All Chapters of Istri Tak Dianggap: Chapter 41 - Chapter 50
140 Chapters
AK 41
Sekar mendengar teriakan dari kamar putranya, itu adalah suara Lea. Ini kali pertama ia mendengar teriakan itu.“Apa aku egois kalau menginginkan Lea menjadi menantuku,” sendunya.Tak berapa lama ia kembali mendengar teriakan, namun kini bukan Lea melainkan Lius putranya. Lius berteriak meminta tolong, hal itu membuat Sekar teringat dengan kandungan menantunya.“Lea,” serunya, berlari menaiki anak tangga dengan begitu tergesa-gesa.Lio mendengar teriakan itu, kakinya ingin sekali berlari menghampiri namun logika menahannya untuk tetap diam.“AKh!” amuknya.Lea jatuh tak sadarkan diri, wajahnya tiba-tiba berubah pucat dengan air mata terus mengalir di pipi. Sekar masuk , ia terkejut melihat Lea sudah lemas tak sadarkan diri.“Apa yang kau lakukan padanya, Lius!” Sekar mendorong tubuh putranya dengan begitu kasar.Sekar menepuk pipi Lea dengan begitu pelan, ia menghapus jejak air ma
Read more
AK 42
Lius merenung di dalam kamarnya, ia duduk di atas ranjang tempat dimana istrinya tak sadarkan diri. Lius menyesal dengan yang sudah terjadi pada Lea, ia menyalahkan dirinya yang tak bisa mengontrol diri. “Kenapa selalu lepas kendali kalau dengan Lea, kenapa?” Tiba-tiba pintu di buka dengan paksa dari luar, nampak Rania masuk dengan wajah marahnya. “Kau benar-benar keterlaluan! Bagaimana bisa kau membahayakan istri juga anakmu!” amuknya. Lius terdiam, ia kali ini tak berani menatap Rania yang tengah memarahinya. Rasanya ia begitu menyesal. “Bagaimana kau bisa menjadi ayah yang baik kalau menjadi suami saja kau tidak bisa!” “Aku tidak sengaja, aku hanya terbawa emosi saja.” “Kau gila, Lius! Pagi tadi kau memukulnya, sekarang kau membuatnya terkapar di rumah sakit! Dimana otak mu itu,” amuknya. Rania tak habis pikir dengan Lius, seharusnya ia bisa mengambil hati istrinya namun ini justru  berbuat hal sebaliknya. Belum
Read more
AK 43
Lio begitu cemas mendengar kabar tentang hilang nya Lea, ia meninggalkan semua pekerjaannya dan bergegas pulang. Begitu juga dengan Rania.“Mom?”Sekar berhabur memeluk putranya, ia menangis mengkhawatirkan keadaan Lea. Rania begitu marah, lagi-lagi ia melihat ibunya menangis hanya gara-gara, Lius.Rania mencoba menghubungi Lius, namun berkali-kali ia mencoba taka da satupun sahutan. Ia dibuat geram dengan tingkah egois adiknya itu.“Brengkek kau, Lio.” Gumamnya.Rania mendekat pada Lio juga ibunya, namun tiba-tiba Lio menarik tangannya pergi menjauh dari Sekar.Rania menegang saat berada satu ruang dengan Lio, hanya berdua. Hal yang biasa, namun dengan suasana yang sangat berbeda.Lio menatap dengan begitu dingin pada, Rania. “Ini yang kau inginkan, KAK!”Bentakan Lio membuat Rania semakin menundukkan kepalanya, ini adalah kali pertama ia merasa ketakutan dengan adiknya sendiri. Pertama kali juga, Lio membentaknya dengan begitu dingin.“Jangan hanya diam, katakan pembelaanmu! Kenapa
Read more
AK 44
