All Chapters of Istri Tawanan Duda Tampan: Chapter 21 - Chapter 30
111 Chapters
Cocok jadi Ayahku
Tiga hari berlalu, Elena mulai sedikit senang setelah mendengar kabar Darryl tentang sepupunya. Bagaimana pun, sekeras apa pun dia memikirkan cara untuk melarikan diri, dia masih belum mendapatkannya. Kemarin saja, dirinya hampir ketahuan saat hendak mengintip ke luar tembok dengan menggunakan tangga darurat. Hanya Marcell harapannya, walau dia juga tidak boleh menyerah di sini. "Elena, sepertinya kamu terlihat senang hari ini. Berbeda dari yang terakhir kali." Sebuah suara menegurnya. Elena yang sedang tersenyum sendiri memikirkan Marcell, seketika menoleh dan menatap Siena. Guru Ezekiel. Dua kali pertemuan mereka sebelumnya, telah membuat mereka menjadi sedikit lebih dekat. "Benarkah?""Iya, apa Tuan Darryl melakukan sesuatu?""Tidak, bukan itu." Elena menatap ragu wanita itu. Dia tidak tahu sejauh mana Siena tahu soal dirinya di sini, tapi dia perlu hati-hati. "Aku hanya sedang senang saja.""Kupikir Tuan Darryl melakukan sesuatu. Sebenarnya aku sangat terkejut saat melihatmu di
Read more
Tipuan Murahan
"Apa Anda kalah lagi?"Seorang pria mendekat dan tersenyum ke arahnya, tepat saat Marcell kalah berjudi. Layar permainan di depan Marcell menunjukkan kekalahannya. Namun yang jelas, kekalahan itu disengaja olehnya. Marcell telah menghabiskan sekitar dua juta uangnya untuk ini. Dia juga tentu tidak akan menyia-nyiakan uangnya yang lenyap begitu saja. Bibirnya tersenyum lembut membalas pertanyaan tersebut. "Ya, seperti yang kau lihat. Aku tidak beruntung hari ini. Uangku habis.""Malam masih panjang, apakah Anda akan menyerah secepat ini?"Marcell tersenyum dan mengedikkan kedua bahunya. "Sayang sekali, aku juga ingin memainkan permainan lain, tapi tidak ada lagi yang bisa dipertaruhkan.""Anda ingin mencoba permainan lain? Mungkin saya bisa membantu."Tertangkap. Marcell berusaha menyembunyikan senyum puasnya mendengar ucapan pria yang berada dekat dengannya. Dia tidak tahu apakah pria itu tahu dia pernah datang dan membuat kekacauan atau tidak. Namun yang jelas, ini adalah kesempata
Read more
Dikurung
Suara mesin mobil berhenti tepat pada tengah malam. Darryl memasukkan mobilnya ke dalam garasi dan keluar sambil mengusap kasar wajahnya. Dia melangkah masuk ke dalam rumah yang dalam keadaan sepi. Lampu juga masih menyala sebagian, tepatnya di ruang tengah. Hingga menyorot ke arah tangga. Darryl yang melihatnya lantas berjalan menuju lantai atas sambil mengandalkan cahaya lampu di ruang tengah. Dia berjalan hati-hati menuju kamarnya. Kamar Darryl berada di ujung dan sekarang dia ada di arah berlawanan, berada dekat kamar anaknya serta Elena. Sebelum berjalan menuju kamarnya, Darryl yang penasaran mendekati kamar Ezekiel dan membuka pintunya pelan-pelan. Lampu tidur menyala dan di ranjang terlihat sangat anak yang sedang terlelap. Perasaan Darryl sedikit tenang setiap kali melihat anaknya. Dia duduk sebentar sambil mengelus lembut puncak kepala Ezekiel. Darryl tersenyum membayangkan bagaimana anaknya saat besar nanti. Entah Ezekiel akan mirip istrinya atau lebih kepada dirinya. Namu
Read more
Ciuman Pertama
"Sialan! Darryl kau berengsek!"Elena mengumpat dan menatap langit-langit ruangan di mana dirinya tertidur. Dia tahu hari sudah berganti, tapi tidak ada cahaya matahari yang menerobos masuk sekarang. Semuanya hanya mengandalkan lampu sebagai penerangan. Sayangnya, cahayanya di sini tidak seterang di kamarnya. Ruang penyiksaan ini benar-benar pengap baginya. Elena ingin melarikan diri, tapi borgol itu membuatnya hanya bisa duduk dan terbaring di ranjang. Dia bahkan tidak bisa menjauh beberapa langkah dari ranjang. Pria itu mengekangnya.Ini semua gara-gara kecerobohannya kemarin. Elena merasa kesal dan menyesal karena bertindak tergesa-gesa. Harusnya dia melihat 'moment' yang tepat untuk melarikan diri, bukannya saat Darryl masih ada di sana dia kabur. "Aargghh! Sialan, aku ingin keluar ...."Elena putus asa. Tangannya yang diborgol kini kesakitan karena dia yang tidak bisa bergerak memaksakan diri untuk menarik borgolnya. Sepertinya borgol itu akan membuat lecet pergelangan tangannya.
