All Chapters of Janda Kesayangan Brondong Kaya: Chapter 51 - Chapter 60
119 Chapters
51. Pacaran bohongan
Bukannya menjawab Dean langsung melangkah pergi meninggalkan Haura yang masih bingung dengan apa yang ingin dia lakukan selarut ini."Kenapa sih dia?" tanya Haura dengan wajah mengerut.Dia pun lekas memasukan mobilnya ke dalam, lalu menutup pintu pagarnya. Haura melangkahkan kakinya ke dapur, untuk mengambil satu buah mangkuk berserta membuat es teh untuk dirinya sendiri.Beruntung, dia berisi kulkas jadi tidak perlu repot-repot mencari es batu di malam hari seperti ini. Memang Haura terbiasa meminum minuman dingin, jadi dirinya membeli kulkas waktu pertama pindah."Em, aromanya sangat harum banget. Buat perutku semakin lapar aja." Haura memilih meminum es teh lebih dulu, lalu menyendokkan mie ayam ke mulutnya. "enak banget!" serunya semakin lahap.Haura menuangkan satu bungkus mie ayam lagi, walau sudah merasa kenyang tetapi masih selalu ada tempat kosong untuk makanan kesukaannya ini."Akhirnya kenyang juga," ucap Haura diseli
Read more
52. Berniat Mengusir
"Enggak! Aku enggak cemburu sama cewek itu, lagi pula buat apa aku cemburu, karena kita bukan siapa-siapa!" sanggah Haura tegas.Dia menepis perasaan yang mulai dirasakan kepada Dean, karena dirinya tidak mau mengakui kalau menyukai seseorang yang lebih muda darinya. Haura juga terlalu gengsi untuk mengakui perasaannya sendiri kepada seorang lelaki, akibat dikhianati dia mulai ingin bertekad tidak ingin menyukai lelaki mana pun lagi."Aku tahu kamu udah mulai nyaman dan memiliki perasaan sama aku, tapi kamunya aja terlalu malu mengatakan itu," ucap Dean mulai berbisik di telinga Haura.Membuat wajah wanita itu menjadi memerah karena malu, tetapi dengan cepat menggelengkan kepalanya lagi. Menyanggah semua perkataan Dean adalah cara terbaik untuk menghilangkan rasa malu yang dirasa."Gak usah malu sama aku. Karena aku kan juga suka sama kamu, jadi kamu gak usah malu begitu dong!" Dean merengkuh pinggang Haura mesra."Jangan kayak gini dong, malu kelihatan orang!" Haura mendorong kasar De
Read more
53. Kejutan dari Dean
Napas Dean memburu, karena tadi dia mencari kesana-kemari keberadaan Haura dan Bima. Sampai tiba di sini, dia melihat ada mobil Bima terparkir di depan cafe, langsung membuatnya berlari masuk ke dalam."Ini minumannya."Pelayan datang membawa dua minuman dingin untuk Haura dan Bima. Namun, Dean dengan cepat mengambil salah satu minuman itu, lalu meneguknya sampai tandas."Itu minuman Bima, Dean!" gerutu Haura kesal.Padahal dia sengaja pulang lebih dulu dari Dean, berharap lelaki itu akan kesal dan tidak mengganggunya selama satu atau beberapa hari. Sayangnya tidak, Dean malah datang kemari untuk mencarinya. Kesal! Itulah yang Haura rasakan saat ini, tetapi dia memilih menahannya karena ada Bima di antara mereka."Biarin aja, Haura! Kayaknya dia haus banget, soal minuman aku bisa pesan lagi." Bima beralih kepada pelayan cafe yang masih berada di sana.Haura menghela napas berat, dia merasa Bima adalah lelaki yang sangat berbeda d
Read more
54. Menginginkan