Lius membawa Lea berjalan-jalan di sekitar hotel tempatnya menginap, perempuan itu baru menyadari jika ia tak berada di negaranya.“Kau membawaku keluar negeri?”Lius tersenyum melihat raut wajah terkejut istrinya, ia dengan gemas mengecup bibir ranum Lea.“Banyak orang melihat, “ memukul lengan Lius.Keduanya tertawa bersama, melihat banyak orang yang malah menatap aneh pada keduanya.Dengan begitu posesif, Lius menggenggam tangan istrinya. Keduanya menikmati waktu berdua, mengelilingi setiap kota terkenal di negara yang terkenal dengan keromantisannya itu.“Berdirilah disana, aku akan menggambil gambarmu.”Dengan malu-malu Lea berdiri sesuai arahan suaminya, dengan cekatan Lius mengabadikan senyuman itu dengan kamera ponselnya.“Cantik,” pujinya.Lea tersipu, ia memeluk lengan Lius dan kembali melangkah bersama. Sesekali Lius mencium puncak kepala istrinya, menunjukkan be
Read more
AK 45
Tiba di negara yang sama, Lisa segera mencari penginapan yang jauh dari tempat Lius berada. Ia tak ingin Lius menganggap dirinya sengaja mengikutinya, walau demikian kenyataannya.Setibanya di hotel, Lisa segera masuk ke kamar yang telah dipesannya. Dan ia sedikit terkejut saat mendapati seorang laki-laki berada di dalam kamar pesanannya.“Siapa kau?”Laki-laki yang tengah membelakangi Lisa tersebut berbalik, menatap arah suara yang tengah bertanya padanya.Matanya tak bisa menyembunyikan kekaguman, Lisa terpesona dengan tampan paras laki-laki di depannya.“Niko.” Singkatnya.“Nikolas Apartur?” tanya Lisa, memicingkan matanya.“Yes, I am.”Lisa tersenyum puas, ternyata orang suruhannya benar-benar mengerti akan seleranya. Dengan bangga Lisa mendekat, tangannya terulur menyentuh bahu kokoh Niko.Niko tetap diam saat Lisa terus menelisik tubuhnya, tangan wanita itu terus bergerilya di tubuhnya.“Apa kau puas dengan tubuhku?”“Aku harus merasakan untuk mendapat jawaban itu.”Dengan sekal
Read more
AK 46
Lius terkejut melihat Lisa ada didepannya. “Kau sedang apa disini?”Lisa menatap Lius, ia pun berpura-pura terkejut melihat laki-laki pujaannya itu. Lisa buru-buru bangkit setelah membereskan barang-barangnya, dan Lius mencoba membantu Lisa untuk bangkit mengingat wanita didepannya itu tengah mengandung.“Hati-hati.”Dengan penuh perhatian Lius membenarkan tas Lisa yang lagi-lagi akan terjatuh. Namu tiba-tiba ia menatap sesuatu yang aneh dengan Lisa, “Apa kau baik-baik saja?”Lisa tersenyum mendengar itu, ia meyakinkan Lius jika dirinya baik-baik saja. Saat ingin kembali berbincang, seseorang tiba-tiba merengkuh bahu Lisa dengan begitu posesifnya.“Kau lama sekali, aku sudah lelah menunggumu disana seorang diri.” dengan ketusnya.Lius memicingkan mata melihat gelagat Lisa yang merasa seakan kesakitan. Ia pun menyela pembicaraan keduanya, menatap Lisa berusaha mencari jawaban.“Hai,
Read more
AK 47
Lisa terpaksa harus di larikan ke rumah sakit, perutanya benar-benar terasa kram dan ia tak bisa menahan sakitnya. Niko menunggu dengan tenang, salah seorang perawat mendatanginya dan menjelaskan kondisi terkini Lisa.“Silahkan, rawat saja.” Ucapnya.Setelah perawat itu pergi, Niko masuk ke dalam ruangan dimana Lisa berada.“Sudah kukatakan, perhatikan cara makanmu. Kau memang bebal sekali jadi perempuan.”Lisa tak menanggapinya, ia hanya menutup telinga mendengar ocehan Niko barusan. Dan Niko pun hanya bisa menghela nafas.“Aku bekerja untuk membantumu, bukan merawatmu. Tapi lihat, sekarang aku melakukan keduanya.”“Kau benar-benar cerewet sekali. Aku akan menambah bayaranmu, puas.”Tak menyahutinya, Niko hanya tersenyum menatap ponsel ditangannya.-Lius masih berkeliling mencari istrinya, beberapa kali ia terlihat bertanya pada pejalan kaki dengan menunjukkan foto Lea dalam ponselnya.“Sorry, aku tidak melihatnya.” Begitulah pengakuan dari banyak orang yang di temuinya.Lius nampak
