All Chapters of Gadis yang Tertawan: Chapter 21 - Chapter 30
80 Chapters
Gadis yang Tertawan bab 21
Xander sudah bisa berbaur dengan para buruh dan beberapa tahanan seperti Dara. Orang-orang itu juga tidak merasa keberatan. Xander hanya menjadi pendengar, jarang sekali ia membuka mulut untuk berbicara.Di ruangan lainnya, Sundari terlihat sangat cantik mengenakan kebaya berwarna hitam. Pagi ini ia mendapatkan undangan minum teh bersama Kolonel Harland. Di atas meja kayu yang berbentuk bulat—aroma wentelteefjes dengan topping kayu manis, gula, dan sirup sangat menggugah selera. Secangkir kopi dituangkan dari teko berbahan keramik.Kolonel Graff melihat arlogi yang menggantung di saku bajunya. "Kurasa waktu sangat cepat berlalu, maafkan aku, Nona. Ada pekerjaan yang harus aku lakukan. Kau nikmatilah sajian ini. Aku harus pamit.""Saya sedikit sedih, Kolonel. Aku kira kita akan berbicara lebih lama, aku sudah mulai bosan berbicara dengan Sati setiap harinya."Kolonel Graff terkekeh mendengar keluhan Sundari. "Kamu bisa mengajak para prajurit berbicara, Nona. Mereka tidak akan menyakiti
Read more
Gadis yang Tertawan bab 22
Di bawah panasnya matahari tropis, Dara menengadah wajahnya—menatap langit biru tanpa awan. wajahnya yang berkeringat memantulkan cahaya seperti butir-butir mutiara."Benar kata Bara, seharusnya aku memakai caping." Dara menyeka keringat yang menetes.Semenjak dua minggu yang lalu, ia di tempatkan di peternakan sapi perah dan kandang kuda yang terletak di dekat kebun tebu pabrik Marienberg. Bersama Diah dan beberapa wanita lainnya—mereka diberi tugas untuk mengumpulkan rumput-rumput segar.Dari jarak belasan meter, para prajurit yang mengawasi para pekerja menatap dengan pandangan lapar. Bahkan, tidak jarang di antara mereka ada yang melakukan pelecehan, dengan menepuk bokong buruh yang tidak sengaja mendekat. Dara mengambil ranting dari pohon waru yang ujungnya cukup tajam. "Akan aku congkel keluar bola mata mereka kalau berani macam-macam!""Semuanya berkumpul, kita akan kembali ke peternakan!" teriak salah seorang pengawas.Semua pekerja segera mengikat rumput yang berhasil mereka
Read more
Gadis yang Tertawan bab 23
Saat tangisan Diah sudah mereda dan merasa lebih tenang, mereka memutuskan untuk segera pulang. Dara dan Diah berjalan di belakang Xander. derap langkah pria kaukasia itu membuat Dara menjadi gugup, bahunya yang lebar membuat gadis itu merasa terlindungi. Rasa gentar yang tadi menjalar kini perlahan menghilang.Tidak ada pembicaraan diantara mereka, Diah sibuk dengan pikirannya sendiri. Dara terus merangkul gadis itu. Hanya Xander yang sesekali menengok ke belakang untuk memastikan. Saat matanya tidak sengaja bersiborok dengan tatapan Dara, gadis itu segera menundukkan kepalanya."Di depan ada pertigaan, kiri, kanan, atau lurus? Aku belum hafal tempat ini?" tanya Xander memecah keheningan."Tempat tinggal kami ada di sebelah kiri, Tuan," jawab Dara buru-buru.Dari kejauhan, terlihat deretan rumah-rumah sederhana yang saling berhadapan, atapnya terbuat dari ijuk dengan tinggi tiga meter. Ada satu buah jendela yang membuat sirkulasi udara menjadi sedikit lancar, ubin dan dindingnya terb
Read more
Gadis yang Tertawan bab 24
