang didengarnya mengenai masa lalu Andry dari Pakde Gito. Pakde Gito telah bekerja pada keluarga Hanssen sejak Maureen remaja. Dia tahu semua tentang keluarga Hanssen, namun dia hanya berbagi kisah itu kepada Bude Darsi yang dianggapnya seperti saudaranya sendiri."Apa Nyonya sudah mengenalnya sebelum ini?" tanya Hanifah.Saskia hanya mengangguk sambil lalu."Han, sejam lagi kita berangkat ke outlet. Tolong bilang Mang Deden untuk bersiap," pinta Saskia."Baik, Nyonya," sahut Hanifah lalu menuju ke garasi. Di tengah perjalanan, gadis berhijab itu berpapasan dengan Wiji."Han, kamu tahu berita terbaru?" bisik Wiji sambil menoleh ke kanan dan ke kiri. Wajahnya menampilkan ekspresi sedang membawa berita heboh."Apa? Tuan Andry?" Tanpa sadar Hanifah ikut memelankan
Read more
23. Karyawan Baru
Andry turun dari mobilnya. Dia mengemudi sendiri. Sebuah Maserati dua pintu atas nama Djendro dibawanya dari garasi keluarga Baroto."Selamat pagi, Tuan. Apa Tuan ada janji dengan seseorang?" Seorang security menghampiri Andry dengan tergopoh-gopoh. Melihat mobil yang dibawa Andry, security berpikir yang datang pastilah orang super penting."Aku karyawan baru. Di mana aku bisa parkir mobilku?" tanya Andry. Beberapa karyawan yang melintas menoleh lalu kasak kusuk. Karyawan dengan mobil sekelas CEO? Siapa dia? Demikian pemikiran dan ghibahan para karyawan itu. Para karyawati menatap dengan penuh minat. Wajah ganteng dan mobil hedon, sungguh perpaduan yang sedap sekali."??? Karyawan?" Security tak bisa menyembunyikan rasa kagetnya, lalu cepat-cepat membungkukkan badan."Maaf, Tuan. Tuan bisa tinggalkan mobil di sini, saya akan memarkirkannya di parkiran khusus. Mohon maaf, Tuan di bagian apa? Agar saya bisa memarkirkan mobil sesu
Read more
24. Asisten Manajer
Saskia pamit undur diri sebentar kepada pria yang sedang sibuk mengelap kemejanya dengan tisu. Ditariknya tangan Hanifah ke balik tirai yang memisahkan area servis dengan dapur."Kamu pergi ke mall sama Mang Deden. Nanti aku menyusul," kata Saskia."Maksud Nyonya bagaimana? Nyonya menyusul naik apa?" Hanifah kebingungan."Nanti aku naik ojek online. Sekarang cepat berangkat, jangan membuat pelanggan marah," sahut Saskia."Ha? Jangan, Nyonya! Tuan bisa marah kalau tahu saya membuat Nyonya naik ojol!" pekik Hanifah ketakutan. 'Belum lagi kalau Tuan Orlando tahu, bisa ditendang aku dari rumah keluarga Baroto,' pikir Hanifah, tambah ketakutan. Hanifah senang dengan pekerjaannya sekarang. Beban kerjanya ringan dan gajinya besar. Hanifah bisa mengirim uang yang cukup untuk adik-adiknya di panti asuhan."Jangan overthinking! Tuan tak akan tahu kalau kita diam. Sudah sana berangkat. Apa kamu bawa uang?" Saskia terus mendesak."
Read more
25. Makan Siang
Andry mempercepat langkah mendekati wanita yang menarik perhatiannya. Sang wanita nampak berjalan santai sambil mengobrol dengan temannya."Sasi ... aku merindukanmu." Andry memeluk wanita itu dari belakang sambil berbisik di telinganya. Dihirupnya keharuman yang berasal dari rambut hitam tebal sang wanita. Wanita itu tentu sangat terkejut, demikian juga dengan temannya. Keduanya menoleh bersamaan."Andry?" Wajah Saskia memucat. Hanifah hanya mampu melongo melihat kejadian itu."Sayang ... " Andry memeluk erat Saskia yang berputar menghadapnya sebelum Saskia sempat menghindar. Saskia berusaha menjauhkan tubuh tegap lelaki yang memeluknya."Jangan. Aku sangat rindu memelukmu, seperti dulu saat tak ada orang lain di antara kita." Andry malah mempererat pelukannya. Nada suaranya yang berat dan sedih membuat gerakan Saskia terhenti. Tanpa sadar air mata mulai menggenang di sudut mata indahnya."Tapi ... tapi ini di mall. B
Read more
26. Enam Kali Dalam Semalam
"Baik, Tuan." Hanifah segera mengundurkan diri setelah selesai makan, meninggalkan kedua majikannya."Ada apa, Pa?" tanya Saskia, kedua matanya yang jernih menatap Alvaro. Sungguh keindahan yang hakiki. Alvaro merasa berenang di laut yang tenang."Aku cuma ingin memberitahumu, kalau aset dan warisan ayahku dalam proses pembagian dengan Andry. Mungkin kamu ingin tahu jumlah harta yang akan diterima Andry?" Alvaro berkata sambil menatap lekat pada Saskia. Alvaro ingin tahu reaksi Saskia jika lelaki yang dicintainya saat ini mempunyai harta yang melimpah. Apakah Saskia akan segera meninggalkannya?"Apa aku harus mengetahuinya?" Saskia balik bertanya dengan raut kebingungan. Alvaro mendegut ludah. Wanita ini ... di luar ekpektasinya. Beberapa kali dugaan Alvaro terhadapnya meleset, seperti saat ini. Seolah-olah Saskia tidak peduli dengan harta."Jika kamu mau, aku bisa memberikan rinciannya kepadamu," sahut Alvaro.Saskia
