Semua Bab Pembalasan Dendam Sang Dewa Perang: Bab 21 - Bab 30
302 Bab
Apakah Kau Mencintaiku?
Agnes terkejut dengan kemunculan Morgan. Bukankah tadi Morgan pergi untuk urusan pekerjaan? Apakah dia sudah selesai bekerja secepat ini? Melisa lebih terkejut lagi. Dan seiring terus mendekatnya Morgan, dia memosisikan dirinya di hadapan Agnes, sebagai perisai. “Apa yang baru saja kau lakukan di depan sana, Sialan?! Kau berulah lagi di area pribadi orang, hah?!” serang Robert, maju untuk mengadang Morgan. Berbeda dengannya, Joseph justru mundur. Dia lantas masuk ke dalam rumah. Sepuluh tamparan dari Morgan tempo hari masih membuatnya trauma. Dan dia ingat, dia masih utang 90 tamparan lagi. Morgan tidak ada urusan dengan Robert. Dia datang untuk bicara dengan istrinya. Tapi, tanpa menyingkirkan Robert, dia tak akan bisa melakukannya. Lalu harusah dia mematahkan tangan Robert seperti dia mematahkan tangan s
Baca selengkapnya
Pembangkangan Agnes
Sekitar jam delapan malam, di kediaman Keluarga Wistara…Orang-orang berkumpul di meja makan. Hidangan-hidangan mewah tersaji di hadapan mereka.Tapi belum seorang pun boleh menyantapnya. Mereka tengah menunggu kedatangan Arman Wiryaguna, tamu kehormatan mereka.Tadi Joseph telah menghubungi Arman via chat untuk memberitahukan soal Agnes yang telah pulih.Awalnya tak ada respons dari Arman, tapi setelah Joseph mengirimkan juga foto dan video yang menunjukkan sosok Agnes saat ini, barulah respons itu datang.Arman sempat bertanya apakah sosok itu sungguh-sungguh Agnes atau bukan, sebab bahkan sejauh yang dia ingat Agnes tak pernah terlihat secantik dan semenawan itu.Arman juga sempat mengancam akan memutus total hubungannya dengan Keluarga Wistara jika foto dan video itu hasil editan, sebelum akhirnya dia percaya dan bersedia datang memenuhi undangan Keluarga Wistara.Bagi Keluarga Wistara, khususnya Henry dan Joseph, kedatangan Arman malam ini sungguh penting.Henry membutuhkan Arman
Baca selengkapnya
Janji Gila 5 Triliun
"Agnes, jaga bicaramu! Jangan membuatku malu!" hardik Henry, yang kini juga berdiri. Kalau saja tak ada Arman bersama mereka, dia sudah menghampiri putrinya itu dan menamparnya. "Aku sudah muak, Papa! Aku sudah muak dijadikan alat oleh kalian! Aku sudah muak dipaksa berkorban untuk kepentingan kalian! Ini hidupku! Aku yang memutuskan apa yang kuinginkan!" bantah Agnes. Pembangkangan Agnes ini sungguh mengejutkan Keluarga Wistara. Terlebih lagi, dia berani mengutarakan protesnya kepada Henry langsung, di hadapan semua orang. Agnes tak pernah seperti ini sebelumnya. Dia adalah anak pemalu yang lebih memilih memendam ketidaknyamanannya ketimbang mengungkapkannya. Apa yang terjadi padanya, sampai-sampai dia memberontak seterang-terangan ini? "Agnes, aku minta kau menghormati tamu kehormatan kita. Dia menyempatkan diri ke sini, memenuhi undangan kita. Perbaiki sikapmu!" tegas Henry. Wajahnya memerah karena amarah. Rasa-rasanya dia tak pernah semarah ini sebelumnya kepada putrinya it
Baca selengkapnya
Kekacauan di Bar