"Bara!" sapa Dara dengan semangat."Dara, itu kau?""Bagaimana kabarmu, Bara?" Dara duduk diantara mereka."Aku baik-baik saja. Senang melihat kau ada di sini," jawab Bara.Senyum gadis itu terus mengembang, membuat Bara merasakan jantungnya berdetak lebih kencang. Meskipun kulit Dara terlihat lebih coklat dari terakhir kali mereka bertemu. Hal itu tidak mengurangi nilai kecantikannya. "Kau terlihat lebih dewasa dari pertemuan terakhir kita, tapi aku suka." Dara berkata dengan polosnya. Pipi Bara bersemu merah. "Ah rupanya diam-diam kau memperhatikanku, ya?"Dara tergelak mendengar jawaban Bara. "Perkataanmu itu seolah-olah mengatakan kalau aku adalah penggemarmu, Bara. Padahal semua orang dapat melihat perubahanmu.""Aku dengar kemarin Diah mengalami sesuatu yang kurang menyenangkan?" tanya Bara tiba-tiba."Kamu benar, Bara. Tapi kami baik-baik saja ... orang itu menyelamatkan kami lagi, aku tidak tahu kalau dia ada di tempat ini juga. Kukira dia akan ke Netherland." Dara menghela
Read more
Gadis yang Tertawan bab 25
Dara duduk dengan gelisah. Hujan yang menambah hawa dingin, nyatanya—tidak mampu menghentikan keringatnya yang terus bercucuran di dahi dan punggungnya. Ia cemas kepada waktu yang terus berjalan, para penjaga pasti akan memberikan hukuman, kalau sampai mengetahui ia belum ada di tempatnya saat melewati batas jam malam."Kau ingin membuatku buta, ha?!" Suara berat Xander membuyarkan lamunan Dara. Pria itu membawa kotak obat dan berjalanke luar dari kamarnya."Aku tidak sengaja! Tadi aku sangat takut, aku kira Anda orang yang ingin berbuat jahat, Tuan," sanggah Dara."Kau sangat bodoh jalan sendirian malam-malam begini! Kau mau kejadian kemarin menimpamu, ha? Kau ingin di bawa ke dalam hutan dan ditelanjangi?""A–aku baru saja selesai bekerja, dan ingin pulang ke tempatku." Dara sesekali melirik Xander yang tengah berdiri dengan berkaca pinggang."Lebih baik kau menginap di sana daripada harus membahayakan dirimu. Apa memang itu adalah hobimu?""Tentu saja tidak! Anda saja yang selalu m
Read more
Gadis yang Tertawan bab 26
Pagi itu cuaca cerah, sangat berbeda dengan hujan yang turun semalam. Matahari kekuningan merayap hati-hati di langit biru tanpa noda. Dara segera membantu menyelesaikan pekerjaan, suasana dapur terlihat lebih ramai dari biasanya, bahan makanan yang jumlahnya berkarung-karung dan berpeti-peti tampak baru diturunkan dari truk. Dara baru ingat, seharusnya ia menemui Sundari dan mengatakan pada wanita itu, kalau ia berhasil menemukan adiknya. Penginapan Sundari cukup jauh dari tempatnya saat ini, ia harus mencari cara. Saat Sidja terlihat hanya seorang diri, Dara menghampirinya."Aku harus mencari cara untuk bertemu kakakmu, Mbak. Dan mengabarkan tentang keberadaanmu di tempat ini." Dara pura-pura mengiris bawang seperti apa yang dilakukan Sidja agar tidak dicurigai."Kamu tenang saja, Dara. Aku sudah menyiapkan sebuah rencana," ucap Sidja dengan tersenyum simpul."Aku harap, rencanamu ini akan berhasil, Mbak. Sundari sangat menantikan kabar dariku, juga darimu." Dara dan Sidja berkata
Read more
Gadis yang Tertawan bab 27
Dara sudah putus asa saat acara pesta yang berlangsung hingga tengah malam itu, sudah usai hampir satu jam yang lalu. Para tamu undangan sudah pulang, dan beberapa pelayan membereskan bekas sisa-sisa keramaian. Dara menghadap wanita gemuk itu."Sudah kubilang jangang membuat kesalahan sekecil apa pun, tapi kau tuli dan bodoh," caci si pengawas."Pukul dua puluh kali di telapak tangannya!"Seorang gadis lain mengayunkan sebatang rotan dengan sepenuh tenaga pada telapak tangan Dara. Gadis itu meringis menahan sakit. Air matanya jatuh sekali saat pukulan yang kesepuluh, setelahnya tidak ada tangisan atau suara yang keluar dari mulut Dara.Ia menahan rasa sakit itu dalam diam. Luka itu lama-lama menjadi biru. Sesekali darah mengalir dari telapak tangannya yang terkena pukulan paling parah. Teman-teman Dara memandangnya dengan tatapan iba. Dara masih bisa tersenyum pada mereka, seakan lewat senyuman manis dari bibirnya, mengatakan bahwa ia baik-baik saja. Tidak seperti saat datang ke pest