Read more
27. Makan Bersama
Alvaro dan Saskia sampai di rumah jam lima sore. Sebelum Saskia sempat masuk ke kamar mandi, Alvaro sudah menerkamnya. Alvaro bermain dengan alat pria da sebuah penggetar berbentuk lipstick. Entah dari mana idenya mendapatkan alat-alat itu. Berkali-kali dikerjainya sang istri hingga lemas sedangkan Alvaro masih berpakaian lengkap.Satu jam kemudian, Alvaro mandi, meninggalkan Saskia yang lemas dan sakit. Dalam satu jam itu Saskia mencapai tiga kali pelepasan. Alvaro sama sekali tak memberinya kesempatan beristirahat."Aku ada acara makan malam dengan rekan bisnis. Nanti malam aku mau jatahku," bisik Alvaro sambil mengecup pipi halus kemerahan milik Saskia.Saskia tak sanggup bereaksi. Alvaro melihatnya, tersenyum dan kembali berkata,"Makan yang banyak agar kuat. Nanti pakailah kostum kucing itu. Aku ingin bermain dengan cambuknya."Alvaro mengecup bibir ranum sang istri lalu keluar kamar sambil bersiul-siul. Nampaknya mood Alvaro kembali
Read more
28. Trik
Alvaro menggertakkan gigi, lalu berbalik dan naik ke kamarnya meninggalkan Andry.Ting!Ada chat masuk. Andry membuka aplikasi pesan, sebuah nomor asing masuk.[Hai Andry. Aku Vedrya, masih ingat kan? Kita bertemu di bandara]Andry mengingat-ingat, dari mana wanita itu mendapatkan nomernya? Andry merasa tidak memberikannya. Vedrya hanya meminjam ponselnya ... ah, rupanya itu trik Vedrya untuk mendapatkan nomor kontak nya. Vedrya pasti melakukan panggilan telepon ke nomornya sendiri menggunakan ponsel Andry.Andry tersenyum. Vedrya sudah berusaha mengenalnya, tak ada salahnya jika dia pun membuka diri. Toh sekarang Andry mempunyai kekayaan yang luar biasa. Semua wanita akan mudah takluk di genggamannya.Andry [Halo Ve. Tentu saja aku masih ingat. Mana mungkin aku lupa pada gadis secantik kamu. Ngomong-ngomong, dari mana kamu dapat nomorku?]Vedrya [Aku tak sengaja menelepon nomorku sendiri kemarin. Apa aku mengganggu?]
Read more
29. Menjadi Ani-Ani
" Pa, apa maksud kalimat Papa pada Kakek Orlando tadi?" Saskia memberanikan diri bertanya saat dia dan Alvaro sudah berada di dalam kamar mereka. Alvaro berbaring tengkurap di ranjang sementara Saskia memijit punggung kokoh dan tegap suaminya.Alvaro mendengus. " Kita akan membuatkan cicit untuk Kakek Orlando. Mulai besok jangan minum pil KB," sahut sang pria tampan tegas.Gerakan tangan Saskia seketika terhenti. Alvaro yang merasakannya segera duduk menghadap kepada wanita cantik itu." Lalu ... lalu bagaimana nasib anak itu saat kita selesai menjalani kontrak?" tanya Saskia terbata-bata. Alvaro merasa dadanya bagai dihantam palu mendengar pertanyaan Saskia. Saskia tidak mencintainya, Saskia ingin mereka menyelesaikan kontrak lalu berpisah. Saskia bingung dengan anak mereka, apa mungkin Andry mau menerimanya? Ternyata semua servis dan fasilitas yang diberikan Alvaro, tidak membuat Saskia luluh dan bisa mencintainya. Demikian pikiran-pikiran yang berkelebat di benak Alvaro.Alvaro
Read more
30. Pertanyaan dan Pernyataan
Saskia melirik jam dinding, jarum berada di angka 12 dan Alvaro belum pulang. Bang Ucup sudah mengembalikan mobil sedari tadi dan pulang ke rumahnya sendiri. Kata Bang Ucup, Alvaro ada rapat dan akan pulang menggunakan taksi online.Saskia menunduk, menatap ponselnya. Jemarinya berputar di atas layar. Wanita cantik itu ingin mengirim pesan kepada suaminya, akan tetapi ragu melanda. Selama ini Saskia tak pernah melakukan itu karena Alvaro selalu mengabarinya jika terlambat pulang."Al belum pulang?" Satu suara bariton terdengar di belakangnya, membuat Saskia tersadar dari lamunannya.Saskia menoleh. Dilihatnya Andry berdiri tak jauh darinya. Nampaknya lelaki tampan itu sedang dalam perjalanan mencari cemilan di kulkas. Rambutnya acak-acakan seperti habis bangun tidur."Belum," sahut Saskia lalu kembali menunduk. Didengarnya Andry membuka pintu kulkas dan mengeluarkan sesuatu dari dalamnya."Nih, minum dulu." Andry menyodorkan sebotol yoghurt ke pangkuan Saskia."Terimakasih," sahut Sask
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status