Semua Bab Satu Malam Bersama Kembaran Suamiku: Bab 11 - Bab 20
115 Bab
Bab 11
Sontak saja pria itu marah dengan apa yang dilakukan Aleena. Lampu yang semula mati kembali dihidupkan oleh wanita cantik berambut panjang. Kemudian melihat wajah pria yang ditendangnya."Mas Galuh!" seru Aleena sedikit berteriak. Dia langsung membantu suaminya berdiri, tapi bantuannya ditepis oleh Galuh. Wajah pria itu terlihat marah atas apa yang sudah dilakukan oleh sang Istri."Maaf, Mas. Aku gak tahu kalau itu kamu, aku kira ...." Ucapan Aleena menggantung karena tidak mungkin dia membeberkan kejadian yang sudah dikubur rapat-rapat. Jangan sampai Galuh mendengar nama Gala agar tidak curiga. "Siapa? Memang siapa lagi yang ada di rumah ini selain kita? Hah!" hardik Galuh tegas."Gak ada, Mas. Aku benar-benar minta maaf, aku menyesal," ujar Aleena lirih.Galuh masih menahan sakit di area sensitifnya, sebab istrinya menendang dengan begitu keras. Dia sedikit merintih kesakitan, tapi masih berusaha untuk tetap biasa saja. Setelah menetralisir sakitnya, pria itu pergi begitu saja tan
Baca selengkapnya
Bab 12
Pria tampan itu tidak gampang untuk dikelabui, sebab gerak-gerik Aleena terus dipantau kemanapun pergi. Dia mengunyah makanan sembari melirik wanita yang dicintainya itu."Kamu tidak akan pernah bisa pergi dariku," ujar Gala menyeringai.Aleena terdiam, kali ini wanita tersebut benar-benar tidak tahu harus berbuat apa. Hanya bisa diam sembari memperhatikan Gala yang mungkin saja bisa lengah."Dari pada kamu bingung pergi dari hidupku, lebih baik terus bersamaku dan temani aku. Kalau kamu mau menurut, aku tidak akan membuatmu sedih," ujar Gala mulai bernegosiasi."Aku akan menemanimu, tapi dengan satu syarat. Kamu tidak boleh berbuat hal menjijikkan itu lagi denganku," ucap Aleena berharap Gala mau mengerti.Kakak iparnya sontak tertawa mendengar apa yang dikatakan oleh Aleena. "Tidak semudah itu untukku menyerah, kamu bisa saja pergi dariku kali ini. Namun, jangan pernah berharap kamu bisa lepas dariku." Gala berbicara penuh keyakinan. Pria itu sebenarnya tidak jahat, hanya saja cint
Baca selengkapnya
Bab 13
Tangannya memegang pipi yang memerah bekas tamparan suaminya. Kali ini dia tidak mengerti apa kesalahan yang telah dibuat."Apa salahku, Mas?" tanya Aleena meminta kejelasan."Kamu masih tanya salahmu apa? Kamu gak lihat? Bahkan sarapan di atas meja sudah tandas? Aku lapar!" hardik Galuh keras.Gala yang melihat wanita yang dicintainya meringis kesakitan iba, tidak tega melihat Aleena sengsara. Namun, pria itu tidak mungkin datang seperti pahlawan membela. Dia tahu kalau kehadirannya akan membuat Galuh semakin murka pada wanita yang terlihat tidak berdaya."Maaf, Mas. Aku kira kamu tidak mau sarapan, jadi aku habiskan makanannya," dusta Aleena karena tidak mungkin mengatakan kalau Gala yang membantu menghabiskan makanan di atas meja. "Wah ... jelas-jelas aku gak pamit. Kenapa kamu lancang sarapan sebelum memastikan aku keluar dalam keadaan kenyang? Kamu memang benar-benar istri tidak tahu diri!" pekik Galuh, netranya memerah. Amarah dari raut wajahnya terlihat jelas. "Maafkan aku, M
Baca selengkapnya
Bab 14