Dean menuntun Haura untuk memasuki kamar hotel, di mana semua sudah disiapkan oleh para pelayan hotel di sana."Coba lihatlah, keren kan," ucap Dean memperlihatkan sebuah meja berisi hidangan lengkap dengan minuman"Kapan kamu sediakan ini?" tanya Haura takjub.Haura menatap semua yang disuguhkan oleh Dean, tidak lupa di tengah meja ada bunga cantik yang menghiasinya. Memang semua pelayan hotel sangat cepat menuruti perintah dari Dean, karena lelaki itu sudah terbiasa membawa banyak wanita di sana. Alhasil, mereka juga sudah terbiasa melakukan apa yang diperintahkan oleh Dean.Belum lagi, Dean biasanya akan memberikan tips yang banyak kepada mereka semua. Semakin bersemangat lah mereka melakukan apa yang diperintahkan."Em, kapan, ya?" Dean balik bertanya karena tidak mau menjawab.Haura terpana dengan apa yang dilakukan oleh lelaki itu, dia pun dituntun oleh Dean untuk mendekati meja supaya bisa kencan bersama. Seakan
Read more
55. Malam yang Panas
Dean sangat bersemangat karena akan mencicipi janda cantik bertubuh seksi seperti Haura, dia sangat menginginkan wanita cantik itu dari awal bertemu."Dean, pelan-pelan," gumam Haura pelan dengan wajah bersemu merah."Nikmati saja, Haura! Kamu tidak akan menyesali apa yang kuberikan kepadamu," ucap Dean dengan penuh semangat.Beberapa jam mereka saling berbagi peluh, tetapi Dean tidak terlihat merasa lelah. Dia bahkan tetap bersemangat melakukan hal terlarang bersama Haura, sedangkan wanita cantik itu terlihat sangat kelelahan namun dia sangat menikmati kebersamaanya dengan Dean.Haura yang sudah lama tidak mendapatkan perlakuan hangat dari Niko, sewaktu menjadi suaminya merasa sangat terlena dengan apa yang dilakukan oleh Dean sekarang."Makasih, karena kamu udah ngasih aku." Dean mendaratkan sebuah ciuman singkat di kening Haura.Haura hanya diam, dia menjadi merasa menyesali apa yang telah dia lakukan sekarang. Bukan sok suci!
Read more
56. Ponsel tertinggal
Saat Haura sedang putus asa, dia mendengar suara ketukan di pintu. Matanya pun menjadi berbinar-binar karena ada orang yang datang kemari."Apa itu Dean?" tebak Haura penuh harap.Ketukan di pintu terus terdengar, membuat Haura menjadi ingin berteriak meminta orang itu masuk karena pintu tidak dikunci. Memang dia melupakan mengunci pintu tadi malam, tetapi dirinya merasa sangat bersyukur tidak ada yang masuk dan dengan kondisinya sekarang."Masuk saja!" kata Haura berusaha berteriak, tetapi tetap tidak bisa karena suaranya tidak sampai keluar.Haura menjadi sedih, dia tidak bisa berteriak dan bahkan untuk berdiri pun terasa sangat sulit. Namun, ketukan di pintu itu masih terdengar di sana, dia pun berusaha untuk bangkit secara perlahan menuju luar.Dengan tergopoh-gopoh Haura berjalan memegangi tembok, tubuhnya gemetaran, kepala pun terasa berputar tetapi tetap terus melangkah maju."Buka saja, pintunya tidak dikunci!" kata Haura lagi.Tentu saja dengan suara pelan, jaraknya pun masih
Read more
57. Atau ...
Dean merasa sangat frustasi memikirkan kemana janda cantik itu, kenapa Haura tidak ada kabar dan di mana pun.Dean menjadi mondar-mandir selama beberapa jam di depan rumah Haura, tetapi tidak ada tanda-tanda kalau ada satu orang pun yang datang ke sana."Ke mana dia?" Lagi, hanya itu yang bisa keluar dari mulut lelaki tampan tersebut. Dean memilih duduk di kursi depan rumah Haura, berharap kalau pemilik rumah akan datang. Namun sayang, sudah lama dia menunggu, Haura tidak menampakan batang hidungnya sama sekali.Dean memilih pulang saja, dia lelah menunggu selama empat jam lamanya. Hari juga sudah semakin gelap, perut juga sudah terasa sangat lapar.'Kayaknya dia ada urusan,' ucap Dean di dalam hati.Dean melajukan mobilnya untuk pulang, yang berjarak sebuah rumah saja dari Haura.*."Makasih, Bima. Kamu baik banget sama aku, sampai habis pulang kerja datang kemari." Haura menerima sebungkus makanan dari Bima."Santai aja, Haura. Soalnya aku tahu, makanan di rumah sakit ini gak enak,