Read more
Gadis yang Tertawan bab 28
Diah menerima bungkusan pemberian Xander dan terlihat begitu penasaran. Bahkan, Diah ingin segera membuka dan melihat isinya."Obat untuk gadis yang bermulut pedas itu. Ini dari klinik perkebunan.""Terima kasih, Tuan. Terima kasih banyak." Diah terlihat senang dan membungkuk beberapa kali.Pandangan Dara semakin kabur, kakinya tidak kuat lagi untuk berdiri terlalu lama, bajunya sudah basah dengan keringat dingin. Tiba-tiba semua yang dilihatnya menjadi gelap.Gadis itu pingsan tidak sadarkan diri. Sebelum ia benar-benar jatuh ke tanah, tangan kekar Xander dengan cepat meraih tubuh Dara dan menggendongnya ke kamar."Gadis ini selalu saja menyusahkan!" Xander membaringkan Dara ke dipan tanpa kasur. "Berikan obat-obatan dari klinik, ada obat penghilang nyeri dan juga salep. Aku akan mengurus ijinnya agar bisa beristirahat beberapa hari ke depan," ucap Xander seraya memperhatikan kondisi Dara. Beberapa orang yang satu tempat tinggal dengan gadis itu, terlihat berdiri di ambang kamar. A
Read more
Gadis yang Tertawan bab 29
Rumini memaksakan senyumnya dan menatap Ananta dengan pandangan yang rumit. Ia menghapus bulir bening di pipinya, dan mengelus perutnya yang datar. Ananta menyaksikan semua itu dengan perasaan campur aduk. Hatinya begitu perih."Tidak! Kalau itu mau bapak, aku akan menuruti, aku akan mengambil keuntungan dari keinginannya. Apakah, Mas mau Maafkan aku kalau suatu hari nanti aku menjadi anak yang durhaka?" tanya Rumi dengan suara yang berat.Ananta menangis dan bersujud di kaki adiknya, sekali lagi ia merasa telah menjadi orang yang gagal. Gagal dalam melindungi orang-orang yang ia sayangi. Parahnya, musuhnya sendiri adalah ayah kandungnya. "Lakukan, Rum. Lakukan kalau itu bisa melegakan hatimu."Malam ini Ananta memutuskan untuk berdiam diri di dalam kamarnya, ingin menjaga sang adik di rumah. Hasrat kepada minuman hilang begitu saja, untuk mengurangi kesedihannya karena ditinggal Dara, Ananta memilih mabuk-mabukan. Dan tidak memperhatikan adiknya yang tengah mengalami masalah.Keesok
Read more
Gadis yang Tertawan bab 30
Adu mulut anatara Dara dan teman serumahnya–Bena, menimbulkan keributan kecil. Beberapa pekerjaan sempat berhenti untuk sekedar melihat, Bena sengaja meninggikan suara dan berkata kasar guna mempermalukan Dara."Darimana aku tahu? Itu tidak penting! Sebaik-baiknya kau menyimpan bangkai, pasti tercium juga baunya!" sindir Bena."Jangan asal bicara kalau kau tidak tahu apa-apa!" balas Dara sengit, bagaimanapun ia memiliki sifat keras kepala dan harga diri, tidak terima jika asal dituduh, apalagi hubungan mereka tidaklah dekat. "Dara … Dara, kasihan sekali kau ini. Teman dekatmu yang menceritakan kepada kami. Lalu, bagaimana mungkin perkataanku mengada-ada!" Bena mendorong bahu Dara dengan jari telunjuknya."Teman dekat?" tanya Dara bingung, lalu ia menoleh pada Diah yang tampak pucat pasi. Beberapa kali gadis itu menghindari tatapan Dara."Apa yang dikatakan Bena benar. Kemarin Diah yang memberi tahu kami. Entah benar atau tidak, aku sendiri tidak peduli. Tapi, teman-teman kita yang la
Read more
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status