"Tenang, Aleena. Tenang, ada aku di sini yang akan selalu menjagamu." Gala memeluk erat Aleena, walaupun wanita itu sempat menolak serta memberontak."Aku capek, kenapa dia tidak pernah mau bersikap baik padaku. Walaupun cuma sebentar," tangis Aleena pecah. Dia sudah tidak kuasa menyimpan penderitaannya seorang diri. Semua keluh kesah akhirnya keluar dari mulutnya, tapi Gala masih bersikap seperti biasa karena sudah tahu yang sebenarnya."Kamu tenang dulu, kalau memang menangis bisa meringankan beban yang ada dalam hatimu, lakukanlah." Gala mengelus rambut Aleena dengan lembut. Hati wanita cantik berambut sedikit gelombang perlahan tenang, ada kehangatan yang tidak pernah didapatkan olehnya dari Galuh. Sejenak terbersit dalam hati lagi, kenapa bukan Gala saja yang menjadi suaminya? Isak tangis Aleena belum berhenti juga, dia meluapkan semuanya kecewa dalam hati lewat air mata. Tidak ada lagi rasa gengsi atau marah pada kakak iparnya, kecuali rasa nyaman. Gala tidak berani berjanji at
Baca selengkapnya
Bab 15
Sayangnya Aleena diusir oleh Galuh karena dianggap sudah mengganggu urusannya dengan adik iparnya. Sang istri diminta masuk untuk menyiapkan makanan karena perutnya sudah lapar.Mau tidak mau Aleena pergi meninggalkan mereka berdua, dia menghangatkan kembali makanan yang sudah dingin agar bisa dikonsumsi oleh suaminya."Apa yang sebenarnya mereka bicarakan? Kenapa mereka terlihat akrab sekali?" cecar Aleena sembari menghangatkan ayam goreng di atas wajan. Pekerjaannya belum selesai, Galuh justru memanggil Aleena dari ruang makan."Kenapa lama sekali? Aku lapar!" hardik sang Suami."Sebentar lagi selesai, Mas. Tunggu dulu ya, sabar." Aleena meminta maaf agar tidak dimarahi lagi. "Cepat! Jangan sampai aku naik pitam lagi." Galuh menjelaskan. Emosinya masih belum stabil, jadi bisa saja Aleena akan mendapatkan pukulan lagi darinya.Wanita cantik bernama Aleena kembali ke dapur untuk menghangatkan makanan yang masih tersisa. Selesainya, wanita cantik kembali menata makanan tersebut di at
Baca selengkapnya
Bab 16
Sudah berusaha untuk membujuk, tapi Aleena gagal. Pria itu memintanya agar tetap di rumah, sedang dirinya akan pergi untuk bertemu dengan Tasya. Untuk pertama kalinya, wanita cantik berlesung pipi itu sudah tidak tahan dengan tingkah suaminya. Dia pun mulai mengajukan protes."Semua ini gak adil, Mas. Kamu enak-enakan jalan sama Tasya. Sedangkan aku harus di rumah terus, aku juga ingin menikmati hidup, Mas!" protesnya setelah Galuh selesai berbicara dengan Tasya lewat panggilan telepon."Kamu sudah berani protes sekarang?" Galuh segera menarik tangan Aleena, lalu mengunci wanita itu dari luar kamar."Buka pintunya, Mas!" teriak Aleena, tapi tidak dihiraukan oleh suaminya. Pria itu tersenyum puas dan berlalu pergi meninggalkan istrinya.Air mata Aleena sudah mengering, dia berusaha mencari cara agar bisa keluar dari kamar itu secepatnya. Untuk merilekskan pikiran serta meredam amarah, wanita cantik tersebut duduk di atas tempat tidur. Lain hal dengan Galuh yang sudah siap pergi bersam
Baca selengkapnya
Bab 17
Gala menggoyangkan tubuh Aleena agar wanita itu sadarkan diri. Namun, tidak ada respon apa pun."Bangun, Aleena. Apa yang sudah terjadi? Kenapa kamu bisa begini?" Gala terus berusaha membuat Aleena bangun. Segala macam cara sudah dilakukan, hingga wanita itu membuka mata. "Kamu ngapain di sini?" tanya Aleena kaget melihat Gala yang tiba-tiba ada di hadapannya."Aku cuma ingin melihat keadaanmu saja, Aleena. Aku khawatir, ternyata firasatku benar. Dia tidak memperlakukanmu dengan baik lagi. Apa yang sudah terjadi? Kenapa kamu bisa seperti ini?" cecar Gala tidak terima. Sungguh di luar dugaan, jawaban Aleena bikin pria itu melongo. "Aku cuma capek, lalu ketiduran. Memang begitu kalau aku tidur, ketika kecapean." "Tapi kamu sudah seperti orang mati!" Gala berbicara lantang."Kamu berlebihan, Gala. Gak usah terlalu menghawatirkan diriku. Sebaiknya kamu pergi dari sini sekarang juga, terima kasih karena sudah membantuku membuka pintu yang terkunci dari luar." Aleena sangat berterima ka