Read more
59. Kamu Milikku!
Indra meneguk ludahnya beberapa kali, dia tidak ingin meneruskan kalimat yang ingin dia katakan kepada Dean."Katakan apa?! Jangan buat aku penasaran!" bentak Dean sambil mencengkram kerah pakaian Indra."Ugh! Sakit tahu!" Indra menepis tangan Dean yang mencengkramnya."Salah sendiri kamu buat aku penasaran!" Dean menggerutu, lalu memandang ke arah lain."Iya-iya, aku akan katakan. Tapi kamu janji gak bakalan marah, apa yang aku katakan sekarang ini!" Indra berkata dengan nada khawatir."Emang apa sih yang mau dikatakan? Katakan aja, kenapa harus kayak gitu, coba?!" tanya Dean tidak dapat menahan rasa penasarannya lagi.Indra mendekati Dean, dia berbisik tepat di telinga lelaki itu. "Punyamu kecil!"Dean refleks mendorong temannya itu dengan wajah memerah menahan perasaan marah setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Indra. "Maksud kamu apaan bilang kayak gitu ke-aku? Emang kamu pernah lihat punyanya si Niko, cowok g*oblok itu!""Nah kan aku bilang jangan marah, tapi kenapa kamu mar
Read more
59. Semua Cowok sama!
"Kalau begitu, kita batalkan saja yang aku setujui itu!"Perkataan Haura membuat Dean menjadi terperangah, lelaki itu sangat terkejut dengan sikap janda tersebut yang berubah drastis setelah menghabiskan malam dengannya.Padahal kebanyakan wanita pasti akan menempel dengannya setiap melihat dia di dekat mereka. Namun, kenapa Haura sangat berbeda dengan yang lain."Kenapa kamu kayak gini? Apa aku ada salah?" Dean memegang kedua tangan Haura untuk meminta penjelasan."Kamu pergi aja dari sini, aku mau istirahat!" usir Haura yang tidak mau melihat wajah Dean terlalu lama."Aku gak mau pergi sebelum kamu bilang kenapa kamu kayak gini ke-aku!" Dean berteriak meminta penjelasan.Dean tidak mau pergi sebelum Haura mengatakan apa yang membuat wanita itu menjadi berubah."Bima, aku mau istirahat! Bisa ajak Dean keluar dari kamarku!" Haura sedikit berteriak supaya Bima mendengarnya.Bima berjalan menghampiri kedua orang yang sedang berada di dalam kamar itu."Aku bilang, aku mau dengar penjelas
Read more
60. Menyangkalnya
Haura mengatakan hal itu dengan berlinang air mata, wajahnya pun terlihat memerah menahan rasa amarah di dalam dada. Dia sangat menyesal memberikan kepercayaan kepada lelaki yang berada di depannya ini, andaikan dia tahu akan seperti ini, mungkin dia tidak akan mau mengenal Dean lebih jauh.Dean terdiam, dia masih berada di bawah kaki wanita cantik itu. Baru pertama kali dia kehabisan kata-kata dan rasa sesak merasuk di dalam dadanya, padahal sudah beberapa kali Dean menyakiti wanita, tetapi dia tidak pernah merasakan hal seperti ini."Aku minta kamu keluar dari rumahku sekarang dan jangan datang lagi ke toko, aku muak lihat wajahmu itu!" teriak Haura mengusir lelaki itu pergi.Dean mendongak menatap Haura, dia berdiri untuk menuruti perkataan wanita itu. Dean berjalan gontai menuju keluar dari rumah janda cantik tersebut.Lelaki itu menengok ke belakang, berharap sang wanita akan memanggilnya kembali. Nihil, Haura bahkan tidak menoleh sedikit pun kepadanya, wanita tersebut malah menu
Read more
PREV
1
...
45678
...
12
DMCA.com Protection Status