“Sekarang apa yang mau kau katakan, hah? Kau minta maaf pun sudah terlambat. Kau telah menghina ayahku di hadapan Keluarga Wistara. Sekarang kau akan menghadapi konsekuensinya! Cuih!”Pria berbadan besar itu meneriakkannya lantas meludahi wanita itu. Dia tampak tak sedikit pun peduli pada orang-orang di bar yang menyaksikan apa yang dilakukannya itu.Malahan, kini dia menendang wanita itu di punggungnya, sehingga wanita itu mengaduh dan tersungkur untuk kedua kalinya.“Bangsat! Orang seperti dia harus diberi pelajaran!” kata Kris, hendak bangkit dari kursinya.Tetapi Morgan menahannya. “Biar aku saja,” katanya.Kris kembali merapatkan pantatnya di kursi, mengamati Morgan yang berjalan dengan penuh wibawa ke arah keributan terjadi.Meski dia tak mengatakan apa pun, dengan sendirinya orang-orang menyingkir memberinya jalan.Saat ini aura mengerikan memang menyeruak dari tubuhnya.“Hey kau! Tidakkah memalukan orang dengan badan besar sepertimu menganiaya seorang wanita?” seru Morgan.Si
Baca selengkapnya
Serigala Terkuat yang Pernah Ada
Terlemparnya ketiga pria itu disusul terlemparnya beberapa pria lain.Sebab mereka semua berbadan besar, setiap kali mereka menghantam apa pun saat terlempar itu kerusakan yang ditimbulkan lumayan signifikan.Bar yang semula tertata rapi itu kini begitu berantakan. Para pengunjung bar masih mengamati kekacauan di hadapan mereka ini dengan tegang.“Bagaimana cara kita keluar dari sini?”“Aku takut.”“Di mana para satpam bar? Kenapa kekacauan seperti ini dibiarkan?”“Agaknya ini situasi luar biasa. Pintu depan sampai dijaga ketat.”“Kita tak bisa ke mana-mana.”Begitulah orang-orang itu berujar. Mereka melihat pria-pria berbadan besar terlempar itu mulai bangkit dan kembali menerjang Morgan.Morgan sendiri, bertahan di pusat lingkaran pengepungan, meladeni setiap orang yang menyerangnya dengan serangan, dan sejauh ini, terbukti dia unggul.Pria-pria berbadan besar yang dihantam dan dilemparnya itu terlihat menderita luka-luka di berbagai titik, sedangkan Morgan sendiri masih bersih.Bah
Baca selengkapnya
Pahlawan Kota HK
Joni Si Besi benar-benar tak percaya pada apa yang dilihatnya.Kakak angkatnya, yakni Berry Si Serigala, berlutut di hadapan pria yang sedang membuatnya kesakitan.Dan bukan hanya itu, kakak angkatnya pun memelas meminta pria ini memaafkan dirinya, seolah-olah dia telah melakukan kesalahan yang teramat fatal.Ada apa sebenarnya ini?“Berry Si Serigala, aku lihat kau masih belum menyambungkan tangan kananmu. Kau datang ke sini atas permintaan orang ini?” celetuk Morgan.Nada bicaranya angkuh, menunjukkan kalau dia berada di atas si pemimpin Serigala Hitam itu.Tentu saja, situasi ini membuat bingung Joni. Apa yang dlihatnya ini sungguh di luar nalar.“Abang, apa yang Abang lakukan? Kenapa Abang malah berlutut di hadapan orang ini? Dia sudah berani-beraninya menyakiti adik angkatmu ini, Bang! Seharusnya Abang hajar dia!” cerocos Joni.Tak ada respons dari Berry. Dia masih berlutut dan membungkuk. Justru Morgan yang merespons, lagi-lagi dengan memelintir tangan Joni sampai pria itu kini
Baca selengkapnya
Skandal yang Sulit Dipercaya
Dibantu Kris yang mengemudi, Morgan mengantar Vivi ke apartemennya.Kris memilih menunggu di mobil di luar gedung apartemen sementara Morgan menemani Vivi masuk.Karena kondisi Vivi masih mengkhawatirkan, Morgan memutuskan untuk ikut masuk ke unit apartemen yang ditinggali wanita itu.Unit tersebut cukup luas, terdiri dari dua kamar dan satu ruang tamu yang tersambung dengan dapur.Morgan awalnya membantu Vivi ke toilet. Dia perlu membersihkan noda-noda darah yang mengering di wajah Vivi.Barangkali masih syok, Vivi benar-benar terlihat lemas. Saat hendak mencuci muka lewat aliran air dari keran, dia seperti akan jatuh tersungkur.Morgan dengan sigap menangkap Vivi dan menariknya. Tanpa sengaja, tangannya menyentuh bulatan kenyalnya Vivi.Pipi Vivi yang semula putih pucat langsung merona merah. Morgan pun merasakan ketidaknyamanan, sehingga dia lekas melepaskan rangkulannya.Vivi kemudian membasuh mukanya, berkali-kali, sampai dia yakin noda-noda darah yang mengering itu sudah tanggal