Baca selengkapnya
Bab 18
Masih terngiang di telinga Aleena saat dirinya meminta pada Galuh untuk makan di tempat elit tersebut. Namun, ucapan sang suami berhasil membuatnya bersedih serta sakit hati."Kamu itu cuma kalangan kelas bawah, jadi gak cocok makan di sana. Hanya malu-maluin saja, mending kamu makan di tempat yang biasanya kamu nongkrong sama teman arisanmu. Mereka 'kan, sama dengan kamu. Sama-sama dari kelas tengah ke bawah." Kalimat itu tidak bisa dilupakan Aleena. Padahal Galuh sendiri sering ke sana bersama Tasya dan teman wanita lainnya. "Memang aku seburuk itu ya?" Aleena bermonolog, hingga Gala menyahut pelan."Dari segi apanya buruk? Siapa yang bicara kamu buruk?" cecar Gala mengira sedang diajak bicara oleh Aleena. "Oh, gak ada." Wanita cantik itu berkilah. Pikirannya kembali mengingat perlakuan Galuh yang selalu memandangnya sebelah mata. Kadang merasa heran, kenapa juga pria itu mengajaknya menikah dulu kalau pada akhirnya disia-siakan? Kalau saja nasibnya akan seperti ini, mungkin Alee
Baca selengkapnya
Bab 19
"Cepat jalan!" bisiknya pada Gala yang tidak mengerti kenapa wanita cantik yang duduk di belakang memintanya untuk segera jalan padahal lagi lampu merah."Masih lampu merah, Aleena. Sabar dulu sebentar, memang ada apa?" tanya Gala penasaran."Di samping kita ada mobil mas Galuh, aku takut ketahuan." Aleena berbisik lagi. Kemudian, Gala melihat ke samping dengan samar."Dia tidak akan melihat kita, tenang saja." Gala meyakinkan Aleena agar tidak terlalu khawatir.Hatinya bergemuruh hebat, tapi tidak bisa berbuat apa pun selain menuruti omongan Gala. Selanjutnya, lampu hijau. Pria itu langsung mempercepat laju sepeda motornya. "Kita harus sampai terlebih dulu ke rumah sebelum Galuh di sana," kata Gala tetap fokus melihat ke arah depan. Tidak ada obrolan lagi antara mereka, sebab waktu kali ini sangat berharga. Hingga mereka sampai di rumah Aleena."Ayo cepat masuk!" ajak Gala menarik tangan Aleena. Pria itu mengunci kembali wanita yang dicintai di dalam kamar, lalu pergi mengendarai s
Baca selengkapnya
Bab 20
Kesal sudah pasti, tapi Aleena tetap masih diam saja. Tidak mungkin wanita itu bertengkar dengan suaminya ketika ada Tasya. Bisa-bisa wanita yang mengaku sahabat itu semakin tertawa puas akan benih-benih kehancuran rumah tangganya. Dia melangkahkan kaki ke dapur dengan sepiring nasi serta sepotong ayam goreng kecil. Juga kecap manis yang sudah ditaburi ke atas nasi putih itu. "Lihat saja, Mas. Aku akan melakukan yang aku inginkan dan membuatku bahagia, sebagaimana kamu melakukan itu padaku." Kesabaran Aleena benar-benar sedang diuji, bahkan rasa sabar itu sudah berangsur hilang sedikit demi sedikit. Dia tidak bisa terus menerus tinggal diam di saat diremehkan seperti ini. Dia menarik napas panjang, lalu mengembuskan secara perlahan. Buliran bening yang sudah ada di sudut netra, dia hapus begitu saja. Wanita cantik itu sudah tidak sudi untuk meneteskan air mata untuk suami yang tidak mau menghargai perasaannya.Hatinya bercampur aduk dengan semua kecewa yang diberikan sang suami. Dia
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
12
DMCA.com Protection Status