Panggilan sayang pada wanita yang memang dia sayang tidak ada salahnya, baik Seila yang memang menjadi pengisi hatinya, juga Air yang baru saja hadir dalam hidupnya dan mengisi hatinya saat ini.Tapi bagi Air, panggilan itu cukup penting. Layaknya seorang anak yang tidak ingin berbagi mainan, begitupun dia juga yang tidak ingin Bara memanggilnya dengan sebutan yang sama dengan panggilannya pada wanita lain. Semenjak Bara menciumnya, semenjak itu pula Bara adalah miliknya, bukan milik orang lain.Air memicingkan kedua matanya, protes kan tidak mengenal waktu yang tepat atau tidak, tidak penting bagi Bara tapi penting baginya. Fikirnya. Air tidak bergeming, ia masih enggan keluar dari mobil walaupun Bara sudah membuka kuncinya secara otomatis, duduk terdiam dan terus menatapnya, menunggu jawaban dari pria yang lebih dewasa itu."Iya, baiklah. Aku tidak akan memanggilmu sayang kalau kau tidak mau!""Bukannya tidak mau, tapi aku....""Aku akan menggantinya. Tapi nanti setelah urusan kita
Read more