Read more
Firasat Buruk
Enam hari berlalu. Elena masih berada di ruangan rahasia milik Darryl dan selama itu, dia tidak bisa melakukan apa-apa selain pasrah. Menerima setiap makanan yang diberikan Darryl atau pun Emma. Walau Elena sudah melakukan segala protes sampai berteriak hingga suaranya habis, Darryl akan berpura-pura tidak mendengarnya dan mengabaikannya. Ezekiel pun tidak terlihat. Harusnya anak itu mencarinya yang menghilang selama enam hari ini, tapi ternyata rumah lebih senyap dan tenang. "Apa aku sudah dibuang sekarang?" Elena tak bersemangat. Dia berbaring sambil menatap sekeliling ruangan yang terdapat beberapa barang aneh. Ruangan itu didominasi warna merah dah hitam. Ada cambuk yang tergantung di dinding bersama dengan rantai. Elena juga melihat senjata tajam. Entah itu hanya pajangan atau benar-benar berfungsi. Tak jauh dari ranjang yang ditidurinya, dia juga melihat sofa dengan bentuk aneh. Itu seperti sofa untuk pasangan suami-istri. Pipi Elena tiba-tiba memanas. Dia mengingatnya. Tema
Read more
Masuk Perangkap
"Besok, kita akan menemui pria itu dan membawa pulang Elena. Papa harus membantuku!" tegas Marcell pada ayahnya setelah mereka makan malam. Dia yang saat ini sedang duduk di depan TV, mengalihkan pandangannya pada sang ayah dan bersiap untuk menjelaskan rencananya. "Membawa Elena pulang? Kamu sudah punya uang untuk melunasinya?" Martin melirik putranya penasaran sambil meletakkan kakinya di meja. Dia bersandar dan tak begitu tertarik dengan ide putranya untuk membawa pulang Elena. Satu-satunya yang dia butuhkan adalah uang untuk membayar lunas utangnya. "Tidak.""APA! Lalu bagaimana kamu bisa membawanya?""Tentu saja dengan menipunya. Aku sudah bertemu dengan orang yang menahan Elena. Dia bernama Darryl. Dia pria tua menjijikkan dan arogan."Marcell sedikit kesal saat harus menjelaskan tentang pria yang ditemuinya satu minggu yang lalu. Dia masih ingat tatapan angkuh meremehkan. Pria itu memandangnya seperti seekor lalat. Sungguh, Marcell tidak bisa menebak bagaimana keadaan Elena ya
Read more
Jadilah Jalangku
BUGH!"Bangun!"Sebuah tendangan Darryl berikan pada seorang lelaki yang kini terduduk dan pingsan di depannya. Lelaki yang tidak lain adalah Marcell, dan kini, lelaki itu dalam kondisi dirantai. Darryl membawanya ke ruang bawah tanah salah satu gedung miliknya. Tempat yang tidak memiliki jendela dan hanya mengandalkan cahaya lampu. Tempat kotor dan juga tempat yang dipasang teralis besi layaknya sebuah penjara. Dulu, di sana Darryl biasa menghukum dan mengeksekusi orang yang berani menantangnya. Dia tak segan untuk menyiksanya lebih dulu, dan ini adalah kali pertamanya dia melakukan ini lagi, setelah sekian lama. "Buka matamu!"Darryl merenggut rambut lelaki itu. Hingga akhirnya kepala Marcell mendongak dan kesadaran lelaki itu pun perlahan pulih. Marcell membuka mata dan menatapnya. Saat itu juga, Darryl langsung melepaskannya dan berjongkok di depannya. Dia tersenyum melihat lelaki itu melotot. "Kau ... apa yang kau lakukan, berengsek!" teriak Marcell. Dia hendak maju untuk menye
Read more
Malam yang Panas