Read more
AK 48
Lius berlari di koridoor rumah sakit, fikirannya sudah kalut mengingat istrinya tengah dirawat disana. Rasa bersalah menekan hatinya begitu kuat, ia menyalahkan diri atas apa yang telah terjadi saat ini.Lea terbaring lemah di ruang rawat, seorang diri ditemani musik klasik yang tengah diputar. Lius terpaku di depan pintu, langkahnya terasa berat untuk semakin mendekat.Lea menatap kedatangan suaminya, ia tersenyum menyambutnya. Namun Lius seakan tak bisa menggerakan dirinya, ia hanya diam mematung.Lea berusaha berbicara, namun terasa begitu sulit.“Maafkan aku,” serunya mencoba mendekat.Tangan Lea terulur, menyambut suaminya yang semakin dekat dengannya.“Maaf, aku membuatmu cemas.” Lirihnya. Semakin besar pula rasa bersalah Lius pada istrinya.“Aku janji, ini nggak akan pernah terjadi lagi.” Lea tersenyum, hanya menganggukkan kepala lalu matanya terpejam.Lius membiarkan istrinya terlelap, ia sudah mendengar kondisi Lea dari dokter yang menanganinya. Namun yang membuatnya aneh ada
Read more
AK 49
Lea sudah tak lagi terpikirkan dengan keberadaan kakak tirinya itu, ia kini menikmati hari-hari berdua dengan suaminya.Terlihat Lea dengan Lius tengah menghabiskan waktu dengan menonton film kartun sesuai request istrinya.Lea nampak begitu riang, wajahnya begitu berseri saat mentertawakan kebodohan tikus dengan kucing. Lius hanya bisa menikmati paras istrinya, ia tak perduli dengan kartu yang tengah menggema dikamarnya.“Sayang, jangan lihatin aku terus. Kartunnya di depanmu itu.”Lius hanya tersenyum menanggapi omelan Lea, ia malah menggenggam tangan Lea yang tadi mendorong wajahnya.“Wajah tertawa istriku lebih menarik.”Namun tiba-tiba ponsel Lius berdering, membuyarkan acara gombalan keduanya.Lius nampak terkejut setelah memerikan panggilannya, dan anehnya laki-laki itu segera berlari menjauhi istrinya.“Siapa memang yang menghubungi? Kenapa wajahnya panik sekali?”Namun nyatany
Read more
AK 50
Seorang laki-laki dewasa tengah berjalan dengan begitu tegap, membelah lautan manusia yang berdiam di bandara. Semua mata menatap pada kedatangan laki-laki tersebut, terlebih ada deretan berbaju hitam yang menyambut kedatangannya.“Selamat datang kembali, Tuan.”“Hm, apa semua dalam kendali?”“Semua seperti keinginan anda, Tuan Antonio.”Antonio Dharmendra, pada akhirnya benar-benar mendarat kembali di negaranya. Setelah beberapa kali membatalkan kepulangannya, akhirnya ia bisa pulang.Di kawal anak buahnya, Antonio berjalan keluar menuju mobilnya. Di tengan jalan, salah satu anak buahnya mendapat kabar tak enak.“Kurang ajar anak itu. Kita terbang kesana,” ujarnya memutar jalan kembali masuk ke dalam bandara.Dalam perjalanan, Antonio hanya bisa memijat pangkal hidungnya. Ia tak bisa memikirkan apa yang saat ini tengah terjadi.“Pastikan, semua informasi ini jangan sampai ke telinga istriku.”“Baik.”-Lius tengah berdiri memilih menu makanan untuk istrinya, ia memilih air kelapa seb
Read more
PREV
1
...
34567
...
14
DMCA.com Protection Status