Baca selengkapnya
Sanjungan-Sanjungan untuk Arman
Dua hari berlalu. Tibalah momen yang ditunggu-tunggu oleh para pebisnis elite di Kota HK.Saat ini, lebih dari seratus orang berkumpul di hall gedung kantor pusat Charta Group.Mereka adalah perwakilan dari perusahaan-perusahaan yang berharap dipilih untuk menggarap tender prestisius yang ditawarkan Charta Group.Tentu saja, di antara orang-orang itu ada Arman. Dia hadir mewakili ayahnya yang tak bisa datang karena sedang ada urusan bisnis penting di beberapa negara di Eropa.“Aku dan ayahmu berteman baik, Arman. Kuharap, siapa pun yang memenangi lelang tender ini, hubungan kita akan tetap baik.”“Perusahaan induk milikku dan perusahaan induk ayahmu telah menjalin kerjasama selama belasan tahun. Selepas lelang ini, semoga kerjasama itu terus terjalin.”“Jangan khawatir, Arman. Kalaupun perusahaanku yang memenangkan lelang tender ini, aku pastikan aku akan membagi keuntungannya dengan perusahaan-perusahaan ayahmu, lewat kerjasama-kerjasama yang strategis.”Begitulah orang-orang yang du
Baca selengkapnya
Anjing Lebih Baik Dariku?
Agnes menatap Morgan dengan bingung.“Morgan, sedang apa kau di sini?” tanyanya.Morgan, yang juga menatap Agnes dengan bingung, balik bertanya,“Kau sendiri sedang apa di sini? Ayahmu dan kakak-kakakmu juga di sini?”Dua orang itu saling melempar pertanyaan dan tatapan keheranan.Sesaat, kecanggungan terasa sekali di antara mereka.Sampai akhirnya, sorot mata Agnes berubah. Dia lalu melengos meninggalkan Morgan.“Agnes, tunggu!” seru Morgan, mengejar istrinya itu.Karena langkah-langkahnya yang cepat dan lebar, Morgan berhasil menyusul Agnes.Dia lantas mengadang Agnes dan menaruh kedua tangannya di bahu Agnes.“Katakan padaku, apakah Wistara Group sedang menghadiri lelang tender yang diadakan Charta Group?” tanya Morgan.Agnes menatap Morgan dengan kesal, lalu berkata, “Iya. Kami sedang menghadirinya. Sekarang lepaskan aku!”Agnes sedikit berteriak, sehingga Morgan pun mau tak mau melepaskan istrinya itu.Agnes lantas pergi dengan langkah-langkah yang lebih cepat daripada tadi.Morg
Baca selengkapnya
Amplop Hijau Berisi Kejutan
Arman menoleh dan kulit mukanya langsung pucat.“K-kau! Kenapa kau bisa ada di sini?” Morgan menjawabnya dengan meremas bahu Arman kuat-kuat, membuat pria manja itu meringis kesakitan.“Apa tadi yang kau bilang? Coba katakan sekali lagi!” desis Morgan.Arman terus meringis kesakitan. Kalau saja dia tidak sedang berada di antara orang-orang penting, dia mungkin sudah berteriak dengan kencangnya.“Apa yang kau lakukan di sini? Bagaimana bisa kau ada di sini? Tempat ini bukan untuk orang miskin sepertimu!” kata Henry.Robert dan Joseph, juga istri mereka, langsung menoleh. Mereka pun terheran-heran kenapa Morgan ada di acara lelang paling prestisius di Kota HK ini.“Kurang ajar kau, Morgan! Kau pasti ke sini untuk membawa putriku lagi, kan? Kali ini tak akan kubiarkan! Tak akan kubiarkan kau menyentuh putriku!” Melisa mengatakan itu.Morgan menatap ayah dan ibu mertuanya itu dengan malas.Sial sekali bahwa pasangan suami-istri yang menyebalkan ini adalah orang tua dari wanita yang dicin
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
31
DMCA.com Protection Status