Lana duduk di depan komputernya dengan perasaan yang terombang-ambing. Dia merenung, memandangi layar yang kosong tanpa tujuan. Pikirannya melayang-layang ke masa lalu, mengulang kembali momen-momen yang telah terlewati. Sementara itu, pintu ruangan kantornya terbuka perlahan, dan langkah kaki yang dikenalinya datang menghampiri."Hai, Sayang," sapa suara yang membuat detak jantungnya berdebar kencang. Lana menoleh, dan mata mereka bertemu. Ada campuran berbagai emosi di dalam tatapan itu – kekhawatiran, kerinduan, dan ketakutan."Raka…!" gumamnya, mencoba menyembunyikan kegelisahan yang mengganggunya.Raka merasa ada yang berbeda dalam tatapan Lana. "Ada apa, Sayang?" tanyanya dengan hati-hati, mencoba membaca ekspresi wajah Lana yang begitu rumit.Lana terdiam sejenak, matanya berusaha mencari keberanian untuk mengungkapkan apa yang ada di dalam hatinya. "Sebaiknya kamu nggak menemui aku di kantor, Raka," ujarnya akhirnya dengan suara serak.Namun, seketika itu juga, Lana menyesal t
Read more