"Semua pilihan ada di tanganmu."Elena terdiam. Dia termenung beberapa saat ketika mengingat kembali ucapan Darryl tadi. Setelah dibebaskan pria itu dan keluar dari ruangan gelap, Elena kembali melakukan aktivitas biasa, termasuk menidurkan Ezekiel yang sudah seminggu ini tak dilihatnya."Tante? Kenapa, Tante? Tante pikirin apa?" tanya Ezekiel dengan raut penasaran. Dia memerhatikan Elena yang lebih banyak diam sejak keluar dari kurungan. Tentu saja itu membuat Ezekiel merasa khawatir, hingga dia lantas memegang tangan Elena. "Tante?""Ah, apa? Apa kamu mengatakan sesuatu?" Elena berkedip. Dia menatap Ezekiel yang belum menutup mata, meski telah dibacakan dongeng. Anak itu masih menatapnya. "Tante kenapa? Dari tadi kayaknya murung terus. Tante mikirin apa?""Tidak, Tante tidak memikirkan apa-apa."Elena berusaha tersenyum, walau terlihat kaku. Dia sungguh tidak bisa fokus pada Ezekiel gara-gara Darryl. Pikirannya sekarang hanya tertuju pada kakak sepupunya. Elena benar-benar mengkhaw
Read more
Kontrasepsi Darurat
Cup. Elena melenguh dalam tidurnya. Dia merasa terganggu saat merasakan sebuah kecupan di pundaknya. Sebuah tangan juga menyentuh dan mengelus tubuhnya dari atas hingga bawah. Elena juga bisa merasakan sesuatu menyentuh bokongnya yang telanjang, lalu disusul remasan kuat. Elena awalnya membiarkan, tapi dia langsung tersentak saat sebuah jari masuk menyentuh dirinya. Dia spontan menangkap lengan itu. "Tidak, tolong biarkan aku istirahat sekarang."Suara Elena terdengar lemah dan tak bertenaga, tapi dia memang benar-benar tak kuat lagi. Dia hanya bisa membuka matanya dan mengubah posisinya menghadap pria dewasa yang telah merenggut kegadisannya. Siapa lagi kalau bukan Darryl? Pria itu menatapnya dengan wajah puas karena baru saja mendapatkan apa yang diinginkan. Elena tidak bisa percaya, Darryl akan menunjukkan wajah seperti itu setelah membuatnya pingsan semalam. Pria yang dia kira akan memperlakukannya dengan lembut di malam pertamanya, justru malah kehilangan kendali dan meniduriny
Read more
Bermain-main dengan Perasaan
"Darryl!"Suara sapaan terdengar, membuat perhatian sang pemilik nama teralihkan dan melihat seorang pria yang tersenyum sambil melambaikan tangannya. Darryl pun berdehem dan lekas mendekati meja tanpa memedulikan tatapan beberapa wanita padanya. Senyum tipis tersungging sepanjang hari ini di bibirnya, hingga saat dia duduk, pria yang menyapanya langsung mengernyit. "Apa aku terlambat?""Tidak, tapi ada apa denganmu? Kau tersenyum?" Pria itu menatap Darryl dengan wajah anehnya. Tentu saja dia heran. Tidak ada angin, tidak ada hujan, melihat Darryl tersenyum adalah hal yang langka. "Bukan apa-apa. Jadi, ada apa denganmu? Kenapa kau memintaku bertemu, Mike?" tanya Darryl pada temannya. Dia menyandarkan tubuhnya di kursi sambil berpangku tangan. "Sebelum bicara, bagaimana kalau kita pesan makanan dulu? Kau pasti lapar.""Terserah. Lakukan saja."Darryl mengibaskan tangannya tak peduli. Ini memang sudah waktunya makan siang. Dia membiarkan Mike untuk memesankan makanan, sementara dirin
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status